Anda di halaman 1dari 25

IVAN ILLICH:

DESCHOOLING SOCIETY
Fahruddin Faiz

Media Resmi
Masjid Jendral Sudirman :
KRITIK:
SITUASI AMERIKA SELATAN & AMERIKA LATIN

• Kebijakan pendidikan di Amerika selatan dan Amerika latin yang


menganjurkan wajib belajar 12 tahun
• Mereka yang tidak mencapai pendidikan di sekolah selama 12
tahun akan dicap sebagai terbelakang.
• Di kedua wilayah tersebut, persekolahan justru melumpuhkan
semangat kaum miskin untuk mengurus pendidikan mereka
sendiri.
• Sekolah, di seluruh dunia, justru berdampak anti edukasi terhadap
masyarakat, karena sekolah lalu diakui sebagai satu-satunya
spesialis lembaga pendidikan.
“I shall define ‘school’ as age specific,
teacher-related process requiring full-time
attendance at an obligatory curriculum.
KRITIK: LEMBAGA SEKOLAH

▪ Pendidikan harusnya pengalaman belajar sesorang sepanjang hidupnya, namun


hak setiap orang untuk belajar dipersempit oleh kewajiban sekolah. Sekolah
mengelompokan orang dari segi umur, anak harus hadir disekolah, anak harus
belajar disekolah, dan anak hanya bisa diajar di Sekolah.
▪ Sekolah membagi masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial yang sangat tidak
egaliter, diskriminatif, sedemikian mekanistik namun memperkurus kemanusiaan
(dehumanisasi).
▪ Penyelenggaraan pendidikan di sekolah merupakan praksis yang tidak sebangun
dengan pendidikan itu sendiri.
▪ Seseorang di sekolah diberikan konsumsi pelajaran; bahwa belajar tentang dunia
lebih bernilai daripada belajar dari dunia, dan sekolah cenderung mengenalkan
pendidikan yang antirealitas dan tidak mencerminkan miniatur masyarakat
nyata.
Subscribe
KRITIK: MONOPOLI LEGITIMASI OLEH SEKOLAH

▪ Orang yang telah mengenyam pendidikan di sekolah dianggap telah


memiliki ketrampilan yang memadai yang ditandai dengan
diberikannnya ijazah oleh sekolah. Dalam pandangan Illich, sekolah
telah memonopoli ketrampilan/peran sosial yang seharusnya tidak
dilakukannya.
▪ Sekolah telah menyingkirkan orang-orang yang tidak setuju dengan
pandangannya. Sekolah hanya melayani kepentingan segelintir
masyarakat yang konsumtif-konsumeristik dengan mencetak serta
memasok tukang-tukang yang bisa diberikan instruksi untuk berbuat
sesuai dengan keinginan sekolah.
▪ Masyarakat telah “dipaksa” untuk selalu tunduk pada diskriminasi
yang didasarkan atas sertifikat atau ijazah mengenai ketrampilan yang
dimiliki seseorang.
Subscribe
KRITIK: SEKOLAH DAN KASTA INTERNASIONAL

• Kewajiban sekolah juga menentukan peringkat atau kasta-


kasta Internasional.
• Semua negara diurutkan seperti kasta dimana setiap
posisi suatu negara dalam pendidikan ditentukan dengan
jumlah rata-rata masyarakat bersekolah.
KRITIK: LENYAPNYA SUBSTANSI BELAJAR
• Sekolah membuat siswa menjadi tidak mampu membedakan proses dari
substansi karena sekolah telah mencampur-adukkannya
• Muncul keyakinan: semakin banyak pengajaran semakin baik hasilnya,
atau menambah materi pengetahuan akan menjamin keberhasilan.
• Murid menyamakan begitu saja pengajaran dengan belajar, naik kelas
dengan pendidikan, ijazah dengan kemampuan, dan kefasihan
menceritakan kembali dengan kemampuan mengungkapkan sesuatu yang
baru dan anak dibiasakan menerima pelayanan bukan nilai.
(ketergantungan pada pelayanan lembaga ini membuat mereka menjadi
sangsi akan kemampuan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri)
KRITIK: KURIKULUM TERSEMBUNYI

• Sekolah memiliki sebuah struktur, dimana struktur itu


mengisyaratkan pesan bahwa individu tak bisa menyiapkan diri untuk
hidup di masa dewasa dalam masyarakat tanpa melalui sekolah, apa
yang tidak diajarkan di sekolah berarti kecil nilainya atau tak bernilai
sedikitpun, dan apa yang dipelajari di luar sekolah tak layak diketahui.
• Ivan Illich menamakan struktur ini dengan Kurikulum Tersembunyi
dalam persekolahan, karena ia menjadi kerangka kerja sistem di mana
segala perubahan atas kurikulum dibuat.

Subscribe
KRITIK: PERILAKU ORANG TUA
• Dalam dunia pendidikan sekarang ini, orang tua anggap bahwa hanya
sekolahlah yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak
didiknya sehingga orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan
anaknya kepada guru di sekolah.
• Orang tua yang miskin, yang menginginkan anak mereka bersekolah,
kurang peduli akan apa yang ingin anak-anak mereka pelajari. Mereka
lebih peduli akan sertifikat dan uang yang akan mereka dapatkan
setelah tamat sekolah.
• Dan orang tua dari kelas menengah menyerahkan anak mereka ke
dalam asuhan guru supaya anaknya tidak sampai mempelajari apa yang
dipelajari anak-anak miskin di jalanan
Subscribe
KRITIK: POSISI PENDIDIK

 Sekolah membatasi kompetensi guru hanya sebatas wilayah kelas.


Membuat mereka menyimpan pengetahuan untuk diri mereka sendiri,
kecuali cocok dengan pengajaran hari itu. Informasi disimpan; Hak-hak
paten dilindungi korporasi, rahasi-rahasia dijaga oleh birokrasi, dan yang
tidak berkepentingan ditolak oleh lembaga-Lembaga dan profesi-profesi.
 Para guru berijasah mendepak tiap individu tak berijasah. Tak seorangpun
diberi keleluasaan untuk mendidik diri sendiri atau diberi hak untuk
mendidik orang lain tanpa ijazah.
 Sekolah menjual: kurikulum, pendidik sebagai distributornya.
KRITIK: KURIKULUM

• Sekolah menjual kurikulum, sebundel materi yang dibuat menurut proses


yang sama dan mempunyai struktur yang sama sebagaimana barang
dagangan lainnya. Produksi kurikulum bagi kebanyakan sekolah dimulai
dengan penelitian yang konon ilmiah. Hasil kurikulum ini adalah
sebundel makna yang telah direncanakan, sepaket nilai, suatu
komoditas. Daya tarik yang sebanding dari komoditas ini
memungkinkannya layak untuk menjual kepada sejumlah orang. Ini
dipakai sebagai dasar untuk membenarkan besarnya biaya produksi
kurikulum tersebut.
• Murid sebagai konsumen diajar untuk menyesuaikan keinginan mereka
dengan nilai yang dapat dipasarkan. Maka mereka dikondisikan untuk
merasa bersalah jika mereka tidak berperilaku sebagaimana diprediksi
oleh penelitian konsumen dengan angka rapor dan sertifikat yang akan
menempatkan mereka pada pekerjaan yang telah diramalkan untuk
mereka.
Subscribe
What Does school really teach children?

1. Truth Comes From Authority


2. Intellegence is the ability to remember
and repeat
3. Accurate memory and repetition is
awarded
4. Non-compliance is punished
5. Conform: Intellectually and socially

Subscribe
“SCHOOL IS THE ADVERTISING AGENCY
WHICH MAKES YOU BELIEVE THAT YOU
NEED THE SOCIETY AS IT IS.”
― Ivan Illich
SOLUSI: PENDIDIKAN YANG BERGUNA

 Pendidikan yang berguna adalah pendidikan yang menyadarkan sikap


kritis terhadap dunia dan kemudian mengarahkan perubahannya.
 Dalam menghadapi dunia, pendidikan diarahkan tidak hanya pada
kemampuan retorika yang bersifat verbal, akan tetapi juga mengarah
kepada pendidikan kelakuan yang bertumpu pada kemampuan
profesional. Untuk memiliki kemampuan itu tentunya harus dirangsang
sikap kritis terhadap kenyataan-kenyataan di sekelilingnya dan berbekal
dengan sikap kritis itu -melalui debat dan diskusi- akan ditemukan
berbagai yang dialaminya sendiri dan masyarakatnya.
 Dari self empowerment ke social empowerment.
 Membebaskan akses pada barang-barang dengan menghapus kontrol yang
selama ini di pegang oleh orang atau lembaga atas nilai-nilai pendidikan mereka.
 Membebaskan usaha membagikan keterampilan dengan menjamin kebebasan
mengajar atau mempraktekkan ketrampilan itu menurut permintaan.
 Membebaskan sumber-sumber daya yang kritis dan kreatif yang dimiliki rakyat
dengan mengembalikan kepada masing-masing orang, kemampuannya dalam
mengumpulkan orang dan mengadakan pertemuan. Suatu kemampuan yang kini
makin dimonopoli oleh lembaga-lembaga yang menganggap diri berbicara atas
nama rakyat.
 Membebaskan individu dari kewajiban menggantungkan harapan-harapan pada
jasa-jasa yang diberikan oleh profesi mapan manapun seperti sekolah, dengan
memberikan kesempatan belajar dari pengalaman teman sebayanya dan
mempercayakannya kepada guru, pembimbing, penasehat yang dipilihnya sendiri.
1. Pendidikan harus memberi kesempatan
kepada semua orang untuk bebas dan
mudah memperoleh sumber belajar pada
setiap saat.
TUJUAN 2. Pendidikan harus mengizinkan semua orang
PENDIDIKAN
YANG yang ingin memberikan pengetahuan
MEMBEBASKAN mereka kepada orang lain dengan mudah,
demikian pula bagi orang yang ingin
mendapatkannya.
3. Menjamin tersedianya masukan umum yang
berkenaan dengan pendidikan.
SOLUSI: PENDIDIKAN DEMOKRATIS
• DEMOKRASI DALAM MEMPEROLEH PENDIDIKAN: Tidak ada kelas-kelas dalam
masyarakat, semua masyarakat berhak untuk mendapatkan pendidikan, dan
pendidikan tidak harus didapat dari sekolah, tapi anak didik bisa medapatkannya dari
lingkungan.
• DEMOKRASI DALAM SISTEM PEMBELAJARAN: Pelibatan siswa dalam proses
pembelajaran, yang tidak sekadar membuat mereka aktif dalam proses
pembelajarannya, tapi juga mereka diberi kesempatan dalam menentukan aktivitas
belajar yang akan mereka lakukan, bersama-sama dengan guru mereka.
• DEMOKRASI DALAM PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN: Memperbesar partisipasi
masyarakat dalam pendidikan, tidak sekadar dalam konteks retribusi uang
sumbangan pendidikan, tapi justru dalam pembahasan dan kajian untuk
mengidentifikasi berbagai permintaan stakeholder dan user sekolah tentang
kompetensi siswa yang akan dihasilkannya.

Subscribe
PEROMBAKAN SISTEM

 Perlu perombakan/pembaharuan berskala besar


dan segera di dalam masyarakat, dengan cara
menghilangkan persekolahan wajib.
 Sistem persekolahan formal yang ada harus
dihapuskan sepenuhnya dan diganti dengan
sebuah pola belajar sukarela dan mengarahkan
diri sendiri; akses yang bebas ke bahan-bahan
yang dibutuhkan.
 Pendidikan serta kesempatan-kesempatan
belajar mesti disediakan, namun tanpa sistem
pengajaran wajib.
JARINGAN KESEMPATAN (OPPORTUNITY WEB)
• Jasa referensi objek-objek pendidikan yang mudah diakses untuk kegiatan belajar yang
tersedia bagi siswa untuk kegiatan magang atau kegiatan di luar jam sekolah, misalnya
perpustakaan, agen penyewaan, laboratorium, ruang pertunjukan seperti museum dan
teater, juga yang bisa digunakan sehari-hari di pabrik, bandar udara, atau sawah
ladang.
• Pertukaran keterampilan yang memungkinkan orang untuk mendaftarkan keterampilan
mereka, dan dengan syarat apa mereka mau menjadi model untuk orang lain yang
ingin mempelajari keterampilan ini, serta alamat di mana mereka bisa dihubungi.
• Mencari teman sebaya yang cocok, yaitu suatu jaringan komunikasi yang
memungkinkan orang memaparkan kegiatan belajar yang ingin mereka ikuti, dengan
harapan menemukan pasangan yang cocok untuk kegiatan belajar mereka.
• Referensi kepada pendidik yang terdaftar dalam sebuah buku petunjuk yang memberi
alamat dan jati diri para professional dan ahli-ahli yang tidak terikat dengan suatu
lembaga tertentu, dan syarat untuk bisa memperoleh pelayanan mereka.
TIGA PERAN GURU

 Guru sebagai pengawas; bertindak sebagai pemimpin upacara. Ia menuntun para


murid melewati upacara berliku-liku yang melelahkan, menjaga agar aturan benar-
benar ditaati tanpa keinginan untuk menghasilkan pendidikan yang mendalam,
melatih murid-murid untuk mengikuti kegiatan rutin tertentu.
 Guru-sebagai-moralis; mengganti peran orang tua, Tuhan, atau negara. Ia
mengajarkan anak-anak tentang apa yang benar atau salah dari segi moral, tidak
saja di dalam sekolah melainkan di dalam masyarakat luas. Ia berperan sebagai
orang tua bagi setiap anak dan karena itu menjamin bahwa semua mereka merasa
sebagai anak-anak dari negara yang sama.
 Guru-sebagai-ahli-terapi; merasa punya wewenang untuk menyelidiki kehidupan
pribadi setiap murid untuk membantunya berkembang sebagai seorang pribadi.
Kita semua telah belajar sebagian apa yang kita
ketahui justru di luar sekolah. Belajar bagaimana bisa
hidup, belajar berbicara, berpikir, merasa, mencinta,
bermain, menyembuhkan diri, berpolitik, dan bekerja
tanpa campur tangan guru.
Media Resmi
Masjid Jendral Sudirman :
Subscribe
“TO HELL WITH THE FUTURE.
IT'S A MAN-EATING IDOL.”
IVAN ILLICH

Media Resmi
Masjid Jendral Sudirman :

Anda mungkin juga menyukai