Anda di halaman 1dari 20

Open Education dan

Deschooling Society
Abu Yazid Raisal
Pendidikan Terbuka
• Pendidikan Terbuka dipelopori oleh John Holt
• Menurut Holt, anak-anak itu pintar, energik, penuh rasa ingin tahu, ingin
sekali belajar, dan baik dalam belajar.
• Mereka tidak perlu dikelabuhi, ditarik, atau dipaksa untuk belajar.
• Campur tangan yang berkelanjutan dan tidak dibutuhkan terhadap urusan
anak-anak membatasi kesempatan anak untuk berkembang sebagai
manusia yang cerdas dan penuh kasih sayang.
Sekolah Menurut Holt
• Fungsi sekolah ditentukan oleh sifat dan kebutuhan anak.
• Sekolah memiliki tugas utama untuk mempromosikan perkembangan anak yang
ada.
• Holt mendorong guru-guru benar-benar untuk tujuan yang bersifar mendidik untuk
membantu semua anak untuk memperluas kapasitas terhadap kesadaran,
tanggungjawab, rasa ingin tahu, keberanian, rasa percaya diri, imajinasi,
kesabaran, akal daya, simpati, keahlian, kompetensi, dan pemahaman. Itu
merupakan beberapa kualitas yang akan memungkinkan sesorang memperoleh
kebebasan, martabat, dan kelayakan.
• Bagi Holt, satu-satunya tujuan pendidikan adalah untuk memperluas kapasitas
peserta didik dari segala arah agar kelak mereka memiliki banyak pilihan.
• Holt melihat tugas pendidikan adalah membawa peserta didik pada kesadaran
dan tanggungjawab sehubungan dengan pilihan yang tersedia untuknya.
• Lingkungan yang disarankan Holt pada kelas terbuka adalah lingkungan yang
membuat dan memberikan kemungkinan yang luas pada pilihan sehingga anak
belajar untuk mengejar ketertarikannya, tidak dipaksa baik oleh situasi ruang
kelas maupun guru.
Kritik Holt terhadap sekolah
1. Sekolah bersifat custodian
Sekolah menyingkirkan peran anak-anak dan remaja dari masyarakat yang lebih luas
dan mencegah mereka untuk tidak mencampuri urusan orang dewasa.
2. Sekolah bersifat selektif
Sekolah memisahkan individu sesuai dengan tingkat kemampuan akademis dan
memberi nilai dan memberi label pada mereka
3. Sekolah tempatnya mendoktrin sesuatu
Sekolah sebagai agen indoktrinasi yang merangkum nilai-nilai moral, ekonomi, politik,
dan seksual yang telah disetujui oleh kelompok dominan di masyarakat.
Kelas Terbuka dan Merdeka
• Holt berpendapat untuk belajar mandiri yang dimulai dan dijalankan oleh
siswa itu sendiri.
• Kelas terbuka memiliki lingkungan dan guru yang menciptakan dan
mendorong kemungkinan dan kesempatan agar pembelajaran mandiri
terjadi.
• Meski bebas dari otoritarianisme dan pemaksaan, kelas terbuka memiliki
struktur.
Struktur Kelas Terbuka
1. Iklim persekolahan
2. Interaksi manusia antara teman sebaya dan antara siswa dan guru
3. Persyaratan yang dipaksakan oleh tugas, masalah, atau keterlibatan yang
ingin dicapai oleh siswa
Disiplin dan Kebebasan
• Holt berpendapat untuk tidak membagi pembelajaran atau kegiatan
manusia lainnya menjadi beberapa bagian. Semua aktivitas harus
dianggap sebagai arus pengalaman manusia yang tak terputus.
• Ketertarikan manusia terhadap proyek yang dipilih secara bebas akan
mengarah pada upaya yang diperlukan untuk menyelesaikannya.
Disiplin Konvensional
• (1) Ketaatan tentu baik untuk karakter seseorang;
• (2) Keinginan untuk mengikuti perintah tanpa memperhatikan
kepentingan sendiri;
• (3) Peran seseorang dalam hidup harus diterima tanpa keluhan;
• (4) Hukuman diperlukan dan harus diterapkan pada orang-orang yang
tidak taat.
Disiplin Menurut Holt
• Holt mengakui bahwa disiplin yang benar dan sah adalah bagian penting dari kehidupan dan
pembelajaran. Dia mengidentifikasi tiga jenis disiplin yang sah:
• (1) Alam atau kenyataan;
Apa yang kita lakukan dipengaruhi oleh dunia nyata dan oleh kebutuhan kita untuk menyesuaikan
diri dengannya
• (2) Budaya atau masyarakat;
Merasakan jaringan hubungan sosial, kebiasaan, dan sopan santun yang rumit yang ada di sekitar
mereka, anak-anak ingin mengerti, dilibatkan, dan berpartisipasi dalam budaya mereka.
• (3) Kekuatan superior.
Orang dewasa boleh mendisiplinkan anak-anak secara sah hanya untuk melindungi kesejahteraan
anak-anak.
• Holt merekomendasikan kelas terbuka dimana para siswa bebas untuk
memulai dan menyelesaikan proyek yang mereka sukai. Hal ini hanya
dapat terjadi ketika orang-orang bebas dari paksaan dan otoritas. Para
pendidik yang mengikuti saran Holt akan membuka situasi kelas tertutup
sehingga para siswa memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk
berlatih pada pilihan-pilihan yang sangat banyak.
Deschooling Society
• Deschooling Society diperkenalkan oleh Ivan Illich. Ia menawarkan
pendekatan radikal terhadap perubahan sosial dan pendidikan yaitu,
penghapusan sekolah dan membebaskan masyarakat dari belenggu
sekolah.
• Menurut Illich, sekolah itu khusus untuk usia tertentu, berhubungan
dengar guru yang mengajar, membutuhkan kehadiran penuh dan
mempunyai kurikulum wajib.
Kritik Illich Terhadap Sekolah
• Sekolah berdampak anti edukasi pada masyarakat, karena sekolah
dianggap satu-satunya spesialis lembaga pendidikan
• Pengaburan perbedaan antara sekolah dan pendidikan telah menyebabkan
keyakinan naif tapi populer bahwa pendidikan harus mahal, rumit, dan
dipercayakan hanya untuk spesialis pedagogis yang mempunyai ijazah.
• Masyarakat dipaksa untuk selalu tunduk pada diskriminasi yang
didasarkan atas sertifikat atau ijazah mengenai keterampilan seseorang.
Kritik Illich Terhadap Sekolah
• Illich menganggap bahwa pendidikan wajib sesuatu yang membosankan, berlarut-
larut, merusak dan mahal.
• Hubungan guru-murid kontemporer telah melebih-lebihkan otoritas guru dengan
menghilangkan perlindungan pada kebebasan individu.
• Guru di sekolah menyebabkan pengaburan pada perbedaan antara nilai moral, hukum,
dan pribadi.
• Orang tua menganggap bahwa hanya sekolah yang bertanggung jawab terhadap
pendidikan anak sehingga orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya
pada guru di sekolah.
Kritik Illich Terhadap Sekolah
• Sekolah menjual kurikulum, seperangkat materi yang sibuat menurut proses yang
sama dan mempunyai struktur yang sama sebagaimana barang dagangan lainnya.
• Kurikulum sekolah terdiri atas seperangkat makna yang telah direncanakan dan
sepaket nilai yang dirancang sedemikian rupa untuk memiliki daya tarik sehingga
layak untuk dipasarkan sehingga bisa dipakai sebagai dasar untuk membenarkan
biaya produksinya.
• Setiap mata pelajaran dikemas dan diprogram sehingga pelajar harus terus mengikuti
kursus tambahan setiap tahunnya. Dengan demikian, kurikulum sekolah modern
adalah serangkaian blok terukur dan siap pakai yang ditransmisikan oleh seorang
guru kepada siswa yang tidak punya pilihan selain tunduk pada program lembaga
pendidikan.
Revolusi Pendidikan Illich
• Membebaskan akses pada fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk belajar dengan
menghapus kontrol yang selama ini dipegang oleh orang atau lembaga atas nilai
pendidikan mereka.
• Membebaskan usaha membagikan keterampilan dengan menjamin kebebasan mengajar
atau mempraktekkan keterampilan itu menurut permintaan.
• Membebaskan sumber-sumber daya yang kritis dan kreatif yang dimiliki orang-orang
dengan mengembalikan kepada masing-masing orang kemampuan dalam
mengumpulkan orang dan mengadakan pertemuan.
• Membebaskan individu dari kewajiban membentuk tujuannya berdasarkan spesifikasi
yang dipersyaratkan oleh profesi mapan seperti sekolah, dengan memberikan
kesempatan belajar dari pengalaman teman sebaya, guru, pembimbing atau penasihat
pilihannya sendiri
Revolusi Pendidikan Illich
• Pendidikan formal dihapus sehingga semua pembelajaran menjadi tidak
formal dan saat peserta didik berinteraksi dengan lingkungan, rekan kerja,
dan orang yang lebih tua
• Sertifikasi guru akan dihapus karena dianggap sebagai hambatan yang
tidak perlu dalam pembelajaran keterampilan
• Mendirikan pusat-pusat keterampilan di tempat kerja, pabrik, dan industri
di mana majikan dan tenaga kerja dapat menyediakan instruksional untuk
on-the job training (pelatihan disekitar pabrik)
Revolusi Pendidikan Illich
• Mengintegrasikan pembelajaran dengan konsekuensi tindakan, praktek,
atau learning by doing
• Menciptakan “jaring kesempatan (opportunity webs or network)” yang
akan menyediakan akses pelajar ke objek pendidikan, model, teman
sebaya, dan orang tua. Jaringan ini, tersedia untuk semua, dimaksudkan
untuk menyamakan kesempatan dalam belajar dan mengajar
Referensi
• Gutek, L. G., 1974, Philosopical Alternatives in Education, Charles E.
Merril Publishing Company, Ohio
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai