Anda di halaman 1dari 18

BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

ERYTHROPLAKIA

Oleh:

Nama : M.Haritza

NIM : J111 16 538

Pembimbing : drg. Israyani, Sp. PM

Hari/Tanggal Baca : Rabu, 04 Desember 2019

Tempat : RSGM Kandea

DIBAWAKAN SEBAGAI TUGAS KEPANITRAAN KLINIK

BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUUDDIN

2019

1
1 Daftar Isi

Daftar Isi .................................................................................................................................... 2

Bab I Pendahuluan .................................................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4

1.3 Manfaat Penulisan ....................................................................................................... 4

Bab II Tinjauan Pustaka ......................................................................................................... 5

2.1 Definisi Erythroplakia ................................................................................................. 5

2.2 Ciri Klinis Erythroplakia ............................................................................................. 6

2.3 Etiologi dan Predisposisi ............................................................................................. 6

2.4 Jenis Erythroplakia ...................................................................................................... 7

Bab III Pembahasan ................................................................................................................ 9

3.1 Diagnosis Erythroplakia .............................................................................................. 9

3.2 Penatalaksanaan Erythroplakia ................................................................................. 12

3.3 Laporan Kasus ........................................................................................................... 13

Bab 4 Kesimpulan dan Saran ............................................................................................... 16

4.1 Kesimpulan................................................................................................................ 16

4.2 Saran .......................................................................................................................... 16

Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 17

2
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Erythroplakia adalah lesi intraoral yang memiliki penampakan klinis berupa plaque

kemerahan pada mukosa oral. Eryhtroplakia sendiri bersifat asimptomatik tapi umumnya

dikaitkan dengan konsumsi tembakau yang berlebih.1

Erythroplakia umumnya ditemukan pada individu berusia 50-70 tahun, lokasi umum

ditemukan eryhtroplakia adalah pada dasar mulut, mukosa bukal, gingiva, permukaan ventral

dan lateral lidah dan palatum molle. Lesi yang terjadi pada permukaan gingiva dan alveolar

ridge umumnya ditemukan pada pasien wanita.2

Erythroplakia termasuk salah satu lesi yang tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita,

namun ditemukan bahwa sekitar 75-90% kasus erythroplakia berubah menjadi carcinoma in

situ ataupun timbul menjadi displasia yang sangat parah. Tingkat perubahan menjadi malignant

dari kondisi erythroplakia 17 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan leukoplakia. Dalam

perawatan kondisi erythroplakia sangat direkomendasikan dilakukan biopsi untuk menentukan

kondisi dari lesi dan potensi perubahan lesi menjadi keganasan.3

Pencegahan dari erythroplakia adalah menghindari konsumsi tembakau dan alkohol

secara berlebih, karena 2 faktor tersebut adalah faktor yang diduga menimbulkan kondisi

tersebut.4

3
Berdasarkan uraian tersebut maka sangat penting untuk dokter gigi maupun masyarakat

umum untuk mengetahui ciri-ciri, faktor predisposisi dan metode preventif untuk mencegah

terjadinya erythroplakia.4

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dan bagaimana ciri klinis dari Erythroplakia?

2. Apa saja jenis dari Erythroplakia?

3. Bagaimana diagnosis dari Erythroplakia?

4. Apa saja diagnosis banding dari Erythroplakia?

5. Bagaimanana pentalaksanaan dari Erythroplakia?

1.3 Manfaat Penulisan

1. Mengetahui definisi dan ciri dari Erythroplakia

2. Mengetahui jenis dari Erythroplakia

3. Mengetahui diagnosis dari Erythroplakia

4. Mengetahui diagnosis banding dari Erythroplakia

5. Mengetahui penatalaksanaan dari Erythroplakia

4
Bab II

Tinjauan Pustaka

2.1 Definisi Erythroplakia

Terdapat beberapa definisi untuk erythroplakia, menurut WHO “Erythroplakia

adalah lesi kemerahan yang tidak dapat dibedakan secara klinis atau patologis sebagai

suatu penyakit yang bersifat unik” sedangkan menurut Buoquot, Ephros “Makula mucosa

berwarna merah yang tidak dapat didiagnosis secara spesifik dan tidak dapat dikaitkan

terhadap penyebab traumatik, vaskuler dan inflamasi”5. Berdasarkan definisi tersebut

dapat disimpulkan bahwa ciri umum yang sama adalah warna dari erythroplakia tersebut,

yaitu berwarna merah terang dan lokasi timbulnya yaitu pada mukosa oral. Definisi

terbaru diajukan pada tahun 2015 yang mendefinisikan erythroplakia sebagai “Lesi oral

berwarna merah yang tidak termasuk dari patologi lain yang diketahui”, hal ini

mempertegas kondisi bahwa erythroplakia adalah kondisi yang timbul secara idiopatik

dan asimptomatik.6

Gambar 1 : Oral Erythroplakia pada Mukosa Bukal


Sumber : Shilu K, Raviya P, More BC, Potentially Malignant disorder – Oral Erythroplakia : A Review. 2018

5
2.2 Ciri Klinis Erythroplakia

Secara klinis yang nampak dominan pada erythroplakia adalah warna merah terang dari

lesi tersebut, namun jika dilihat dari permukaan lesi tersebut, terdapat beberapa variasi seperti

permukaan yang halus, bergranuler atau seperti beludru7. Namun para peneliti bersepakat

bahwa semua ciri tersebut termasuk kedalam ciri dari erythroplakia.

2.3 Etiologi dan Predisposisi

Belum terdapat etiopatogenesis yang jelas terkait dengan erythroplakia, namun

konsumsi alkohol dan mengunyah tembakau diduga sebagai etiologi dan faktor

predisposisi utama8.

Penelitian yang dilakukan di India pada tahun 2014 menunjukkan bahwa lokasi utama

terjadinya erythroplakia adalah pada mukosa bukal, sublingual dan pada palatum molle.9

Penelitian yang sama menunjukkan bahwa erythroplakia memiliki tingkat potensi

transformasi menjadi malignan tertinggi dan sama dengan Proloferative verrucuos

leukoplakia10.

Nama Penyakit Potensi Perubahan Malignan

Proliferative Verrucous leukoplakia ******

Erythroplakia ******

Nicotine Palatinus ****

Oral Submucous Fibrosis ****

Speckled Leukoplakia ***

Leukoplakia ***

Actinic Cheilitis **

6
Smooth Leukoplakia *

Lichen Planus *

“*” menunjukkan besarnya potensi perubahan malignan.

Tabel 1 : Lesi dengan potensi keparahan perubahan malignan pada mukosa oral, pharyngeal dan
laryngeal
Sumber : Ali S, Bansal P, Bhargava D. Oral Leukoerythoplakia – A Case Report.2014

Dapat disimpulkan bahwa secara etiologis belum ditemukan penyebab yang jelas

terkait timbulnya erythroplakia, namun hal yang menjadi faktor predisposisi adalah

konsumsi alkohol secara berlebih dan kebiasaan mengunyah tembakau1,8,10.

2.4 Jenis Erythroplakia

Ciri utama dari erythroplakia adalah warna merah dan memiliki tingkat displasia sel yang

tinggi apabila dilihat secara histologis. Warna merah dari lesi tersebut disebabkan oleh mukosa

yang mengalami atrofi yang berada diatas sel mukosa yang vaskuler dan mengalami inflamasi.

Secara klinis, lesi erythroplakia memiliki batas yang jelas, tidak terdapat predisposisi

untuk jenis kelamin dan umumnya diderita oleh pasien berusia 55 tahun.

Secara klinis erythroplakia terbagi menjadi 3 yaitu ;

1. Erythroplakia Homogen

2. Erythroleukoplakia

3. Speckled Erythroplakia

Erythroplakia yang berbentuk homogen memiliki makna bahwa lesi secara keseluruhan

memiliki warna merah dan tidak ada warna lain pada lesi tersebut.

Erythroleukoplakia secara luas memiliki warna merah namun terdapat juga bercak-

bercak putih pada lesi, umumnya pada tepi dari lesi tersebut.

7
Gambar 2 Erythroleukoplakia
Sumber : Langlais PR, Miller CS, Nield-Gehrig JS. Color Atlas of Common Oral Diseases. 2009

Speckeld Erythroplakia memiliki penampakan yang hampir sama dengan

erythroleukoplakia, yang membedakan adalah bentuk bercak putih yang lebih bergranuler yang

tersebar di permukaan lesi.

Gambar 3 Speckled Erythroplakia


Sumber : Langlais PR, Miller CS, Nield-Gehrig JS. Color Atlas of Common Oral Diseases. 2009

8
3 Bab III

4 Pembahasan
3.1 Diagnosis Erythroplakia

Untuk melakukan diagnosa yang tepat untuk kondisi erythroplakia diperlukan

pemeriksaan yang menyeluruh untuk mengetahui dengan tepat hasil diagnosa dari

pasien. Perlu dilakukan anamnesis untuk mengetahui jika terdapat rasa sakit atau tidak,

dikarenakan kondisi erythroplakia secara umum tidak menimbulkan rasa sakit pada

pasien, dan juga sebaiknya dilakukan pemeriksaan biopsi untuk lebih memperjelas hasil

diagnosa dari kondisi pasien itu sendiri.

Terdapat beberapa lesi yang memiliki penampakan klinis yang hampir sama dengan

erythroplakia, antara lain ;

1. Erosive lichen planus

Lichen Planus adalah suatu kondisi inflamasi autoimun yang diderita

oleh kurang lebih 25 populasi global. Kondisi erosive lichen planus adalah

varian kedua terbanyak diderita dari lichen planus. Secara klinis lesi ini nampak

eritema dan ulserasi dan disertai rasa sakit dan tidak nyaman pada penderita.11

9
Gambar 4 : Erosive Lichen Planus
Sumber : Balraj L, Nagaraj T, Tagore S. Erosive Lichen Planus : A case report. 2017

2. Early Squamous Cell Carcinoma

Kanker mulut adalah kanker paling umum terjadi keenam secara global,

dan lebih dari 90% kanker mulut adalah squamous cell carcinoma. Pada fase

awal umumnya kanker mulut bersifat asimptomatik dan hanya berbentuk seperti

lesi merah biasa.12

Gambar 5 : Early Squamous Cell Carcinoma


Sumber : Bozana BL, Vanja VB, Sven S. Early Stage of Oral Squamous Cell
Carcinoma. 2018

3. Atrophic Candidiasis

Candidiasis adalah kondisi Candida albicans yang melebihi kondisi

yang normal pada intraoral sehingga menyebabkan kondisi patologis yang

10
dikenal dengan candidasis. Kondisi candidiasis umumnya disertai dengan rasa

sakit dan tidak nyaman pada mulut penderita.13

Gambar 6 : Atrophic Candidiasis


Sumber : Patil S, Rao SR, Majumdar B, Anil S. Clinical Appearance of Oral Candida
Infection and Therapeutic Strategies. 2015

4. Sarkoma Kaposi

Sarkoma Kaposi adalah keganasan vaskuler yang hampir selalu

ditemukan pada penderita HIV namun dapat juga bermanifestasi pada individu

dengan kondisi imun yang sangat menurun seperti individu yang baru saja

melakukan transplantasi organ.1

Gambar 7 : Sarkoma Kaposi


Sumber : Bruch JM, Treister NS. Clinical Oral Medicine and Pathology. 2010

11
Berdasarkan diagnosis banding yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa

untuk melakukan diagnosis untuk kondisi erythroplakia perlu dilakukan anamnesis dan

pemeriksaan klinis yang menyeluruh untuk benar-benar mengeksklusi erythroplakia dari

kondisi lainnya yang memiliki kemiripan dengan eryhtroplakia, dan sebaiknya dilakukan

pemeriksaan histopatologis untuk mengetahui penampakan dari erythroplakia secara histologis

untuk menegakkan diagnosis yang bersifat definitif.

3.2 Penatalaksanaan Erythroplakia

Erythroplakia merupakan salah satu lesi yang dikenal sebagai lesi pre-keganasan yang

artinya lesi ini memiliki kemampuan dan potensi untuk berubah dari lesi yang benign menjadi

lesi yang bersifat malign yang kemudian dapat menyebabkan gangguan yang lebih parah dari

kondisi awalnya. Dalam kondisi erythroplakia, penatalaksaanaan yang ideal dan umumnya

digunakan adalah eksisi atau pengangkatan jaringan yang bermasalah.

Prosedur dari biopsi meliputi pengaplikasin anestesi lokal yang kemudian dilanjutkan

dengan proses pengambialn sample biopsi untuk dilakukan pemeriksaan histopatologis, apabila

ditemukan ciri yang menunjukkan displasia sel yang parah, dalam hal ini menunujukkan

kondisi erythroplakia, maka sel secara keseluruhan harus diangkat atau dieksisi.14

Gambar 8 Kondisi Displasia Sel

12
Sumber : Poh FC, Ng S, Berean KW, Williams PM, Rosin PM, Zhang L. Biopsy and Histopathologi Diagnosis

of Oral Premalignant and Malignant Lesions. 2008

Tingkat keberhasilsan perawatan eksisi dari erythroplakia telah diteliti di Taiwan pada

tahun 2014 dengan cara case review. Hasil penelitian ini menunjukkan prognosis yang cukup

baik yaitu hanya terdapat 4 kasus yang mengalami rekurensi dari total 36 kasus yang diteliti,

hal ini menunjukkan bahwa eksisi memiliki prospek yang baik sebagai perawatan definitif

untuk kondisi erythroplakia.15

3.3 Laporan Kasus

Pasien Pria berusia 65 tahun datang dengan keluhan gigi goyang pada bagian rahang

kanan atas sejak 2 bulan yang lalu. Pasien mengalami kesulitan mengunyah makanan. Pasien

memiliki kebiasaan mengunyah tembakau sekitar 4-5 kali dalam sehari dan memiliki kebiasaan

merokok sejak usia 15-20 tahun. Pasien tidak sadar terkait lesi merah yang terdapat pada langit-

langit mulutnya.

Pada pemeriksaan klinis ditemukan patch eritema diffuse pada palatum keras hingga

anterior palatum lunak. Nampak groove vertikal pada palatum keras yang diffuse. Palatum

lembut dan lunak jika dipalpasi dan terjadi bleeding pada saat probing. Konsistensi saliva

kental.

Diagnosis klinis yang diambil adalah oral erythroplakia dengan diagnosis banding,

atrophic canndidiasis, smoker’s palate, erosive lichen planus dan allergic stomatitis.

Proses penentuan diagnosis dilakukan dengan menggunakan uji Toluidine biru. Uji ini

dilakukan dengan cara mengaplikasikan Toluidine pada lesi secara topikal, karena sifatnya

yang terikat pada sel mitotik, akan terjadi perlekatan warna pada sel dysplasia dan tidak akan

ada perlekatan warna pada sel normal.

13
Eritema Diffuse pada Palatum Pasien

Hasil Uji Toluidine Biru Positif

Tampakan Histologis terjadi dysplasia ringan.

Untuk menentukan diagnosis yang tepat, tidak bisa hanya dengan menggunakan

pemeriksaan klinis. Gold Standard penegakan diagnosis oral erythroplakia adalah pemeriksaan

14
histopatologis, karena kondisi dysplasia tidak dapat ditentukan hanya dengan pengamatan

secara visual, namun pengambilan jaringan dengan biopsi bersifat invasif, maka ditemukan

metode indentifikasi baru yaitu dengan menggunakan Toluidine biru.

Penggunaan Toluidine biru bersifat non-invasif, namun menunjukkan jumlah false

positive yang tinggi dikarenakan retensi mekanik, namun kondisi ini dapat diminimalisir

dengan melakukan re-staining 2 minggu kemudian.

Erythroplakia telah dianggap sebagai lesi oral premalginan terparah dengan tingkat

insidensi dysplasia parah atau carcinoma pada lesi ini sangat tinggi yaitu 80-90%. Secara

histopatologis, ditemukan bahwa pada kondisi erythroplakia homogen, 51% berubah menjadi

carcinoma invasif, 40% menjadi carcinoma in situ dan 9% menjadi dysplasia moderat dan

ringan.

Etiologi dari oral erythroplakia menunjukkan hubungan yang tinggi dengan konsumsi

tembakau dan alkohol.

Potensi malignan dari lesi tersebut direkomendasikan dilakukan perawatan eksisi dari

lesi tersebut untuk mencegah terjadinya perubahan menjadi malignan, namun pada eksisi masih

terdapat tingkat rekurensi dan perubahan malignan yang tinggi, namun data terkait kondisi ini

masih dianggap kurang mencukupi. Dibutuhkan penelitian yang lebih lanjut terkait

penatalaksanaan yang dapat menurunkan tingkat rekurensi post-perawatan.

15
5 Bab 4

6 Kesimpulan dan Saran


4.1 Kesimpulan

Identifikas dan diagnosis dari Erythroplakia memerlukan anamnesis dan pemeriksaan

klinis yang menyeluruh agar dapat ditemukan pembeda dari diagnosis banding dari

erythroplakia. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan

biopsi untuk melihat tampakan histologis dari sel, apakah sel tersebut mengalami dysplasia

yang parah atau tidak, jika diidentifikasikan sebagai erythroplakia, maka harus dilakukan eksisi

atau pengangkatan jaringan.

4.2 Saran

Dilakukan Penelitian lebih lanjut terkait metode penentuan diagnosis pada kasus

erythroplakia dan perawatan erythroplakia untuk menurunkan tingkat terjadinya rekurensi

kasus post-perawatan.

16
7 Daftar Pustaka
8
1. Bruch JM, Treister NS. Clinical oral medicine and pathology. Clinical Oral Medicine

and Pathology. 2010. 1–169 p.

2. CAHN LR. Oral pathology. Vol. 40, Journal of the American Dental Association (1939).

2011. 664–665 p.

3. Patait M, Nikate U, Saraf K, Singh P. Oral erythroplakia – A case report. 2016;2(4):79–

82.

4. Bedi R, Scully C. Tropical Oral Health [Internet]. Twenty Thi. Manson’s Tropical

Diseases: Twenty-Third Edition. 2013. 1073–0183 p. Available from:

http://dx.doi.org/10.1016/B978-0-7020-5101-2.00074-1

5. Shilu K, Raviya P, More CB. Potentially malignant disorder – Oral Erythroplakia : A

Review. 2018;3(1972):17–20.

6. Yang SW, Lee YS, Chang LC, Hwang CC, Luo CM, Chen TA. Clinical characteristics

of narrow-band imaging of oral erythroplakia and its correlation with pathology. BMC

Cancer [Internet]. 2015;15(1):1–8. Available from: ???

7. Holmstrup P. Oral erythroplakia—What is it? Oral Dis. 2018;24(1–2):138–43.

8. Ali S, Bansal P, Bhargava D. Oral Leukoerythroplakia- A Case Report. Am J Pharmacol

Pharmacother. 2014;

9. Yardimci G. Precancerous lesions of oral mucosa. World J Clin Cases. 2014;2(12):866.

10. MacLeod RI. Color atlas of common oral diseases. Vol. 30, British Journal of Oral and

Maxillofacial Surgery. 2009. 350 p.

11. Balraj L, Nagaraj T, Nigam H, Tagore S. Erosive lichen planus. A case report. J Med

17
Radiol Pathol Surg. 2017;27(1):18–20.

12. Bozana BL, Vanja BV, Dragana G, Sven S. Early Stage of Oral Squamous Cell

Carcinoma. 2018;(September).

13. Patil S, Rao RS, Majumdar B, Anil S. Clinical appearance of oral Candida infection and

therapeutic strategies. Front Microbiol. 2015;6:1–10.

14. Poh CF, Ng S, Berean KW, Williams PM, Rosin MP, Zhang L. Biopsy and

histopathologic diagnosis of oral premalignant and malignant lesions. J Can Dent Assoc

(Tor). 2008;74(3):283–8.

15. Yang SW, Lee YS, Chang LC, Hsieh TY, Chen TA. Outcome of excision of oral

erythroplakia. Br J Oral Maxillofac Surg [Internet]. 2015;53(2):142–7. Available from:

http://dx.doi.org/10.1016/j.bjoms.2014.10.016

18

Anda mungkin juga menyukai