Oleh:
Elga Handayani
2141412047
Pembimbing:
drg. Revi Nelonda, Sp. PM
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................5
LAPORAN PENELITIAN ........................................................................................5
2.1 Journal 1: Oral hairy leukoplakia in an HIV negative patient…................5
2.1.1 Laporan Kasus.............................................................................................5
2.1.2 Pembahasan.................................................................................................7
2.2 Journal 2: Oral Hairy Leukoplakia in Patients With No Evidence of
Immunosuppression: A Case Series and Review of the
Literature……………………………………………………………………...…11
2.2.2 Laporan Kasus...........................................................................................11
2.2.2 Pembahasan...............................................................................................14
BAB III.......................................................................................................................18
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................18
3.1 Oral Hairy Leukoplakia..................................................................................19
3.1.1 Epidemiologi Oral Hairy Leukoplakia........................................................19
3.1.2 Etiopatogenesis Oral Hairy Leukoplakia.....................................................20
3.1.3 Gambaran Klinis Oral Hairy Leukoplakia...................................................21
3.1.4 Diagnosis Banding Oral Hairy Leukoplakia...............................................22
3.1.5 Diagnosis Oral Hairy Leukoplakia..............................................................22
3.1.6 Penatalaksanaan Oral Hairy Leukoplakia....................................................25
BAB IV.......................................................................................................................24
PEMBAHASAN ........................................................................................................24
BAB V.........................................................................................................................26
KESIMPULAN..........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................27
2
BAB I
PENDAHULUAN
klinis OHL berupa lesi asimtomatik putih, berombak, tidak nyeri, plak yang tidak
bisa dihilangkan dengan menggosok, dan sering kali terletak bilateral pada batas
OHL adalah infeksi oportunistik virus yang disebabkan oleh EBV dan sering
dihubungkan dengan infeksi HIV. EBV adalah virus herpes yang menginfeksi hampir
90% dewasa muda di seluruh dunia. Kebanyakan infeksi EBV terjadi asimtomatik
menyebar dari orang ke orang melalui kontak dengan cairan terinfeksi. Kontak
dengan saliva yang terinfeksi adalah rute penularan yang paling umum, tetapi infeksi
EBV juga dapat menyebar melalui hubungan seksual dan ASI. Seperti virus herpes
lainnya, EBV membentuk infeksi persisten sepanjang hidup pada inangnya. Akuisisi
infeksi HIV merangsang reaktivasi infeksi EBV yang laten. EBV menginfeksi hampir
90% dari pasien terinfeksi HIV bahkan sebelum manifestasi klinis immunodefisiensi
terlihat jelas. Meskipun tidak semua pasien terinfeksi HIV juga terinfeksi EBV tetapi
3
OHL tidak hanya terlihat pada pasien dengan HIV/AIDS tetapi juga terlihat
pada pasien dengan immunosupresi. Pertama kali dilaporkan pada tahun 1999 pada
pasien berumur 56 tahun dengan limfositik leukemia akut dan kasus-kasus berikutnya
dilaporkan juga OHL terlihat pada pasien yang menjalani transplantasi organ, dan
Meskipun sebagian besar dijelaskan pada individu dengan Infeksi HIV, OHL
juga telah dilaporkan pada individu dengan spektrum gangguan imunosupresif. Paling
banyak dari kasus-kasus ini, OHL dikaitkan dengan imunodefisiensi yang biasa
dijelaskan pada pasien penerima transplantasi organ padat. OHL dilaporkan lebih
sedikit terjadi pada pasien dengan keganasan hematologi, penyakit autoimun, dan
kondisi inflamasi sistemik lainnya. Namun, OHL juga telah dilaporkan terjadi pada
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas Oral Hairy Leukoplakia
4
BAB II
LAPORAN PENELITIAN
otolaringologi untuk evaluasi lesi di sisi kanan lidahnya. Dia pertama kali
menyadarinya 9 bulan yang lalu saat menyikat gigi. Ukuran dan bentuk lesi sama
dengan yang dilihat pertama kali. Pasien tidak merasakan ada bagian yang lembut di
lidah, perdarahan dari lesi, disfagia, odinofagia, hemoptisis, penurunan berat badan,
perubahan suaranya, atau massa leher. Pasien menyangkal adanya faktor risiko HIV
dan melaporkan beberapa tes skrining negatif di masa lalu. Obatnya yang dikonsumsi
saat ini prednison 20 mg setiap hari, asam mikofenolat 750 mg dua kali sehari, dan
cm pada bagian lateral kanan lidah (gambar 1). Tidak ada peradangan atau edema di
sekitarnya. Palpasi daerah mengungkapkan lesi non tender dan tidak dalam.
5
Gambar 1. lesi berbulu putih berukuran 1 ×2 cm pada bagian lateral kanan
lidah
Kemudian dilakukan biopsi punch 4-mm pada lesi. Analisis mikroskopis dari
spesimen biopsi menunjukkan epitel skuamosa hiper dan parakeratosis tanpa bukti
displasia atau keganasan (gambar 2). Karena kecurigaan klinis OHL, hibridisasi in
situ untuk RNA yang disandikan EBV (EBER) dilakukan. Ditemukan hasil positif,
terutama pada sel dengan sitoplasma bervakuol (gambar 3). Berdasarkan temuan ini
kemudian pasien didiagnosis OHL. Hasil uji imunosorben terkait-enzim serum untuk
6
.Gambar 2. Analisis mikroskopis dari spesimen biopsi.
potensial. Pilihannya termasuk observasi, terapi antivirus medis, dan eksisi bedah.
Setelah pertimbangan yang cermat, pasien memilih observasi lesi. Setelah 4 bulan
masa tindak lanjut, lesi tetap stabil dalam penampilan dan tanpa gejala.
2.1.2 Pembahasan
OHL adalah lesi oral terkait EBV yang paling sering ditemukan pada pasien
imunosupresi, terutama mereka yang terinfeksi HIV. Pasien biasanya datang dengan
lesi putih datar, bergelombang, atau berbulu di tepi lateral lidah oral. Tempat yang
lebih jarang terkena termasuk dorsum lingual, mukosa bukal, dan dasar mulut.
Penampilan karakteristik OHL disebabkan oleh hipertrofi papila lingual yang terlibat.
Umumnya, lesi tidak menimbulkan rasa sakit dan refrakter terhadap upaya
menunjukkan hiperplasia epitel; hiper dan parakeratosis; dan sel epitel koilositik yang
sekitarnya. Inti yang memiliki tampilan ground-glass dan nuclear beading dapat
hibridisasi in situ untuk EBER dapat membantu jika diagnosis masih belum jelas.
7
Meskipun ada hubungan yang pasti antara EBV dan OHL, mekanisme pasti
dan sifat hubungan dengan imunosupresi masih kurang dipahami. Penelitian awal
oleh Greenspan et al pada tahun 1985 menunjukkan replikasi EBV yang produktif
dalam sel epitel oral pada pasien dengan OHL. Pada tahun 2003, Walling dkk
vivo dan menghasilkan resolusi OHL. Penelitian ini menegaskan bahwa replikasi
EBV diperlukan untuk pengembangan OHL dan menyarankan bahwa obat yang
pengobatan yang efektif. Namun, bukti replikasi EBV dalam sel epitel mulut normal
pada pasien ini menunjukkan bahwa replikasi EBV saja tidak cukup untuk
menyebabkan OHL.
dalam imunitas humoral di antara individu, atau ekspresi variabel faktor virologi
intervensi. Indikasi untuk pengobatan termasuk gejala yang disebabkan oleh lesi,
seperti disfagia, nyeri, atau masalah kosmetik. Berbagai pilihan pengobatan ada.
Namun, ada sedikit bukti yang mendukung keunggulan dari salah satu terapi.
cytostatic plant toxin, mungkin berkhasiat. Laporan ini menunjukkan bahwa efek
8
samping minimal pada dosis yang digunakan, tetapi ada laporan efek samping
sistemik dan kematian baik dari dosis topikal yang lebih besar atau konsumsi
podofilin.
Sebuah uji klinis acak tahun 2007 terhadap 46 pasien dengan OHL
membandingkan aplikasi topical resin podofilin 25% dengan terapi kombinasi dengan
podofilin 25% dan krim asiklovir 5%. Para penulis menemukan bahwa terapi
podofilin saja. Namun, kedua perawatan tidak berbeda dalam respon klinis pada
kunjungan tindak lanjut 12 bulan. Sebuah laporan kasus tahun 2008 juga telah
menunjukkan resolusi klinis lengkap dari OHL setelah tiga perawatan dengan larutan
selama20 hari), dan observasi saja. Dari 14 pasien bedah menunjukkan resolusi klinis
OHL tanpa kekambuhan di lokasi eksisi dalam 3 bulan. Namun, 10 dari mereka
(71%) mengembangkan fokus baru OHL dalam waktu 3 bulan. Pada kelompok
kekambuhan dalam 3 bulan. Tidak ada perubahan klinis yang terlihat pada 15 pasien
yang diamati.
9
Sebuah penelitian yang membandingkan asiklovir (800 mg setiap 6
jamselama 20 hari) dengan plasebo menunjukkan perbaikan klinis pada 83% pasien
yang menerima asiklovir,tetapi ada tingkat kekambuhan 100% dalam waktu 18 hari
asiklovir denganbioavailabilitas oral tiga sampai empat kali lipat lebih tinggi,
ukuran lesi >60% pada minggu 1, 2, dan 4; ini dibandingkan dengan penurunan
yang optimal untuk mengobati OHL. Insiden OHL yang relatif rendah membuat studi
mengubah terapi antiretroviral(ART) yang sangat aktif sebagai cara untuk mengelola
OHL pada pasien HIV. Sebaliknya, ada laporan eksaserbasi OHL sebagai bagian dari
Demikian pula, tidak ada bukti yang mendukung penurunan rejimen imunosupresif
medis untuk mempercepat resolusi OHL pada pasien non-HIV yang dirawat karena
10
beberapa kondisi kronis lainnya. Meskipun pembedahan dikaitkan dengan tingkat
kekambuhan yang sangat rendah, risiko eksisi harus dipertimbangkan dengan sifat
Sebagai kesimpulan, kami telah menyajikan kasus OHL pada pasien HIV-
SLE. Sejauh pengetahuan kami, ini adalah kasus pertama OHL pada pasien HIV-
negatif yang dilaporkan dalam literatur THT. Faktanya, ini hanya merupakan kasus
kedua OHL pada pasien SLE yang dilaporkan dalam publikasi berbahasa Inggris.
Kasus kami menambah daftar pasien HIV-negatif dengan OHL yang terus bertambah.
Ini harus menjadipengingat bagi dokter yang merawat penyakit rongga mulut untuk
Meskipun mekanisme yang tepat masih belum jelas, hubungan antara EBV
dan OHL pada pasien imunosupresi sudah pasti dan kemungkinan akan berfungsi
sebagai dasar untuk penelitian masa depan dan pengembangan terapi. Meskipun OHL
sering kali tidak memerlukan perawatan, OHL harus dibedakan dari entitas lain yang
menuntut intervensi
tahun), dan semua lesi nampak sebagai bercak putih di lidah, yang semuanya sembuh
dengan baik. Ringkasan dari temuan klinis disajikan pada Tabel 1. Semua pasien
11
memiliki riwayat merokok atau kondisi medis lainnya, seperti diabetes, hipertensi,
hiperlipidemia, dan asam urat (Tabel 1). Pasien menerima obat yang semuanya
Tabel 1 : Gambaran klinis dari pasien negative HIV dengan oral hairy leukoplakia
Pasien Lokasi lesi Deskripsi Kondisi Riwayat Jenis biopsi candi Tindak
klinis medis merokok da lanjut
1 Ventral Leukoplakia - Perokok - + 12 tahun
lidah kiri
2 Lateral Leukoplakia - Berhenti Incisional - 5 tahun
kanan/vent 40 tahun
ral lidah yang lalu
3 Lateral White patch - Perokok - + 4 tahun
kanan
lidah
4 Lidah kiri Leukoplakia Osteoartrit - - - 4 tahun
is
5 Lateral Leukoplakia Diabetes - - - 1,5 tahun
kanan/vent tipe II,
ral lidah hipertensi,
hiperlipide
mia
6 Lateral White patch Diabetes - Incisional + 7 bulan
lidah kiri tipe II,
hipertensi,
7 Lateral 2 lesi putih Diabetes - - - Tidak
lidah tipe II, melanjutkan
kanan hipertensi,
asam urat
Semua pasien menunjukkan temuan histopatologi yang serupa (Gbr. 2A), HIV
negatif dan positif untuk EBV yang dideteksi dengan hibridisasi in-situ (Gbr. 2C).
Setelah diagnosis OHL, pasien dites HIV. Karena OHL dianggap sebagai
patognomonik untuk status imunodefisiensi, khususnya untuk infeksi HIV, dan lesi
terkait AIDS, dapat menjadi indikator awal infeksi HIV dan juga menjadi faktor
12
logistik, karena pasien terlihat berasal dari berbagai kantor di daerah provinsi sekitar,
tes kedua untuk HIV tidak selesai dilakukan. Dalam semua kasus, dokter melaporkan
bahwa lesi sembuh tanpa kekambuhan atau kekambuhan dan tanpa pengobatan
tambahan.
13
2.2.2 Pembahasan
kompeten. Empat pasien dalam rangkaian kasus ini memiliki kondisi medis yang
sudah ada sebelumnya, yang dikendalikan. Untuk 3 pasien yang dilaporkan di sini,
hanya kemungkinan penggunaan tembakau dan mungkin faktor lain yang tidak
sebagai apa yang disebut sebagai “imunopresi samar.” Ada laporan kasus OHL yang
tidak terkait dengan imunosupresi, tetapi tidak jelas apakah imunosupresi lokal benar-
Greenspan et al. harus dipertimbangkan dan mungkin diselidiki lebih teliti pada
pasien ini. Penyelidikan tersebut akan mencakup apakah pasien yang menggunakan
steroid inhalasi, obat modulasi imun, seperti siklosporin ataua zathioprin, menderita
pengembangan OHL."
EBV terjadi di seluruh dunia, dan sebanyak 90-95% orang dewasa di Amerika
Serikat usia antara 35-40 tahun telah terinfeksi. Penularan EBV biasanya terjadi
melalui kontak intim dengan air liur orang yang terinfeksi dan biasanya tidak menular
melalui udara atau darah. Setelah infeksi awa lteratasi, virus dapat tetap laten disel B
dan dapat menyebabkan infeksi litik di orofaring. Penumpukan kembali infeksi virus
14
disebabkan oleh imunosupresi dan reaktivasi virus dari keadaan latennya. Mekanisme
beberapa kemungkinan: infeksi oleh virus yang ada dalam air liur, reaktivasi virus
laten dalam sel epitel lidah, atau transmisi EBV dari limfosit ke sel epitel selama
Tiga dari pasien yang dilaporkan di sini memiliki diabetes tipe II, yang
DNA EBV dan OHL pada orang dengan diabetes. Milagres et al.30 menyimpulkan
bahwa Infeksi EBV pada batas lateral lidah orang dengan defisiensi imun minor
(misalnya,wanita hamil dan penderita diabetes) jauh lebih tinggi daripada orang
sehat.
penggunaan obat steroid jangka panjang. Dalam penelitian terbaru, Chambers et al.
menyimpulkan bahwa 28 pasien yang menggunakan steroid inhalasi untuk asma atau
penyakit paru obstruktif kronik berisiko mengalami OHL. Rushinget al. melaporkan
menyimpulkan bahwa itu mungkin disebabkan oleh infeksi baru atau persisten
defisiensi imun. Dalam penelitian terbaru, Chambers et al. mencatat lesi OHL pada
15
beberapa pasiendengan jumlah darah lengkap normal yang tidak menggunakan obat
imunosupresif. Meskipun pasien ini tidak memiliki faktor risiko yang diketahui untuk
OHL dan dianggap HIV negatif, mereka belum dites HIV. Pada pasien ini, faktor lain
bertanggung jawab atas penurunan jumlah sel Langerhans di epitel mulut dalam kasus
OHL. Pada pasien HIV-negatif kami, jumlahsel Langerhans menurun pada pasien
dengan lesi OHL dibandingkan dengan pasien kontrol. Walling dkk. menemukan
bahwa replikasi EBV menurunkan jumlah sel Langerhans oral terlepas dari infeksi
HIV, yang konsisten dengan temuan kami pada pasien HIV-negatif. Pasien kami 6
memiliki jumlah sel Langerhans yang lebih tinggi di area epitel dimana hibridisasi in-
situ negatif untuk EBV, tetapi jelas lebih rendah diarea epitel di mana EBV hadir.
sembuh secara spontan, seperti pada pasien yang dijelaskan disini, yang OHL-nya
sembuh setelah biopsi. Namun, kekambuhan sering terjadi pada pasien yang
Berbagai pilihan pengobatan untuk lesi yang tidak sembuh telah diperiksa
atau disarankan dalam literatur. Misalnya, podofilin, cytostatic plant toxin, telah
podofilin dan krim asiklovir 5% telah dilaporkan efektif. Sebuah laporan kasus
16
tunggal telah merekomendasikan gentian violet topikal. Terapi antivirus mungkin
paling berguna untuk mengobati OHL, meskipun tidak ada konsensus tentang rejimen
pengobatan yang paling bagus. Resolusi ditemukan terjadi pada kebanyakan kasus
yang diobati dengan asiklovir oral (800 mg setiap 6 jam selama20 hari), valasiklovir
(1000 mg per oral setiap 8 jam selama 28 hari)dan desiklovir (250 mg setiap 8 jam
selama 14 hari). Pengobatan medis mungkin sangat berguna pada pasien yang tidak
mengalami penurunan kekebalan dan yang memiliki lesi persisten, berulang atau
rekuren.
Dalam makalah ini, kami menjelaskan 7 kasus OHL pada pasien yangHIV-
negatif dan tidak menggunakan obat imunosupresif. Penting bagi dokter gigi untuk
lokal akibat steroid inhalasi), seperti yang dinyatakan oleh Greenspan et al. Ini
penting, karena OHL umumnya berkembang di situs yang berisiko tinggi untuk
displasia epitel dan karsinoma sel skuamosa oral, membuat diagnosis yang akurat
17
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
klinis OHL berupa lesi asimtomatik putih, berombak, tidak nyeri, plak yang tidak
bisa dihilangkan dengan menggosok, dan sering kali terletak bilateral pada batas
Prevalensi OHL dilaporkan menjadi 20% pada infeksi HIV tanpa gejala di
(AIDS). Seluruh dunia 2006, prevalensi OHL di Brazil adalah 28,8%. Studi lain
sangat bervariasi sesuai dengan kriteria klinis digunakan dan karakteristik populasi
Barr adalah virus herpes yang berhubungan dengan penyakit lain, termasuk sindrom
Oral hairy leukoplakia (OHL) lebih umum terjadi pada orang dewasa yang
terinfeksi HIV daripada anak yang terinfeksi HIV. Prevalensi OHL pada orang
dewasa adalah sekitar 20% -25%, meningkat dengan CD4 + menurun jumlah
18
limfosit, sedangkan pada anak prevalensinya sekitar 2% -3%. Kehadiran OHL adalah
disebabkan oleh autoinokulasi Epstein-Barr Virus (EBV) melalui saliva dan ada
hubungannya dengan kondisi imunosupresi yang dapat disebabkan oleh infeksi HIV.
EBV yang telah menginfeksi epitel akan menetap secara laten dan secara periodik
menjadi aktif. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu, bahwa pada OHL
ditemukan partikel EBV hampir 100%. Genom EBV yang berada pada sel inang
umumnya dalam bentuk laten episom. Penelitian membuktikan bahwa replikasi EBV
didalam sel lidah hanya dijumpai pada penderita dengan keadaan imunosupresi berat
Biasanya infeksi primer EBV terjadi awal kehidupan atau selama usia belasan tahun
person melalui cairan tubuh. Transmisi yang paling sering adalah melalui saliva
ketika berciuman sehingga EBV dikenal sebagai kissing disease. Transmisi EBV
dapat juga ditularkan melalui kontak seksual dan air susu ibu.
dan membran mukosa rongga mulut yaitu pada jaringan epitel nasofaringeal yang
mejadi tempat replikasi virus. Setelah menginfeksi orofaring dan jaringan epitel
nasofaringeal, EBV menginfeksi sel B. Sel B ini juga merupakan tempat bereplikasi
EBV. EBV dapat menjadi laten dalam sel B dan memungkinkan untuk tetap hidup di
19
dalam host selama seumur hidup. Pada tubuh yang sehat ada keseimbangan antara
replikasi EBV dengan penghancuran EBV oleh sel sistem imun seperti limfosit-T
sehingga tidak menimbulkan gejala. Pada pasien AIDS, keseimbangan ini tidak
mungkin tercapai sehungga EBV berubah sifat dari organisme komensal menjadi
mendapat kemampuan untuk menghadapi fase produktif dan siklus kehidupan yang
tidak terkendali
OHL biasa terjadi pada orang yang immunosupresif. Hal ini terjadi pada 50%
pasien tanpa dilakukan pengobatan HIV, terutama pada jumlah CD4+ kurang dari
200 sel/mm3. Kondisi ini memiliki nilai prognostik yang jelas untuk pengembangan
selanjutnya menjadi AIDS dan diklasifikasikan oleh Centers for Disease Control and
Prevention kategori B sebagai penanda klinis penyakit HIV. OHL juga ditemukan
pada kondisi keganasan hematologi, transplantasi sumsum tulang dan pasien yang
menggunakan steroid sistemik. Hal tersebut jarang dilaporkan dalam keadaan tidak
bukal, palatum dan dasar mulut. Gambaran klinis OHL tampak sebagai lesi berwarna
putih mengarah vertikal yang sering terjadi pada lateral lidah, tidak dapat dikerok dan
asimtomatis. Lesi biasanya bilateral terutama pada tepi lateral lidah dan bentuk lesi
seperti rambut. Bentuk lesi seperti rambut disebabkan oleh hiperplasia epitel yang
histologist.
20
Pada awalnya OHL mempunyai lipatan berlekuk-lekuk merah muda agak
putih. Lekukan tersebut akhirnya bergabung membentuk plak putih yang khas atau
bercak putih tebal yang luas, sedangkan lesi yang lama dapat menutup seluruh lateral
dan permukaan dorsal lidah dan meluas ke mukosa pipi dan palatum.
21
3.1.4 Diagnosis Banding Oral Hairy Leukoplakia
1. Candidiasis atau thrush biasanya berupa lesi putih yang datar, dapat dikerok
dan dasar lesi berupa erythematous. Lesi hyperplastic candidiasis tidak dapat
membedakannya.
2. Frictional keratosis biasanya akibat gigitan berupa lateral borders pada lidah
yang disebabkan molar ketiga atau sesuatu yang menyebabkan iritasi. Lesi ini
3. Leukoplakia biasanya sering terjadi pada perokok dan pada individu yang
menggunakan tembakau. Lesi ini tidak seperti OHL yang berambut dan dapat
4. Lichen planus merupakan penyakit autoimun atau reaksi alergi yang tidak
diketahui penyebabnya. Pada pasien HIV, Lichen planus sering terjadi pada
Diagnosis OHL dapat dibuat dengan cara pemeriksaan histologi atau sitologi
yaitu menggunakan biopsi eksisi pada jaringan atau exfoliated epithelial cells. Dalam
kebanyakan kasus, OHL dapat didiagnosis secara klinis tanpa perlu dibiopsi. Hal ini
22
Definitive diagnosis OHL memerlukan pemeriksaan histologi maupun sitologi
dan demonstrasi EBV DNA, RNA atau protein dalam sel epitel lesi. Beberapa
diagnosis OHL diperlukan bila dilakukan suatu studi penelitian jarang digunakan
yang terpengaruh OHL melalui efek dekeratinizing dan efek imunomodulasi namun,
harganya mahal dan, bila digunakan dalam waktu lama, menyebabkan sensasi
OHL. Eksisi bedah dan cryotherapy juga bisa digunakan, tetapi lesi dapat kambuh.
Terapi antijamur dapat menyebabkan beberapa pengurangan luasnya lesi tetapi tidak
gansiklovir, dan foscarnet dapat menyebabkan perbaikan OHL yang nyata, meskipun
lesi kambuh segera setelah penghentian terapi. Namun demikian, terapi sistemik
panjang.
23
BAB IV
PEMBAHASAN
OHL merupakan lesi kedua setelah Oral Candidiasis yang sering muncul
pada pasien HIV/AIDS disertai lesi rongga mulut yang lain. Meskipun sebagian besar
dijelaskan pada individu dengan Infeksi HIV, OHL juga telah dilaporkan pada
individu dengan spektrum gangguan imunosupresif. Selain itu, OHL juga telah
topikal, dan sistemik jangka panjang telah diidentifikasi sebagai faktor risiko dalam
pengembangan OHL.
Studi kasus yang dilakukan Almayzad dkk 2021 kepada 45 orang yang
menderita OHL dengan 23 pasien laki-laki (51,1%) dan usia rata-rata 64 (kisaran, 24-
100 tahun). 41 kasus (91,1%) terdapat pada lateral/ventral lidah , dan 5 kasus terdapat
secara bilateral. Tinjauan riwayat medis dan pengobatan menunjukkan kondisi yang
menderita rheumatoid arthritis. Sebelas kasus (24,4%) melaporkan tidak ada kondisi
medis yang mendasari atau riwayat pengobatan. Obat yang paling sering dilaporkan
termasuk obat antihipertensi (21,0%), inhaler steroid (14,6%), dan obat penurun
kolesterol (11,0%).
24
Prasad dkk 2017 juga melakukan studi 2 kasus dimana OHL didiagnosis pada
dua orang HIV-negatif. Kedua pasien menggunakan steroid inhalasi untuk gangguan
paru dan keduanya ditemukan memiliki kadar IgM yang rendah. Selain itu, 76 kasus
diidentifikasi dalam literatur. Kondisi tersebut terjadi terkait dengan berbagai kondisi
sistemik paling sering terlibat. Kondisi ini juga telah dilaporkan pada individu yang
sehat (6/76).
kondisi terkait HIV/AIDS, OHL dapat berkembang pada pasien non-HIV, termasuk
orang sehat..
25
BAB V
KESIMPULAN
rentan terhadap infeksi oportunistik dan juga dikaitkan dengan peningkatan ekskresi
kemungkinan untuk pengembangan OHL adalah infeksi ulang sel epitel lidah oleh
OHL sekarang semakin terlihat pada pasien yang lebih tua tanpa predileksi
jenis kelamin, terutama pada mereka yang menggunakan inhaler steroid dan yang
tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang hanya terlihat pada pasien dengan
imunosupresi berat. Penyakit ini dapat berkembang sebagai akibat dari imunosupresi
ringan dan lokal dari inhaler steroid topikal atau imunosenesens dari penuaan.
26
DAFTAR PUSTAKA
Almazyad, A., Alabdulaaly, L., Noonan, V., & Woo, S. B. (2021). Oral hairy
leukoplakia: a series of 45 cases in immunocompetent patients. Oral Surgery,
Oral Medicine, Oral Pathology and Oral Radiology, 132(2), 210-216.
Almeida, L. Y., de Almeida, O. P., City, G., Rakesh, N., Reddy, S. S., Jatti, D., ... &
Ross, E. ORAL SURGERY ORAL MEDICINE ORAL PATHOLOGY
ORAL Radiology.
Kreuter, A., & Wieland, U. (2011). Oral hairy leukoplakia: a clinical indicator of
immunosuppression. CMAJ, 183(8), 932-932.
Martins, L. L., Rosseto, J. H. F., Andrade, N. S., Franco, J. B., Braz-Silva, P. H., &
Ortega, K. L. (2017). Diagnosis of oral hairy leukoplakia: the importance of
EBV in situ hybridization. International journal of dentistry, 2017.
Moura, M. D. G., Haddad, J. P. A., Senna, M. I. B., e Ferreira, E. F., & Mesquita, R.
A. (2010). A new topical treatment protocol for oral hairy leukoplakia. Oral
Surgery, Oral Medicine, Oral Pathology, Oral Radiology, and
Endodontology, 110(5), 611-617.
Prasad, J. L., & Bilodeau, E. A. (2014). Oral hairy leukoplakia in patients without
HIV: presentation of 2 new cases. Oral Surgery, Oral Medicine, Oral
Pathology and Oral Radiology, 118(5), e151-e160.
Shanahan, D., Cowie, R., Rogers, H., & Staines, K. (2018). Oral hairy leukoplakia in
healthy immunocompetent patients: a small case series. Oral and
maxillofacial surgery, 22(3), 335-339.
27