Anda di halaman 1dari 27

MODUL 2

“STABILITA OBAT”

I. Prinsip Percobaan
Prinsip kerja dari praktikum kali ini yaitu uji stabilita dipercepat dengan
cara di uji pada suhu tinggi agar zat cepat terurai sehingga dapat ditentukan waktu
kadaluarsanya.

II. Tujuan Percobaan


1. Menentukan tingkat reaksi penguraian suatu zat
2. Menentukan energi aktivasi dari reaksi penguraian suatu zat
3. Menentukan waktu kadaluarsa suatu zat
4. Menggunakan data kinetika kimia untuk memperkirakan kestabilan suatu
zat
5. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan suatu zat

III. Landasan Teori


3.1. Stabilita Obat
Stabilitas obat adalah derajat degradasi suatu obat dipandang dari segi
kimia. Stabilitas obat dapat diketahui dari ada tidaknya penurunan kadar selama
penyimpanan (Cairns,D,. 2008).
Pada pembuatan obat harus diketahui waktu paro suatu obat. Waktu paro suatu
obat dapat memberikan gambaran stabilitas obat, yaitu gambaran kecepatan
terurainya obat atau kecepatan degradasi kimiawinya. Panas, asam-asam, alkali-
alkali, oksigen, cahaya, kelembaban dan faktor-faktor lain dapat menyenbabkan
rusaknya obat. Mekanisme degradasi dapat disebabkan oleh pecahnya suatu
ikatan, pergantian spesies, atau perpindahan atom-atom dan ion-ion jika dua
molekul brtebrakan dalam tabung reaksi (Moechtar, 1989).
3.2. Faktor yang Mempengaruhi Stabilita Obat
Ada dua hal yang menyebabkan ketidakstabilan obat, yang pertama adalah
labilitas dari bahan obat dan bahan pembantu, termasuk struktur kimia masing-
masing bahan dan sifat kimia fisika dari masing-masing bahan. Yang kedua
adalah faktor-faktor luar, seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan udara, yang
mampu menginduksi atau mempercepatreaksi degradasi bahan. Skala kualitas
yang penting untuk menilai kestabilann suatu bahan obat adalah kandungan bahan
aktif, keadaan galenik, termasuk sifat yang terlihat secara sensorik, secara
mikrobiologis, toksikologis, dan aktivitas terapetis bahan itu sendiri. Skala
perubahan yang diijinkan ditetapkan untuk obat yang terdaftar dalam farmakope.
Kandungan bahan aktif yang bersangkutan secara internasional ditolerir suatu
penurunan sebanyak 10% dari kandungan sebenarnya (Voight,R., 1994).

3.3. Metode Penentuan Stabilita Obat


3.3.1. Metode substitisi
Data yang terkumpul dari hasil pengamatan jalannya suatu reaksi
disubstitusikan ke dalam bentuk integral dari persamaan berbagai orde reaksi. Jika
persamaan itu menghasilkan harga k yang tetap konsen dalam batas-batas variasi
percobaan, maka reaksi dianggap berjalan sesuai dengan orde reaksi tersebut
(martin, 1990).
3.3.2. Metode Grafik
Plot data dalam bentuk grafik dapat digunakan untuk mengetahui orde
reaksi tersebut. Jika konsentrasi diplot terhadap t dan didapatkan garis lurus,
reaksi adalah orde nol. Reaksi dikatakan orde pertama bila log (Co-X) terhadap t
menghasilkan garis lurus bil 1/(Co-X) diplot terhadap t 9jika konsentrasi mula-
mula sama). Jika diplot 1/(Co-X)2 terhadap t menghasilkan garis lurus dengan
seluruh reaktan konsentrasi mula-mulanya, reaksi adalah orde ketiga (martin,
1990).
3.3.3. Metode Waktu Paruh
Waktu yang dibutuhkan suatu obat untuk terurai setengahnya dari
konsentrasi mula-mula adalah waktu paruh. Dalam reaksi orde nol, waktu paruh
sebanding dengan konsentrasi awal (Co) seperti pada tabel waktu paruh:
Orde persamaan orde reaksi persamaan waktu paruh
𝐶𝑜
0 X = k.t t ½ = 2𝑘

1 log Co = k.t
(Co-X)2,303
t ½ = 0,693/k
2X = k.t
Co(Co-X) t ½ = 1/Co.k (martin, 1990).

3.4. Spektrometer
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari
spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari
spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur
intensitas cahaya yang transmisikan atau yang diabsorbsi. Spektrofotometri juga
merupakan suatu metode analisis yang berdasarkan pada peengukuran serapan
sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang
yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan
detector vacuum phototube taua tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah
speltrofotometer, yaitu suatu alatt yang digunakan untuk menentukan suatu
senyawa baik secara kuantitatif atau kualitatif dengan mengukur transmitan
ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Secara
umum spektrofotometri dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a) Spektrofotmeter ultraviolet
b) Spektrofotmeter sinar tampak
c) Spektrofotmeter infra merah
d) Spektrofotmeter serapan atom
Spektrum elektromagnetik terdiri dari urutan gelombang dengan sifat sifat
yang berbeda. Kawasan gelombang penting di dalam penelitian biokimia adalah
ultra lembayung (UV, 180-350 nm) dan tampak (VIS, 350-800). Cahaya di dalam
kawasan ini mempunyai energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron valensi
di dalam molekul tersebut (Harjadi, 1990).

3.5. Orde reaksi


Orde reaksi adalah jumlah pangkat konsentrasi dalam hukum laju bentuk
diferensial. Secara teoritis orde reaksi merupakan bilangan bulat kecil, namun dari
hasil eksperimen hal tertentu orde reaksi merupakan pecahan atau nol (Achmad,
1992).

3.5.1. Reaksi orde ke-nol


Suatu reaksi penguraian dikatakan memiliki orde 0 bila reaksi penguraian
tersebut terjadi pada kecepatan yang konstan dan tidak tergantung pada
konsentrasi reaktan.
Biasanya terjadi pada sediaan tablet atau “suspensi” (orde 0 semu)
Rumus :
Ct = C0 – k.t (martin, 1990).

3.5.2. Reaksi orde pertama


Misal reaksi AB+C
Rumus :
ln Ct = ln C0 – k.t (martin, 1990).

3.5.3. Reaksi orde kedua


Misal reaksi AB+C
Suatu reaksi penguraian dikatakan memiliki orde 2 bila kecepatan reaksi
dipengaruhi oleh kuadrat konsentrasi A, atau
Misal reaksi A+BB+D
Suatu reaksi penguraian dikatakan memiliki orde 2 bila kecepatan reaksi
dipengaruhi oleh kuadrat konsentrasi A dan B
1 1
= 𝐶0 + 𝑘. 𝑡 (martin, 1990).
𝐶𝑡
3.6. Monografi
3.6.1. INDOMETASIN
Indomethacin
C19H16ClNO4 BM 357,79
Indometasina mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C19H16ClNO4 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur, polimorf, kuning pucat hingga kuning kecoklatan; tidak
berbau atau hampir tidak berbau. Peka terhadap cahaya; meleleh pada suhu lebih
kurang 162°.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, dalam
kloroform dan dalam eter.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan kromatografi cair kinerja tinggi.
Fase gerak, buat larutan natrium fosfat monobasa 0,01 M dalam campuran
asetonitril P-air (lebih kurang 1:1).
Larutan baku, timbang saksama sejumlah Indometasin BPFI, larutan dalam fase
gerak hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
Larutan uji timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, masukkan kedalam labu
tentukur 100-ml, encerkan dengan fase gerak sampai tanda.
Penyimpanan Dalam wadah tidak tembus cahaya.
Khasiat dan penggunaan Analgetikum, antiradang.
(Ditjen POM, 2014: 566).
IV. Prosedur Kerja
4.1. Persiapan Awal Pengujian Stabilitas Larutan Indometasin
4.1.1. Penyiapan larutan dapar

50 mL Kalium dihidrogen fosfat 0,2 M dan 46,1


mL NaOH 0,2N dicampurkan

Air suling ditambahkan sampai 200 mL, sehingga


diperoleh dapar dengan pH 8

4.1.2 Pembuatan spektrum absorbsi dan kurva kalibrasi

Larutan indometasin dibuat dengan cara 100 mg indometasin dilarutkan


dalam 30 mL etanol dan ditambah air suling bebas CO2 sampai 50 mL.
(larutan stok)

Larutan stok dipipet ke dalam labu takar 100 mL sebanyak 0,5; 1,0; 1,5; 2,0;
2,5; 3,0 mL.

Larutan stok ditambahkan larutan dapar pH 8 sampai tepat 100 mL.


Sehingga didapat larutan dengan konsentrasi 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0
mg/100 mL.
Larutan diukur serapan pada rentang λ = 200 ‒ 350nm, dimana λ max
Indometasin = 320 nm.

Kurva kalibrasi dibuat antara konsentrasi Indometasin dengan absorbansi/


serapan. Persamaan regresinya (y = a + bx).

4.2. Penentuan Stabilitas Larutan Indometasin

Sebanyak 5 mL larutan induk indometasin dimasukkan ke dalam 36 vial

Vial-vial tersebut disimpan di dalam oven bersuhu 60°, 70°, 80°C masing-
masing 12 vial.

Setelah 10 menit, 2 vial dari masing-masing suhu diambil.

Lalu didinginkan di dalam lemari es.

Absorbansi/ serapan ditentukan dengan spektrofotometri pada λ = 320 nm.


Konsentrasi ditentukan dengan menggunakan persamaan regresi linier
melalui pembuatan kurva kalibrasi. Konsentrasi ini dianggap konsentrasi
awal (Co)

Pada waktu 30, 60, 90, 120, 150 menit setelah pengambilan awal diambil 2
vial dari masing-masing suhu.

Konsentrasi indometasin ditentukan dengan cara yang sama seperti


sebelumnya.

4.3. Penentuan waktu kadaluarsa larutan indometasin

Tingkat orde reaksi penguraian dihitung menggunakan metode substitusi dan


metode grafik.

Energi aktivasi (Ea) dihitung dengan menggunakan persamaan Arrhenius.

K pada suhu kamar (25°C) ditentukan

Waktu kadaluarsa larutan indometasin pada suhu kamar dihitung apabila


larutan tersebut dianggap sudah tidak dapat digunakan lagi bila telah terurai
sebanyak 10%
V. Data Pengamatan dan Perhitungan
5.1. Data Pengamatan
5.1.1. Data pengamatan kurva kalibrasi

Gambar 5.1. Pengukuran absorbansi pada rentang λ = 320 nm

Tabel 5.1. Kurva kalibrasi


Konsentrasi Absorbansi
(PPM) (X) (Y)

10 0.193
20 0.438
30 0.618
40 0.89
50 1.061
60 1.292
Gambar 5.2. Kurva kalibrasi

5.1.2. Data pengamatan uji stabilita dipercepat

Tabel 5.2. Uji stabilita dipercepat 60ᵒC


Absorbansi
t (menit) Konsentrasi
I II Rata-Rata

10 0.909 0.933 0.921 42.9911


30 0.926 0.92 0.923 43.0229
60 0.88 0.878 0.879 41.0045
90 0.838 0.843 0.8405 39.285
120 0.804 0.785 0.7945 37.1284
150 0.819 0.75 0.7845 36.6697
Tabel 5.3. Uji stabilita dipercepat 70ᵒC

Absorbansi
t (menit) Konsentrasi
I II Rata-Rata

10 0.939 0.95 0.9445 44.0091


30 0.926 0.929 0.9275 43.2293
60 0.857 0.834 0.8455 39.4678
90 0.792 0.745 0.7685 35.9537
120 0.967 0.684 0.8255 38.5504
150 0.625 0.603 0.614 28.8486

Tabel 5.4. Uji stabilita dipercepat 80ᵒC


Absorbansi
t (menit) Konsentrasi
I II Rata-Rata

10 0.907 0.907 0.907 42.2889


30 0.898 0.886 0.892 41.6009
60 0.775 0.792 0.7835 36.6238
90 0.612 0.613 0.6125 28.7798
120 0.452 0.438 0.445 27.2477
150 0.35 0.332 0.341 16.3256
Gambar 5.3. Uji stabilita dipercepat 60ᵒ,70ᵒ,80ᵒC
5.1.3. Data pengamatan orde reaksi
Tabel 5.5. Orde 0
Konsentrasi (mg)
t (menit)
60˚C 70˚C 80˚C

10 42.9911 44.0091 42.2889


30 43.0229 43.2293 41.6009
60 41.0045 39.4678 36.6238
90 39.285 35.9537 28.7798
120 37.1284 38.5504 27.2477
150 36.6697 28.8486 16.3256

Grafik 5.1. Orde 0

Orde 0
50
45
40
35
Konsentrasi

30
25 Suhu 60
20 Suhu 70
15
Suhu 80
10
5
0
10 30 60 90 120 150
Waktu (Menit)

Tabel 5.6. Orde 1 (ln orde 0)


Konsentrasi (mg)
t (menit)
60˚C 70˚C 80˚C

10 3.7595 3.7843 3.7445


30 3.7617 3.7665 3.7281
60 3.7136 3.6754 3.6006
90 3.6708 3.5817 3.3596
120 3.6143 3.6519 3.3049
150 3.6019 3.362 2.7927
Grafik 5.2. Orde 1 (ln orde 0)

Orde 1
5
4.5
4
3.5
Konsentrasi

3
2.5 Suhu 60
2 Suhu 70
1.5
Suhu 80
1
0.5
0
10 30 60 90 120 150
Waktu (Menit)

1
1/Tabel 5.7. Orde 2 (𝑂𝑟𝑑𝑒 0)
Konsentrasi (mg)
t (menit)
60˚C 70˚C 80˚C

10 0.0232 0.0227 0.0236


30 0.02324 0.0231 0.024
60 0.0243 0.0253 0.0273
90 0.0254 0.0278 0.0347
120 0.0269 0.0259 0.0612
150 0.0272 0.0346 0.0346
1
Grafik 5.3. Orde 2 ( )
𝑂𝑟𝑑𝑒 0

Orde 2
0.08
0.07
0.06
Konsentrasi

0.05
0.04 Suhu 60
0.03 Suhu 70
0.02 Suhu 80
0.01
0
10 30 60 90 120 150
Waktu (Menit)

Tabel 5.8. Menentukan orde reaksi


Nilai r
Orde
60˚C 70˚C 80˚C

0 -0.98349 -0.9068 -0.9767


1 -0.9836 -0.8906 -0.9458
2 0.9841 0.8714 0.6634

Tabel 5.9. Nilai a + b dari hasil regresi (orde 0)


Suhu a b

60˚C 43.9191 -0.05102


70˚C 45.5283 -0.0937
80˚C 46.1014 -0.18204

Tabel 5.10. Nilai a + b dari hasil regresi (orde 1)


Suhu a b

60˚C 3.7852 −1.2816 X 10⁻³


70˚C 3.8335 −2.5647 X 10⁻³
80˚C 3.9074 −6.3360 X 10⁻³
Tabel 5.11. Nilai a + b dari hasil regresi (orde 1)
Suhu a b

60˚C 0.023 3,2288 X 10⁻⁵


70˚C 0.021 7.0976 X 10⁻⁵
80˚C 0.016 1.7467 X 10⁻⁵

Tabel 5.12. Menghitung energy aktivasi (Ea)

Suhu K ln K 1/ (K)

60˚ 0.05102 -2.9755 0.003


70˚ 0.0937 -2.3676 0.0029
80˚ 0.018204 -1.7035 0.0028

5.2. Perhitungan
5.2.1. Perhitungan pembuatan larutan dapar
a) Kalium dihidrogen fosfat
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
𝑀 = 𝑥
𝑀𝑟 𝑉
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
0,2 = 𝑥
136 50
0,2𝑥136
𝑔𝑟𝑎𝑚 = = 1,36 𝑔𝑟𝑎𝑚
20
b) Natrium hidroksida
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
𝑁 = 𝑥
𝐵𝑀 𝑉
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
0,2 = 𝑥
40 46,1
0,2𝑥46,1
𝑔𝑟𝑎𝑚 = = 0,37 𝑔𝑟𝑎𝑚
25
5.2.2. Perhitungan pembuatan spectrum dan kurva kalibrasi
Diketahui :
Indometasi = 100 mg = 100.000 mcg
Etanol = 50 ml
a) konsentrasi Indometasin
𝑔𝑟𝑎𝑚 100.000
= = 2000 𝑝𝑝𝑚
𝑉 50

b) Konsentrasi larutan seri


100.000 𝑚𝑐𝑔
1) = 10 𝑝𝑝𝑚
50 𝑚𝑙
200.000 𝑚𝑐𝑔
2) = 20 𝑝𝑝𝑚
50 𝑚𝑙
300.000 𝑚𝑐𝑔
3) = 30 𝑝𝑝𝑚
50 𝑚𝑙
400.000 𝑚𝑐𝑔
4) = 40 𝑝𝑝𝑚
50 𝑚𝑙
500.000 𝑚𝑐𝑔
5) = 50 𝑝𝑝𝑚
50 𝑚𝑙
600.000 𝑚𝑐𝑔
6) = 60 𝑝𝑝𝑚
50 𝑚𝑙

5.2.3. Perhitungan volume butuh larutan stock


𝑉1 × 𝑁1 = 𝑉2 × 𝑁2
a) Konsentrasi 10
𝑉1 × 𝑁1 = 𝑉2 × 𝑁2
𝑉1 × 2000 = 100 × 10
1000
𝑉= = 0,5 𝑚𝐿
2000
b) Konsentrasi 20
𝑉1 × 𝑁1 = 𝑉2 × 𝑁2
𝑉1 × 2000 = 100 × 20
2000
𝑉= = 1 𝑚𝐿
2000
c) Konsentrasi 30
𝑉1 × 𝑁1 = 𝑉2 × 𝑁2
𝑉1 × 2000 = 100 × 30
3000
𝑉= = 1,5 𝑚𝐿
2000

d) Konsentrasi 40
𝑉1 × 𝑁1 = 𝑉2 × 𝑁2
𝑉1 × 2000 = 100 × 40
4000
𝑉= = 2 𝑚𝐿
2000
e) Konsentrasi 50
𝑉1 × 𝑁1 = 𝑉2 × 𝑁2
𝑉1 × 2000 = 100 × 50
5000
𝑉= = 2,5 𝑚𝐿
2000
f) Konsentrasi 60
𝑉1 × 𝑁1 = 𝑉2 × 𝑁2
𝑉1 × 2000 = 100 × 60
6000
𝑉= = 3 𝑚𝐿
2000

5.2.4. Perhitungan Konsentrasi


y = a + b.x
a = -0,0149
b = 0,0218
r = 0,998
a) Suhu 60ᵒ C
1) Menit ke-10
0,921 = -0,0149 + 0,0218. X
0,921 + 0,0149
x =
0,0218

= 42,9311 μg
2) Menit ke-30
0,923 = -0,0149 + 0,0218. X
0,923 + 0,0149
x =
0,0218

= 43,0229 μg

3) Menit ke-60
0,879 = -0,0149 + 0,0218. X
0,879 + 0,0149
x =
0,0218

= 41,0045 μg
Menit ke-90
0,8405 = -0,0149 + 0,0218. X
0,8405 + 0,0149
x =
0,0218

= 39,285 μg
4) Menit ke-120
0,7945 = -0,0149 + 0,0218. X
0,7945 + 0,0149
x =
0,0218

= 37,1284 μg
5) Menit ke-150
0,7845 = -0,0149 + 0,0218. X
0,7845 + 0,0149
x =
0,0218

= 36,6697 μg

c) Suhu 70ᵒ C
1) Menit ke-10
0,9445 = -0,0149 + 0,0218. X
0,9445 + 0,0149
x =
0,0218

= 44,0091 μg
2) Menit ke-30
0,9275 = -0,0149 + 0,0218. X
0,9275 + 0,0149
x =
0,0218

= 43,2293 μg

3) Menit ke-60
0,8455 = -0,0149 + 0,0218. X
0,8455 + 0,0149
x =
0,0218

= 39,4678 μg
4) Menit ke-90
0,7685 = -0,0149 + 0,0218. X
0,7685 + 0,0149
x =
0,0218

= 35,9357 μg
5) Menit ke-120
0,8255 = -0,0149 + 0,0218. X
0,8255 + 0,0149
x =
0,0218

= 38,5504 μg
6) Menit ke-150
0,614 = -0,0149 + 0,0218. X
0,614 + 0,0149
x =
0,0218

= 28,8486 μg

d) Suhu 80ᵒ C
1) Menit ke-10
0,907 = -0,0149 + 0,0218. X
0,907 + 0,0149
x =
0,0218

= 42,2889 μg
2) Menit ke-30
0,892 = -0,0149 + 0,0218. X
0,892 + 0,0149
x =
0,0218

= 41,6009 μg

3) Menit ke-60
0,7835 = -0,0149 + 0,0218. X
0,7835 + 0,0149
x =
0,0218

= 36,6238 μg
4) Menit ke-90
0,6125 = -0,0149 + 0,0218. X
0,6125 + 0,0149
x =
0,0218

= 28,7798 μg
5) Menit ke-120
0,445 = -0,0149 + 0,0218. X
0,445 + 0,0149
x =
0,0218

= 27,2477 μg
6) Menit ke-150
0,341 = -0,0149 + 0,0218. X
0,341 + 0,0149
x =
0,0218

= 16,3256 μg

5.2.5. Perhitungan anergi aktivasi


Ea = B X R
= 6360 X 1,9872
= 12638,592 kalᵒ/mol
5.2.6. Perhitungan arrhenius

ln K25 = ln A – [𝐸𝑎𝑅 . 𝑇1]


1
ln K25 =16,0951 – 6360 . [ 25+273
]
1
ln K25 =16,0951 – 6360 . [ 298
]
[
ln K25 =16,0951 – 6360 . 3,356X10-3 ]
ln K25 = -5.2471X10-3
K25 = 5,2627X10-3

5.2.7. Waktu terurai


90
C90% = . C0
100
90
C90% = . 42,2889
100
= 38,06001 mg
5.2.8. Waktu kadaluarsa
a) Orde 0
Ct = C0 – k . t
38,06001 = 42,2889 – 5,2627X10-3. t
38,06001– 42,2889 = – 5,2627X10-3. t
− 4,22889
t=
– 5,2627X10−3

t = 803,5609 menit
t = 13,3926 jam
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami melakukan pengujian stabilitas pada larutan
indometasin yang bertujuan untuk menentukan stabilitas dari larutan indometasin
yang meliputi menentukan tingkat/ orde reaksi, menentukan energy aktivasi,
menentukan waktu kadaluarsa suatu zat, dapat menggunakan data kinetika kimia
untuk menentukan kestabilan suatu zat, dan menerangkan faktor-faktor yang
memengaruhi kestabilan.
Orde reaksi yang digunakan adalah orde 0, orde 1 dan orde 2.
1. Orde nol
Pada orde nol dari hasil pengamatan tidak sesuai literatur karena nilai orde
nol tidak stabil seharusnya semakin tinggi suhu maka konsentrasi semakin
menurun. Terdapat faktor kesalahan yaitu seperti kurang rapatnya tutup vial pada
saat dipanaskannya di dalam oven kurang telitinya praktikan saat memasukan
nilai absorbansi.
2. Orde satu
Pada orde satu dari hasil pengamatan tidak sesuai literatur karena nilai
orde satu tidak stabil seharusnya semakin tinggi suhu maka konsentrasi semakin
menurun. Terdapat faktor kesalahan yaitu seperti kurang rapatnya tutup vial pada
saat dipanaskannya di dalam oven dan kurang telitinya praktikan saat memasukan
nilai absorbansi.
3. Orde dua
Pada orde dua dari hasil pengamatan tidak sesuai literatur karena nilai orde
dua semakin tinggi suhu maka konsentrasi semakin meningkat seharusnya
semakin tinggi suhu maka konsentrasi semakin menurun. Terdapat faktor
kesalahan yaitu seperti kurang rapatnya tutup vial pada saat dipanaskannya di
dalam oven kurang telitinya praktikan saat memasukan nilai absorbansi.
Tujuan dari uji stabilitas pada umumnya adalah memberikan bukti
bagaimana kualitas bahan suatu obat atau produk obat berubah seiring waktu
berjalan oleh pengaruh berbagai faktor seperti temperatur, kelembapan, cahaya,
pH, oksigen, mikroorganisme, dan bahan tambahan. Selain itu tujuannya yang
lainnya adalah untuk menentukan periode uji ulang untuk bahan obat atau masa
guna obat dan kondisi penyimpanan obat.
Penentuan uji stabilitas obat, bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu metode
uji stabilitas jangka panjang, uji stabilitas dipercepat dan uji stabilitas on going.
Sebenarnya pada industry obat uji stabilitas pada suhu 40 oC pada jangka waktu 6
bulan sedangkan pada praktikum kali ini yang digunakan adalah uji stabilitas
dipercepat yaitu pada suhu 60oC, 70 oC, 80 oC pada waktu 120 menit. Alasannya
untuk mengefisienkan waktu. Prinsip dari metode uji stabilitas dipercepat ini
adalah dengan membandingkan dua nilai konstanta laju reaksi (k) pada suhu yang
berbeda dapat dihitung energi aktivasinya sehingga dapat menghitung konstanta
laju reaksi pada suhu kamar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan suatu zat atau obat yaitu
panas, cahaya, kelembapan, oksigen, pH, mikrooganisme dan bahan bahan
tambahan yang digunakan dalam sediaan obat. Pada praktikum kali ini kita
menguji pengaruh panas terhadap uji stabilita obat. Semakin panas tempat
penyimpanan stabilitas obat maka obat pun akan semakin cepat terurai.
Dilakukannya uji spektrofotometri untuk mengetahui adsorbansi larutan
tersebut. Prinsip kerja spektrofotometer adalah dimana sinar/cahaya dilewatkan
melewati sebuah wadah (kuvet) yang berisi larutan, dimana akan menghasilkan
spektrum. Alat ini menggunakan hukum Lambert Beer sebagai acuan (Ewing,
1975). Spektrofotometer pada dasarnya terdiri atas sumber sinar monokromator,
tempat sel untuk zat yang diperiksa, detektor, penguat arus dan alat ukur atau
pencatat (Ditjen POM, 1979).
VII. Kesimpulan
Dari praktikum uji stabilita obat ini dapat disimpulkan bahwa uji stabilita
obat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu panas, cahaya, kelembapan, oksigen,
pH, mikroorganisme, dan bahan tambahan pada formula. Pada penentuan laju
reaksi digunakan metode grafik pada orde 0, orde 1 dan orde 2. Metode yang
dipakai pada percobaan kali ini adalah uji stabilita dipercepat pada suhu 60oC, 70
o
C, 80 oC pada waktu 120 menit yaitu pada menit ke 10,30, 60, 90, 120 dan 150.
VIII. Daftar Pustaka
Achmad, Hiskia. (1992). Elektrokimia dan Kinetika Kimia. Bandung: Citra Aditya
Bakti
Cairns, Donald. (2008). Intisari Kimia Farmasi Edisi 2. Jakarta: EGC
Depkes RI. (2014). Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Depkes RI
Harjadi, W. (1990). Ilmu Kimia Dasar Analitik. Jakarta: Gramedia
Martin, A, dkk. (1993). Farmasi Fisika. Jakarta: Universitas Indonesia Press
Moechtar. (1989). Farmasi Fisika: Bagian Larutan dan Sistem Dispersi.
Yogyakarta: gadjah Mada University Press
Voight, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakart: Gadjah Mada
University Press
IX. Lampiran
9.1. Format Pembagian Laporan
Modul Prinsip Tujuan Teori Dasar Prosedur Data Pengamatan Pembahasan Kesimpulan Editor
6 00.01,78 00.00,40 00.00,53
Fakhrur Razid
Fakhrur Razid (10060316092) Siti Nadhira
Mubarik Ahmad Mubarik Ahmad Rifa Gifari D. (10060316092) Mubarik Ahmad (10060316098) Mubarik Ahmad Mubarik Ahmad
1
(10060316094) (10060316094) (10060316097) Rijki Riyanto (10060316094) Alsi Diennadya S. (10060316094) (10060316094)
(10060316093) Kiki Ramdani (10060316098)
(10060316096)
Fakhrur Razid
(10060316092)
Rijki Riyanto
(10060316093) Rijki Riyanto
Fakhrur Razid Mubarik Ahmad (10060316093)
Mubarik Ahmad Mubarik Ahmad Rifa Gifari D. (10060316092) (10060316094) Siti Nadhira Rijki Riyanto Mubarik Ahmad
2
(10060316094) (10060316094) (10060316097) Alsi Diennadya S. Kiki Ramdani (10060316098) (10060316093) (10060316094)
(10060316098) (10060316096) Alsi Diennadya S.
Rifa Gifari D. (10060316098)
(10060316097)
Alsi Diennadya S.
(10060316098)
Fakhrur Razid
(10060316092)
Rijki Riyanto
(10060316093)
Fakhrur Razid Mubarik Ahmad
Siti Nadhira (10060316092) (10060316094)
Alsi Diennadya S. Mubarik Ahmad Rifa Gifari D. (10060316095) Mubarik Ahmad Siti Nadhira Rifa Gifari D. Mubarik Ahmad
3
(10060316098) (10060316094) (10060316097) Kiki Ramdani (10060316094) (10060316095) (10060316097) (10060316094)
(10060316096) Kiki Ramdani Kiki Ramdani
(10060316096) (10060316096)
Rifa Gifari D.
(10060316097)
Alsi Diennadya S.
(10060316098)
Fakhrur Razid
(10060316092)
Rijki Riyanto
(10060316093)
Fakhrur Razid Mubarik Ahmad
Siti Nadhira (10060316092) (10060316094)
Alsi Diennadya S. Mubarik Ahmad Rifa Gifari D. (10060316095) Mubarik Ahmad Siti Nadhira Rifa Gifari D. Mubarik Ahmad
4
(10060316098) (10060316094) (10060316097) Kiki Ramdani (10060316094) (10060316095) (10060316097) (10060316094)
(10060316096) Kiki Ramdani Kiki Ramdani
(10060316096) (10060316096)
Rifa Gifari D.
(10060316097)
Alsi Diennadya S.
(10060316098)
Fakhrur Razid Rijki Riyanto
Rifa Gifari D. Fakhrur Razid (10060316092) (10060316093)
Rifa Gifari D. Rifa Gifari D. (10060316097) (10060316092) Mubarik Ahmad Siti Nadhira Siti Nadhira Mubarik Ahmad
5
(10060316097) (10060316097) Alsi Diennadya S. Rifa Gifari D. (10060316094) (10060316095) (10060316095) (10060316094)
(10060316098) (10060316097) Kiki Ramdani Alsi Diennadya S.
(10060316096) (10060316098)
Fakhrur Razid
(10060316092)
Fakhrur Razid Rijki Riyanto Rifa Gifari D.
Mubarik Ahmad Mubarik Ahmad Siti Nadhira (10060316092) (10060316093) (10060316097) Mubarik Ahmad Mubarik Ahmad
6
(10060316094) (10060316094) (10060316095) Kiki Ramdani Mubarik Ahmad Alsi Diennadya S. (10060316094) (10060316094)
(10060316096) (10060316094) (10060316098)
Kiki Ramdani
(10060316096)

Anda mungkin juga menyukai