1. Tujuan Praktikum
Penentuan derajat ionisasi dan tetapan ionisasi dari asam lemah dan basa lemah
2. Landasan Teori
Senyawa elektrolit adalah senyawa yang memiliki sifat penghantar arus listrik jika senyawa tersebut terlarut
dalam larutan polar (sebagai contoh air). Dalam suatu larutan senyawa ini akan terpisah (terdisosiasi)
menjadi kation (spesi bermuatan positif) dan anion (spesi bermuatan negatif). Jika pemisahan ini sempurna,
maka disebut sebagai senyawa elektrolit kuat, sebagai contoh HCl yang terionisasi sempurna menjadi H+
dan Cl-. Sedangkan jika disosiasinya hanya sebagian, maka disebut sebagai senyawa elektrolit lemah.
Ammonium hidroksida (NH4OH) adalah salah satu contohnya yang dalam larutan air hanya sebagian saja
terionisasi menjadi NH4+ dan OH-. Sebagian besar spesi ammonium hidroksida tetap sebagai NH4OH.
Tingkat ionisasi dari elektrolit lemah dilihat dari derajat ionisasi, , yang dapat ditentukan melalui suatu
contoh perhitungan derajat ionisasi dari basa lemah, amonium hidroksida berdasar pada hukum
pengenceran Ostwald.
Dimana Kb adalah konstanta disosiasi (atau ionisasi) dari basa lemah, dan C adalah konsentrasi awal dari
NH4OH.
Sifat hantaran listrik dari senyawa elektrolit tergantung pada hantaran jenis, , dan konsentrasi senyawa
tersebut dalam larutan, C. Sifat ini disebut juga sebagai hantaran ekuivalen, , yang dirumuskan melalui
suatu persamaan = / C (persamaan 2). Satuan dari hantaran ekuivalen, , adalah m2 S / mol (S =
Siemens), sedangkan hantaran jenis, , adalah S/m, sedangkan konsentrasi, C, memiliki satuan mol/m3.
Derajat ionisasi suatu senyawa elektrolit lemah merupakan perbandingan antara hantaran ekuivalen pada
konsentrasi pengukuran, , dengan hantaran ekuivalen pada pengenceran tak terhingga, o, oleh karena
itu, derajat ionisasi, = /o (persamaan 3).
1 1 Λ𝐶
= + Persamaan 4
Λ Λ 𝑜 𝐾𝑏 (Λ 𝑜 )2
Sehingga dengan persamaan ini bisa dibuat suatu grafik dengan 1/ pada sumbu X dan *C pada sumbu
Y. Nilai 1/Kb * (o)2 adalah gradien dari grafik tersebut, maka konstanta ionisasi pun bisa didapatkan.
3.1 Alat
10 tabung reaksi, 1 labu ukur 50 ml, 1 pipet volumetri 25 ml, konduktometer (2 kelompok mempergunakan
1 konduktometer), 1 pipet pasteur, 1 gelas kimia 100 ml, termometer (2 kelompok mempergunakan masing-
masing 1 termometer dan gelas kimia untuk standarisasi konduktometer), botol semprot.
3.2 Bahan
Konduktometer standard HI7030 (128800 S/dm); 0,4 M CH3COOH 100 ml ; 0,4 M NH4OH 100 ml, air
destilat dalam botol semprot, air ledeng.
4. Prosedur Percobaan
2. Sejumlah volume larutan standard HI7030 dituangkan pada sebuah tabung reaksi kemudian
elektroda konduktometer dimasukkan pada tabung reaksi ini,
3. Tabung reaksi tersebut dimasukkan pada gelas kimia 100 ml yang berisi air ledeng. Permukaan air
ledeng tersebut berada diatas permukaan larutan standard,
4. Setelah ditunggu beberapa lama hingga temperatur air destilat dan tabung reaksi beserta isinya
saling berkeseimbangan, temperatur segera dicatat,
6. Setelah kalibrasi selesai dilakukan, larutan standard jangan dibuang tetapi dikumpulkan pada suatu
botol penampung untuk dipergunakan kembali,
7. Bersihkan tabung reaksi yang dipakai untuk dipergunakan pada pembuatan larutan standard.
2. Anda buat 4 larutan pengenceran dari masing-masing larutan dengan mempergunakan labu
ukur 50 ml,
3. Caranya adalah tuangkan 25 ml masing-masing larutan NH4OH dan CH3COOH dengan pipet
volumetri 25 ml kedalam labu ukur 50 ml,
4. Lalu tambahkan air destilat hingga batas dan kocok hingga larutan tercampur sempurna (terjadi
pengenceran setengah dari konsentrasi awal),
5. Kemudian ambil 25 ml dan pindahkan ke tabung reaksi (larutan ini berkonsentrasi 0,2 M),
6. Larutan yang tersisa dilabu ukur ditambahkan air destilasi hingga batas meniskus, kemudian
dicampur hingga larutan tercampur sempurna (terjadi pengenceran kembali setengah dari
konsentrasi awal),
7. Dari larutan yang tercampur diambil 25 ml dan dipindahkan ke tabung reaksi (larutan ini
berkonsentrasi 0,1 M),
3. Hitunglah hantaran jenis larutan dan dicatat dalam buku jurnal praktikum anda (catat angka
dan satuannya),
5. Pada larutan asam asetat dilakukan pengukuran juga dengan konduktometer dimulai dari
pembilasan gelas kimia dengan larutan yang hendak diukur dan pengukuran dari yang
konsentrasinya paling rendah ke yang paling tinggi,
6. Pada tiap selesai pengukuran hantar jenis larutan, probe konduktometer dibilas dengan air
destilat dan dikeringkan dengan penembak udara atau dengan tissue.
0,4 M
0,2 M
0,1 M
0,05 M
0,025 M
0.0125 M
Nilai rata-rata hantaran jenis untuk tiap konsentrasi larutan dihitung. Hantaran jenis pada konduktometer
memiliki satuan S/cm , ubahlah satuannya menjadi S/m. Lalu pergunakan persamaan hantaran ekuivalen
untuk mendapatkan nilai . Ingat satuan adalah S m2/mol sehingga ubahlah semua satuan dalam satuan
internasional. Satuan konsentrasi, C, yaitu molar (M) adalah mol/l, oleh karena itu ubahlah menjadi mol/m3.
Hitunglah nilai 1/ dan nilai *C. Buatlah grafik 1/ versus *C untuk NH4OH dan CH3COOH. Untuk
membuat garis grafik bisa mempergunakan persamaan regresi linear pada program Microsoft Excel. Nilai
6. Pertanyaan
1. Coba terangkan cara kerja konduktometer
2. Coba sebutkan dan jelaskan aplikasi konduktometer pada bidang lingkungan atau industri atau
kesehatan
3. Produsen instrument Jenway memproduksi konduktivitimeter yang bisa digunakan juga sebagai
pH meter. Mengapa konduktivitas dan pH larutan bisa diukur bersama-sama. Apakah alasannya?
3. Masukkan termometer dan probe konduktometer pada larutan standar dalam gelas kimia
4. Ukur temperatur dan hantar jenisnya (S pada alat maksudnya adalah S/cm2)
6. Gunakan obeng kecil untuk memutar mur sampai didapatkan nilai yang diharapkan
7. Jika tidak bisa mencapai nilai yang diharapkan pakailah nilai yang terdekat dan hitunglah selisihnya
dengan nilai yang sebenarnya. Pada saat pengukuran hantar jenis larutan, hantar jenis yang dicatat
adalah hantar jenis yang didapatkan ditambahkan atau dikurangi dengan selisih daya hantar.
8. Standarisasi diulangi tiga kali.Temperatur dan hantar jenisnya dicatat, lalu pada laporan praktikum
dibahas mengapa nilainya selalu berubah.