Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN PELAKSANAAN PERAN ADVOKAT PERAWAT DI

RUMAH SAKIT NEGERI DI KABUPATEN SEMARANG

Etty Nurul Afidah*, Madya Sulisno**

*) Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro


**) Staf Pengajar Departemen Dasar Keperawatan Keperawatan Dasar Program Studi Ilmu Keperawatan,
Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
(email: madya_sulisno@undip.ac.id)

ABSTRAK

Advokasi merupakan peran profesional perawat untuk melakukan pembelaan dan perlindungan kepada
pasien. Dalam pelaksanaannya terdapat faktor yang penghambat dan pendukung peran advokat perawat.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan peran advokat di ruang rawat inap RS di
Kabupaten Semarang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis.
Pengambilan sampel dilakukan secara purposif, berjumlah 5 informan. Tehnik pengambilan data dengan
wawancara mendalam. Penelitian ini menghasilkan 3 tema yaitu definisi peran advokasi perawat,
pelaksanaan tindakan peran advokasi perawat dan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan peran advokasi
perawat. Definisi peran advokasi perawat yaitu tindakan perawat untuk memberikan informasi dan
bertindak atas nama pasien. Pelaksanaan tindakan peran advokasi meliputi memberi informasi, menjadi
mediator dan melindungi pasien. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya terdiri dari faktor
penghambat dan faktor pendukung. Faktor yang menjadi penghambat antara lain: kepemimpinan dokter,
lemahnya dukungan organisasi, kurangnya perhatian terhadap advokasi, kurangnya jumlah tenaga
perawat, kondisi emosional keluarga, terbatasnya fasilitas kesehatan dan lemahnya kode etik. Sementara
itu faktor yang mendukung meliputi: kondisi pasien, pengetahuan tentang kondisi pasien, pendidikan
keperawatan yang semakin tinggi, kewajiban perawat dan dukungan instansi rumah sakit. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah advokasi tidak hanya diartikan sebatas pada tindakan membela pasien tetapi
juga meliputi tindakan memberi informasi, bertindak atas nama pasien, menjadi mediator dan melindungi
pasien. Perawat diharapkan dapat mengoptimalkan perannya sebagai advokat yaitu dengan memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh pasien, menjadi penghubung antara pasien dan tim kesehatan lain,
membela hak-hak pasien dan melindungi pasien dari tindakan yang merugikan.

Kata Kunci: peran, advokasi, perawat

124 Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 2, November 2013; 124-130


PENDAHULUAN jaminan kesehatan. Fenomena tersebut
Era globalisasi dan terbukanya pasar menunjukkan bahwa peran perawat sebagai
bebas berakibat pada tingginya kompetisi advokat sangat dibutuhkan oleh pasien.
dalam memberikan pelayanan kesehatan Perawat seharusnya dapat memberikan
yang menuntut peningkatan kualitas serta informasi terkait kondisi pasien saat ini.
profesionalisme sumber daya manusia Perawat juga dapat mengarahkan pasien
(SDM) kesehatan termasuk SDM untuk menggunakan fasilitas jaminan
keperawatan (Anjaswarni, 2002; Kusnanto, kesehatan yang ada di rumah sakit sehingga
2004). Peningkatan kualitas keperawatan pasien dapat terbantu dalam biaya
ditandai dengan kemampuan perawat dalam pengobatannya.
memberikan asuhan keperawatn bermutu Studi pendahuluan yang dilakukan
(Nurya, 2008). Dalam melaksanakan oleh peneliti yang didapat dari perawat,
praktik keperawatan, perawat dituntut pasien, keluarga pasien dan praktikan di RS
melakukan peran sebagaimana yang Negeri di Kabupaten Semarang ditemukan
diharapkan oleh profesi dan masyarakat bahwa peran perawat sebagai advokat
(Craven, 2000). Peran diartikan sebagai pasien belum optimal. Perawat sudah
seperangkat tingkah laku yang diharapkan memberikan informasi yang dibutuhkan
oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai pasien, berusaha memenuhi hak-hak pasien
kedudukannya dalam sistem (Murwani, dan menjadi penghubung dengan tenaga
2008). Salah satu peran perawat profesional kesehatan lain. Namun aspek-aspek
adalah bertindak sebagai advokat pasien. dasar seperti pengetahuan tentang kondisi
Perawat adalah satu-satunya profesi pasien, bargaining position dan
yang selalu berada di samping pasien yang berkolaborasi dengan profesi lain masih
mempunyai kesempatan besar untuk lemah. Tampak nyata bahwa peran perawat
melakukan advokasi kepada pasien (Nicoll, sebagai advokat begitu penting bagi klien.
2012). Dewasa ini kebutuhan bagi perawat Namun, dari hasil
untuk bertindak sebagai advokat pasien pengamatan penliti dan didukung oleh
meningkat. Pasien membutuhkan pernyataan informan, pada kenyataannya
perlindungan dari perawat ketika seseorang peran advokat belum berfungsi optimal.
sakit, kekuatan fisik dan mentalnya
menurun. Pasien yang dalam kondisi lemah, METODE PENELITIAN
kritis dan mengalami gangguan Jenis penelitian kualitatif dengan
membutuhkan seorang advokat yang dapat pendekatan fenemenologi. Populasi pada
melindungi kesejahteraannya. penelitian ini adalah perawat yang bekerja
Advokasi tindak hanya untuk mereka di ruang rawat inap RS Negeri di
yang kurang mampu melindungi diri Kabupaten Semarang.
sendiri, tetapi juga ditujukan kepada pasien Teknik purposive sampling
yang membutuhkan advokasi dalam hal digunakan untuk memilih informan sesuai
penyediaan data yang dibutuhkan dalam dengan kriteria inklusi dan eksklusi. 5
mengambil keputusan tentang pengobatan informan berpartisipasi dalam penelitian
dan proses terapi (Promtape, 2004). ini. Kriteria inklusi pada informan adalah
Fenomena yang muncul seperti perawat uang bekerja di ruang rawat inap,
disampaikan oleh seorang pasien di salah bersedia menjadi informan, mampu
satu rumah sakit di Jawa Tengah yang berkomunikasi dengan baik, pendidikan
dilakukan kuretase dan mengalami minimal Diploma III, dan telah bekerja
perdarahan hebat, tubuh menggigil, lemas minimal 1 tahun. Informan yang
dan mata berkunang-kunang. Perawat tidak mengundurkan diri dari penelitian dan
melakukan tindakan apapun untuk dalam keadaan tidak dapat mengikuti
mengatasi kondisi pasien. Begitu juga yang peneltiian merupakan criteria eksklusi
dialami oleh seorang pasien di RS Negeri di penelitian.
Kabupaten Semarang yang memilih tidak Pengambilan data dengan
melanjutkan perawatan karena menggunakan wawancara mendalam (in-
ketidaktahuan tentang pemanfaatan fasilitas depth interview) dibantu dengan pedoman

Gambaran Pelaksanaan Peran Advokat Perawat DiRumah Sakit Negeri 125


Di Kabupaten Semarang
Etty Nurul Afidah, Madya Sulisno
wawancara semistruktur berisi pertanyaan “….advokasi perawat itu mungkin
tentang tujuan penelitian yang akan dicapai. perlindungan dari perawat baik itu di
Wawancara dilakukan sekitar 15-20 menit rumah sakit maupun pada fasilitas
sesuai dengan tempat dan waktu yang telah kesehatan lainnya, perlindungan pasien
dibuat kesepakatan bersama informan dalam segala hal. Mungkin yang pertama
sebelumnya. Informan menandatangani itu ya….untuk kesehatannya, perlindungan
lembar persetujuan untuk berpartisipasi dalam kesehatannya ya…kemudian
dalam penelitian ini. Hasil wawancara mungkin bisa dari e…cara hidup
direkam dengan menggunakan alat sehatnya…kemudian dari biaya juga
perekam. Pengambilan data dihentikan ya….” (I-4)
apabila sudah tidak ada data baru yang
didapat atau data telah mencapai saturasi. Tema 2: Pelaksanaan tindakan peran
advokasi perawat
HASIL PENELITIAN Informan mengatakan advokasi
Penelitian ini menghasilkan 3 tema dilakukan dengan memberikan informasi
dan 27 kategori masing-masing tema tentang diagnose, diit, latihan, dan
dibentuk dari kategori-kategori dan kata penyembuhan. Berikut pernyataan
kunci yang didapat dari pernyataan informan:
partisipan. Tiga tema tersebut yaitu: 1). “….Jadi misalkan pasien itu kok
Definisi peran advokasi perawat. 2). terdiagnosa sakit ini, harus makan-makan
Pelaksanaan tindakan peran advokasi harus diit dan lain sebagainya terus apa ya
perawat. 3). Faktor yang mempengaruhi latihan, exercise atau gimana, itu perawat
pelaksanaan peran advokasi. sedikit banyak ngasih tahu….” (I-1)

Tema 1: Definisi peran advokasi perawat Seluruh informan mengatakan


Informan mengatakan advokasi advokasi dilakukan dengan menjadi
didefinisikan sebagai tindakan perawat penghubung antara pasien dengan tim
dalam memberikan saran tentang kesehatan lain seperti dokter atau ahli
pengobatan dan proses kesembuhan. gizi. Berikut pernyataan informan:
Berikut pernyataan informan: “…dan sebagai penengah juga antara
“….advokasi perawat itu kan peran perawat medis dan pasien itu…” (I-1) “…kalau
dimana dia memberikan saran kepada perawat kolaborasi ya dengan dokter,
pasien. Saran yang berhubungan dengan pengobatan apa yang dibutuhkan oleh
pengobatan dan proses kesembuhannya pasien ya kemudian kita sampaikan
dia….” (I-1). pengobatan yang terbaik untuk pasien
dan apakah pasien itu bisa menerima apa
Informan mengatakan advokasi enggak…” (I-4)
didefinisikan sebagai pembelaan kepada
pasien dalam hal ekonomi, kenyamanan Satu dari lima informan mengatakan
dan lingkungan. Berikut pernyataan advokasi dilakukan dengan melindungi
informan: pasien dari tindakan berbahaya. Berikut
“….advokat adalah pembelaan artinya pernyataan informan:
perawat itu yang membela pasien. Itu dari “….Terus untuk tindakan kadang-kadang
sisi katakanlah ekonomi bisa, dari e….dari dokter itu menyuruh kita untuk
kenyamanan juga bisa, lingkungan juga meresusitasi bayi karena mungkin dia
bisa….” (I-2) sudah saturasi O2 sudah gak bagus gitu
disuruh bagging, akan tetapi kita
Informan mengatakan advokasi menemukan kepada bayi yang mana
didefinisikan sebagai perlindungan kepada beratbadannya sangat ekstrim rendah kita
pasien dalam hal kesehatan, tentang cara gak bisa karena ketika kita bagging terus
hidup sehat dan biaya. Berikut pernyataan menerus yang terjadi nanti adalah
informan: perdarahan kalau enggak nanti perutnya
kembung malah kadang ketika bagging

126 Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 2, November 2013; 124-130


malah bisa jadi nanti dalam memberikan perawat yaitu kondisi pasien yang
penekanannya terlalu kuat nanti malah g membutuhkan perawat. Berikut
nyampe ke paru-parunya, karena kita pernyataan informan:
tahu bahwa bagging itu kan manual “….Faktor pendukung yang menurut saya
ya…beda pada bayi-bayi yang memakai kalau disini dari kondisi pasien ya,
ventilator seperti itu.….” (I-3) dokternya juga mendukung karena dia yang
nyuruh gitu kalau pasiennya sendiri kalau
Tema 3: Faktor yang mempengaruhi kondisi ekonomi seperti itu kita yang
pelaksanaan peran advokasi ngomong kan kita lebih dihormati
Informan mengatakan faktor yang dibanding mungkin untuk kelas menengah
menghambat terlaksananya peran advokasi ke atas mereka kan menginginkan langsung
perawat yaitu kepemimpinan dokter. oleh tim medis. Maksudnya mereka
Berikut pernyataan informan: biasanya minta langsung kepada dokternya.
“….Ya sementara ini kita berusaha jalan, Tapi kalau mungkin di bangsal ini
cuma hambatan tetep masih banyak pasiennya mau menerima apa yang kita
ya…karena seperti yang mbak sendiri omongkan….” (I-1)
ketahui bahwa perawat disini kan bukan
menjadi mitra tapi yang berjalan kan Informan mengatakan faktor yang
semacam asisten, masih dalam tahap mendukung terlaksananya peran
perjuangan untuk kita biar bisa dikatakan advokasi perawat yaitu dukungan instansi
mitra dengan dokter….” (I-2) yang selalu memotivasi dan memberikan
kemudahan untuk melakukan peran
“…Karena kita tahu dokter itu yang advokasi. Berikut pernyataan informan:
menguasai rumah sakit. Ketika dokter “…kaya informasi dari atasan, direktur,
memberikan terapi terus kita bilang dokter kemudian dari kepala bidang
nanti kalau dikasih ini nanti menjadi seperti keperawatan terus kepala ruang sendiri
ini gimana, yaudah gak papa. Malah kadang memang kita dianjurkan diharuskan
ketika kita menyampaikan kepada dokter untuk selalu memberikan advokasi pada
gimana kalau pasien dikasih perawatan pasien, perlindungan-perlindungan seperti
seperti ini malah dokter itu mengangggap yang saya sebutkan tadi, jadi pasien itu
kita suruh seperti itu. Dokter biasanya ada tidak merasa terbebani e…selama opname
yang seperti itu, merasa disuruh dalam dan menjalani perawatan di rumah sakit
memberikan terapi...” (I-3) ungaran…” (I-4)

Informan mengatakan faktor yang PEMBAHASAN


menghambat terlaksananya peran advokasi Advokasi adalah tindakan membela
perawat yaitu terbatasnya jumlah tenaga hak-hak pasien dan bertindak atas nama
perawat. Berikut pernyataan informan: pasien. Perawat mempunyai kewajiban
“….Terus mungkin kendala waktu juga untuk menjamin diterimanya hak-hak
ya…karena e….dalam kita berinteraksi pasien. Perawat harus membela pasien
kepada pasien itu waktunya sangat sedikit, apabila haknya terabaikan (Vaartio, 2005;
di dalam satu ruangan misalkan yang kita Blais, 2007). advokasi juga mempunyai arti
jaga sore ataupun malam itu cuma 2 orang tindakan melindungi, berbicara atau
padahal pasien banyak malah kadang lebih bertindak untuk kepentingan klien dan
dari 10 atau lebih dari 15 kan itu yang perlindungan kesejahteraan (Vaartio, 2005).
menjadi kendala kita juga karena kita Seringkali pasien mengalami ketakutan dan
begitu banyak merawat pasien, mungkin kecemasan berlebihan
advokat yang lain dia hanya punya 1 klien terhadap penyakitnya. Perawat atau tim
tapi kalau perawat itu kliennya banyak kesehatan lain seharusnya dapat
yaitu pasien” (I-3) memberikan saran mengenai pengobatan
dan proses kesembuhannya. Saran yang
Informan mengatakan faktor yang diberikan dapat mengurangi kecemasan
mendukung terlaksananya peran advokasi yang dialami pasien sehingga dapat

Gambaran Pelaksanaan Peran Advokat Perawat DiRumah Sakit Negeri 127


Di Kabupaten Semarang
Etty Nurul Afidah, Madya Sulisno
menunjang keberhasilan pengobatan terlaksananya peran advokasi perawat yaitu
selanjutnya (Soetjiningsih, 2008). terbatasnya jumlah tenaga perawat.
Perawat harus mempunyai Berdasarkan teori disampaikan
pengetahuan dan keterampilan khusus bahwa kualitas asuhan keperawatan yang
dalam memberikan informasi kepada optimal yang didalamnya termasuk peran
pasien, sehingga dapat menyampaikan advokasi perawat, dapat dicapai apabila
informasi tentang diagnosa medis, prosedur beban kerja dan sumber daya perawat yang
dan proses terapi ke dalam bahasa pasien ada memiliki proporsi yang seimbang.
yang mudah dipahami dan diterapkan. Perawat yang bekerja di rumah di rumah
Advokasi juga ditujukan kepada pasien sakit menjalani peningkatan beban kerja
yang membutuhkan peran perawat untuk dan masih mengalami kekurangan jumlah
menyediakan data yang dibutuhkan tentang perawat. Ha ini disebabkan karena peran
pengobatan dan proses terapi (Nicoll, 2012; perawat belum didefinisikan dengan baik
Promtape, 2004). dan kebanyakan perawat dibebani dengan
Perannya sebagai advokat, perawat tugas-tugas non keperawatan (Werdati,
diharapkan mampu untuk bertanggung 2003))
jawab dalam membantu pasien dan Informan berpendapat bahwa kondisi
keluarga menginterpretasikan informasi pasien sangat mendukung pelaksanaan
dari berbagai pemberi pelayanan yang peran advokasi. Hal ini sesuai dengan teori
diperlukan untuk mengambil persetujuan bahwa sesorang sakit, kekuatan fisik dan
atas tindakan keperawatan yang diberikan mentalnya menurun. Pasien yang dalam
kepadanya serta mempertahankan dan kondisi lemah atau bahkan kritis sangat
melindungi hak-hak pasien. Hal ini harus membutuhkan seorang advokat yang dapat
dilakukan, karena pasien yang sakit dan melindungi kesejahteraannya (Promtape,
dirawat di rumah sakit akan berinteraksi 2004). Disampaikan oleh informan juga
dengan banyak petugas kesehatan. bahwa instansi sangat mendukung tindakan
Perawat adalah anggota tim advokasi perawat yang kemudian dapat
kesehatan yang paling lama kontak dengan membantu proses penyembuhan pasien.
pasien sehingga diharapkan perawat harus Instansi rumah sakit selalu memberikan
mampu membela hak-hak pasien (Mubarak motivasi dan anjuran untuk melindungi
dkk, 2000). Perawat juga berfungsi sebagai pasie serta memberikan kemudahan dalam
penghubung antara klien dengan tim proses birokrasi terapi pengobatan. Hal ini
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan sesuai dengan teori bahwa advokasi
kebutuhan pasien, membela kepentingan memerlukan tindakan politis yaitu dengan
pasien dan membantu pasien dalam mengkomunikasikan kebutuhan perawatan
memahami semua informasi dan upaya kesehatan klien kepada pemerintah atau
kesehatan yang diberikan oleh tim pimpinan yang mempunyai wewenang
kesehatan dengan pendekatan tradisional untuk melakukan sesuatu tentang
maupun profesional (Dwidiyanti, 2007). kebutuhan tersebut (Kozier, 2012)
Sebagai advokat, perawat juga harus
bertanggung jawab untuk melindungi hak KESIMPULAN DAN SARAN
pasien dan melindungi dari adanya Perawat memiliki pengetahuan yang
penyimpangan (Purba, 2009) baik tentang advokasi. Perawat dapat
Sebagian besar perawat meyakini menjelaskan pengertian advokasi yang
bahwa kepemimpinan dokter merupakan disertai dengan tindakan-tindakan yang
faktor yang paling penting yang menunjukkan peran advokat perawat.
menghambat advokasi. Perawat merasa Perawat juga menyebutkan faktor-fator
masih sangat sulit untuk berbicara atas yang mempengaruhi pelaksanaan peran
nama pasien dengan posisi dokter yang advokat perawat.
mendominasi, meskipun dengan Definisi peran advokasi perawat oleh
pengetahuan yang baik tentang suatu peneliti dibagi menjadi dua sub tema yaitu
masalah (Negarandeh, 2006). Informan tindakan perawat dalam pemberian
mengatakan faktor yang menghambat informasi kepada pasien dan tindakan

128 Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 2, November 2013; 124-130


perawat untuk bertindak atas nama pasien. merugikannya. Rumah sakit diharapkan
Tindakan perawat dalam pemberian dapat lebih meningkatkan pengetahuan
informasi kepada pasien dibagi dalam dua perawat tentang advokasi, meminimalkan
kategori meliputi pemberian saran dan kendala-kendala dalam pelaksanaan peran
pemberitahuan tindakan medis. Tindakan advokasi dan mempertimbangkan untuk
perawat untuk bertindak atas nama pasien dibentuknya prosedur tetap.
dibagi dalam tiga kategori meliputi
pembelaan, pemberian dukungan dan UCAPAN TERIMA KASIH
perlindungan. Ucapan terima kasih penulis ucapkan
Pelaksanaan tindakan peran advokasi kepada seluruh informan yang telah
perawat oleh peneliti diklasifikasikan dalam berpartisipasi serta segenap staff RS Negeri
tiga sub tema yaitu memberi informasi, di Kabupaten Semarang yang telah
menjadi mediator dan melindungi pasien. membantu dalam penelitian ini.
Sub tema pertama yaitu memberi informasi
dilakukan dengan memberikan informasi DAFTAR PUSTAKA
tentang penyakit dan proses kesembuhan, Anjaswarni, Tri, Budi Anna Keliat dan
memberikan informasi persiapan pulang, Luknis Sabri. (2002). Analisis
memberikan informasi kepada keluarga, Tingkat Kepuasan Klien terhadap
memberikan informed consent, dan Perilaku Caring di Rumah Sakit
memberikan informasi tentang fasilitas Umum Daerah dr. Saiful Anwar
jaminan kesehatan. Sub tema kedua yaitu Malang. Jurnal Keperawatan
menjadi mediator, dilakukan dengan Indonesia, Volume 6, No. 2.
menjadi penghubung antara pasien dengan Blais, Kathleen Koernig, et al. (2007).
tim kesehatan lain seperti ahli gizi maupun Praktik Keperawatan Profesional:
dokter. Melindungi pasien dapat dilakukan Konsep dan Perspektif. Alih bahasa,
dengan memberi kenyamanan, mendukung Yuyun Yuningsih. Editor edisi
pasien untuk mendapatkan terapi obat yang bahasa Indonesia, Fruriolina Ariani.
lebih Ed. 4. Jakarta: EGC
murah dengan fungsi yang sama, membantu Craven, Ruth F. (2000). Fundamental of
dalam membuat keputusan, melindungi Nursing: Human Health and
pasien dari tindakan yang membahayakan. Function. 3rd Edition. United Stated:
Faktor yang menjadi penghambat Lippincott Company
dalam melaksanakan peran advokasi Dwidiyanti, Meidiana. (2007). “Caring”
perawat antara lain: kepemimpinan dokter, Kunci sukses Perawat/Ners
lemahnya dukungan organisasi, kurangnya Mengamalkan Ilmu. Semarang:
perhatian terhadap advokasi, kurangnya Penerbit Hasani
jumlah tenaga perawat, kondisi emosional Kozier, Barbara, et al. (2012).
keluarga, terbatasnya fasilitas kesehatan Fundamentals of Nursing: Concepts,
dan lemahnya kode etik. Sementara itu Process, And Practice. (9th ed).
faktor yang mendukung perawat dalam Volume 1. New jersey: Pearson
melaksanakan perannya sebagai advokat Prentice Hall
yaitu: kondisi pasien, pengetahuan tentang Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi dan
kondisi pasien, pendidikan keperawatan Praktik Keperawatan Professional.
yang semakin tinggi, kewajiban perawat Editor, Monica Ester. Jakarta: EGC
dan dukungan instansi rumah sakit. Mubarak,dkk. (2009). Ilmu Keperawatan
Perawat hendaknya mengoptimalkan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika
perannya sebagai advokat yaitu dengan Murwani, Anita. (2008). Pengantar Konsep
memberikan informasi sebanyak- Dasar Keperawatan. Yogyakarta:
banyaknya tentang kondisi pasien dan Penerbit Fitramaya
proses kesembuhannya, menjadi Negarandeh, Reza. Et all. (2006). Patient
penghubung antara pasien dan tim advocacy: Barriers and Facilitators.
kesehatan lain, membela hak-hak pasien BioMed Central Nursing. 5:3
dan melindungi pasien dari tindakan yang

Gambaran Pelaksanaan Peran Advokat Perawat DiRumah Sakit Negeri 129


Di Kabupaten Semarang
Etty Nurul Afidah, Madya Sulisno
Nicoll, Leslie H. Patient advocacy. Purba, Jenny Marlindawani. (2009). Dilema
Diunduh dari Etik dan Pengambilan Keputusan
http://nursing.advanceweb.com/articl Etis Dalam Praktik Keperawatan
e/patient-advocacy-2.aspx pada Jiwa. Editor, Monica Ester. Jakarta:
tanggal 10 Juli 2012. EGC
Nurya, Ni Kadek Tirtani dan Muhammmad Soetjiningsih. (2008). Modul Komunikasi
Rofii. (2008). Studi Deskriptif Klien: Suatu Pendekatan Holistik.
Perilaku Jakarta: EGC.
Caring Perawat Pelaksana di Badan Vaartio, Heli & Helena Leipo Kilpi. (2005).
Rumah Sakit Daerah Blora. Media Nursing Advocacy-A Review of the
Ners, Volume 2, Nomor 2, Empirical Research 1990-2003.
Nopember 2008, hlm 43-118 International Journal of Nursing
Promtape, Natenapa. (2004). Nurses’ Moral Studies 42. 705-714
Action in Patient Advocacy in Werdati, Sri. (2003). Pengantar
Regional Hospitals, Southern Manajemen Keperawatan, Magister
Thailand: Nurses’ Perception. Manajemen Rumah Sakit. Universitas
Master of Nursing Science Thesis in Gadjah Mada. Yogyakarta
Adult Nursing. Prince of Songkla
University.

130 Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 2, November 2013; 124-130

Anda mungkin juga menyukai