Anda di halaman 1dari 4

Nia Novia Nur Fajriyani Bachmid Muller

F91115009

Prostitusi Jepang di Indonesia:

Jepang sebagai pelaku

Jepang sebagai pemakai

Latar belakang

Mengenai prostitusi Jepang orang-orang biasanya hanya akan menyebutkan


Karayuki-san dan Geisha. Namun pada tulisan ini, penulis akan membahas mengenai
Jugun Ianfu dan juga hubungannya dengan Karayuki-san. Sama halnya antara Karayuki-
san dan Geisha, Jugun Ianfu dan Karayuki-san pun merupakan hal yang berbeda..
Namun keduanya sama-sama bergelut di bidang prostitusi dan juga berhubungan dengan
Jepang dan Indonesia. Dimana Karayuki-san terkenal sebagai PSK(pekerja seks
komersial) dari Jepang, sementara Jugun Ianfu ialah budak seks bagi tentara Jepang.
Meskipun Jugun Ianfu berasal dari negara-negara jajahan Jepang, penulis akan
mengkhususkan yang berasal dari Indonesia. Begitu pula dengan Karayuki-san akan
penulis fokuskan yang datang ke Indonesia. Selain perbedaan diatas, periode
berlangsungnya juga berbeda dimana Karayuki-san telah menempati Indonesia jauh
sebelum perang, sementara Jugun Ianfu muncul selama masa penjajahan Jepang.
Karayuki-san…

Sebagaimana yang telah penulis pelajari di kelas, Karayuki-san adalah wanita-


wanita Jepang yang merantau ke Asia Tenggara dan bekerja sebagai pekerja seks
komersial. Karayuki-san kebanyakan berasal dari Kyushuu yang pada saat itu (Meiji
1868-192) merupakan wilayah miskin di Jepang.

Dalam sejarah-sejarah Jepang, terkadang cerita mengenai Karayuki-san terlalu


dilebih-lebihkan tentang penderitaan dan eksploitasi yang mereka terima. Namun,
menurut Meta Sensei, Karayuki-san tidak lebih hanyalah orang-orang yang berusaha
bertahan hidup dimana akan melakukan apa saja demi uang.

Keistimewaan Karayuki-san

Karayuki-san bukanlah pelacur yang pertama eksis di Indonesia, sebelumnya telah


banyak beredar pelacur asal Belanda,Cina, maupun pribumi. Sebelum kedatangan
Karayuki-san, pelacur asal Belanda yang menguasai dunia prostitusi di Indonesia. Tidak
butuh waktu lama bagi para Karayuki-san untuk merebut kekuasan tersebut dari pelacur
Belanda.

Hal ini disebakan persamaan tingkat kedudukan orang Jepang dengan WN I


(Belanda) yang diberikan Belanda pada tahun 1901 melalui Kebijakan Etis. Selain itu,
karayuki-san juga terkenal dengan kebersihannya. Mereka rutin memeriksakan
kesehatannya, yang membuat penikmat jasa-nya merasa aman.
Siapakah itu Jugun Ianfu?

Jugun Ianfu ialah sebutan untuk perempuan penghibur yang berasal dari negara-
negara jajahan Jepang (khususnya Indonesia) yang dipaksa untuk melayani dan
memenuhi nafsu para tentara Jepang. Jugun Ianfu merupakan salah satu bentuk
penjajahan yang secara nyata dialami oleh perempuan Indonesia.

Keberadaan Jugun Ianfu sangat terikat dimana para tentara Jepang berada. Sebab
para tentaraJepang membutuhkan hiburan dari Jugun Ianfu baik sekedar berkencan atau
menidurinya di sela-sela kejenuhan mereka berperang. Oleh sebab itu banyak dibangun
rumah-rumah bordil di sekitar pangkalan militer tentara Jepang.

Penderitaan Jugun Ianfu

Para Jugun Ianfu direkrut secara sembunyi-sembunyi dan dibawah tangan. Pada
awalnya mereka ditawari bekerja di dunia hiburan dan diiming-imingi kekayaan yang
akan mereka dapatkan. Namun ternyata mereka ditempatkan di rumah-rumah bordil
untuk melayani para tentara Jepang yang sedang lelah berperang.Setiap harinya seorang
Jugun Ianfu biasanya harus melayani 5-6 orang tentara Jepang, bila menolak mereka
akan dipukuli.

Dalam hal bayaran Jugun Ianfu sangatlah berbeda dengan Karayuki-san.


Meskipun pemakai jasanya harus membayar sejumlah uang, Jugun Ianfu tidak menerima
sama sekali bayaran dengan alasan uang tersebut akan menjadi tebusan bilamana mereka
berhenti menjadi Jugun Ianfu. Namun pada kenyataanya, janji itu tidak pernah
diwujudkan. Mereka yang ingin berhenti akan disiksa lebih parah lagi. Sehingga banyak
Jugun Ianfu yang ditemukan bunuh diri.
DAFTAR PUSTAKA
Hedri F Isnaeni. 2013. Daya tarik karayuki-san. Jakarta: Majalah Historia, No.13 Thn
2013

Sri Pangastoeti. 2009. Dari Kyushuu ke Ran’in Karayuki-san dan prostitusi Jepang di
Indonesia. Yogyakarta: Jurnal Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
Vol.21,No.2 Juni 2009

Hasan Kurniawan. 2016 Kisah Mardiyem ,Pemain Sandiwara yang Dipaksa Menjadi
Jugun Ianfu. Jakarta:Sindonews.com . (24 Januari 2016)

HMPS Universitas Sanata Dharma. 2013. Pelacuran Masa Pendudukan Jepang


“Mengenal Jgun Ianfu Sebagai Korban Kebijakan Politik Jepang”. diakses pada 15
Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai