Muhammad Husein Zulfikar - 332015008 - Pengenalan Taxidermy Melalui Perancangan Buku Ilustrasi
Muhammad Husein Zulfikar - 332015008 - Pengenalan Taxidermy Melalui Perancangan Buku Ilustrasi
PROPOSAL
JUDUL PENELITIAN
Pengenalan Taxidermy Melalui Perancangan Buku Ilustrasi
TIM PENGUSUL:
Muhammad Husein Zulfikar, NRP 33-2015-008
Ramlan, M. Sn, 120030401
ii
DAFTAR ISI
II.1 Taxidermy...................................................................................... 11
iii
LAMPIRAN 1: Studi Kasus Penelitian/Perancangan Komunikasi Visual yang
Berkaitan dengan Rumusan Masalah ........................................................................
iv
DAFTAR TABEL/BAGAN/GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
Bab I Pendahuluan
Taxidermy dapat diartikan sebagai suatu keahlian atau kepandaian untuk menguliti
binatang yang sudah mati dan mengisi binatang tersebut dengan kapas atau bahan
– bahan tertentu sehingga binatang yang sudah mati itu terlihat seperti masih hidup
dan berada di habitatnya. Alat dan bahan untuk pembuatan suatu karya Taxidermy
adalah zat pengawet, formalin, bak bedah, kapas, dan lain –lain. (Dimas Gilang,
2017). Binatang yang bisa dibuat Taxidermy adalah binatang yang berjenis
vertebrata yang terdiri dari mamalia, ikan, burung, amfibi, dan reptil. Seorang
penggiat Taxidermy biasa disebut dengan Taxidermist, mereka mendapatkan ilmu
Taxidermy dengan cara mengikuti kursus, workshop, dan berlatih sendiri dengan
tujuan hobi ataupun bisnis. (Harni Mutia Sara, 2014)
Taxidermy berasal dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu taxis yang
berarti pergerakan dan derma yang artinya kulit. Mengawetkan kulit binatang dan
merakit lagi tubuh binatang yang sudah mati dengan binatang asli adalah hal yang
dapat disimpulkan dari hal tersebut. (Ronny Rachman Noor, 2017)
Taxidermy biasanya dijadikan sebagai display untuk koleksi museum, sebagai piala
bagi pemburu, dijual sebagai souvenir dari daerah tertentu dan bahkan dijadikan
perlombaan. Berurusan dengan binatang yang sudah mati adalah hal yang
menjadikan seorang Taxidermist dianggap sadis dan menjijikan walaupun
Taxidermist akan membuat binatang yang sudah mati menjadi seakan masih hidup
dan melakukan aktivitasnya. (Clara Tran, 2015)
Seorang Taxidermist pun terkadang membuat hal yang agak aneh dan juga nyeleneh
seperti tas yang dibuat dari kucing mati yang dibuat dengan teknik Taxidermy yang
sempat heboh di Selandia Baru yang dijual dengan seharga satu dolar Selandia Baru
atau 0,59 poundsterling. Padahal pada saat pertama tas itu dilelang, harga pertama
dari tas itu seharga 1.400 dolar namun kini hanya menjadi 1 dolar dikarenakan
komentar negatif yang sangat banyak bermunculan. (Lida Puspaningtyas, 2016)
7
Adapun juga yang disebut Rogue Taxidermy yaitu seni mengawetkan hewan yang
khusus dibidang seni yang akan menghasilkan karya yang tidak ada di kehidupan
nyata seperti griffin, unicorn, dan lain-lain akan tetapi banyak Taxidermist yang
menganggap Rogue Taxidermy ini baik dan bisa dipelajari. (Kak Abbas, 2013)
Museum Satwa Batu Malang akan sangat cocok dikunjungi jika kita menyukai seni
dari diorama dan taxidermy. Sajian tersebut biasanya disajikan sebagai sejarah alam.
Di museum ini Taxidermy bukan semata – mata hanya hewan yang diawetkan
melainkan seperti dihidupkan kembali dan dirangkai layaknya hewan tersebut
masih hidup dan berada di habitatnya. (Sandra Palupi, 2017)
Sebenarnya Taxidermy sudah berkembang sejak lama bahkan sebelum abad masehi.
Dapat diketahui, masyarakat Mesir Kuno sebagai masyarakat yang dapat
mengawetkan berbagai jenis binatang untuk suatu kepentingan yaitu agama dan
sentimental mereka. (Muhammad Nazri Janra, MSi, M.A., 2017)
Di Indonesia banyak orang yang masih awam terhadap Taxidermy, mungkin hanya
segelintir orang yang mengetahui Taxidermy seperti pecinta binatang, Arkeolog,
dan lain – lain, padahal mereka pasti pernah melihat suatu karya Taxidermy baik
itu di Museum, toko souvenir, dan lain – lain. Ini yang kerap menjadikan seorang
Taxidermist dianggap sadis dan dipandang sebelah mata. Buku Ilustrasi menjadi
salah satu media untuk memperkenalkan Taxidermy dan tutorialnya guna
Masyarakat lebih mengetahui dan tidak memandang sebelah mata atau bahkan
tertarik dengan Taxidermy sebagai hobi maupun pekerjaan.
8
I.2 Identifikasi Masalah
Masih banyak orang yang masih sangat awam terhadap Taxidermy. Menguliti
binatang yang sudah mati dan mengawetkannya merupakan perlakuan yang sering
dianggap menjijikan dan sadis. Ada juga yang menganggap Taxidermy ini berbau
dengan hal mistis. Masih banyak orang yang memandang sebelah mata tentang
Taxidermy. Itu semua terjadi karena masyarakat kurang memahami tentang
Taxidermy yang disebabkan kurangnya informasi dan edukasi mengenai
Taxidermy.
Manfaat dari penelitian ini adalah membuat pengenalan melalui media buku
ilustrasi perihal taxidermy guna orang bisa tahu, tidak memandang sebelah mata,
tahu fungsi dan kegunaannya dari sudut pandang seni dan sains, dan bisa membuat
karya taxidermy.
9
I.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Bulan ke-1 sampai dengan ke-3 merupakan tahap pengerjaan penelitian awal, yang
akan dilanjutkan pada tahapan implementasi hasil penelitian ke dalam bentuk karya
Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual, serta publikasi Laporan Akhir dan Jurnal
Penelitian, pada bulan ke-5 hingga ke-8 (20 minggu).
Persiapan Penelitian:
a. Pengajuan Judul v v
b. Penentuan Dosen Pembimbing
Pengumpulan Data Penelitian:
a. Sejarah Taxidermy
b. Fungsi Dan Kegunaan Taxidermy v v
c. Alat Dan Bahan Untuk Membuat
Taxidermy
Analisis Temuan Penelitian v
Penulisan Laporan Penelitian Pra TA v
Pengumpulan laporan berupa Proposal TA v
Pelaksanaan Tugas Akhir v v v v
10
Bab II Tinjauan Pustaka
II.1 Taxidermy
Pengertian Taxidermy
Taxidermy dapat diartikan sebagai suatu keahlian atau kepandaian untuk
menguliti binatang yang sudah mati dan mengisi binatang tersebut dengan
kapas atau bahan – bahan tertentu sehingga binatang yang sudah mati itu
terlihat seperti masih hidup dan berada di habitatnya. Menurut Museum of
Idaho (2017) kata Taxidermy berasal dari bahasa Yunani yaitu taxis yang
berarti pengaturan dan derma yang berarti kulit. Orang pertama yang
menggunakan istilah taxidermy adalah Louis Dufresne dari Museum
National d’Histoire Naturelle yang berada di Paris pada tahun 1803.
Sejarah Taxidermy
Sebenarnya Taxidermy sudah berkembang sejak lama bahkan sebelum abad
masehi. Dapat diketahui, masyarakat Mesir Kuno sebagai masyarakat yang
dapat mengawetkan berbagai jenis binatang untuk suatu kepentingan yaitu
agama dan sentimental mereka. (Muhammad Nazri Janra, MSi, M.A., 2017)
Menurut buku “Taxidermy Art” karya Robert Marbury (2014) di abad
keempat belas dan kelima belas bahwa taxidermy mentah mulai
dikembangkan, lalu selama beberapa abad berikutnya hewan yang akan di
taxidermy memiliki tujuan baik untuk tujuan ilmiah maupun tujuan sebagai
piala. Pada abad keenambelas, para sarjana di Eropa memiliki minat yang
11
meningkat untuk melakukan taxidermy dan memajang spesimen mereka di
lemari keingintahuan (pendahulu museum modern).
Pengertian Ilustrasi
Ilustrasi berasal dari kata latin illustrare yang dapat diartikan menerangi
atau memurnikan. Illustrate memiliki arti memperjelas atau memberi
kejelasan menurut kamus The American Heritage of The English Language.
Menurut museum ilustrasi nasional di Rhode, USA, ilustrasi adalah
penggabungan ekspresi personal dengan representasi visual untuk
menyampaikan gagasan atu ide. (Joneta Witabora, 2012)
Peran Ilustrasi
Berikut Peran Ilustrasi menurut Joneta Witabora (2012) yaitu:
o Ilustrasi Sebagai Alat Informasi
Ilustrasi digunakan untuk mendokumentasi dan menjelaskan secara
detail subjek yang sedang diteliti yang nantinya akan di aplikasikan
ke media seperti buku – buku pendidikan, ensiklopedia, dan
pengetahuan alam. Dalam dunia kedokteran ilustrasi medis
digunakan untuk pendidikan dan pelatihan.
o Ilustrasi Opini
Di dunia editorial ilustrasi opini berperan menjandi simbiosis
dengan jurnalisme. Ilustrasi menjadi media opini pada tema tertentu
seperti gaya hidup, politik, isu-isu yang sedang terjadi. Illustrasi
opini dapat berbentuk humor ataupun satir.
12
buku untuk orang dewasa ilustrasi sering dijadikan untuk sampul
buku.
o Informatif
Memberikan sebuah informasi tentang pesan yang akan
disampaikan
13
o Sesuai Dengan Tema
Pembuatan ilustrasi disesuaikan dengan isi teks atau tema.
14
II.4 Contoh Studi Kasus
15
DAFTAR PUSTAKA
Clara, Tran (2015), “Lima Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Taksidermi”
http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2015-08-17/lima-hal-yang-perlu-
anda-tahu-tentang-taksidermi/1482258 .
Sandra, Palupi (2017) “Sajian Taxidermy Museum Satwa Batu Malang yang
Mengasyikan”
http://traveltodayindonesia.com/sajian-taxidermy-museum-satwa-batu-
malang-yang-mengasyikkan/.
16
Museum of Idaho. (2017) “A Brief, Gross History of Taxidermy”
17