Anda di halaman 1dari 7

Definisi

Apa itu scabies (kudis)?

Scabies atau dikenal juga dengan nama kudis adalah penyakit kulit akibat tungau
bernama Sarcoptes scabiei. Serangga berkaki delapan ini berukuran sangat kecil sehingga
Anda tidak bisa melihatnya dengan mata telanjang.

Dari permukaan kulit, tungau masuk ke lapisan dalam kulit untuk bertelur, hidup, dan
makan. Kondisi ini bisa menyebabkan kulit terasa sangat gatal di area yang terinfeksi
sebagai reaksi alergi. Di malam hari, rasa gatal biasanya akan meningkat. Tungau yang
sangat kecil itu bahkan bisa berada di dalam kulit sampai dua bulan.

Scabies dianggap sebagai penyakit menular yang dapat menyebar dengan cepat melalui
kontak fisik yang dekat dalam keluarga, play group anak, kelas sekolah, panti jompo, atau
penjara.

Penyakit kulit yang satu ini terdiri atas dua jenis, yaitu scabies biasa dan Norwegian scabies
atau scabies berkrusta. Orang dengan scabies berkrusta bisa memiliki hingga seribu tungau di
kulit. Padahal, orang yang terkena kudis umumnya hanya memiliki 15 sampai 20 tungau di
kulitnya.

Seberapa umumkah scabies (kudis)?

Scabies atau skabies adalah penyakit yang sangat umum terjadi dalam masyarakat. American
Academy of Dermatology melaporkan bahwa ada jutaan orang yang terkena penyakit ini di
seluruh dunia setiap tahunnya.

Kudis dapat menyerang semua orang dari berbagai usia, ras, tingkat sosial, dan situasi
hidupnya. Bahkan, orang yang sangat menjaga kebersihannya pun bisa terkena penyakit kulit
yang satu ini.

Penyakit ini bisa diatasi dengan mengurangi faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk
informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda dan gejala scabies (kudis)?

Tubuh baru akan menunjukkan gejala penyakit setelah 4-6 minggu setelah paparan awal
terhadap tungau scabies. Namun, jika Anda pernah terkena penyakit ini sebelumnya, gejala
bisa saja muncul lebih cepat, yaitu sekitar 1 hingga 4 hari setelah paparan.

Adapun berbagai tanda dan gejala kudis yang biasanya muncul, yaitu:

Gatal

Gatal menjadi salah satu gejala paling umum yang akan dirasakan jika Anda terkena skabies.
Rasa gatal ini biasanya sangat kuat dan akan semakin parah saat malam tiba.
Oleh sebab itu, orang dengan kondisi kulit ini biasanya mengalami susah tidur karena rasa
gatal yang sangat mengganggu.

Ruam

Ruam pada kudis biasanya berupa benjolan keras yang sering kali membentuk garis seperti
terowongan.

Benjolan ini bisa terlihat seperti bekas gigitan kecil berwarna merah atau bahkan seperti
jerawat. Sebagian orang bahkan mengalami ruam dengan bercak bersisik seperti eksim.

Luka

Orang dengan kudis umumnya memiliki luka di beberapa bagian tubuhnya. Luka biasanya
terbentuk akibat menggaruk kulit terlalu keras.

Luka ini kerap muncul di pagi hari karena tanpa sadar mereka menggaruk kulitnya dengan
keras saat sedang tidur.

Luka yang dibiarkan tanpa diobati bisa berkembang menjadi infeksi. Sepsis atau infeksi yang
masuk ke aliran darah adalah kondisi gawat medis yang mengancam jiwa.

Kerak tebal pada kulit

Kerak biasanya muncul ketika Anda memiliki scabies berkrusta atau Norwegian scabies.
Oleh karena jumlah tungau yang bisa mencapai ribuan di kulit, rasa gatalnya pun jauh lebih
dahsyat dibandingkan dengan jenis biasa.

Untuk itu, salah satu tanda umum dari Norwegian scabies ini adalah kerak tebal yang tersebar
luas di kulit. Biasanya kerak terlihat berwarna keabu-abuan dan mudah hancur saat disentuh.

Kadang, kerak muncul di satu atau beberapa area tubuh yang terkena, seperti kulit kepala,
punggung, atau kaki.

Pada orang dewasa dan anak yang lebih tua, scabies paling sering ditemukan di:

 Antara jari tangan


 Sekitar kuku
 Ketiak
 Sekitar pinggang
 Pergelangan tangan
 Atas siku bagian dalam
 Telapak kaki
 Sekitar payudara
 Sekitar area kelamin pria
 Pantat
 Lutut
 Atas tulang belikat
 Area kulit yang ditutupi perhiasan
Kudis pada bayi dan anak kecil mungkin muncul di:

 Kulit kepala
 Wajah
 Leher
 Telapak tangan
 Telapak kaki

Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa cemas
tentang gejala tersebut, segera konsultasikan ke dokter.

Kapan harus pergi ke dokter?

Hubungi dokter jika Anda memiliki tanda dan gejala seperti yang telah disebutkan. Gejala
seperti gatal dan benjolan kecil di atas kulit yang terkena kudis hampir mirip dengan kondisi
kulit lainnya, seperti dermatitis atau eksim.

Untuk itu, agar mendapatkan jawaban yang pasti, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Dengan begitu perawatan yang tepat juga bisa didapatkan.

Penyebab

Apa penyebab scabies (kudis)?

Tungau berkaki delapan yang berukuran sangat kecil adalah penyebab kudis pada manusia.
Tungau betina masuk kemudian menggali bawah kulit dan membuat saluran untuk bertelur.

Setelah telur menetas, larva tungau bergerak ke permukaan kulit untuk tumbuh. Tungau-
tungau ini kemudian dapat menyebar ke area kulit lainnya atau bahkan ke orang lain.

Tungau, telur, dan kotoran mereka membuat Anda merasa gatal sebagai reaksi alergi tubuh
terhadap keberadaan tungau.

Bila Anda melakukan kontak fisik dengan orang yang terinfeksi, tungau dapat menyebar.
Selain itu, berbagi barang yang sama dengan orang yang terinfeksi, seperti handuk, sprei, dan
pakaian, juga bisa membuat tungau menyebar.

Beberapa hewan juga diketahui memiliki tungau ini pada tubuhnya. Namun, perlu diingat
bahwa penyakit kudis tidak menular dari hewan yang terinfeksi. Anda hanya akan tertular
jika melakukan kontak dengan manusia lainnya yang terinfeksi.

Sekalipun menular, Anda tak perlu terlalu khawatir. Biasanya, Anda tidak akan tertular
skabies hanya dengan berjabat tangan atau berpelukan. Sebab, tungau butuh waktu lebih lama
untuk merangkak dari satu orang ke orang lainnya.

Anda perlu berhati-hati terhadap scabies berkrusta. Pasalnya kerak pada kulit pengidapnya
bisa dengan mudah jatuh. Kerak ini sangat menular karena juga mengandung tungau di
dalamnya.
Hal lain yang patut Anda waspadai adalah tungau bisa hidup selama satu minggu tanpa
kontak dengan manusia. Ini karena kerak kulit menyediakan makanan dan perlindungan bagi
tungau.

Oleh sebab itu, jangan menyentuh atau memegang rontokan kerak kulit dari tubuh orang yang
memiliki Norwegian scabies jika tidak ingin tertular.

Faktor-faktor risiko

Apa yang membuat saya berisiko terkena scabies (kudis)?

Risiko skabies akan meningkat pada:

 Anak-anak
 Dewasa muda yang akif secara seksual
 Tinggal bersama di panti jompo, penjara, asrama, dan bermain tempat penitipan
anak yang memiliki scabies
 Pasien yang sedang rawat inap

Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah juga meningkatkan risiko terkena scabies.
Kondisi ini khususnya berlaku untuk Norwegian scabies.

Sistem kekebalan tubuh yang lemah membuat tungau berkembang biak dengan subur. Hal ini
disebabkan oleh orang dengan imun rendah tidak mampu melawan tungau. Tanpa perlawanan
dari tubuh, tungau akan berkembang biak dengan sangat cepat.

Lansia, orang dengan HIV/AIDS, penerima transplantasi organ, pengidap kanker, dan orang
yang sedang menjalani kemoterapi juga sangat berisiko terkena skabies.

Diagnosis dan Pengobatan

Bagaimana cara mendiagnosis scabies (kudis)?

Dokter biasanya akan mendiagnosis scabies (kudis) dengan cara memeriksa kulit dari kepala
hingga kaki. Dokter akan mencari tanda-tanda keberadaan tungau dari tampilan kulit Anda.

Untuk memastikannya, biasanya dokter akan mengambil sedikit sampel kulit yang dicurigai
menjadi tempat bersarangnya tungau.

Dokter kemudian akan melihatnya di bawah mikroskop untuk menemukan tungau dan
telurnya. Dari sinilah dokter akan bisa melihat apakah Anda memang terkena kudis atau
tidak.

Bagaimana cara mengobati scabies (kudis)?

Kudis bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Berikut berbagai obat yang biasanya diresepkan
oleh dokter:

 5% krim permethrin, untuk menghilangkan kudis dan telurnya (untuk anak 2 bulan ke
atas dan wanita hamil)
 25% persen losion benzyl benzoate
 5 sampai 10% salep sulfur
 10% krim crotamiton (tidak boleh digunakan untuk anak dan wanita hamil).
 1% losion lindane (tidak untuk anak di bawah dua tahun, wanita hamil atau menyusui,
lansia, dan orang yang memiliki berat kurang dari 50 kg).

Walaupun obat ini membunuh tungau dengan cepat, rasa gatal mungkin tidak sepenuhnya
hilang selama beberapa minggu.

Sementara itu, untuk scabies yang menutupi sebagian besar tubuh dan berkrusta, dibutuhkan
obat yang lebih kuat. Biasanya dokter akan meresepkan ivermectin. Obat ini biasanya banyak
diresepkan untuk anak, pasien yang positif HIV, dan orang yang tubuhnya tidak merespons
losion dan krim.

Sebagian orang biasanya hanya perlu mengambil satu dosis saja. Akan tetapi sebagian
lainnya justru perlu mengambil 2 sampai 3 dosis untuk menyembuhkan kudis. Pil biasanya
diminum dua minggu sekali atau sesuai anjuran dokter.

Selain krim, losion, dan ivermectin, dokter juga akan memberikan kombinasi perawatan lain
seperti:

 Antihistamin, untuk mengendalikan rasa gatal dan membantu tidur.


 Losion Pramoxine, untuk mengendalikan rasa gatal.
 Antibiotik, untuk menghilangkan infeksi.
 Krim steroid, untuk mengurangi kemerahan, bengkak, dan gatal.

Siapa saja yang memerlukan pengobatan scabies (kudis)?

Tak hanya orang yang terinfeksi, pengobatan scabies juga mungkin diperlukan semua orang
yang pernah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi atau tinggal bersama dengan
penderita. Hal ini tentu saja termasuk pasangan seksualnya.

Bahkan, orang yang tidak menandakan adanya tanda dan gejala kudis juga perlu
diobati. Apalagi jika scabies menginfeksi banyak orang di panti jompo, penjara, dan fasilitas
umum bersama lainnya. Hal ini dilakukan sebagai cara untuk mencegah wabah scabies
beberapa waktu kemudian.

Biasanya kudis bisa sembuh dan hilang jika Anda rutin menggunakan semua obat yang
diresepkan dokter. Obat-obatan ini perlu dioleskan dari mulai leher hingga ke jari-jari kaki.

Untuk bayi dan anak-anak, dokter mungkin akan meminta orangtua untuk mengoleskan salep
ke kepala dan wajahnya. Biasanya obat-obatan ini perlu dioleskan sebelum Anda tidur.
Dengan begitu, obat memiliki waktu hingga sekitar 8 jam untuk menyerap ke dalam kulit dan
mengatasi kudis serta tungau yang bersarang.

Dokter juga akan meminta Anda untuk mengulangi proses ini setiap hari selama satu minggu
untuk hasil yang lebih optimal. Pastikan untuk melakukan pengobatan sesuai petunjuk dokter.

Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan
untuk mengatasi scabies (kudis)?

Berikut adalah yang dapat Anda lakukan di rumah untuk mengobati scabies/kudis.

Mengompres kulit

Untuk mengurangi gatal, Anda bisa mengompres kulit dengan handuk yang telah dicelupkan
ke dalam air dingin atau panas. Lakukan kapan pun Anda memerlukannya.

Mengompres kulit yang gatal jauh lebih baik dibandingkan dengan menggaruknya. Ini karena
menggaruk kulit yang gatal bisa menyebabkan luka dan infeksi pada kulit.

Mengoleskan losion penenang

Losion calamine bisa membantu meredakan sakit, gatal, dan iritasi kulit ringan. Losion ini
biasanya dijual bebas di apotek tanpa perlu resep dokter. Namun, jika Anda ragu
konsultasikan terlebih dahulu ke dokter apakah boleh menggunakan losion ini atau tidak.

Gel lidah buaya

Tak hanya meringankan gejala terbakar matahari, gel lidah buaya juga bisa mengurangi gatal
akibat kudis. Sebuah penelitian di tahun 2009 yang diterbitkan dalam Phythotheraphy
research menemukan bukti keefektifan bahan ini untuk kudis.

Dari hasil penelitian, ditemukan fakta bahwa gel lidah buaya sama efektifnya dengan benzyl
benzoate yang biasa diresepkan untuk mengobati kudis. Bahkan, penelitian menemukan fakta
bahwa tidak ada efek samping yang muncul saat seseorang diobati dengan bahan yang satu
ini.

Jika Anda berniat mencobanya, pastikan untuk membeli gel lidah buaya murni tanpa zat
tambahan.

Minyak cengkeh

Penelitian yang diterbitkan dalam PLOS One menunjukkan fata bahwa minyak cengkeh
efektif untuk membunuh kudis. Minyak ini memiliki sifat antimikroba, anestesi, dan
antioksidan yang bisa membantu proses penyembuhan kudis secara alami.

Namun, tes yang dilakukan masih terbatas dengan menggunakan sampel scabies dari hewan,
yaitu babi dan kelinci. Oleh sebab itu, masih dibutuhkan lebih banyak penelitian pada
manusia untuk membuktikan keefektifan minyak cengkeh.

Selain minyak cengkeh, ada beberapa minyak esensial lain yang bisa membantu mengobati
kudis di rumah, yaitu:

 Minyak lavender
 Minyak biji adas manis
 Minyak serai
 Minyak ylang-ylang
 Minyak thyme
 Minyak peppermint
 Minyak jeruk

Minyak nimba

Minyak, sabun, dan krim nimba bisa menjadi salah satu pengobatan rumahan yang cukup
efektif untuk kudis. Pasalnya, nimba mengandung antiradang, antibakteri, dan analgesik.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam parasitology reserach, menemukan fakta bahwa
sampo ekstrak biji nimba bisa menyembuhkan kudis pada anjing.

Dari 10 anjing yang terinfeksi, lebih dari setengahnya mengalami peningkatan kondisi setelah
tujuh hari.

Setelah 14 hari menggunakan sampo, 8 anjing sembuh dan 2 lainnya tinggal memiliki sedikit
tungau saja pada tubuhnya. Namun, tetap diperlukan penelitian lanjutan dengan sampel yang
lebih besar untuk membuktikan keefektifannya.

Pencegahan
Menghindari kontak dengan orang atau benda yang terinfeksi

Dikarenakan kudis sangat mudah menular dari kulit ke kulit, usahakan untuk menghindari
kontak langsung dengan orang atau benda yang terinfeksi.

Gunakan baju dan celana panjang jika di rumah ada anggota keluarga yang terinfeksi
penyakit kulit ini. Selain itu, jangan bertukar pakaian atau tidur dalam satu kasur yang sama
agar Anda tidak mudah tertular.

Mencuci barang yang mungkin terinfeksi dengan air panas

Seprai, pakaian, dan handuk yang ditaruh berdekatan atau dicampur dengan milik orang yang
terinfeksi scabies selama tiga hari sebelum pengobatan sebaiknya dicuci bersih.

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, cucilah barang-barang ini dengan
air panas atau bawa ke laundry untuk meminta di dry cleaning.

Namun, jika barang tidak memungkinkan untuk dicuci dengan dry cleaning usahakan untuk
menyimpannya dalam plastik tertutup selama seminggu. Tungau kudis yang menempel ini
biasanya tidak bisa bertahan hidup lebih dari 2-3 hari di luar kulit manusia.

Rutin membersihkan rumah

Scabies, terutama yang berkrusta, dapat dengan mudah menular lewat kerak tebal yang
mungkin rontok dari kulit pengidapnya. Oleh karena itu, jika ada anggota keluarga yang
terkena scabies usahakan untuk rutin membersihkan atau memvakum lantai rumah Anda.

Anda mungkin juga menyukai