ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Analisis Proses Literasi Informasi pada Media Sosial (Studi Kasus: Akun Twitter
@SujuFor_ELFindo Komunitas Virtual Peggemar Super Junior di Indonesia)”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
proses Literasi Informasi pada akun media sosial @SujuFor_ELFindo berdasarkan identifikasi tujuh langkah Literasi
Informasi dengan menggunakan 4 model literasi informasi yaitu Big 6, Empowering 8, NSW Information Process, dan
The Seven Pillars of Information Literacy dan 1 standar literasi informasi yaitu Information Literacy Compentency
Standard for Higher Education. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Informan dipilih menurut tujuan penelitian yaitu dengan teknik purposive sampling sebanyak lima orang. Hasil
penelitian menunjukan bahwa proses Literasi Informasi tidak hanya terjadi di perpustakaan saja, namun juga ada di
media sosial seperti pada akun Twitter @SujuFor_ELFindo sebuah komunitas virtual penggemar Super Junior di
Indonesia. Akun SJFE yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi ELF (penggemar Super Junior) telah
melakukan serangkaian langkah dan kemampuan untuk mencari, mengevaluasi, menggunakan dan mengkomunikasikan
informasi yang sudah didapatkan dari berbagai sumber secara efektif dan digunakan sesuai dengan etika. Serangkaian
langkah tersebut telah dirangkum dan disesuaikan dengan 4 (empat) model literasi informasi yaitu The Big 6,
Empowering 8, NSW Information Proccess dan The Seven Pillars of Information Literacy serta 1 (satu) standar literasi
informasi ACRL Information Literacy Competency for Higher Education yang saling melengkapi satu sama lain untuk
memunculkan langkah literasi informasi pada media sosial.
ABSTRACT
This study is entitled "Information Literacy Process Analysis in Social Media (Case Study: @SujuFor_ELFindo Super
Junior Fans Virtual Communities Twitter Account in Indonesia)". The purpose of this study was to find out the
Information Literacy process in @SujuFor_ELFindo social media account based on seven steps of Information Literacy
identification using 4 models of Information Literacy which are the Big 6, Empowering 8, NSW Information Process,
and The Seven Pillars of Information Literacy and one information literacy standard Competency Standard for Higher
Education. This study used qualitative research with case study research approach. Informants selected according to the
purpose of the research using purposive sampling numbered to five people. The results showed that the process of
Information Literacy didn’t just happening in the library, but also in social media like a @SujuFor_ELFindo Super
Junior fans virtual communities Twitter account in Indonesia. SJFE account who created for fulfil ELF’s (Super Junior
fans) information needs have conducted a series of steps and the ability to seek, evaluate, use, dan communicate
informastion that has been obtained from various sources effectively and used in accordance with the ethics. The series
of measures have been summarized and matched with four models of Information Literacy which are the Big 6,
Empowering 8, NSW Information Process, and The Seven Pillars of Information Literacy and one information literacy
standard Competency Standard for Higher Education which are complement each other to bring the information
literacy measures on social media.
*) Penulis Korespondensi
E-mail: luckymayrestu@ymail.com
1. Pendahuluan dengan hallyu yang tercipta melalui internet
(Lukmanda, 2011). Seperti diketahui
Kelimpahruahan informasi menuntut sebelumnya bahwa banyak tercipta komunitas
keterampilan mengelola, mencermati, dan virtual penggemar dari media sosial Twitter,
menyaring secara efisien. Berbeda dengan maka komunitas penggemar hallyu juga
informasi dari perpustakaan, ketersediaan menggunakan media sosial seperti Twitter untuk
informasi dunia maya melampaui batas ruang saling berkomunikasi, saling tukar ide, saling
dan waktu. Menurut Purwo dalam Diao Ai lien, tukar informasi, gagasan, foto, maupun
et.al (2014: 14) Informasi yang bersumberkan perasaan, walaupun secara fisik mereka tidak
perpustakaan cenderung diterima sebagai hadir. Twitter adalah situs micro blogging yang
informasi yang andal karena sumbernya dioperasikan oleh Twitter, Inc. Twitter disebut
dianggap dapat dipercaya. Akan tetapi, dari micro blogging karena situs ini memungkinkan
dunia maya, segala macam informasi membaur: penggunanya mengirim dan membaca pesan
dari yang masih mentah, dalam proses diolah, seperti blog pada umumnya. Pesan tersebut
sampai yang sudah matang. Oleh karena itu, dinamakan tweets, yaitu teks tulisan sebanyak
keotentikan, kesahihan (validity), dan 140 karakter yang ditampilkan pada halaman
keandalannya patut dipertanyakan. Perlu profil pengguna. Twitter juga
seperangkat kemampuan mengelola dan Super Junior adalah salah satu idol group
memanfaatkan informasi secara efektif, yakni Korea yang memiliki banyak penggemar di
kemampuan literasi informasi. Indonesia. Para penggemar ini pasti ingin
Media sosial adalah sarana komunikasi memperoleh informasi apapun yang berkaitan
melalui internet yang saat ini sangat marak dengan idolanya. Mulai dari kegiatannya, lagu,
digunakan oleh masyarakat Indonesia. Istilah foto dan video terbaru idolanya. Hanya melalui
media sosial menunjuk pada jaringan luas internet penggemar dari Indonesia bisa
internet dan layanan mobile yang mengijinkan memperoleh informasi idol group, Super Junior.
pengguna berpartisipasi dalam pertukaran Maka komunitas virtual penggemar di Twitter
online, menambah konten atau isi yang ditulis menjadi salah satu media yang bisa membantu
pengguna, atau bergabung dengan komunitas dan menjadi tempat untuk saling berkomunikasi
online (Dewing, 2010: 1). Perkembangan media dan bertukar informasi bagi para penggemar
sosial sebagai media komunikasi sudah menjalar Super Junior di Indonesia.
ke seluruh dunia. Banyak kemudahan yang Salah satu akun Twitter milik komunitas
ditawarkan oleh media komunikasi baru ini, virtual penggemar Super Junior di Indonesia
pengguna jejaring sosial yang dikenal dengan adalah @SujuFor_ELFindo. Akun Twitter yang
user dapat menyebarkan maupun mencari pesan dibuat sejak tahun 2010 ini sudah memiliki
atau informasi dengan cepat, memberitakan pengikut atau followers sebanyak 123.999 (12
kegiatan yang dilakukan sehari-hari kepada Agustus 2015). Setiap hari, pengelola atau
orang lain dapat dilakukan dengan mudah, sering disebut admin akun Twitter ini akan
berkumpul dengan teman atau kolega tanpa memposting tweets berupa informasi kegiatan
harus melakukan tatap muka, sampai mencari sehari-hari Super Junior, foto, video, bahkan
teman atau kolega baru melalui situs jejaring translate postingan member Super Junior di
sosial tersebut. Kemudahan-kemudahan yang media sosial.
ditawarkan oleh jejaring sosial inilah yang Literasi informasi memang selalu
mengakibatkan perkembangan penggunanya dikaitkan dengan pengguna perpustakaan,
meningkat dengan pesat. pustakawan dan civitas akademika. Akan tetapi
Saat ini banyak sekali komunitas yang informasi tidak hanya didapat di perpustakaan.
terbentuk hanya karena berawal dari percakapan Saat ini segala informasi juga dapat ditemukan
di media sosial, khususnya di media sosial di dunia maya termasuk media sosial. Berbeda
Twitter. Komunitas ini sering disebut komunitas dengan informasi dari perpustakaan yang sudah
virtual, yang terbentuk dengan perkembangan andal dari sumber yang dipercaya, informasi di
teknologi internet. Dimana orang dengan mudah media sosial masih perlu dicari keontetikan,
berkomunikasi saling tukar ide, gagasan, foto, kesahihan dan keandalannya. Oleh karena itu,
maupun perasaan, tetapi secara fisik mereka perlu seperangkat kemampuan mengelola dan
tidak hadir. Sehingga media sosial seperti memanfaatkan informasi tersebut secara efektif,
Twitter menjadi sarana berkomunikasi untuk yaitu kemampuan Literasi Informasi.
para komunitas virtual. Sebuah penelitian Witek dan Grettano
Popularitas hallyu tidak hanya ditunjukan (2012: 242-257), membuktikan hal baru bahwa
di dunia nyata seperti di televisi dan Literasi Informasi juga terdapat di dalam media
memorabilia (foto, buku, poster, dan majalah) sosial yaitu Facebook. Sehingga penelitian
namun juga terjadi di dunia maya atau internet. tersebut memotivasi peneliti untuk menganalisa
Banyak forum dan komunitas penggemar artis, proses literasi informasi dalam sosial media
idol group, film dan hal lainnya yang berkaitan
yang mengambil studi kasus sebuah akun a. Menetukan sumber
Twitter @SujuFor_ELFindo. b. Memilih sumber terbaik
3. Lokasi dan akses
2. Landasan Teori a. Mengalokasi sumber secara intelektual
2.1. Literasi Informasi dan fisik
Tahun 1974, Paul Zurkowski b. Menemukan informasi di dalam sumber-
memperkenalkan konsep "Literasi Informasi" sumber tersebut
dalam proposal yang diajukan kepada National 4. Pemanfaatan informasi
Commision on Libraries and Information a. Membaca, mendengar, meraba, dan
Science (NCLIS). Menurut Zurkowski, sebagainya
b. Mengekstrasi informasi yang relevan
“Orang-orang terlatih dalam penerapan 5. Sintesis
sumber daya informasi untuk pekerjaan a. Mengorganisasikan informasi dari
mereka bisa disebut literasi informasi. berbagai sumber
Mereka telah belajar teknik dan b. Mempresentasikan informasi tersebut
keterampilan untuk memanfaatkan 6. Evaluasi
sejumlah alat informasi juga berbagai a. Mengevaluasi hasil (efektivitas)
sumber utama/ primer untuk b. Mengevaluasi proses (efisiensi)
memecahkan masalah informasi (Eisenberg dan Berkowitz dalam Wolf et.al,
mereka.” (Eisenberg et.al, 2004: 3). 2003: 3)
Emzir. 2012. Analisis Data: Metodologi Penelitian Usman, Husaini dan Akbar Purnomo Setiady. 2008.
Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hikmat, Mahi H. 2011. Metode Penelitian: dalam
Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra. Wiyanti, M.I. Eko. 2007. Pengenalan Empowering 8:
Yogyakarta: Graha Ilmu. Sebuah Model Literasi Informasi. Disampaikan
pada Seminar dan Pelatihan Kemelekan Informasi
Hine, Christine. (2011). “Internet Research and (Information Literacy): Keberlangsungan dari
UnobtrusiveMethods”. Social Research Update. Sekolah ke Perguruan Tinggi pada tanggal 10-12
United Kingdom : University of Surrey. Desember 2007. Diselenggarakan di Tangerang
Akses:http://sru.soc.surrey.ac.uk/SRU61.pdf atas Kerjasama APISI dan Perpustakaan UPH.
Kaelan. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Wijetunge, P dan Uditha Alahakoon. 2005.
Interdisipliner: bidang Sosial, Budaya, Filsafat, Empowering 8: the Information Literacy Model
Seni, Agama dan Humaniora. Yogyakarta: Developed in SriLanka to Underpin Changing
Paradigma. Education Paradigms of Sri Lanka. Akses:
http://www.cmb.ac.lk/academic/institute/nilis/rep
Lukmanda, Reza. 2011. Hallyu di Indonesia. Akses: orts/informationliteracy.pdf
http://www.academia.edu/4172021/Hallyu_di_Ind
onesia Witek, Donna dan Teresa Grettano. 2012.
Information Literacy on Facebook: an analysis.
Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman. 1992. USA: Emerald Group Publishing Limited p. 242-
Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang 257. Akses:
Metode-metode Baru. Jakarta: Universitas http://www.emeraldinsight.com/doi/abs/10.1108/0
Indonesia UI-Press. 0907321211228309
Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Wolf, Sara et.al. 2003. “The Big Six Information
Kualitatif. Bandung: Remadja Karya. Skills As a Metacognitive Scaffold: A Case
Study”. American Association of School
_______________. 2006. Metodologi Penelitian Librarians: Journal of School Library Media
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Research Vol. 6. Akses:
http://www.ala.org/aasl/sites/ala.org.aasl/files/con
Nastiti, Aulia Dwi. 2010. “Korean Wave” di
tent/aaslpubsandjournals/slr/vol6/SLMR_BigSixI
Indonesia: Antara Budaya Pop, Internet, dan
nfoSkills_V6.pdf
Fanatisme pada Remaja (Studi Kasus terhadap
Situs Asian Fans Club di Indonesia dalam Wooliscroft, Michael. 1997. “From Library User
Perspektif Komunikasi Antarbudaya). Jakarta: Education to Information Literacy: Some Issues
Universitas Indonesia. Arising in this Evolutionary Proccess”. Paper
prepared for COMLA Workshop, Botswana.
Pendit, Putu Laxman2003. Penelitian Ilmu
Akses:
Perpustakaan dan Informasi: Suatu Pengantar
http://www.library.otago.ac.nz/pdf/tandlpapers_M
Diskusi Epistimologi dan Metodologi. Jakarta:
JW.pdf
JIP-FSUI
Yin, Robert K. 1997. Studi Kasus: Desain dan
SCONUL. 2011. The SCONUL Seven Pillars of
Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Information Literacy: Core Model for Higher