Anda di halaman 1dari 3

Rangkuman

Energi dari penggabungan inti atom memiliki potensi dan kontribusi besar
pada kebutuhan akan pertumbuhan energi di masa yang akan datang. Dengan
semakin berkembangnya teknologi fusi, untuk waktu 40 tahun ke depan energi
tenaga fusi diramalkan sudah bisa diwujudkan secara komersial sebagai
pembangkit listrik tenaga fusi (PLTF)[1]. Dari awal pengembangan energi fusi
yang dilakukan, telah ditunjukkan bahwa masalah utama untuk pembangkitan
energi fusi adalah tersedianya material yang memadai, yaitu mampu digunakan
sebagai media berlangsungnya reaksi fusi yang terjadi pada suhu tinggi. Baja
austenit yang diharapkan bisa mengatasi hal ini ternyata tidak bisa memenuhi
syarat yang diperlukan seperti swelling yang terlalu tinggi, sifat termal yang
rendah, helium embrittlement serta ketidakstabilan mikrostrukturnya sehingga
mendorong penelitian lanjut untuk pengembangan material terkait. Baja
feritik/martensitik dalam bentuk reduced activation (RAFM), yaitu banyak
mengandung vanadium, sudah banyak diteliti dan ternyata memiliki sifat yang
lebih baik dibandingkan baja austenit, meskipun belum terlalu signifikan[2].
Keramik dalam bentuk komposit SiC/SiC, paduan vanadium, kromium juga
dilaporkan cukup menjanjikan untuk digunakan sebagai dinding reaktor fusi.
Komponen material struktur untuk reaktor fusi harus memiliki karakter
yang baik, diantaranya ketahanan plastisitas tinggi pada kenaikan suhu yang
tinggi. Paduan vanadium-itrium dibuat dengan komposisi V-1,6% berat Y dan V-
2,6% berat Y untuk pengembangan material struktur reaktor fusi. Pembuatan
paduan dilakukan pada sebuah mesin hot isostatic press pada suhu 1173K dan
tekanan 200 MPa. Hasil analisis material dengan difraktrometri sinar-X dan
Transmission Electron Microscopy (TEM) menunjukkan bahwa paduan
bercampur dengan sempurna dan tidak dijumpai adanya senyawa baru. Uji
material dalam bentuk uji tarik pada suhu tinggi dengan menggunakan spesimen
mini menunjukkan bahwa adanya itrium dapat memperbaiki plastisitas vanadium.
Paduan vanadium memiliki sifat yang menarik bila digunakan untuk bahan
struktur reaktor fusi karena memiliki ketahanan tinggi terhadap pengaruh
radioaktivitas dan memiliki keuletan bahan yang baik pada suhu rendah[4-8].
Namun, bahan ini menjadi rapuh akibat iradiasi neutron pada suhu di bawah 400
°C[9-10]. Karena bidang batas butir dan bidang batas (interface) dari
mikrostruktur secara umum merupakan lokasi terjadinya cacat dislokasi, maka
perbaikan mikrostruktur pada bidang-bidang batas tersebut diharapkan akan
memperbaiki sifat bahan, terutama terhadap panas dan iradiasi.
Hasil analisis uji kekuatan tarik paduan pada suhu yang bervariasi
menunjukkan bahwa penambahan itrium pada vanadium dapat memperbaiki
plastisitas vanadium. Kecurigaan terbentuknya paduan YN yang diindikasikan
dengan kenaikan harga kekerasan paduan tidak dapat dibuktikan dengan analisis
difraktometri sinar-X maupun TEM. Metode spesimen mini merupakan metode
uji yang sedang berkembang dan belum ada standar uji yang diakui secara
internasional. Namun, korelasi hasil uji spesimen mini dengan metode full size
akan segera terwujud dalam waktu tidak lama lagi. Analisis Luders band terhadap
work-hardening rate perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih
rinci tentang karakter paduan ini.
TUGAS 1
TEKNIK PEMBENTUKAN LOGAM
Merangkum Jurnal
“Plastisitas Paduan V-Y Pada Suhu Tinggi”

Disusun oleh:

BAGUS PRIYANTOKO JATI

21050114120053

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018

Anda mungkin juga menyukai