ABSTRAK
81
Urania p ISSN 0852−4777; e ISSN 2528−0473
Vol. 25 No. 2, Juni 2019: 71−140
ABSTRACT
82
p ISSN 0852−4777; e ISSN 2528−0473 Oksidasi Siklik Pada Temperatur 1200°C Paduan Terner
Ni-Al-Ti yang Didoping dengan Wolfram
83
Urania p ISSN 0852−4777; e ISSN 2528−0473
Vol. 25 No. 2, Juni 2019: 71−140
84
p ISSN 0852−4777; e ISSN 2528−0473 Oksidasi Siklik Pada Temperatur 1200°C Paduan Terner
Ni-Al-Ti yang Didoping dengan Wolfram
fasa di dalam spesimen tersebut. Oleh di daerah tersebut. Pengkasaran butir yang
karena itu untuk mendapatkan tingkat terjadi akibat solution treatment ini
kehomogenan distribusi unsur/ fasa yang menyebabkan kekerasan paduan Ni-Al-Ti
lebih merata di setiap bagian spesimen menurun dari 42,167 HRC menjadi 40 HRC.
diperlukan proses Solution Treatment. Hasil Penurunan kekerasan tersebut juga dapat
pengujian kekerasan sampel as-solution disebabkan karena sebagian fasa penguat
treatment untuk paduan Ni-Al-Ti dan Ni-Al- seperti Ni3Al atau Ni3Ti ikut larut pada saat
Ti-1,5W ditunjukan pada Gambar 2. solution treatment sehingga pada saat
dilakukan quenching fasa tersebut tidak
60 50,5
sempat terbentuk kembali[7,8].
Nilai kekerasan (HRC)
50 40 100 µ
40
30
20
10
0
Ni-Al-Ti Ni-Al-Ti-1.5W
NiAlTi
Paduan
Gambar 2. Perbandingan nilai kekerasan
Gambar 3. Mikrostruktur paduan Ni-Al-Ti as
sampel Ni-Al-Ti dan Ni-Al-Ti-
cast.
1,5W as-solution treatment.
85
Urania p ISSN 0852−4777; e ISSN 2528−0473
Vol. 25 No. 2, Juni 2019: 71−140
Hasil analisis pengujian XRD sampel () yang memiliki komposisi Ni3Ti sebanyak
paduan Ni-Al-Ti dan Ni-Al-Ti-1,5W pada 10,2% dan fasa gamma Ni sebanyak
kondisi sebelum dan sesudah proses 18,3%. Sedangkan untuk paduan
oksidasi siklik dicantumkan dalam Ni-Al-Ti-1,5W (Gambar 8) fasa yang
Gambar 7 hingga Gambar 10. Pada terbentuk adalah intermetalik ’-Ni3Al
Gambar 7 terlihat bahwa fasa-fasa yang sebanyak 41,3%, fasa eta -Ni3Ti sebanyak
terbentuk pada paduan Ni-Al-Ti untuk 5,1%, fasa Ni4W sebanyak 0,5%, fasa
kondisi sebelum oksidasi siklik adalah fasa Ni2AlTi sebanyak 53% dan fasa gamma Ni
intermetalik Ni3Al sebanyak 71,6%, fasa eta sebanyak 0,2%.
Gambar 7. Grafik pengujian XRD Paduan Ni-Al-Ti sebelum proses oksidasi siklik
86
p ISSN 0852−4777; e ISSN 2528−0473 Oksidasi Siklik Pada Temperatur 1200°C Paduan Terner
Ni-Al-Ti yang Didoping dengan Wolfram
Gambar 8. Grafik pengujian XRD Paduan Ni-Al-Ti-1,5W sebelum proses oksidasi siklik
Hasil XRD terhadap kedua sampel oksida nikel menjadi minim. Selain itu,
tersebut (paduan Ni-Al-Ti dan keberadaan unsur wolfram juga
Ni-Al-Ti-1,5W) setelah proses oksidasi siklik menyebabkan terbentuknya oksida wolfram
ditunjukkan pada Gambar 9 dan Gambar pada saat oksidasi siklik, sehingga akan
10. Pada Gambar 9 terlihat bahwa produk berdampak pada penurunan laju
oksidasi siklik untuk paduan Ni-Al-Ti oksidasiterhadap paduan Ni-Al-Ti. Hal ini
menghasilkan lapisan oksida di permukaan terbukti dari tipisnya lapisan oksida yang
paduan dengan komposisi fasa sebagai terbentuk di paduan Ni-Al-Ti-1,5W jika
berikut: fasa NiO 15,5%, NiAl2O4 58,3%, dibandingkan dengan lapisan oksida pada
TiO2 3,5% dan fasa NiTiO3 22,7%. paduan Ni-Al-Ti yang tanpa dipadu unsur
Berdasarkan hasil tersebut, diketahui wolfram.
bahwa terbentuknya lapisan oksida TiO2 Tipisnya lapisan oksida yang
pada paduan Ni-Al-Ti, berpengaruh terbentuk pada sampel Ni-Al-Ti-1,5W
terhadap ketahanan oksidasi siklik paduan diperlihatkan dalam grafik Gambar 11,
Ni-Al-Ti. dimana nilai ketebalan lapisan oksida
Hasil pengujian XRD terhadap paduan tersebut lebih rendah untuk semua
produk hasil oksidasi siklik paduan siklik, jika dibandingkan dengan ketebalan
Ni-Al-Ti-1,5W seperti yang terlihat pada lapisan oksida paduan Ni-Al-Ti. Ketahanan
Gambar 10 menunjukkan bahwa pada oksidasi temperatur tinggi untuk paduan Ni-
permukaan sampel terbentuk lapisan oksida Al-Ti-1,5W juga disebabkan oleh adanya
aluminium oksida (Al2O3) 68,2% dan nikel fasa intermetalik gamma prime Ni3Al yang
oksida (NiO) 1,1%, TiO2 0,7%, dan WO2 lebih stabil jika dibandingkan dengan
30%. Pembentukan oksida aluminium yang ketahanan oksidasi fasa Ni3Ti[11,12].
cukup dominan pada paduan tersebut Seiring dengan bertambahnya siklik,
dikarenakan unsur Al memiliki potensial ketebalan lapisan oksida yang dihasilkan
kimia yang lebih rendah dari pada Ni seperti juga semakin meningkat. Hal ini sesuai
yang dijelaskan dalam diagram Ellingham, dengan teori bahwa semakin bertambah
sehingga mengakibatkan pembentukan siklik yang berarti juga semakin lama proses
87
Urania p ISSN 0852−4777; e ISSN 2528−0473
Vol. 25 No. 2, Juni 2019: 71−140
oksidasi maka ketebalan lapisan oksida selain berfungsi sebagai penguat fasa
yang dihasilkan juga akan semakin tebal. gamma, penghambat laju pengkasaran butir,
Dari semua data yang terkumpul di penstabil ’, wolfram juga dapat
atas terlihat bahwa penambahan unsur meningkatkan ketahanan oksidasi pada
pemadu wolfram kedalam paduan Ni-Al-Ti temperatur tinggi[13].
Gambar 10. Grafik pengujian XRD Paduan Ni-Al-Ti-1,5W sesudah proses oksidasi siklik.
88
p ISSN 0852−4777; e ISSN 2528−0473 Oksidasi Siklik Pada Temperatur 1200°C Paduan Terner
Ni-Al-Ti yang Didoping dengan Wolfram
Gambar 11. Kurva perbandingan ketebalan oksida paduan Ni-Al-Ti dan paduanNi-Al-Ti-1,5W
Hasil analisis data pengujian SEM- analisis data pengujian SEM-EDS pada
EDS pada paduan Ni-Al-Ti seperti terlihat paduan Ni-Al-Ti-1,5W, menunjukan bahwa
pada Gambar 12 dan Tabel 3 menunjukan dari ketiga spot yang di ambil, fasa yang
bahwa dari ketiga spot yang diambil, fasa terbentuk pada spot 1 adalah fasa Ni2AlTi +
yang terbentuk pada spot 1 adalah fasa Ni-Al + Ni3Al, fasa yang terbentuk pada spot
Ni3Al dan fasa yang terbentuk pada spot 3 2 adalah fasa Ni3Al dan fasa yang terbentuk
adalah fasa Ni3Al. Sementara itu, hasil pada spot 3 adalah fasa Ni3Al.
Gambar 12. Hasil pengujian Scanning Gambar 13. Hasil pengujian Scanning
Electron Microscopy (SEM) Electron Microscopy (SEM)
Sampel Ni-Al-Ti sampel Ni-Al-Ti-1,5W
89
Urania p ISSN 0852−4777; e ISSN 2528−0473
Vol. 25 No. 2, Juni 2019: 71−140
90
p ISSN 0852−4777; e ISSN 2528−0473 Oksidasi Siklik Pada Temperatur 1200°C Paduan Terner
Ni-Al-Ti yang Didoping dengan Wolfram
91
Urania p ISSN 0852−4777; e ISSN 2528−0473
Vol. 25 No. 2, Juni 2019: 71−140
92