ABSTRAK
Suatu material atau logam yang diaplikasikan untuk cetakan lampu dimana pada
saat pengecoran mengalami perubahan bentuk seperti melengkung, aus dan mudah korosi
sebagai akibat panas (berkisar 1000 – 1300 0C), selain itu juga menyebabkan waktu
penggunaan cetakan menjadi singkat (1000 Jam). Salah satu teknik yang digunakan untuk
mengatasi hal tersebut diatas maka dilakukan proses nitriding yang bertujuan untuk
mengetahui perilaku dan dampak dari material Dies Lampu setelah proses Nitriding
terhadap kekerasan, untuk mengetahui karakteristik permukaan dari Dies Lampu setelah
proses Nitriding dan untuk mengetahui perbedaan antara material dies lampu sebelum dan
setelah diproses nitriding ditinjau dari segi sifat mekanik. Metode nitriding yang dilakukan
adalah gas nitriding dalam Fluidised bed dengan media gas oksigen (O2), Nitrogen (N2) dan
Amonia (NH3) dengan perbandingan 86 % N2 dan 14 % NH3. dengan variasi waktu proses
nitriding yaitu 8 Jam, 10 Jam, dan 12 Jam.
Dampak dari proses nitriding yang dilakukan pada material cetakan lampu yang
dibentuk berupa spesimen adalah dapat meningkatkan kekerasan permukaan. Karakteristik
permukaan setelah proses nitriding adalah terbentuknya kulit atau lapisan nitrida sifat tahan
korosi, ketahanan lelah, ketahanan aus abrasive dan adhesive, kekuatan menahan beban,
kekerasan yang tinggi dan aplikasi temperatur tinggi yang baik.Kualitas dari material
cetakan lampu yang diproses nitriding lebih baik jika dibandingkan dengan sebelum proses
nitriding apabila dilihat dari sifat meknik yang dimiliki. Material cetakan lampu dapat
diproses nitriding karena mengandung element / unsur paduan yaitu: C=0,24 (%),
Mn=0,61%, P=0,011%, Al=0,018%, V=0,01%, Cr=3,44% , dan Mo=0,49%.
adalah mempunyai beban yang ringan, sifat mekanik permukaan logam tersebut
modulus rendah, kekuatan tinggi dan sehingga dapat menambah umur pakai.
tahan terhadap korosi. selain itu memiliki Proses perlakuan panas permukaan
sifat ketahanan aus yang baik manakala (surface heta treatment) yang dilakukan
bergesekan dengan material lain, adalah preses perlakuan panas permukaan
ketahanan lelah serta ketahanan pelunakan termokimia yaitu proses nitriding dengan
pada temperatur meningkat. Suatu metode gas didalam Fluidised Bed
material atau logam yang digunakan Furnace dengan tujuan untuk mengetahui
sebagai cetakan lampu, pada saat sifat ketahanan aus, tingkat kekerasan dari
pengecoran mengalami perubahan bentuk logam dies lampu, mengetahui
seperti melengkung, aus dan mudah korosi karakteristik permukaan dari logam dies
sebagai akibat panas (berkisar 1000 0C – lampu.
1300 0C), dan waktu penggunaan dari
cetakan tersebut adalah 1000 Jam. Sifat – Nitridisasi (Nitriding)
sifat material terutama sifat mekanik Proses Nitridisasi (Nitriding) adalah
sangat berpengaruh terhadap kualitas dari proses perlakuan panas termokimia
material itu sendiri, seperti kekerasan (thermochemical treatment) dengan tujuan
yang tinggi tidak menjamin ketahanan mendifusikan Nitrida kedalam permukaan
terhadap kekuatan, korosi dan keausan. baja pada temperatur 450580 ºC
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk sehingga membentuk lapisan ferrite
memperoleh sifat yang diinginkan dari dengan kadar nitrogen mencapai 6%. pada
material atau logam seperti perlakuan sekitar 6%, fasa gamma membentuk
panas permukaan (Surface Heat komposisi Fe4N, pada kadar nitrogen lebih
Treatment) diantaranya adalah pengerasan dari 8% hasil reaksi kimia yang terbentuk
permukaan dengan teknik diffusi yakni, adalah Fe2-3N serta zona difusi nitrogen
carburizing, Nitriding, Carbonitriding, dibawah lapisan nitride. Dengan ketentuan
nitrocarburizing, ferritic dan boronizing. baja harus memiliki elemen paduan seperti
Proses ini ditandai dengan Al, Ti, Cr, Mo, V Cr, W, Mo, V, Ti, Nb,
menghamburkan atau menyerapkan suatu Zr (elemen karbida) agar dapat
unsur atom yang pada umumnya kecil membentuk kulit keras berupa endapan
seperti: karbon, nitrogen, sulfur, boron, paduan nitrida (TiN, CrN, VN dan lain-
dan oksigen ke dalam permukaan material lain) untuk meningkatkan ketahanan aus
yang diperlakukan sesuai aplikasi dari adhesive dan abrasive, ketahanan lelah,
jumlah panas, waktu, dan reaksi dan ketahanan pelunakan pada temperatur
permukaan logam tersebut. (sumber: meningkat. Proses nitriding sangat baik
Froes, F. H., Allen, P. G., & Niinomi, untuk baja dengan komposis kimia : C, 0.2
M.,1998). Berdasarkan uraian diatas, - 0.3 %; Mn, 0.04 - 0.6% ; Al, 0.9 - 1.4 %;
maka dilakukan penelitian proses Cr, 0.9 to 1.4 %; dan Mo, 0.15 - 0.25 %.
perlakuan panas permukaan pada logam
Dies lampu (tanpa mengubah sifat
mekanik bagian intinya) sebagai salah satu
alternatif memperbaiki atau meningkatkan
50
Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858
500
Proses perlakuan panas yang dilakuan
+ ´ ´+
400
0 2 4 6 8 10 12 pada Fluidised Bed Furnace menggunakan
Nitrogen (Wt%)
membentuk reaksi kimia dengan Fe, Al, Bahan – Bahan yang Digunakan
Cr, Mo, V untuk membentuk lapisan Bahan yang digunakan
nitrida pada permukaan logam. Spesimen yang digunakan pada proses
Fluidising Medium nitriding adalah baja paduan dengan
Serbuk Aluminium Oxide (Al2O2) komposisi: C: 0,24%, Mn: 0,61%, P:
berfungsi sebagai partikel pengantar panas 0,011%, S: 0,029%, Si: 0,29%, Sn:
kepermukaan logam yang diproses. (Mesh 0,009%, Al: 0,018%, Cr: 3,44%, Cu:
120). Serbuk aluminium oxide terdiri dari 0,20%, Ni: 0,19%, Nb: 0,0047%, Mo:
: Coarse grit (berwarna hitam dan kasar), 0,49%, V: 0,01%.
sebagai partikel dasar atau sebelum fine Larutan Etcha (Chemical Etching)
grit dengan ukuran yaitu 64 mm dari dasar Komposisi Larutan yang digunakan
tungku. adalah 50% HCl + 25% HNO3 + 25%
- Fine grit (berwarna putih dan halus) H2O.
sebagai partikel pengantar panas, Bentuk Spesimen
dengan posisi setelah carse grit. Diukur Bentuk spesimen yang digunakan
10 mm dari permukaan retort. untuk pengujian kekerasan, ketebalan
lapisan serta struktur mikro sebagai
METODOLOGI PENELITIAN berikut:
Rancangan dalam penelitian ini adalah Gambar 2. Cetakan Lampu ( sebelum dan
menggunakan beberapa metologi yaitu setelah dibentuk spesimen )
metodologi litelatur atau pustaka yakni
mengaplikasikan bidang ilmu yang Bagian yang
dipotong
berhubungan dengan bidang ilmu
metalurgi, yaitu mengenai pengaruh
proses nitriding terhadap spesimen yang
mengakibatkan perubahan sifat dan
karakteristiknya dan metodologi kasus
dalam laboratorium yaitu metode dengan Hasil Potongan
melakukan serangkaian pengujian
terhadap spesimen yang diteliti, metode Ukuran Spesimen:
Ukuran Pin: Diameter 3 mm, 5 mm
ini dilakukan dengan beberapa kali gfgfgfg
Tinggi 20 mm
pengujian di Laboratorium Pengujian Ukuran disk: Diameter 60 mm
Material / Metallografi ITN Malang Jalan Tinggi 10 mm
Karanglo Km. 2 Malang. Sehingga
diperoleh data – data yang kemudian
Instrumen Penelitian
dianalisis secara statistik, sehingga didapat
1. Dapur Fluidized Bed
suatu kesimpulan akhir, sedangkan kajian
Dapur yang digunakan dalam proses
yang diteliti meliputi: analisa kekerasan,
nitriding adalah Furnace Fluidised Bed.
analisa mikro struktur dan analisa
keausan.
52
Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858
54
Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858
B
A
Keterangan: 6a. Pembesaran 100X
- Pembesaran 315X A : Porositas
- B : Struktur Ferrit C : Struktur Pearlit
55
Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858
C
C
B 8.b. Pembesaran 315X
Keterangan gambar 12; 13; 14 :
A = Bagian inti material
7.a. Pembesaran 100X B = Kedalaman Lapisan
C = Lapisan Nitrida.
C
50
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Gambar 13. Photo Strukturmikro setelah Grafik 2. Hubungan antara Kekerasan dengan
proses Nitriding 12 Jam Ketebelan Lapisan setelah Proses Nitriding
selama 8 Jam, 10 Jam dan 12 Jam
56
Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858
10,00
9,00
Aktual Linier
permukaan sebelum dan sesudah proses
8,00
7,00 nitriding yang kemudian diolah dalam
6,00
5,00
4,00
bentuk grafik (grafik 4), terlihat bahwa
3,00
2,00 kekerasan permukaan meningkat akibat
1,00
0,00 dampak dari proses nitriding. Pada
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Waktu Proses Nitriding (Jam) spesimen sebelum pperlakuan diperoleh
nilai kekerasan rata – rata : 305,16 HV
(N/mm2), dan setelah diproses nitriding
Grafik 4. Hubungan antara Volume Keausan selama 8 jam diperoleh nilai kekerasan
dengan Kekerasan rata – rata : 722,21 HV (N/mm2); 758,80
13,00
HV (N/mm2) selama 10 Jam (tabel 4) dan
12,00
11,00
788,34 HV (N/mm2) selama 12 Jam (tabel
4).
Aktual Linier
Volume Keausan (mm^3)
10,00
9,00
6,00
4,00
3,00
2,00
proses nitriding. Titik pertama dilakukan
1,00
0,00
pada posisi paling tengah dari permukaan
spesimen yang telah dipotong kemudian
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Jam. Untuk spesimen nitriding 10 Jam antara atom nitrogen dengan unsur paduan
tebal compound layer yang terbentuk dalam baja. Difusi ini terjadi dibawah
adalah 32 μm dan kedalaman lapisannya temperatur transformasi ferit/ austenit.
adalah 625 μm, dari ketebalan lapisan Kekerasan permukaan dan
tersebut posisi yang paling keras adalah kedalaman lapisan terbentuk akibat dari
125 μm dari pinggir yaitu 902,06 HV difusi nitrogen yang membentuk ikatan
(N/mm2). Sedangkan untuk nitriding 12 dengan unsur dalam material yaitu : Al,
jam, tebal compound layer yang Mg, Si, Ti, V, Cr, Mo, dan Fe untuk
terbentuk adalah 38 μm dan kedalaman menghasilkan suatu lapisan nitrida.
lapisannya adalah 687,5 μm dan Dimana unsur N masuk kepermukaan dan
kekerasan yang paling tinggi pada lapisan bereaksi dengan unsur Fe membentuk
adalah 925,64 (N/mm2) pada posisi 125 Fe4N dan pada akhir reaksi membentuk
μm dari pinggir. nitrida (senyawa Fe2-3N). Selain itu
Pada pengujian keausan yang kedalaman atau ketebalan lapisan yang
dilakukan pada spesimen seperti pada terbentuk juga dipengaruhi oleh lamanya
grafik 6, dimana volume keausan semakin waktu proses nitriding sehingga membuat
menurun sebagai dampak dari proses unsur N semakin berdifusi ke dalam inti
nitriding. Proses nitriding dengan variasi material.
waktu diperoleh volume keausan yang
menurun mulai dari 8 Jam, 10 Jam dan 12 PENUTUP
Jam. Volume keausan yang paling besar KESIMPULAN
adalah spesimen sebelum proses nitriding Berdasarkan pembahasan dari hasil
dengan rata-rata 11, 976 mm3 tetapi pengujian maka dapat disimpulkan bahwa:
setelah diproses nitiriding 8 Jam volume a. Terdapat dampak dari proses nitriding
keausan menurun menjadi 6,809 mm3, yang dilakukan pada material cetakan
pada nitriding 10 jam 4,865 mm3 dan yang lampu yang dibentuk berupa
paling rendah adalah nitriding 12 jam sepsimen yaitu dapat meningkatkan
yaitu 2,798 mm3. Penurunan volume kekerasan permukaan dari variasi
keausan disebabkan semakin kerasnya waktu proses dilakukan. Nilai
permukaan akibat lapisan nitrida kekerasan awal atau sebelum proses
menpadat waktu yang cukup untuk adalah 305,16 HV (N/mm2)
menambah kedalaman atau ketebalan meningkat menjadi 722,21 HV
(seperti pada grafik 7). (N/mm2) dengan waktu selama 8 Jam
Dari hasil pengamatan kemudian meningkat menjadi 758,80
strukturmikro spesimen sebelum proses HV (N/mm2) dengan penambahan
nitriding, struktur yang terlihat adalah waktu 2 Jam (10 Jam). Dan yang
ferrite dan pearlit dan martensit. Pada terakhir sekaligus kekerasan
spesimen setelah proses nitriding permukaan yang paling tinggi dari
terbentuk kulit keras berupa endapan ketiga variasi waktu yang dilakukan
paduan nitrida (compound layer) yang adalah 788,34 HV (N/mm2) selama 12
mengandung Fe4N pada permukaan Jam. Dengan demikian peningkatan
spesimen sebagai hasil dari ikatan kimia kekerasan tersebut dapat mengurangi
58
Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858
59
Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858
60