Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858

PROSES NITRIDING UNTUK PENINGKATAN SIFAT MEKANIK


PERMUKAAN MATERIAL DIES
Teguh Rahardjo
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang
Kampus 2 Jl. Karanglo Km.2 Malang

ABSTRAK
Suatu material atau logam yang diaplikasikan untuk cetakan lampu dimana pada
saat pengecoran mengalami perubahan bentuk seperti melengkung, aus dan mudah korosi
sebagai akibat panas (berkisar 1000 – 1300 0C), selain itu juga menyebabkan waktu
penggunaan cetakan menjadi singkat (1000 Jam). Salah satu teknik yang digunakan untuk
mengatasi hal tersebut diatas maka dilakukan proses nitriding yang bertujuan untuk
mengetahui perilaku dan dampak dari material Dies Lampu setelah proses Nitriding
terhadap kekerasan, untuk mengetahui karakteristik permukaan dari Dies Lampu setelah
proses Nitriding dan untuk mengetahui perbedaan antara material dies lampu sebelum dan
setelah diproses nitriding ditinjau dari segi sifat mekanik. Metode nitriding yang dilakukan
adalah gas nitriding dalam Fluidised bed dengan media gas oksigen (O2), Nitrogen (N2) dan
Amonia (NH3) dengan perbandingan 86 % N2 dan 14 % NH3. dengan variasi waktu proses
nitriding yaitu 8 Jam, 10 Jam, dan 12 Jam.
Dampak dari proses nitriding yang dilakukan pada material cetakan lampu yang
dibentuk berupa spesimen adalah dapat meningkatkan kekerasan permukaan. Karakteristik
permukaan setelah proses nitriding adalah terbentuknya kulit atau lapisan nitrida sifat tahan
korosi, ketahanan lelah, ketahanan aus abrasive dan adhesive, kekuatan menahan beban,
kekerasan yang tinggi dan aplikasi temperatur tinggi yang baik.Kualitas dari material
cetakan lampu yang diproses nitriding lebih baik jika dibandingkan dengan sebelum proses
nitriding apabila dilihat dari sifat meknik yang dimiliki. Material cetakan lampu dapat
diproses nitriding karena mengandung element / unsur paduan yaitu: C=0,24 (%),
Mn=0,61%, P=0,011%, Al=0,018%, V=0,01%, Cr=3,44% , dan Mo=0,49%.

Kata kunci : Nitriding, Diffusi, compound layer, Nitrida.

PENDAHULUAN dari rangkaian proses produksi yang saling


mempengaruhi, sehingga dalam
Latar Belakang merancang suatu proses perlakuan panas
Didalam kegiatan proses manufaktur harus diperhatikan proses apa yang telah
perlakuan panas dapat didefinisikan dialami sebelumnya dan apa yang dialami
sebagai kombinasi operasi pemanasan dan berikutnya, serta akhir apa yang harus
pendinginan terhadap material logam dimiliki.
untuk meningkatkan sifat mekanik dan Penggunaan material didunia industri
fisik material tersebut, baik sebagai yang terdiri dari berbagai jenis material
produk jadi maupun setengah jadi. sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh
Perlakuan panas dilakukan dengan sifat, kinerja dan biaya yang digunakan.
maksud mempersiapkan material logam Untuk itu pemilihan bahan atau material
sebagai produk setengah jadi agar layak sangat penting dan dapat disesuaikan
diproses lanjut dan meningkatkan umur dengan pengaplikasiannya. Sifat yang
pakai material logam sebagai produk jadi. perlu dipertimbangkan dari suatu material
Proses perlakuan panas merupakan bagian
49
Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858

adalah mempunyai beban yang ringan, sifat mekanik permukaan logam tersebut
modulus rendah, kekuatan tinggi dan sehingga dapat menambah umur pakai.
tahan terhadap korosi. selain itu memiliki Proses perlakuan panas permukaan
sifat ketahanan aus yang baik manakala (surface heta treatment) yang dilakukan
bergesekan dengan material lain, adalah preses perlakuan panas permukaan
ketahanan lelah serta ketahanan pelunakan termokimia yaitu proses nitriding dengan
pada temperatur meningkat. Suatu metode gas didalam Fluidised Bed
material atau logam yang digunakan Furnace dengan tujuan untuk mengetahui
sebagai cetakan lampu, pada saat sifat ketahanan aus, tingkat kekerasan dari
pengecoran mengalami perubahan bentuk logam dies lampu, mengetahui
seperti melengkung, aus dan mudah korosi karakteristik permukaan dari logam dies
sebagai akibat panas (berkisar 1000 0C – lampu.
1300 0C), dan waktu penggunaan dari
cetakan tersebut adalah 1000 Jam. Sifat – Nitridisasi (Nitriding)
sifat material terutama sifat mekanik Proses Nitridisasi (Nitriding) adalah
sangat berpengaruh terhadap kualitas dari proses perlakuan panas termokimia
material itu sendiri, seperti kekerasan (thermochemical treatment) dengan tujuan
yang tinggi tidak menjamin ketahanan mendifusikan Nitrida kedalam permukaan
terhadap kekuatan, korosi dan keausan. baja pada temperatur 450580 ºC
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk sehingga membentuk lapisan ferrite
memperoleh sifat yang diinginkan dari dengan kadar nitrogen mencapai 6%. pada
material atau logam seperti perlakuan sekitar 6%, fasa gamma membentuk
panas permukaan (Surface Heat komposisi Fe4N, pada kadar nitrogen lebih
Treatment) diantaranya adalah pengerasan dari 8% hasil reaksi kimia yang terbentuk
permukaan dengan teknik diffusi yakni, adalah Fe2-3N serta zona difusi nitrogen
carburizing, Nitriding, Carbonitriding, dibawah lapisan nitride. Dengan ketentuan
nitrocarburizing, ferritic dan boronizing. baja harus memiliki elemen paduan seperti
Proses ini ditandai dengan Al, Ti, Cr, Mo, V Cr, W, Mo, V, Ti, Nb,
menghamburkan atau menyerapkan suatu Zr (elemen karbida) agar dapat
unsur atom yang pada umumnya kecil membentuk kulit keras berupa endapan
seperti: karbon, nitrogen, sulfur, boron, paduan nitrida (TiN, CrN, VN dan lain-
dan oksigen ke dalam permukaan material lain) untuk meningkatkan ketahanan aus
yang diperlakukan sesuai aplikasi dari adhesive dan abrasive, ketahanan lelah,
jumlah panas, waktu, dan reaksi dan ketahanan pelunakan pada temperatur
permukaan logam tersebut. (sumber: meningkat. Proses nitriding sangat baik
Froes, F. H., Allen, P. G., & Niinomi, untuk baja dengan komposis kimia : C, 0.2
M.,1998). Berdasarkan uraian diatas, - 0.3 %; Mn, 0.04 - 0.6% ; Al, 0.9 - 1.4 %;
maka dilakukan penelitian proses Cr, 0.9 to 1.4 %; dan Mo, 0.15 - 0.25 %.
perlakuan panas permukaan pada logam
Dies lampu (tanpa mengubah sifat
mekanik bagian intinya) sebagai salah satu
alternatif memperbaiki atau meningkatkan

50
Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858

Gambar 1. Diagram Fe- N  Efisiensi themal yang dihasilkan


tinggi dengan konsumsi listrik yang
900 Diagram Fe -N rendah.
800
 Dapat digunakan untuk berbagai jenis
Temperature
C pengerasan permukaan kimia
°
700
  + 
+ ´
Pertumbuhan
White layer pada (Thermochemical treatment).
Nitriding 510 ° C
600
 + 

592 º C eutectoid line


 + ´
´ Suplay Gas dalam Fluidised Bed
Furnace
 

500
Proses perlakuan panas yang dilakuan
 + ´  ´+ 


400
0 2 4 6 8 10 12 pada Fluidised Bed Furnace menggunakan
Nitrogen (Wt%)

Sumber : Anil Kumar Sinha, (2003). Physical Metallurgy


beberapa jenis gas tergantung jenis proses
Handbook. H.16.82. yang dilakukan. Jenis gas tersebut antara
lain :
Tabel 1 Kriteria Pemilihan Perlakuan Panas a. Oksigen (O2)
Termokimia
Gas oksigen befungsi sebagai fluidising
CarburisingCarbonitridingNitrocarburising Nitriding pada waktu heating sampai temperatur
Ketahananlelah    
500 0C dan cooling dari temperatur 500 0
Kekuatanmenahanbeban   sampai temperatur kamar.
Ketahananausabrasive    b. Nitrogen (N2)
Ketahananausadhesive    Nitrogen berfungsi sebagai fluidising
Aplikasitemperaturtinggi  untuk heating dari temperatur 5000C
Risikodistorsirendah   samapi temperatur proses perlakuan untuk
Bajakualitasumum    mencegah terjadinya oksidasi terhadap
Aplikasikomponenbesar   material atau logam yang dipanaskan
Ketahanankorosi    karena pada temperatur tersebut getaran
Sumber: Ir. Esa Haruman, MSc.Eng, Ph.D.” Diktat Perlakuan atom sangat tinggi sehingga udara luar
Panas dan Rekayasa permukaan”.
masuk kedalam system. Fungsi utama dari
Proses Nitriding dalam Fluidsed Bed nitrogen adalah memberikan tekanan yang
Furnace besar dalam system untuk membantu
Keunggulan dari Fluidsed Bed Furnace proses reaksi kimia pada gas proses.
yaitu : c. Natural Gas (LPG dan Metana)
 Dapat digunakan untuk memproses Berfungsi sebagai gas pembentuk
material ferrous maupan nonferrous. carbon akibat reaksi kimia dengan Fe dan
nitogen untuk membentuk karbida dalam
 Kecepatan perpindahan panas yang
karbon rendah. Gas ini digunakan dalam
tinggi dapat tercapai.
proses carburising, carbonitriding dan
 Waktu awal perlakuan panas lebih
Nitrocarburising.
singkat dan dapur dapat ditutup
sepanjang malam tanpa mengurangi
d. Ammonia (NH3)
waktu produksi berikutnya.
Digunakan pada proses Nitriding,
carbonitriding dan Nitrocarburising.
Diamana unsur N dari ammonia (NH3)
51
Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858

membentuk reaksi kimia dengan Fe, Al, Bahan – Bahan yang Digunakan
Cr, Mo, V untuk membentuk lapisan  Bahan yang digunakan
nitrida pada permukaan logam. Spesimen yang digunakan pada proses
Fluidising Medium nitriding adalah baja paduan dengan
Serbuk Aluminium Oxide (Al2O2) komposisi: C: 0,24%, Mn: 0,61%, P:
berfungsi sebagai partikel pengantar panas 0,011%, S: 0,029%, Si: 0,29%, Sn:
kepermukaan logam yang diproses. (Mesh 0,009%, Al: 0,018%, Cr: 3,44%, Cu:
120). Serbuk aluminium oxide terdiri dari 0,20%, Ni: 0,19%, Nb: 0,0047%, Mo:
: Coarse grit (berwarna hitam dan kasar), 0,49%, V: 0,01%.
sebagai partikel dasar atau sebelum fine  Larutan Etcha (Chemical Etching)
grit dengan ukuran yaitu 64 mm dari dasar Komposisi Larutan yang digunakan
tungku. adalah 50% HCl + 25% HNO3 + 25%
- Fine grit (berwarna putih dan halus) H2O.
sebagai partikel pengantar panas,  Bentuk Spesimen
dengan posisi setelah carse grit. Diukur Bentuk spesimen yang digunakan
10 mm dari permukaan retort. untuk pengujian kekerasan, ketebalan
lapisan serta struktur mikro sebagai
METODOLOGI PENELITIAN berikut:

Rancangan dalam penelitian ini adalah Gambar 2. Cetakan Lampu ( sebelum dan
menggunakan beberapa metologi yaitu setelah dibentuk spesimen )
metodologi litelatur atau pustaka yakni
mengaplikasikan bidang ilmu yang Bagian yang
dipotong
berhubungan dengan bidang ilmu
metalurgi, yaitu mengenai pengaruh
proses nitriding terhadap spesimen yang
mengakibatkan perubahan sifat dan
karakteristiknya dan metodologi kasus
dalam laboratorium yaitu metode dengan Hasil Potongan
melakukan serangkaian pengujian
terhadap spesimen yang diteliti, metode Ukuran Spesimen:
Ukuran Pin: Diameter 3 mm, 5 mm
ini dilakukan dengan beberapa kali gfgfgfg
Tinggi 20 mm
pengujian di Laboratorium Pengujian Ukuran disk: Diameter 60 mm
Material / Metallografi ITN Malang Jalan Tinggi 10 mm
Karanglo Km. 2 Malang. Sehingga
diperoleh data – data yang kemudian
Instrumen Penelitian
dianalisis secara statistik, sehingga didapat
1. Dapur Fluidized Bed
suatu kesimpulan akhir, sedangkan kajian
Dapur yang digunakan dalam proses
yang diteliti meliputi: analisa kekerasan,
nitriding adalah Furnace Fluidised Bed.
analisa mikro struktur dan analisa
keausan.

52
Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858

Gambar 3. Skematik fluidised bed berbeda, disarankan tiap material diuji


furnace. dengan posisi pin maupun sebagai disk.
Besarnya keausan ditentukan dengan
mengukur dimensi. secara linear pada
spesimen baik sebelum maupun setelah
pengujian, ataupun dengan mengukur
berat pada kedua spesimen sebelum
maupun setelah pengujian
Spesifikasi Peralatan
2. Mikroskop Optik Spesifikasi Umum
Mikroskop optik digunakan untuk Dalam Pin-on-Disk Tribometer, bentuk
mengamati lebih jelas struktur lapisan kontak pin yang berbentuk datar (flat) atau
yang diproses nitriding. bola (sphere) akan memberikan beban
pada sample test (“disk”) dengan gaya
3. Pengujian Keausan Metode Pin On presisi yang diketahui. Saat disk berputar,
Disk (Standar ASTM G 99) gaya normal akan terjadi antara pin dan
Pengujian menggunakan prosedur disk. Laju keausan pada kedua material
dengan mendeterminasi keausan melalui pin dan disk dihitung sebagai hilangnya
sliding dengan menggunakan peralatan volume selama friksi berlangsung.
pin on disk. Juga dapat ditentukan Parameter Kontrol Operasi:
koefisien gesek yang diperoleh Kecepatan rotasi (RPM), maksimum 500
berdasarkan pengujian. Prinsip RPM.Beban normal (Kgf), 1–15 Kgf
penggunaan dan pengujian dengan tipe ini dengan kenaikan per 1 Kgf. Jumlah
adalah pada pengujian ini diperlukan 2 putaran sesuai dengan setting
buah spesimen. Sebuah pin dengan ujung Parameter Pengukuran:
berbentuk radius (radius stip) diletakkan Kehilangan berat dari spesimen disk atau
tegak lurus terhadap lingkaran disk pin. Timbangan Analitis : Merk AND
dengan permukaan rata. Ujung pin dapat ex Japan Tipe EK-400H, Maksimum
berupa bola yang rigid. Selama pengujian Pengukuran 400 gram Akurasi 0.01 gram
berlangsung disk berputar atau sebaliknya
pin berputar terhadap titik pusat disk. Gambar 4. Skematis sistem pengujian
Sehingga, lintasan luncur (sliding path) keausan pin-on-disk
berbentuk lingkaran pada permukaan disk.
Arm Loads (Kg)
Posisi peletakan disk dapat horizontal atau
Pin
vertikal. Spesimen pin ditekan pada disk Disk
dengan beban tertentu yang diatur oleh
beban lengan atau pemberat. Metode
Gear reducer
pembebanannya dapat dapat ditentukan Control
bottons Clutch brake
sendiri. Hasil pengujian dicatat sebagai
AC Motor
hilangnya volume dalam mm3 dari pin dan
disk secara terpisah. Bila pengujian
menggunakan dua jenis material yang
53
Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858

Perhitungan d = Panjang diagonal identasi (mm)


Perhitungan volume keausan berdasarkan (dx + dy) / 2
pengukuran kehilangan berat. θ = Sudut permukaan Identor (1360)
3 Beratyanghilang,g Jika menggunakan objective lens 55 X
Volume Keausan
(m ) X1000
3 maka :
BeratJenis,g/m
d = a/ 5,44/ 1000 (d = mm)
4. Micro Vickers Hardness Tester Jadi :
Dalam penelitian ini jenis pengujian HV = 0,1891 . F / (a / 5,44 / 1000)2.
kekerasan yang digunakan adalah dengan (sumber : Mitutoyo, Tabel for Vickers
menggunakan metode Vickers (Mikro Hardness Number for MVK - E3)
Vickers Hardness Tester). Dengan
Spesifikasi :Merk: Mitutoyo, Akashi ANALISA DATA DAN
corporation- Made In Japan; Model: MVK PEMBAHASAN
– E3; Serial No.: 555186; Objectif Lens: 1. Analisa Data Hasil Pengujian
55X. Dengan rumus : Dari seluruh rangkaian kegiatan
HV = 0,102 F/S = 0,102.F.sin (θ /2 ) / d2 proses Nitriding pada spesimen didalam
= 0,1891.F/d2 dapur Fluidized Bed, maka evaluasi
=1,854[0,1854(0,102.F)]/ d2 terhadap hasil proses yang diperlukan
meliputi kekerasan permukaan, distribusi
Dimana : kekerasan, ketebalan lapisan dan struktur
HV = Satuan kekerasan vickers mikro.
F = Beban penekanan (N)
S = Luas permukaan identasi (mm2)

Tabel 2.Data Hasil Pengujian Kekerasan kedalaman Lapisan


No. Posisi Titik Nitriding 8 Jam Nitriding 10 Jam Nitriding 12 Jam
(µm) a: Diagonal HV a: Diagonal HV a: Diagonal HV
(µm) (N/mm2) (µm) (N/mm2) (µm) (N/mm2)
1 62,5 90,0 677,55 87,0 725,08 85,0 759,60
2 125,0 82,8 801,47 78,0 902,06 77,0 925,64
3 187,5 83,0 796,65 82,5 806,34 79,0 879,37
4 250,0 84,0 777,80 83,5 787,14 81,0 836,48
5 312,5 84,5 768,62 84,5 768,62 85,0 759,60
6 375,0 86,0 742,04 85,0 759,60 86,0 742,04
7 437,5 87,0 725,08 86,5 733,49 87,0 725,08
8 500,0 88,5 700,71 87,5 716,82 89,5 685,14
9 562,5 102,0 527,50 99,5 554,34 93,0 634,54
10 625,0 121,5 371,77 100,5 543,37 96,5 589,35
11 687,5 126,0 345,69 118,0 394,15 98,5 565,66
12 750,0 133,0 310,26 126,0 345,69 124,5 354,07
13 812,5 134,5 303,38 130,5 322,26 131,5 317,38
14 875,0 134,0 305,64 133,5 307,94 134,5 303,38

54
Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858

Tabel 3. Data Hasil Pengujian Keausan


Waktu Berat Berat
Berat yang Volume Keausan Volume Keausan Rata-
No. Nitriding Awal Akhir
hilang (Gram) (mm³) Rata (mm³ )
(Jam) (Gram) (Gram)
1 102,7623 102,6716 0,0907 11,67677

2 0 102,6716 102,5865 0,0851 10,95035 11,976

3 102,5865 102,4832 0,1033 13,29982

4 103,6723 103,6298 0,0425 5,47348

5 8 103,6298 103,5597 0,0700 9,01300 6,809

6 103,5597 103,5135 0,0462 5,94174

7 109,1011 109,0728 0,0283 3,64899

8 10 109,0728 109,0274 0,0454 5,83838 4,865

9 109,0274 108,9877 0,0397 5,10859

10 108,9452 108,9254 0,0198 2,55429

11 12 108,9254 108,9084 0,0170 2,18939 2,798

12 108,9084 108,8800 0,0283 3,64899

Gambar 5. Photo Strukturmikro sebelum Gambar 6. Photo Strukturmikro setelah


Proses Nitriding Proses Nitriding 8 Jam

B
A
Keterangan: 6a. Pembesaran 100X
- Pembesaran 315X A : Porositas
- B : Struktur Ferrit C : Struktur Pearlit

6.b. Pembesaran 315X

55
Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858

Gambar 7. Photo Strukturmikro setelah


proses Nitriding 10 Jam

C
C
B 8.b. Pembesaran 315X
Keterangan gambar 12; 13; 14 :
A = Bagian inti material
7.a. Pembesaran 100X B = Kedalaman Lapisan
C = Lapisan Nitrida.

Grafik 4. Hubungan antara Kekerasan dengan


Waktu Proses Nitriding
950
900
Kekerasan
850
HV (N/mm^2)
800
750
700
650
600
550
Aktual Linier
500
450
400
350
300
250
200
150
100

C
50
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Waktu Proses Nitriding (Jam)

7.b. Pembesaran 315X

Gambar 13. Photo Strukturmikro setelah Grafik 2. Hubungan antara Kekerasan dengan
proses Nitriding 12 Jam Ketebelan Lapisan setelah Proses Nitriding
selama 8 Jam, 10 Jam dan 12 Jam

8.a. Pembesaran 100X

56
Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858

Grafik 3. Hubungan Volume Keausan volume keausan dan kedalaman lapisan


terhadap waktu Proses Nitriding yang berbeda-beda dari waktu proses yang
bervariasi.
13,00
12,00 Dari hasil pengujian kekerasan
11,00
Volume Keausan (mm^3)

10,00
9,00
Aktual Linier
permukaan sebelum dan sesudah proses
8,00
7,00 nitriding yang kemudian diolah dalam
6,00
5,00
4,00
bentuk grafik (grafik 4), terlihat bahwa
3,00
2,00 kekerasan permukaan meningkat akibat
1,00
0,00 dampak dari proses nitriding. Pada
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Waktu Proses Nitriding (Jam) spesimen sebelum pperlakuan diperoleh
nilai kekerasan rata – rata : 305,16 HV
(N/mm2), dan setelah diproses nitriding
Grafik 4. Hubungan antara Volume Keausan selama 8 jam diperoleh nilai kekerasan
dengan Kekerasan rata – rata : 722,21 HV (N/mm2); 758,80
13,00
HV (N/mm2) selama 10 Jam (tabel 4) dan
12,00

11,00
788,34 HV (N/mm2) selama 12 Jam (tabel
4).
Aktual Linier
Volume Keausan (mm^3)

10,00

9,00

8,00 Pada pengujian kekerasan lapisan


atau distribusi kekerasan (grafik 5) yang
7,00

6,00

hanya dilakukan pada specimen setelah


5,00

4,00

3,00

2,00
proses nitriding. Titik pertama dilakukan
1,00

0,00
pada posisi paling tengah dari permukaan
spesimen yang telah dipotong kemudian
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900

Kekerasan HV (N/ mm^2)

titik kedua dan titik selanjutnya sampai


diperoleh nilai kekerasan mendekati atau
Gambar 9. Ilustrasi Permukaan specimen
sama dengan nilai kekerasan pada posisi
setelah proses Nitriding
titik pertama, dilakukan mulai dari pinggir
Compound Kedalaman mengarah ke bagian tengah permukaan
Layer Lapisan spesimen. Pada spesimen yang diproses
Nitriding 8 25 562,5 μm selama 8 Jam, titik kedua dimulai dari
Jam μm pinggir dengan jarak 62,5 μm dengan
Nitriding 10 32 μm 625,5 μm kekerasan 677, 55 HV (N/mm2), titik
Jam ketiga pada jarak 125 dari pinggir dengan
Nitriding 12 38 μm 687,5 μm kekerasan 800,47 HV (N/mm2). uji
Jam
kekerasan pada titik selanjutnya dengan
jarak yang sama antara titik kedua dan
PEMBAHASAN
ketiga sampai 14 titik. Sehingga dari
Proses Nitriding yang dilakukan
distribusi kekerasan pada spesimen
pada material lampu dalam bentuk
nitriding 8 jam diperoleh kedalaman
spesimen ini, dimana perbandingan
lapisan 562,5 μm dan compound layer 25
gasnya adalah 86 % Nitrogen (N2) dan 14
μm. Dengan cara yang sama dilakukan
% Amonia (NH3) pada temperatur 550 0C
pada spesimen Nitriding 10 Jam dan 12
diperoleh hasil kekerasan permukaan,
57
Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858

Jam. Untuk spesimen nitriding 10 Jam antara atom nitrogen dengan unsur paduan
tebal compound layer yang terbentuk dalam baja. Difusi ini terjadi dibawah
adalah 32 μm dan kedalaman lapisannya temperatur transformasi ferit/ austenit.
adalah 625 μm, dari ketebalan lapisan Kekerasan permukaan dan
tersebut posisi yang paling keras adalah kedalaman lapisan terbentuk akibat dari
125 μm dari pinggir yaitu 902,06 HV difusi nitrogen yang membentuk ikatan
(N/mm2). Sedangkan untuk nitriding 12 dengan unsur dalam material yaitu : Al,
jam, tebal compound layer yang Mg, Si, Ti, V, Cr, Mo, dan Fe untuk
terbentuk adalah 38 μm dan kedalaman menghasilkan suatu lapisan nitrida.
lapisannya adalah 687,5 μm dan Dimana unsur N masuk kepermukaan dan
kekerasan yang paling tinggi pada lapisan bereaksi dengan unsur Fe membentuk
adalah 925,64 (N/mm2) pada posisi 125 Fe4N dan pada akhir reaksi membentuk
μm dari pinggir. nitrida (senyawa  Fe2-3N). Selain itu
Pada pengujian keausan yang kedalaman atau ketebalan lapisan yang
dilakukan pada spesimen seperti pada terbentuk juga dipengaruhi oleh lamanya
grafik 6, dimana volume keausan semakin waktu proses nitriding sehingga membuat
menurun sebagai dampak dari proses unsur N semakin berdifusi ke dalam inti
nitriding. Proses nitriding dengan variasi material.
waktu diperoleh volume keausan yang
menurun mulai dari 8 Jam, 10 Jam dan 12 PENUTUP
Jam. Volume keausan yang paling besar KESIMPULAN
adalah spesimen sebelum proses nitriding Berdasarkan pembahasan dari hasil
dengan rata-rata 11, 976 mm3 tetapi pengujian maka dapat disimpulkan bahwa:
setelah diproses nitiriding 8 Jam volume a. Terdapat dampak dari proses nitriding
keausan menurun menjadi 6,809 mm3, yang dilakukan pada material cetakan
pada nitriding 10 jam 4,865 mm3 dan yang lampu yang dibentuk berupa
paling rendah adalah nitriding 12 jam sepsimen yaitu dapat meningkatkan
yaitu 2,798 mm3. Penurunan volume kekerasan permukaan dari variasi
keausan disebabkan semakin kerasnya waktu proses dilakukan. Nilai
permukaan akibat lapisan nitrida kekerasan awal atau sebelum proses
menpadat waktu yang cukup untuk adalah 305,16 HV (N/mm2)
menambah kedalaman atau ketebalan meningkat menjadi 722,21 HV
(seperti pada grafik 7). (N/mm2) dengan waktu selama 8 Jam
Dari hasil pengamatan kemudian meningkat menjadi 758,80
strukturmikro spesimen sebelum proses HV (N/mm2) dengan penambahan
nitriding, struktur yang terlihat adalah waktu 2 Jam (10 Jam). Dan yang
ferrite dan pearlit dan martensit. Pada terakhir sekaligus kekerasan
spesimen setelah proses nitriding permukaan yang paling tinggi dari
terbentuk kulit keras berupa endapan ketiga variasi waktu yang dilakukan
paduan nitrida (compound layer) yang adalah 788,34 HV (N/mm2) selama 12
mengandung Fe4N pada permukaan Jam. Dengan demikian peningkatan
spesimen sebagai hasil dari ikatan kimia kekerasan tersebut dapat mengurangi
58
Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858

volume keausan terbukti dari hasil mengetahui transformasi fasa yang


pengujian yang lakukan yaitu dari terjadi dan laju korosi maka
11,976 mm3 sebelum proses nitriding disarankan untuk pengujian TEM atau
turun menjadi 6,809 mm3 kemudian XRD dan pengujian korosi.
turun lagi masing – masing menjadi .
4,865 mm3 dan 2,798 mm3 dengan DAFTAR PUSTAKA
waktu proses 10 Jam dan 12 Jam. 1. Alan Cottrell. 1975. An Introduction To
b. Karakteristik permukaan setelah Metallurgy (2nd ed.) Cambridge:
proses nitriding adalah terbentuknya Edward Arnold (Publishers) Ltd.
kulit atau lapisan nitrida (Fe4N). Kulit 2. Albert G. Guy, John J. Hren. 1974.
atau lapisan tersebut memiliki sifat Elements Of Physical Metallurgy (3ed
tahan korosi, ketahanan lelah, ed.). Florida: Oxford & IBH Publisher
ketahanan aus abrasive dan adhesive, Co.
kekuatan menahan beban, menaikkan 3. Anil Kumar Sinha. (2003). Physical
tingkat kekerasan dan aplikasi Metsllurgy Handbook. Mc Graw Hill
temperatur tinggi yang baik. Book Companies, Inc. United States of
c. Material cetakan lampu dapat America.
diproses nitriding karena 4. ASM HANDBOOK. Volume 4. Heat
mengandung element / unsur paduan: Treatment.
C=0,24 (%), Mn=0,61%, P=0,011%, 5. Cao, Y. (2003). “Surface hardening of
Al=0,018%, V=0,01%, Cr=3,44% , austenitic stainless steels via low-
dan Mo=0,49%. Berdasarkan kedua temperature colossal supersaturation”.
hal tersebut diatas, maka disimpulkan Unpublished Ph. D. Dissertation, Case
bahwa kualitas dari material cetakan Western Reserve University,
lampu yang diproses nitriding lebih Cleveland.
baik jika dibandingkan dengan 6. CH. Knerr, TC. Rose, and J.H.
sebelum proses nitriding. Filkowski, (1991). Gas Nitriding, Heat
Treating,VoI 4, ASM Handbook, ASM
SARAN International. H. 387- 409.
a. Pada penelitian ini tidak melakukan 7. Hutchings, I.M., (1992). Tribology
metode Single Stage dan Double :Friction and Wear of Engineering of
Stage Nitriding, sehingga white layer Materials. Edward Arnold,.London.
kemungkinan bisa terbentuk. 8. K.G. Budinski, (1988). Diffusion
Terbentuknya white layer ini tidak Processes, Chapter 4, Surface
diinginkan karena bersifat rapuh. Engineering for Wear Resistance,
Untuk itu disarankan untuk Prentice-Hall, H 78-119.
melakukan metode tersebut. 9. Lawrence H. Van Vlack. (1992).
b. Dalam penelitian ini, batasan masalah Elemen – Elemen Ilmu dan Rekayasa
hanya mencakup pengujian Material (Edisi KeEnam). Jakarta:
Kekerasan pada permukaan dan Penerbit Erlangga.
lapisan, pengujian keausan serta
pengamatan struktur mikro, untuk

59
Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : 1979-5858

10. Riduwan , (2007). Metode dan


Teknik Menyusun Tesis. Cetakan Ke-5,
Alfabeta, Bandung.
11. Smallman, R. E. dan Bishop, R.
J.,2000, “Metalurgi Fisik Modern dan
Rekayasa Material”, Erlangga, Jakarta.

60

Anda mungkin juga menyukai