TUJUAN
Mengetahui proses proses yang dilakukan untuk pembuatan
komponen gear reducer (housing, gear dan pinion) terutama pada
analisa fungsi material sampai ke proses heat treatment.
RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas pada kerja praktek ini adalah :
Bagaimana kinerja dan perlakuan komponen housing pada
Workshop OGE divisi Gear Reducer?
Bagaimana proses pembuatan gear serta heat treatment yang
dilakukan pada Workshop OGE divisi Gear Reducer?
Bagaimana proses pembuatan pinion serta heat treatment yang
dilakukan pada Workshop OGE divisi Gear Reducer?
OUTLINE
1. PENGERTIAN HOUSING
2. FUNGSI HOUSING
3. LINGKUNGAN OPERASI
4. DESAIN
5. MATERIAL SELECTION
6. KOMPOSISI
7. MIKROSTRUKTUR
8. MECHANICAL PROPERTIES
9. PERLINDUNGAN MATERIAL
10.KESIMPULAN
1. PENGERTIAN HOUSING
Komponen yang digunakan sebagai penutup
bagian dalam gear reducer, memiliki fungsi
peredam getaran, menyangga komponen
lainnya dan explotion proof dari gear reducer.
2. FUNGSI
proteksi
PENYANGGA
Explotion proof
PEREDAM GETAR
3. LINGKUNGAN OPERASI
4. DESAIN
5. MATERIAL SELECTION
GREY CAST IRON
ALASAN PENGGUNAAN
Struktur yang rigid
Kekuatan tekanan besar
Rasio kekeuatan terhadap berat yang bagus
High machinability
Corrosion resistance
Menyerap suara dan getaran atau Damping Capacity
Mudah diCor
Harga Murah
6. KOMPOSISI
3.25- 3.5
Cr
0.050- 0.45
Cu
0.15- 0.40
Mo
0.05- 0.1
Mn
0.50- 0.90
Ni
0.50- 0.20
0.12
Si
1.8- 2.3
0.15
7. MIKROSTRUKTUR
graphite yang berbentuk flakes sehingga material bersifat Brittle.
Mikrostruktur yang terdiri dari pearlite dan grafit flakes tersebut
memiliki kelebihan sebagai penyerap getaran pada saat material
menerima getaran dari mesin.
8. MECHANICAL PROPERTIES
Gray Cast Iron ASTM A48 class 40 memiliki kekerasan 183- 234 HB,
dan memiliki Tensile Strength 275 N/mm2
LEMAH
DAN
BRITTLE
Dalam
parameter
DISLOCATION LOOP YANG
PANJANG
IMPURITIES
Grey cast iron memiliki fasa grafit yang didalamnya terjadi pergerakan
dislokasi serta interaksinya dengan impurities yang disebut internal
friction.
Semakin tingginya temperatur, internal friction semakin meningkat antara range temperatur 180- 250 K.
Pada temperatur 200 K dengan frekuensi yang berbeda terjadi anomali internal friction akibat
transformasi fasa grafit pada temperatur tersebut.
Hal tersebut menjelaskan bahwa dislokasi pada grafit akan berubah seiring dengan berubahnya
temperatur
ILUSTRASI DAMPING
grafit
9. PERLINDUNGAN
KOROSI
PROTEKSI KATODIK
1. Anoda Korban
Syarat :
. Perbedaan potensial antara
anoda dengan struktur harus
besar sehingga mencegah
struktur untuk terkorosi.
. Anoda harus mempunyai
efisiensi pemakaian yang
tinggi.
. Berada pada kondisi elektrolit
yang sama (air, udara, tanah)
Contoh anoda : Al, Mg, Zn
kelebihan
Tidak memerlukan sumber energi
eksternal
Biaya pemasangan relatif rendah
dan murah
Kemungkinan terjadinya
interferensi katodik pada struktur
lain kecil
Kemungkinan terjadinya over
proeteksi kecil
Distribusi potensial merata.
Dapat di install pada daerah
dengan kepadatan struktur cukup
tinggi
temporary protection
Dapat digunakan untuk localized
protection
keterbatasan
Kemungkinan dapat berinteraksi
dengan struktur lain
Membutuhkan sumber arus luar
Butuh maintenance dan inspeksi
yang rutin dan rumit
Gangguan pada anoda akan
mempengaruhi kinerja sistem
Pengontrolan yang rumit
Sangat berbahaya pada kondisi
basah atau kondisi senyawa
flammable.
INHIBITOR
Inhibitor adalah komponen kimia yang ditambahkan dalam jumlah
sedikit dengan tujuan menghalangi terpaparnya permukaan logam
dari lingkungan yang korosif sehingga menghambat laju korosi.
MEKANISME INHIBITOR
COATING
Coating adalah lapisan film yang diaplikasikan di atas permukaan
logam dengan tujuan untuk melindungi permukaan logam dari
lingkungan yang korosif (protective coating) dan juga sebagai
dekorasi (decorative coating)
Mekanisme
Barrier
Inhibitive
Anoda
Korban
SURFACE PREPARATION
CARA KIMIA
CARA MEKANIK
KESIMPULAN
Material untuk Housing adalah grey cast iron ASTM A 48 class 40
Kondisi operasi Pumping berada pada lingkungan yang reaktif, korosif, dan
flammable
Grey cast iron memiliki mikrostruktur grafit flakes dan perlit
Nilai Damping capacity dipengaruhi oleh internal friction
Internal friction merupakan pergerakan dislokasi pada fasa grafit
Internal friction meningkat seirig naiknya temperatur
Perlindungan terhadap Korosi Pumping dimulai dari penyimpanan di gudang
sampai pada operasi di lapangan
Metode perlindungan dari korosi dapat dilakukan dengan metode proteksi
katodik Anoda Korban, Inhibitor dan Coating
Metode Anoda korban membutuhkan pengontrolan terhadap anoda yang dipakai
Metode Inhibitor tergantung terhadap kondisi Lingkungan
Keberhasilan dari Coating bergantung terhadap preparation dan komponen
pelapisan
OUTLINE
Ductile Iron
Heat Treatment (Quench & Temper)
Alur proses
Analisa pemilihan alur proses
Kesimpulan
(SPESIFIKASI)
Gear yang dibuat oleh PT Bukaka Teknik Utama menggunakan baja casting tepatnya
Ductile Cast Iron dengan grade 100-70-03 (pearlitic ductile iron) dengan
sifat mekanik ;
Sebelum Heat
Treatment
Setelah Heat
Treatment
Yield Strength
70 Ksi/Mpa
70 Ksi/Mpa
Tensile Strength
100 Ksi/Mpa
100 Ksi/Mpa
Elongation
3%
3%
Hardness
217-225 HB
260-280 HB
Komposisi ;
DUCTILE IRON
Preparasi
(dapur dan
sampel)
PreHeating
Austenisasi
Tempering
Quenching
PREPARASI
Pilihan alat pemanasan
Inductio
n
Hardenin
g
PREPARASI
Preparasi alat
Furnace
Pengaturan temperatur
(Temperatur
Furnace di seal
Pengontrolan atmosfer
Menghindari
Scalling dan
Dekarburisasi
PREPARASI
Preparasi sampel
Spesimen
Pembersihan (Scalling dan
degreasing)
Pengemasan tidak
ditumpuk
PRE- HEATING
Goal : Menghindari respon material terhadap perubahan
temperatur yang mendadak, terutama untuk material yang
memiliki dimensi rumit dan besar..
Pre Heating (600- 650 C)
Pemenasan kecepatan
50-100C/Jam
Pemanasan dilanjutkan
sampai Temp.
Austenisasi
AUSTENISASI
Temperatur
Austeniasi 845925
Waktu 1
jam/inch
Untuk
kedalaman lebih,
dilakukan waktu
tahan 1 jam/inch
QUENCHING
Media Quenching
Dilakukan
pada media
minyak
panas (100200 C)
Kecepatan
perpindahan panas
pada kondisi ini
sangat dipengaruhi
oleh viskositas cairan,
agitasi, temperatur
cairan/bath.
TEMPERING
Grafik hubungan antara Temperatur dengan Waktu pada saat dilakukan Quench
Temper.
Sumber : PPT Kuliah Heat Treatment Bab Pengerasan, Temper dan Subzero Treatment
Keuntungan : Perlakuan machining menjadi lebih mudah cost untuk proses machining tidak terlalu
besar karena pisau yang digunakan untuk machining kekerasannya tidak harus terlalu tinggi karena
baja casting dalam keadaan masih lunak
Kerugian : Siklus produksi, dimana cost yang dikeluarkan untuk satu proses ke proses lainnya
berlangsung bolak balik (transport cost)
Heat Treatment Before machining
Keuntungan : Proses/siklus berjalan lebih efektif, karena 2 proses terakhir dilakukan di tempat yang
sama yaitu di PT Bukaka Teknik Utama (cost lebih murah)
Kerugian : Proses machining kurang baik, karena baja casting lebih keras dibanding sebelum dilakukan
Heat treatment, dibutuhkan pisau/alat machining yang kekerasannya lebih besar dibandingkan untuk
machining sebelum heat treatment. Kemungkinan terjadinya crack juga lebih besar. (antisipasi dengan
alat machining dengan kekerasan yang lebih tinggi)
KESIMPULAN
Salah satu jenis material yang cocok digunakan untuk gear adalah Ductile
Cast Iron grade 100-70-03
Untuk menaikkan kekerasan ductile iron, digunakan proses heat
treatment quench and temper
Alur proses yang digunakan untuk pembuatan gear di PT Bukaka Teknik
Utama adalah Heat Treatment before Machining
Proses machining bisa dilakukan setelah heat treatment dengan syarat
pisau atau alat machining harus memiliki kekerasan yang lebih
dibandingkan pisau yang digunakan untuk machining baja sebelum heat
treatment
REFERENSI
OUTLINE
Latar Belakang
Tujuan
Batasan Masalah
Metedologi
Spesifikasi Komponen
Penjelasan Surface Hardening
Tinjauan Pustaka Surface Hardening
Analisis Surface Hardening Untuk Pinion AISI 4140
Kesimpulan
LATAR BELAKANG
Gear Shop merupakan salah yang ada di Sub-divisi dari Divisi Oil and Gas
Equitment PT Bukaka Teknik Utama yang sedang melakukan
pengembangan pembuatan Gear Reducer
Dalam pengembangan di butuhkan Ilmu Material untuk mengetahui
karakterisasi serta perlakuan setiap komponen utama pada pembuatan
Gear Reducer
TUJUAN
Mengetahui spesifikasi perlakuan surface hardening AISI 4140 yang
dibutuhkan dan yang diterapkan PT Bukaka Teknik Utama
Menganalisis alternatif perlakuan surface hardening AISI 4140 yang dapat
diaplikasikan PT Bukaka Teknik Utama
BATASAN MASALAH
Penelitian ini merupakan analisis proses surface hardening pada AISI
4140 yang dapat diterapakan pada Gear Reducer PT Bukaka Teknik
Utama
Pemilihin perlakuan surface hardening dapat dilakukan berdasarkan
spesifikasi material, cost, keuntungan, serta kerugian.
Analisis alternatif perlakuan Surface Hardening AISI 4140 berdasarkan
spesifikasi yang dibutuhkan PT Bukaka Teknik Utama
METEDOLOGI PENELITIAN
SPESIFIKASI
KOMPONEN
Raw Material
Bukaka Spesifikasi
Input Shaft
Assy
AISI 4140
TS : 13200
N/mm2
YS :
110000
N/mm2
Elongasi :
min 16 %
Hardness :
280-320
HB
Heat
treatment
after
machining
Heat
treatment
after
machining
Pinion 2nd
Assy
AISI 4140
TS : 13200
N/mm2
YS :
110000
N/mm2
Elongasi :
min 16 %
Heat
treatment
after
machining
Heat
treatment
after
machining
METODE CONT
Layer Addition
Hardfacing
Fusion hardfacing
Thermal spray
Coatings
Electrochemical Plating
Chemical Vapor Deposition
Thin Film (Physical vapor depostion, sputtering, ion plating)
Ion mixing
Surface Treatment
Diffusion methods
Carburizing
Nitriding
Carbonitriding
Nitrocarburizing
Boriding
Titanium-carbon
diffusion
Toyota diffusion
process
METODE CONT
Selective Hardening
Method
Flame hardening
Induction
hardening
Laser hardening
Electron beam
hardening
DIFUSSION METHODS
Difussion methods
K Time
METODA DIFUSI
Resiko terjadi
distorsi dan
crack lebih
kecil
Machining
menjadi sulit
dikarenakan
kekerasan
permukaan >
50 HRC
Lebih besar,
karena
memerlukan
mata pisau
yang sangat
keras dan
mahal
Setelah
Machining
Hasil kekerasan
permukaan
pinion lebih
seragam
Resiko terjadi
distorsi dan
crack lebih
besar
dikarenakan
sudut dari hasil
Lebih kecil
karena mata
pisau tidak
perlu yang
keras
Keuntungan
Kerugian
Cost
Carburizing
Peralatan murah
Rentan distorsi
Rendah
Tinggi
(vacum)
Nitriding
Minim distorsi
Suhu operasi
rendah
Rendah
Tinggi
(vacum)
Carbonitridin
g
Temperatur rendah
dari carburizing
Distorsi rendah dari
carburizing
Rendah
Titanium
Carbide
Wear resistance
tinggi (>70HRC)
Temepratur tinggi
menyebabkan
distorsi
Tinggi
(titanium
mahal)
Boriding
Wear resistance
tinggi
Proses temperatur
menyebabkan
distorsi
Metode
Kerugian
Keuntungan
cost
Flame
Hardening
Rentan distorsi
Tidak seragam
lokalisasi
Murah
Paling rendah
Induction
Hardening
Rentan distorsi
Pengerasan
lokalisasi,
seragam
Murah
rendah
Laser
Hardening
Mahal
Minimalisasi
distorsi
Self quenching
Proses cepat
tinggi
KESIMPULAN
Pengerasan permukaan pada Pinion AISI 4140 dilakukan setelah
machining.
Pengerasan yang dilakukan adalah Surface Treatment yang hanya
memodifikasi permukaan.
Pengerasan secara metoda difusi adalah Salt atau Ion Nitriding
Pengerasan secara metoda selective surfave adalah Laser Hardening
DAFTAR PUSTAKA
ANSI-AGMA 2004-B89-1995__Gear Materials and Heat Treatment Manual
ANSI-AGMA 6008-A98-1998__Specifications for Powder Metallurgy Gears
ASM vol 15: Casting
ASM vol 4 : Heat Treating
Callister, chapter 11 : Application and Processing Metal Alloys
Heat Treaters Guide Book
Materi kuliah semester 5 Heat and Surface Treatment Teknik Metalurgi dan
Material UI
Prof. Dr.-Ing. Bambang Suharno, High Strenght Low Alloy dan Low Alloy. 2015.
Departemen Metalurgi dan Material
https://hal.archives-ouvertes.fr/jpa-00225476/document
http://www.petersonsteel.com/wp-content/uploads/2011/03/Reducing-Gear-Noise.pdf
https://aththariqmochamadreizal.wordpress.com/2014/10/17/bahaya-eksplorasi-pada-ki
lang-minyak-lepas-pantai/
TERIMA KASIH