Anda di halaman 1dari 75

GEAR SHOP

PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA


KALVIN SAPUTRA IRAWAN
MUHAMMAD AZIF
RINANDA RAHMAT

TUJUAN
Mengetahui proses proses yang dilakukan untuk pembuatan
komponen gear reducer (housing, gear dan pinion) terutama pada
analisa fungsi material sampai ke proses heat treatment.

RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas pada kerja praktek ini adalah :
Bagaimana kinerja dan perlakuan komponen housing pada
Workshop OGE divisi Gear Reducer?
Bagaimana proses pembuatan gear serta heat treatment yang
dilakukan pada Workshop OGE divisi Gear Reducer?
Bagaimana proses pembuatan pinion serta heat treatment yang
dilakukan pada Workshop OGE divisi Gear Reducer?

ANALISA PEMILIHAN MATERIAL GREY CAST IRON


ASTM A48 CLASS 40 SEBAGAI HOUSING MATERIAL

OUTLINE
1. PENGERTIAN HOUSING
2. FUNGSI HOUSING
3. LINGKUNGAN OPERASI
4. DESAIN
5. MATERIAL SELECTION
6. KOMPOSISI
7. MIKROSTRUKTUR
8. MECHANICAL PROPERTIES
9. PERLINDUNGAN MATERIAL
10.KESIMPULAN

1. PENGERTIAN HOUSING
Komponen yang digunakan sebagai penutup
bagian dalam gear reducer, memiliki fungsi
peredam getaran, menyangga komponen
lainnya dan explotion proof dari gear reducer.

2. FUNGSI

proteksi

PENYANGGA

Explotion proof

PEREDAM GETAR

3. LINGKUNGAN OPERASI

Korosi dan Ledakan

4. DESAIN

5. MATERIAL SELECTION
GREY CAST IRON

ASTM A48 CLASS 40

ALASAN PENGGUNAAN
Struktur yang rigid
Kekuatan tekanan besar
Rasio kekeuatan terhadap berat yang bagus
High machinability
Corrosion resistance
Menyerap suara dan getaran atau Damping Capacity
Mudah diCor
Harga Murah

6. KOMPOSISI

3.25- 3.5

Cr

0.050- 0.45

Cu

0.15- 0.40

Mo

0.05- 0.1

Mn

0.50- 0.90

Ni

0.50- 0.20

0.12

Si

1.8- 2.3

0.15

7. MIKROSTRUKTUR
graphite yang berbentuk flakes sehingga material bersifat Brittle.
Mikrostruktur yang terdiri dari pearlite dan grafit flakes tersebut
memiliki kelebihan sebagai penyerap getaran pada saat material
menerima getaran dari mesin.

8. MECHANICAL PROPERTIES
Gray Cast Iron ASTM A48 class 40 memiliki kekerasan 183- 234 HB,
dan memiliki Tensile Strength 275 N/mm2

LAJU PENDINGINAN, KOMPOSISI,


DESAIN CASTING

LEMAH
DAN
BRITTLE

DAYA SERAP GETAR TINGGI (DAMPING CAPACITY)

Dalam

berbagai aplikasi, internal friction diformulasikan sebagai Q-1, yang


merupakan tangen sudut antara tegangan dan reganagan. Perhitungan
untuk Damping adalah

Keterangan : t = time (s)


F= frequency (Hz)

parameter
DISLOCATION LOOP YANG
PANJANG

IMPURITIES

Grey cast iron memiliki fasa grafit yang didalamnya terjadi pergerakan
dislokasi serta interaksinya dengan impurities yang disebut internal
friction.

DAMPING CAPACITY-INTERNAL FRICTION


Dislokasi semakin mudah terjadi seiring naiknya
temperatur

Semakin tingginya temperatur, internal friction semakin meningkat antara range temperatur 180- 250 K.
Pada temperatur 200 K dengan frekuensi yang berbeda terjadi anomali internal friction akibat
transformasi fasa grafit pada temperatur tersebut.
Hal tersebut menjelaskan bahwa dislokasi pada grafit akan berubah seiring dengan berubahnya
temperatur

Pada kenaikan temperatur internal friction akan naik akibat impurities


tidak mampu menghalangi dislokasi, namun modulus elastis

akan turun pada range temperatur yang tinggi


dikarenakan perubahan dimensi dislokasi dari titik
letaknya dalam fasa grafit.

ILUSTRASI DAMPING
grafit

9. PERLINDUNGAN

KOROSI

PROTEKSI KATODIK
1. Anoda Korban
Syarat :
. Perbedaan potensial antara
anoda dengan struktur harus
besar sehingga mencegah
struktur untuk terkorosi.
. Anoda harus mempunyai
efisiensi pemakaian yang
tinggi.
. Berada pada kondisi elektrolit
yang sama (air, udara, tanah)
Contoh anoda : Al, Mg, Zn

kelebihan
Tidak memerlukan sumber energi
eksternal
Biaya pemasangan relatif rendah
dan murah
Kemungkinan terjadinya
interferensi katodik pada struktur
lain kecil
Kemungkinan terjadinya over
proeteksi kecil
Distribusi potensial merata.
Dapat di install pada daerah
dengan kepadatan struktur cukup
tinggi
temporary protection
Dapat digunakan untuk localized
protection

keterbatasan
Kemungkinan dapat berinteraksi
dengan struktur lain
Membutuhkan sumber arus luar
Butuh maintenance dan inspeksi
yang rutin dan rumit
Gangguan pada anoda akan
mempengaruhi kinerja sistem
Pengontrolan yang rumit
Sangat berbahaya pada kondisi
basah atau kondisi senyawa
flammable.

INHIBITOR
Inhibitor adalah komponen kimia yang ditambahkan dalam jumlah
sedikit dengan tujuan menghalangi terpaparnya permukaan logam
dari lingkungan yang korosif sehingga menghambat laju korosi.

Penggunaan Inhibitor tergantung Lingkungan

MEKANISME INHIBITOR

Inhibitor teradsorpsi pada permukaan logam, dan membentuk suatu lapisan


tipis dengan ketebalan beberapa molekul inhibitor

Melalui pengaruh lingkungan (misal pH) menyebabkan inhibitor dapat


mengendap dan selanjutnya teradsopsi pada permukaan logam serta
melindunginya terhadap korosi

Inhibitor lebih dulu mengkorosi logamnya, dan menghasilkan suatu zat


kimia yang kemudian melalui peristiwa adsorpsi dari produk korosi
tersebut membentuk suatu lapisan pasif pada permukaan logam.

Inhibitor menghilangkan konstituen yang agresif dari lingkungannya

COATING
Coating adalah lapisan film yang diaplikasikan di atas permukaan
logam dengan tujuan untuk melindungi permukaan logam dari
lingkungan yang korosif (protective coating) dan juga sebagai
dekorasi (decorative coating)

Mekanisme
Barrier
Inhibitive
Anoda
Korban

SURFACE PREPARATION
CARA KIMIA
CARA MEKANIK

KESIMPULAN
Material untuk Housing adalah grey cast iron ASTM A 48 class 40
Kondisi operasi Pumping berada pada lingkungan yang reaktif, korosif, dan
flammable
Grey cast iron memiliki mikrostruktur grafit flakes dan perlit
Nilai Damping capacity dipengaruhi oleh internal friction
Internal friction merupakan pergerakan dislokasi pada fasa grafit
Internal friction meningkat seirig naiknya temperatur
Perlindungan terhadap Korosi Pumping dimulai dari penyimpanan di gudang
sampai pada operasi di lapangan
Metode perlindungan dari korosi dapat dilakukan dengan metode proteksi
katodik Anoda Korban, Inhibitor dan Coating
Metode Anoda korban membutuhkan pengontrolan terhadap anoda yang dipakai
Metode Inhibitor tergantung terhadap kondisi Lingkungan
Keberhasilan dari Coating bergantung terhadap preparation dan komponen
pelapisan

HEAT TREATMENT GEAR


PT BUKAKA TEKNIK UTAMA

OUTLINE
Ductile Iron
Heat Treatment (Quench & Temper)
Alur proses
Analisa pemilihan alur proses
Kesimpulan

(SPESIFIKASI)
Gear yang dibuat oleh PT Bukaka Teknik Utama menggunakan baja casting tepatnya
Ductile Cast Iron dengan grade 100-70-03 (pearlitic ductile iron) dengan
sifat mekanik ;
Sebelum Heat
Treatment

Setelah Heat
Treatment

Yield Strength

70 Ksi/Mpa

70 Ksi/Mpa

Tensile Strength

100 Ksi/Mpa

100 Ksi/Mpa

Elongation

3%

3%

Hardness

217-225 HB

260-280 HB

Komposisi ;

DUCTILE IRON

JENIS DAN TAHAPAN PERLAKUAN PANAS


Quench Temper

adalah standard heat


treatment untuk ductile iron yang membutuhkan
kekuatan maksimum serta ketahanan aus yang baik.
Dengan tahapan sebagai berikut :

Preparasi
(dapur dan
sampel)

PreHeating

Austenisasi

Tempering

Quenching

PREPARASI
Pilihan alat pemanasan

More Recommended for grade 100Furnace


70-03
Flame
Hardenin
g

Inductio
n
Hardenin
g

More Recommended for grade 80-5506


More Recommended for grade 80-5506

PREPARASI
Preparasi alat
Furnace

Pengaturan temperatur
(Temperatur
Furnace di seal

Pengontrolan atmosfer

Menghindari
Scalling dan
Dekarburisasi

PREPARASI
Preparasi sampel

Spesimen
Pembersihan (Scalling dan
degreasing)
Pengemasan tidak
ditumpuk

PRE- HEATING
Goal : Menghindari respon material terhadap perubahan
temperatur yang mendadak, terutama untuk material yang
memiliki dimensi rumit dan besar..
Pre Heating (600- 650 C)

Pemenasan kecepatan
50-100C/Jam
Pemanasan dilanjutkan
sampai Temp.
Austenisasi

AUSTENISASI
Temperatur
Austeniasi 845925

Waktu 1
jam/inch

Untuk
kedalaman lebih,
dilakukan waktu
tahan 1 jam/inch

Grafik perbandingan Temperatur, waktu tahan dan kekerasan yang didapatkan.


Sumber : PPT Kuliah Heat Treatment Bab Pengerasan, Temper dan Subzero Treatment

QUENCHING
Media Quenching

Dilakukan
pada media
minyak
panas (100200 C)

Kecepatan
perpindahan panas
pada kondisi ini
sangat dipengaruhi
oleh viskositas cairan,
agitasi, temperatur
cairan/bath.

KURVA HUBUNGAN TEMP DAN SUHU PADA SAAT QUENCH


SUMBER : SUMBER : PPT KULIAH HEAT TREATMENT BAB PENGERASAN, TEMPER DAN SUBZERO TREATMENT

TEMPERING

Efek pengaruh temperatur Tempering terhadap


kekerasan ductile Iron digambarkan pada grafik
berikut

SUMBER : ASM KRAUSS, VOL 15, 08 FERROUS ALLOY


CASTING, HEAT TREATMENT DUCTILE IRON

Grafik hubungan antara Temperatur dengan Waktu pada saat dilakukan Quench
Temper.
Sumber : PPT Kuliah Heat Treatment Bab Pengerasan, Temper dan Subzero Treatment

RANGKUMAN PROSES HEAT


TREATMENT

PILIHAN PROSES PEMBUATAN GEAR


1.Heat treatment after machining

2.Heat Treatment Before machining

Heat Treatment After Machining

ANALISA PEMILIHAN PROSES

Keuntungan : Perlakuan machining menjadi lebih mudah cost untuk proses machining tidak terlalu
besar karena pisau yang digunakan untuk machining kekerasannya tidak harus terlalu tinggi karena
baja casting dalam keadaan masih lunak
Kerugian : Siklus produksi, dimana cost yang dikeluarkan untuk satu proses ke proses lainnya
berlangsung bolak balik (transport cost)
Heat Treatment Before machining
Keuntungan : Proses/siklus berjalan lebih efektif, karena 2 proses terakhir dilakukan di tempat yang
sama yaitu di PT Bukaka Teknik Utama (cost lebih murah)
Kerugian : Proses machining kurang baik, karena baja casting lebih keras dibanding sebelum dilakukan
Heat treatment, dibutuhkan pisau/alat machining yang kekerasannya lebih besar dibandingkan untuk
machining sebelum heat treatment. Kemungkinan terjadinya crack juga lebih besar. (antisipasi dengan
alat machining dengan kekerasan yang lebih tinggi)

KESIMPULAN
Salah satu jenis material yang cocok digunakan untuk gear adalah Ductile
Cast Iron grade 100-70-03
Untuk menaikkan kekerasan ductile iron, digunakan proses heat
treatment quench and temper
Alur proses yang digunakan untuk pembuatan gear di PT Bukaka Teknik
Utama adalah Heat Treatment before Machining
Proses machining bisa dilakukan setelah heat treatment dengan syarat
pisau atau alat machining harus memiliki kekerasan yang lebih
dibandingkan pisau yang digunakan untuk machining baja sebelum heat
treatment

REFERENSI

Heat Treaters Guide Book


ASM Specialty Handbook : Cast Iron
ASM vol 4 : Heat Treating
Materi kuliah semester 5 Heat and Surface Treatment
Teknik Metalurgi dan Material UI

Pemilihan Perlakuan Surface Hardening Pada


Komponen Pinion AISI 4140

OUTLINE
Latar Belakang
Tujuan
Batasan Masalah
Metedologi
Spesifikasi Komponen
Penjelasan Surface Hardening
Tinjauan Pustaka Surface Hardening
Analisis Surface Hardening Untuk Pinion AISI 4140
Kesimpulan

LATAR BELAKANG
Gear Shop merupakan salah yang ada di Sub-divisi dari Divisi Oil and Gas
Equitment PT Bukaka Teknik Utama yang sedang melakukan
pengembangan pembuatan Gear Reducer
Dalam pengembangan di butuhkan Ilmu Material untuk mengetahui
karakterisasi serta perlakuan setiap komponen utama pada pembuatan
Gear Reducer

TUJUAN
Mengetahui spesifikasi perlakuan surface hardening AISI 4140 yang
dibutuhkan dan yang diterapkan PT Bukaka Teknik Utama
Menganalisis alternatif perlakuan surface hardening AISI 4140 yang dapat
diaplikasikan PT Bukaka Teknik Utama

BATASAN MASALAH
Penelitian ini merupakan analisis proses surface hardening pada AISI
4140 yang dapat diterapakan pada Gear Reducer PT Bukaka Teknik
Utama
Pemilihin perlakuan surface hardening dapat dilakukan berdasarkan
spesifikasi material, cost, keuntungan, serta kerugian.
Analisis alternatif perlakuan Surface Hardening AISI 4140 berdasarkan
spesifikasi yang dibutuhkan PT Bukaka Teknik Utama

METEDOLOGI PENELITIAN

SPESIFIKASI
KOMPONEN
Raw Material
Bukaka Spesifikasi
Input Shaft
Assy

AISI 4140

TS : 13200
N/mm2
YS :
110000
N/mm2
Elongasi :
min 16 %
Hardness :
280-320
HB

Heat
treatment
after
machining

Heat
treatment
after
machining

Pinion 2nd
Assy

AISI 4140

TS : 13200
N/mm2
YS :
110000
N/mm2
Elongasi :
min 16 %

Heat
treatment
after
machining

Heat
treatment
after
machining

SURFACE HARDENING PADA


SHAFT
Surface Hardening
Suatu perlakuan penguatan dengan meningkatan wear
resistance tanpa mempengaruhi sifat utama yang dimiliki
oleh material.
Dengan surface hardening material akan memiliki
ketahanan akan wear juga memiliki ketahanan impak yang
baik.

METODE SURFACE HARDENING

Ada dua pendekatan yang berbeda untuk


pengerasan permukaan:
Metode yang melibatkan penumpukan
disengaja atau penambahan layer baru
Metode yang melibatkan modifikasi
permukaan dan bawah permukaan tanpa
penumpukan disengaja atau peningkatan
dimensi.

METODE CONT
Layer Addition
Hardfacing

Fusion hardfacing
Thermal spray
Coatings

Electrochemical Plating
Chemical Vapor Deposition
Thin Film (Physical vapor depostion, sputtering, ion plating)
Ion mixing

Surface Treatment
Diffusion methods

Carburizing
Nitriding
Carbonitriding
Nitrocarburizing
Boriding
Titanium-carbon
diffusion
Toyota diffusion
process

METODE CONT
Selective Hardening
Method
Flame hardening
Induction
hardening
Laser hardening
Electron beam
hardening

DIFUSSION METHODS

Difussion methods

Surface hardening dengan menggunakan


proses difusi merupakan memodifikasi
kimia dari permukaan. Dasar dari proses
ini adalah thermokimia karena panas
dibutuhkan untuk mempercepat difusi ke
permukaan dan sub-permukaan dari
material, kedalaam berhubungan dengan
temperatur
Case depth

K Time

METODA DIFUSI

SELECTIVE SURFACE HARDENING


Selective surface hardening baja biasanya dicapai dengan
pemanasan lokal dan pendinginan, tanpa modifikasi kimia
dari permukaan.
Selective surface hardening juga dapat mencakup
modifikasi kimia dengan teknik seperti implantasi ion dan
karburisasi selektif.

JENIS SELECTIVE SURFACE HARDENING

ANALISIS SURFACE HARDENING


UNTUK PINION AISI 4140
Analisis berdasarkan kondisi sebelum atau sesudah
machining
Metode
Keuntungan
Kerugian
Cost
Sebelum
Machining

Resiko terjadi
distorsi dan
crack lebih
kecil

Machining
menjadi sulit
dikarenakan
kekerasan
permukaan >
50 HRC

Lebih besar,
karena
memerlukan
mata pisau
yang sangat
keras dan
mahal

Setelah
Machining

Hasil kekerasan
permukaan
pinion lebih
seragam

Resiko terjadi
distorsi dan
crack lebih
besar
dikarenakan
sudut dari hasil

Lebih kecil
karena mata
pisau tidak
perlu yang
keras

Dari analisis yang digambarkan tabel kondisi


perlakukan Pinion AISI 4140 adalah perlakuan
surface hardening setelah machining
dikarenakan :
Biaya untuk pengadaan pisau machining sangat
besar
Hasil kekerasan tidak seragam

Pengerasan yang digunakan : Surface Tretment

Pinion AISI 4140

Analisis berdasarkan karakteristik dari


AISI 4140
AISI 4140 merupakan baja low alloy dan
medium carbon steel
Dapat dilakukan surface hardening
Carburizing, Nitriding, Carbonitriding,
Titanium Carbide dan Boriding

Analisis berdasarkan Kurva CCT AISI


4140
Dari kurva CCT AISI 4140 terdapat wilayah
martensit tanpa melewati pearlite atau
bainet (garis biru)
Sehingga kekerasan tanpa difusi dapat
dilakukan.

Kurva TTT AISI 4140

Analisa Metode Difusi


Metode

Keuntungan

Kerugian

Cost

Carburizing

Peralatan murah

Rentan distorsi

Rendah
Tinggi
(vacum)

Nitriding

Minim distorsi
Suhu operasi
rendah

Proses nya lambat

Rendah
Tinggi
(vacum)

Carbonitridin
g

Temperatur rendah
dari carburizing
Distorsi rendah dari
carburizing

Untuk low alloy


disarankan hanya
dalam gas
carbonitriding

Rendah

Titanium
Carbide

Wear resistance
tinggi (>70HRC)

Temepratur tinggi
menyebabkan
distorsi

Tinggi
(titanium
mahal)

Boriding

Wear resistance
tinggi

Proses temperatur
menyebabkan
distorsi

Dari tabel pemakaian treatment yang


disarankan kepada nitriding dengan
perlakuan nitriding karena temperatur
rendah , minim distorsi, cost nya yang
murah
PT Bukaka Teknik Utama telah
menggunakan nitriding namun lapisan
nitrida terkelupas diakibatkan adanya
nitrida putih, pencegahan
Menggunakan proses salt dan ion
nitriding
Melakukan pemanasan double stage
(mengurangi nitrida putih)

Analisa Metoda Selective Surface Hardening

Metode

Kerugian

Keuntungan

cost

Flame
Hardening

Rentan distorsi
Tidak seragam

lokalisasi
Murah

Paling rendah

Induction
Hardening

Rentan distorsi

Pengerasan
lokalisasi,
seragam
Murah

rendah

Laser
Hardening

Mahal

Minimalisasi
distorsi
Self quenching
Proses cepat

tinggi

Dari tabel pemakaian treatment yang


disarankan kepada laser hardening karena
distorsi yang terjadi minim dan proses yang
cepat

KESIMPULAN
Pengerasan permukaan pada Pinion AISI 4140 dilakukan setelah
machining.
Pengerasan yang dilakukan adalah Surface Treatment yang hanya
memodifikasi permukaan.
Pengerasan secara metoda difusi adalah Salt atau Ion Nitriding
Pengerasan secara metoda selective surfave adalah Laser Hardening

DAFTAR PUSTAKA
ANSI-AGMA 2004-B89-1995__Gear Materials and Heat Treatment Manual
ANSI-AGMA 6008-A98-1998__Specifications for Powder Metallurgy Gears
ASM vol 15: Casting
ASM vol 4 : Heat Treating
Callister, chapter 11 : Application and Processing Metal Alloys
Heat Treaters Guide Book
Materi kuliah semester 5 Heat and Surface Treatment Teknik Metalurgi dan
Material UI
Prof. Dr.-Ing. Bambang Suharno, High Strenght Low Alloy dan Low Alloy. 2015.
Departemen Metalurgi dan Material
https://hal.archives-ouvertes.fr/jpa-00225476/document
http://www.petersonsteel.com/wp-content/uploads/2011/03/Reducing-Gear-Noise.pdf
https://aththariqmochamadreizal.wordpress.com/2014/10/17/bahaya-eksplorasi-pada-ki
lang-minyak-lepas-pantai/

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai