BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Material yang kuat sangat berpengaruh kepada hasil produk dengan daya
guna yang maksimal, salah satu proses memperkuat bahan logam yaitu heat
treatment. Alat yang mumpuni dan berpengaruh terhadap hasil dari proses heat
PV=nRT
P1 V1 n R T1
=
P2 V2 n R T2
T = Temperatur (K)
Persamaan gas ideal dengan kondisi tekanan tetap:
P1 V1 n R T1 V1 T1
= =
P2 V2 n R T2 V2 T2
Persamaan gas ideal dengan kondisi volume tetap:
P1 V1 n R T1 P1 T1
= =
P2 V2 n R T2 P2 T2
P1 V1 n R T1 P1 𝑉1
= =1
P2 V2 n R T2 P2 𝑉2
a. Hardening
Program Studi Teknik Aeronautika 6
dengan metode ini agar austenit tidak memiliki waktu yang cukup untuk
berubah menjadi perlit dan ferit atau perlit dan sementit, pendinginan yang
cepat dapat merubah austenite menjadi martensit dengan karakteristik baja
sangat getas, fenomena hardening dapat dilihat pada Gambar II-1. (2)
b. Quenching
c. Anneling
Program Studi Teknik Aeronautika 7
Proses anneling memiliki tujun untuk menurunkan kekerasan logam,
menghilangkan tegangan sisa, memperbaiki butir-butir logam, dan
memperbaiki mampu mesin (machinability). (2)
d. Normalizing
Normalizing merupakan perlakuan panas pada baja fase austenite ,
kemudian benda uji didinginkan secara perlahan dengan media pendingin
udara. Hasil pendinginan ini berupa perlit dan ferit dengan karakteristik
kuat dan keras yang memiliki kesamaan dengan anneling tetapi hasil
normalizing jauh lebih mulus daripada anneling, perbedaan waktu
pendinginan pada quenching, anneling, dan normalizing dapat dilihat pada
Gambar II-2. (4)
2.2.3 Carbonitriding
Program Studi Teknik Aeronautika 8
850 °C (1550 °F) yaitu melebihi suhu transformasi baja pada wilayah austenite
dengan rentan waktu 60 menit - 120 menit. Setelah material dipanaskan kemudian
dilakukan quenching dengan media udara bebas dan berakibat banyaknya kandungan
nitrida
dan martensit, dan proses ini kurang baik untuk marterial yang membutuhkan
presisi
tinggi maka diperlukannya tempering untuk mengurangi kerapuhan, ilustrasi
proses carbonitriding dapat di lihat pada gambar II-3. (5)
Pada Gambar II-4 dibawah dapat dilihat kandungan carbon dan nitrogen yang
diserap pada pemukaan bahan setelah dilakukannya proses caronitriding, carbon dan
nitrogen pada permukaan memiliki jumlah yang paling banyak. Dengan penyerapan
karbon dan nitrogen pada proses carbonitriding, maka diperoleh penambahan
ketebalan lapisan luar pada material sebesar 0,75 mm – 0,80 mm. Selain itu
carbonitiriding juga memiliki kelebihan dapat meningkatkan nilai kekuatan fatigue
dan impak, kekerasan permukaan yang lebih tinggi, meningkatkan ketahanan aus,
dan meningkatkan ketahanan terhada korosi. Proses carbonitriding biasanya
diaplikasikan pada gear (roda gigi), piston, shaft (poros), roller, bearing, fastener,
pin, pelat kopling otomotif, tools (perkakas), dan dies. (6)
Program Studi Teknik Aeronautika 9
Energi panas atau kalor berpindah dari zat dengan suhu tiggi menuju zat
bersuhu rendah. Kalor memiliki satun internasional (SI) yaitu joule. Terdapat 3 jenis
perpindahan panas diantaranya:
a. Konduksi
Program Studi Teknik Aeronautika 10
Gambar II-5 Ilustrasi perpindahan panas konduksi
(sumber: http://14komangekayanapendidikanfisika69.blogspot.com/2014/03/
perpindahan-kalor-secara-konduksi-dan.html)
Perpindahan panas konduksi berpedoman pada Hukum Fourier yaitu:
𝑑𝑇
𝑞ₖ = −𝑘𝐴
𝑑𝑥
𝐴
𝑞ₖ = −𝑘 (𝑇₁ − 𝑇₂) (7)
𝐿
Dimana:
T = temperature (K)
b. Konveksi
Program Studi Teknik Aeronautika 11
Gambar II-6 Ilustrasi perpindahan panas konveksi
(sumber: http://apipah.com/contoh-konveksi-dalam-kehidupan-sehari-hari/)
𝑞𝑐 = −ℎ𝑐 𝐴∆𝑇
𝑞𝑐 = ℎ𝑐 𝐴(𝑇𝑤 − 𝑇𝑓 ) (7)
Dimana:
c. Radiasi
Program Studi Teknik Aeronautika 12
salah satu contoh ilustrasi pada perpindahan panas radiasi yang dapat
dilihat pada Gambar II-7.
Gambar II-7 Ilustrasi perpindahan panas radiasi
(sumber: https://elfadli21.blogspot.com/2018/01/kelas-5-perpindahan-kalor-secara-
radiasi.html)
𝑞ᵣ = 𝜀. 𝜎. 𝐴(∆𝑇 4 )
Dimana:
T = temperature [K]
Program Studi Teknik Aeronautika 13
dan fleksibel, dan banyaknya rancangan insfrastruktur yang semakin rumit. Oleh
karena itu tidak menjadi masalah apabila insfrastruktur tersebut memungkinkan
untunk di sambung menggunakan metode pengelasan. Iluastrasi pengelasan dengan
metode
SMAW dapat dilhat pada Gambar II-8.
SMAW (Shielded Metal Arc Welding) sering juga di sebut dengan las busur
listrik. SMAW merupakan proses pengelasan yang menggunakan elektroda sebagai
penghasil busur penyambung pada permukaan yang dilakukan proses pengelasan.
Logam cair pada inti elektroda akan bergerak melalui busur listrik dan akan disimpan
pada permukaan benda kerja, lapisan flux juga ikut bergerak pada lapisan luar hasil
las dalam bentuk terak. Logam pada elektroda dapat cair karena panas yang
dihasilkan dari lompatan ion listrik yang terjadi antara anoda dan katoda (ujung
elektroda dengan permukaan pelat yang akan dilas yang tersambung dengan ground
clamp pada mesin las SMAW). Dari lompatan ion listrik ini diperoleh temperatur
mencapai 4000 °C hingga 4500 °C. terdapat 2 sumber tegangan yang digunakan
pada pengelasan SMAW diantaranya tegangan AC (arus bolak balik) dan DC (arus
searah). (8)
Pelat baja memiliki ketebalan yang relatif kecil dibandingkan dengan panjang
dan lebar yang dimilikinya. Pelat dan pipa baja ST37 memiliki struktur butir yang
Program Studi Teknik Aeronautika 14
halus, setelah di roll pelat baja memiliki sifat mampu las dan mampu bentuk yang
baik untuk berbagai macam kontruksi. Pada tabel II-1 dan Tabel II-2 dapat dilihat
komposisi kimia dan sifat mekanis bahan ST 37.
Tabel II-1 Komposisi Kimia ST 37
Chemical Composition (%)
Steel Grade
C max. Si max. Mn P max. S Max.
ST 37 0,17 0,35 ≥0,40 0,04 0,04
Program Studi Teknik Aeronautika 15
mengempis, dan kekuatannya harus bertahan dengan baik selama perubahan suhu
yang cepat. Refractory brick SK 34 dapat dilihat pada Gambar II-9.
2.2.8 Fiber Ceramic Blanket
Salah satu bahan isolator peredam panas yang sesuai dengan kriteria
pembuatan vacuum furnace yaitu fiber ceramic blanket. Fiber ceramic blanket
berbentuk lembaran menyerupai kapas berserat kasar yang di golongkan pada
refraktori berbasis serat aluminosilikat, berwarna putih, tidak mengeluarkan bau, dan
mudah dibentuk. Fiber ceramic blanket memiliki konduktivitas termal 0,18 W/m.K
pada temperatur 800 °C, dengan nilai konduktivitas termal yang rendah, isolator ini
dapat memperlambat laju rambat panas yang berasal dari dalam tungku bakar. Fiber
ceramic blanket dapat bekerja pada temperatur 1050 °C hingga 1350 °C dan tahan
terhadap bahan kimia korosif.
Vacuum furnace digunakan pada proses heat treatment baja paduan. Vacuum
furnace dapat digunakan untuk melakukan proses hardening dan tempering pada baja
yang bertujuan untuk menambah ketangguhan dan kekuatan bahan. Proses hardening
Program Studi Teknik Aeronautika 16
dilakukan pemanasan baja menuju ke suhu yang sudah ditentukan, kemudian
didinginkan dalam waktu yang cepat.
Salah satu jenis tungku yang dapat memanaskan bahan logam hingga
temperatur 1500 °C dengan kemampuan pendinginan produk cepat yaitu Vacuum
furnace. Pada vacuum furnace produk dalam tungku dikelilingi oleh ruang hampa.
Vacuum furnace dapat melakukan proses heat treatment dengan kontaminasi gas
yang rendah dan konsistensi tinggi. (10) Gambar II-10 merupakan salah satu contoh
vacuum furnace yang telah diproduksi dan digunakan pada skala industri.