Kepemimpinan Dalam Islam
Kepemimpinan Dalam Islam
Definisi
Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin, yang dalam bahasa Indonesia berarti orang yang
memimpin atau orang berada di depan dan memiliki pengikut, baik orang tersebut
menyesatkan atau tidak[1]. Dalam bahasa arab, kata pemimpin bisa diwakili dengan kata ar-
Rais yang akar katanya ra a sa, artinya: mengepalai, mengetuai atau memimpin.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi
dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak
lainnya. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang – orang
sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara
royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual (22-100).
1. Shiddiq (selalu berkata dan bersikap jujur dan benar). Bukan hanya perkataannya yang
benar, tapi juga perbuatannya juga benar. Sejalan dengan ucapannya. Shiddiq sebagai
modal dasar. Pertama-tama penyampai amanah harus punya sifat jujur, kalau tidak , maka
dia gugur sebagai penyampai.
2. Amanah (dapat dipercaya) : Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya
bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Tidak pernah menggunakan
wewenang dan otoritasnya sebagai pemimpin untuk kepentingan pribadinya atau
kepentingan keluarganya,
3. Fathonah (cerdas dan bijaksana) : Seorang calon pemimpin haruslah memiliki kecerdasan,
baik secara emosional (EQ), spiritual (SQ) maupun intelektual (IQ).