Anda di halaman 1dari 23

ASKEP PADA KLIEN DENGAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

MATA KULIAH HIV/AIDS

DISUSUN OLEH:

1. AFIFAH NIDA FAUZIAH : ( ROLEPLAY )


2. ALMARIDA NUR AFIFFA : ( MAKALAH + PPT )
3. ANA SAFITRI : ( ROLEPLAY )
4. DIAH FLORENTINA ASTUTI : ( NASKAH )
5. M. TARMIDJI IDRIS : ( NASKAH )
6. MUSLIMAH INTAN FADILAH : ( ROLEPLAY )
7. RUMI TRI HASTANI : ( ROLEPLAY )
8. SUCI ARIYANI : ( MAKALAH + PPT )

SEMESTER :5
KELAS : IIIA
PRODI : S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI
2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini

Samarinda, 23 september 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I ........................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 4
BAB II ...................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 5
A. PENGERTIAN ............................................................................................................. 5
B. PENYALAHGUNAAN NAPZA : ............................................................................... 8
D. UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA : ................................... 15
E. Diagnosa menurut nanda............................................................................................. 18
1. gangguan identitas pribadi berhubungan dengan harga diri rendah ............................ 18
2. ansietas berhubungan dengan penyalahgunaan zat ..................................................... 18
3. Gangguan konsep diri:HDR kronik berhubungan dengan gangguan psikiatrik.......... 18
4. ketidakefektifan performa peran berhubungan dengan penyalahgunaan zat .........Error!
Bookmark not defined.
5. defisit keperawatan diri berhubungan dengan gangguan persepsi Error! Bookmark not
defined.
BAB III................................................................................................................................... 21
PENUTUP.............................................................................................................................. 21
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 21
B. Saran ........................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya
(NAPZA) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA
(Narkotika dan Bahan/ Obat berbahanya) merupakan masalah yang sangat kompleks,
yang memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif dengan melibatkan
kerja sama multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang
dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen dan konsisten.Meskipun dalam
Kedokteran, sebagian besar golongan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) masih bermanfaat bagi pengobatan, namun bila disalahgunakan atau
digunakan tidak menurut indikasi medis atau standar pengobatan terlebih lagi bila
disertai peredaran dijalur ilegal, akan berakibat sangat merugikan bagi individu
maupun masyarakat luas khususnya generasi muda. Maraknya penyalahgunaan
NAPZA tidak hanya dikota-kota besar saja, tapi sudah sampai ke kota-kota kecil
diseluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari tingkat sosial ekonomi menengah
bawah sampai tingkat sosial ekonomi atas. Dari data yang ada, penyalahgunaan
NAPZA paling banyak berumur antara 15–24 tahun. Tampaknya generasi muda
adalah sasaran strategis perdagangan gelap NAPZA. Oleh karena itu kita semua perlu
mewaspadai bahaya dan pengaruhnya terhadap ancaman kelangsungan pembinaan
generasi muda. Sektor kesehatan memegang peranan penting dalam upaya
penanggulangan penyalahgunaan NAPZA.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, dan Obat-obat berbahaya.
Kadang disebut juga Napza(Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif). Zat-zat tersebut
dapat membuat berbagai efek samping seperti Halusinasi, ketagihan, dan efek
psikologi lainnya. Cara penggunaan bisa melalui suntikan, dimakan, dihisap, atau
dihirup. Contoh zat-zat berbahaya yang dikonsumi dengan cara dihisap adalah Opium
yang menggunakan pipa hisapan. Zat-zat berbahaya tersebut tergolong menjadi;
A. Narkotika
B. Psikotropika
C. Zat-zat Adiktif
1. Narkotika
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika terdiri dari 3 golongan :
 Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
Heroin, Kokain, Ganja.
 Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.
 Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein.

2. Psikotropika
Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Psikotropika terdiri dari 4 golongan:
 Golongan I: Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: Ekstasi.
 Golongan II: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:
Amphetamine.
 Golongan III: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:
Phenobarbital.
 Golongan IV: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:
Diazepam, Nitrazepam.

3. Zat Adiktif
Yang termasuk Zat Adiktif adalah: bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif diluar
Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
 Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh
menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan
manusia sehari – hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan
dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu
dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol:
a. Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % (Bir).
b. Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % (Berbagai minuman anggur)
c. Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % (Whisky, Vodca, Manson House,
Johny Walker).
 Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah
tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan
adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
 embakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat.
Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan
alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan,
karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan
NAPZA lain yang berbahaya.
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA dapat
digolongkan menjadi 3 golongan:

a. Golongan Depresan (Downer).


Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh.
Jenis ini membuat pemakainya menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur
bahkan tak sadarkan diri. Contohnya: Opioda (Morfin, Heroin, Codein), sedative
(penenang), Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti cemas).
b. Golongan Stimulan (Upper).
Adalah jenis NAPZA yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan
kegairahan kerja. Jenis ini menbuat pemakainnya menjadi aktif, segar dan
bersemangat. Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.
c. Golongan Halusinogen.
Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat
merubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang
berbeda sehingga seluruh persaan dapat terganggu. Contoh: Kanabis (ganja).

B. PENYALAHGUNAAN NAPZA :
Di dalam masyarakat NAPZA / NARKOBA yang sering disalahgunakan adalah :
1. Opiada, terdapat 3 golonagan besar :
a. Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.
b. Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin.
c. Opioda sintetik : Metadon.
Nama jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.Heroin yang
murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni berwarna putih
keabuan.Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan
proses tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi
morfin.Sedangkan opioda sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari
morfin. Morfin, Codein, Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai
penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada opreasi, penderita cancer.

Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan


perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf
kecanduan pemakai akan kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai
keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan membentuk dunianya sendiri,
mereka merasa bahwa lingkungannya menjadimusuh.perilaku:terkantuk-
kantuk,bicara cadel,koordinasi motorik terganggu,acuh terhadap
lingkungan,kurang perhatian,perilaku manipulatif untuk mendapatkan zat adiktif.

2. KOKAIN :
Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut
Nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju.Cara
pemakainnya : membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus
diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar kemudian dihirup
dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar bersama
dengan tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka
pada sekitar lubang hidung bagian dalam.

Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu makan,
menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.
perilaku:Hiperaktif,Euphoria,elasi sampai agitasi,Irritabilitas,Perilaku
curiga,Kewaspadaan yg berlebihan,Semangat kerja meningkat,Perilaku tampak
gembira.

3. KANABIS :
Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang.
Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.
Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan
menggunakan pipa rokok.

Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa lebih santai,
rasa gembira berlebihan ( euphoria ), sering berfantasi / menghayal, aktif
berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan
tenggorokan.
Perilaku sangat gembira,mondar-mandir tampak cemas,gerakan tidak
terkoordinir,mengantuk,tampak lebih bodoh; karena terganggu proses
kognitif.Perilaku tampak kecemasan.

4. AMPHETAMINE :
Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.
Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga tablet.
Cara penggunaan : dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet
diminum dengan air.
Ada 2 jenis Amphetamine :
a. MDMA ( methylene dioxy methamphetamine )
Nama jalanan : Inex, xtc.
Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.
b. Metamphetamine ice
Nama jalanan : SHABU, SS, ice.
Cara pengunaan dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan asapnya dihisap
atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus ( boong ).

5. LSD ( Lysergic Acid ).


Termasuk dalam golongan halusinogen.
Nama jalanan : acid, trips, tabs, kertas.
Bentuk : biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar
seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk
pil dan kapsul.
Cara penggunaan : meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30
–60 menit kemudian, menghilang setelah 8 – 12 jam.
Efek rasa : terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga timbul obsesi
yang sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama – lama menjadikan
penggunaanya paranoid.

6. SEDATIF – HIPNOTIK ( BENZODIAZEPIN ) :


Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat tidur ).
Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.
Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus.
Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami
kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.

7. SOLVENT / INHALASI :
Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol, Lem,
Isi
korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.
Biasanya digunakan dengan cara coba – coba oleh anak di bawah umur, pada
golongan yang kurang mampu.
Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan, mual, muntah
gangguan fungsi paru, jantung dan hati.

8. ALKOHOL :
Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia.Diperoleh dari proses
fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian yang mengahasilkan kadar
alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses penyulingan sehingga
dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %.
Nama jalanan : booze, drink.
Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran
Sikap bermusuhan,Kadang2 bersikap murung, berdiam diri (depresi),Suara keras, bicara
cadel, dan kacau.Agresif.Minum alkohol tanpa kenal waktu.Koordinasi motorik
terganggu,akibatnya cenderung mendapat kecelakaan.

C. PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN


Penyalah guanaan adalah : penggunaan salah satu atau beberapa jenis
NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan
gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.
Ketergatungan adalah : keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik
dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah (
toleransi ), apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala
putus obat( withdrawal symptom ).
a) Penyebab Penyalahgunaan Napza
1. Faktor individual :
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami
perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat.
Ciri – ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :
1. Cenderung memberontak
2. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
3. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
4. Kurang percaya diri
5. Mudah kecewa, agresif dan destruktif
6. Murung, pemalu, pendiam
7. Merasa bosan dan jenuh
8. Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
9. Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
10. Identitas diri kabur
11. Kemampuan komunikasi yang rendah
12. Putus sekolah
13. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.
2. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik
sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
Lingkungan Keluarga :
1. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
2. Hubungan kurang harmonis
3. Orang tua yang bercerai, kawin lagi
4. Orang tua terlampau sibuk, acuh
5. Orang tua otoriter
6. Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
7. Kurangnya kehidupan beragama.
Lingkungan Sekolah :
1. Sekolah yang kurang disiplin
2. Sekolah terletak dekat tempat hiburan
3. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif
4. Adanya murid pengguna NAPZA.
Lingkungan Teman Sebaya :
1. Berteman dengan penyalahguna
2. Tekanan atau ancaman dari teman.
Lingkungan Masyrakat / Sosial :
1. Lemahnya penegak hukum
2. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
Faktor – faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak
menjadi penyalahguna NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor – faktor
diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NAPZA.
a. Gejala Klinis Penyalahgunaan Napza :
1. Perubahan Fisik :
a. Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo ( cadel ),
apatis ( acuh tak acuh ), mengantuk, agresif.
b. Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut jantung dan
nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.
c. Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap terus,
diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
d. Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.
2. Perubahan sikap dan perilaku :
a. Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering
membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.
b. Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di
kelas atau tempat kerja.
c. Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin.
d. Sering mengurung diri, berlama – lama di kamar mandi, menghidar bertemu
dengan anggota keluarga yang lain.
e. Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota
keluarga yang lain.
f. Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas
penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau
keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.
g. Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan
pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.
b) Pengaruh Penyalahgunaan Napza
NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :
1) Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak
dan cukuplama. Pengaruhnya pada :
a. Otak dan susunan saraf pusat :
 gangguan daya ingat
 gangguan perhatian / konsentrasi
 gangguan bertindak rasional
 gagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi- gangguan
motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja
 gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik / buruk.
b. Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru ( Bronchopnemonia ).
pembengkakan paru ( Oedema Paru )
c. Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.
d. Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik,
hubungan seksual.
e. Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS.
Para pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi,
mereka mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang
untuk membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah : kencing
nanah ( GO ), raja singa ( Siphilis ) dll. Dan juga pengguna NAPZA yang
mengunakan jarum suntik secara bersama – sama membuat angka penularan
HIV / AIDS semakin meningkat. Penyakit HIV / AIDS menular melalui jarum
suntik dan hubungan seksual, selain melalui tranfusi darah dan penularan dari
ibu ke janin.
f. Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.
g. Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum
suntik, sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.
h. Komplikasi pada kehamilan :
 Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.
 Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati
 Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.
2) Dampak Sosial :
a. Di Lingkungan Keluarga :
 Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi
pertengkaran, mudah tersinggung.
 Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
 Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak tertib,
hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.
 Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau
pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan.
 Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk
biaya pengobatan dan rehabilitasi.
b. Di Lingkungan Sekolah :
 Merusak disiplin dan motivasi belajar.
 Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.
 Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman
sebaya.
c. Di Lingkungan Masyarakat :
 Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari
pengguna / mangsanya.
 Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang
telah menjadi ketergantungan.
 Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian,
pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.
 Meningkatnya kecelakaan.

D. UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA :


Upaya pencegahan meliputi 3 hal :
1. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan
NAPZA dan melakukan intervensi.Upaya ini terutama dilakukan untuk
mengenali remaja yang mempunyai resiko tinggi untuk menyalahgunakan
NAPZA, setelah itu melakukan intervensi terhadap mereka agar tidak
menggunakan NAPZA.Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak
berusia dini, agar faktor yang dapat menghabat proses tumbuh kembang
anak dapat diatasi dengan baik.
2. Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi
menggunakan NAPZA.
3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.

Yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga untuk mencegah


penyalahgunaan NAPZA :
1. Mengasuh anak dengan baik.
 penuh kasih sayang
 penanaman disiplin yang baik
 ajarkan membedakan yang baik dan buruk
 mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab
 mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat baik atau
mencapai prestasi tertentu.
2. Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat Hal ini membuat anak rindu
untuk pulang ke rumah.
3. Meluangkan waktu untuk kebersamaan.
4. Orang tua menjadi contoh yang baik.
5. Orang tua yang merokok akan menjadi contoh yang tidak baik bagi anak.
6. Kembangkan komunikasi yang baikKomunikasi dua arah, bersikap
terbuka dan jujur, mendengarkan dan menghormati pendapat anak.
7. Memperkuat kehidupan beragama.
8. Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat
nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari – hari.
9. Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat
berdiskusi dengan anak
Yang dilakukan di lingkungan sekolah untuk pencegahan
penyalahgunaan NAPZA :
a. Upaya terhadap siswa :
 Memberikan pendidikan kepada siswa tentang bahaya dan akibat
penyalahgunaan NAPZA.
 Melibatkan siswa dalam perencanaan pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan NAPZA di sekolah.
 Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan ketrampilan
yang positif untuk tetap menghidari dari pemakaian NAPZA dan
merokok.
 Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa (
ekstrakurikuler ).
 Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling.Membantu siswa yang
telah menyalahgunakan NAPZA untuk bisa menghentikannya.
 Penerapan kehidupan bergama dalam kegiatan sehari – hari.
b. Upaya untuk mencegah peredaran NAPZA di sekolah :
 Razia dengan cara sidak
 Melarang orang yang tidak berkepentingan untuk masuk lingkungan
sekolah
 Melarang siswa ke luar sekolah pada jam pelajaran tanpa ijin guru
 Membina kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.
 Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan
pulang sekolah.

c. Upaya untuk membina lingkungan sekolah :


 Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan membina
huibungan yang harmonis antara pendidik dan anak didik.
 Mengupayakan kehadiran guru secara teratur di sekolah
 Sikap keteladanan guru amat penting
 Meningkatkan pengawasan anak sejak masuk sampai pulang sekolah.

Yang dilakukan di lingkungan masyarakat untuk mencegah


penyalahgunaan NAPZA:
a. Menumbuhkan perasaan kebersamaan di daerah tempat tinggal, sehingga
masalah yang terjadi di lingkungan dapat diselesaikan secara bersama-
sama.
b. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyalahguanaan
NAPZA sehingga masyarakat dapat menyadarinya.
c. Memberikan penyuluhan tentang hukum yang berkaitan dengan NAPZA.
d. Melibatkan semua unsur dalam masyarakat dalam melaksanakan
pencegahan dan penanggulangan penyalahguanaan NAPZA.

E. Diagnosa menurut nanda

1. gangguan identitas pribadi berhubungan dengan harga diri rendah

2. ansietas berhubungan dengan penyalahgunaan zat

3. Gangguan konsep diri:HDR kronik berhubungan dengan gangguan


psikiatrik
F. Intervensi

NO DX KEP NOC NIC


1. Identitas ( 1202 ) Identifikasi pasien ( 6574 )
gangguan identitas
pribadi berhubungan Setelah dilakukan timdakan 1.1 Ajarkan mengenai resiko yang
dengan harga diri keperawatan 1 x 24 jam berkaitan gengan identitas
rendah diharapkan gangguan identitas yang salah
teratasi, dengan indikator : 1.2 jelaskan kepada pasien
1. Menyatakan penguatan pentingnya identifikasi yang
atas identitas pribadi tepat sepanjang pertemuan
2. Menunjukan perilkaku kesehatan
verbal dan inverbal yang 1.3 bandingan imformasi yang
selaras dengan mengenai diberikan oleh anggota
diri keluarga
3. Menyatakan perasaan 1.4 pastikan perangkat identifikasi
yang jelas tentang dirinya diletakan tempat yang tepat
4. Membedakan dari dari
manusia dan lingkungan

2. Ansietas berhubungan Tingkat kecemasan ( 1211 ) Pengurangan kecemasan ( 5820 )


dengan penyalahgunaan Setelah dilakukan timdakan 2.1 bantu klien mengidentifikasi

zat keperawatan 1 x 24 jam situasi yang memicui kecemasan


diharapkan cemas teratasi, 2.2 atur obat obatan untuk
dengan indikator : mengobati mengurangi kecemasan
1. Tidak dapat istirahat secara tepat
2. Tidak bisa mengambil 2.3 dengarkan klien
keputusan 2.4 berikan informasi faktual terkait
3. Perubahan pada pola Diagnosis, perawatan dan prognosis
makan
4. Peningatan tekanan darah
3. Harga diri ( 1205 ) Peningkatan harga diri ( 5400 )
Gangguan konsep
diri:HDR kronik Setelah dilakukan timdakan 3.1 monitor pernyataan pasien
berhubungan dengan keperawatan 1 x 24 jam mengenai harga diri
gangguan psikiatrik
diharapkan gangguan HDR 3.2 eksplorasi alasan – alasan
teratasi, dengan indikator : untuk mengkritik diri atau
1. Mempertahankan kontak rasa bersalah
mata 3.3 bantu pasien mengidentifikasi
2. Komunikasi terbuka respon positif
3. Menghargai orang lain 3.4 dukung untuk menerima
4. Respon yang diharapkan tantangan baru
pada orang lain
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Narkoba adalah obat obatan terlarang yang jika dikonsumsi mengakibatkan
kecanduan dan jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat
laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka
pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian.
Narkoba pun ada berbagai jenis seperti: heroin, ganja, putaw, kokain, sabu-
sabu,dan alkoholpun termasuk dalam golongan narkoba.
Manfaat yang dirasakan hanyalah sesaat. Tapi mudhorotnya jelas banyak
sekali. Banyak organ tubuh menjadi rusak. palagi bila pakai obat bius. Dalah-
salah pada saat operasi (karena suatu kejadian) bakal tak mampu lagi bius bagi
para penggunanya. Yang pasti biaya untuk bisa mengkonsumsi barang-barang
haram itu, sangatlah mahal. Salah-salah bisa masuk bui, kalau ketangkep aparat.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan tersebut, saran penulis adalah sebagai berikut :
1. Jangan pernah mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit
2. Pemerintah harus memberantas peredaran narkoba di Indonesia
3. Orang tua harus lebih memperhatikan anaknya agar tidak terjerumus ke
dalam jurang narkoba
4. Perlu peningkatan kerja sama antar masyarakat dengan aparat untuk
memeberantas peredaran narkoba
5. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak terjerumus pada
penyalahgunaan narkoba.
DAFTAR PUSTAKA

Allen,K.M. 1996. Nursing Care of the Addicted Client. Philadelphia: Lippincott


Fauziah, Fitri dkk, ”Psikologi Abnormal (Klinis Dewasa)”, 2006. Jakarta: UI.
Kartono. DR. Kartini, ”Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual”, 1989. Bandung:
Mandar Maju.
Morgan.1991. Segi PraktisPsikiatri.Jakarta: Bina rupa aksara
Stuart,Sundeen .1998. Principles and Practice of Psychiatric Nursing . St Louis: Mosby
Year Book
Smith, CM.1995. Community Health Nursing; Theory and Practice . Philadelphia: W.B.
Saunders Company
The Indonesian Florence Nightingale Foundation.1999. Kiat Penanggulangan dan
Penyalahgunaan Ketergantungan NAPZA.Jakarta
Tom Kus Edi.1999 Bahaya NAPZA Bagi Pelajar. Bandung :Yayasan Al-Ghifari

Anda mungkin juga menyukai