Anda di halaman 1dari 17

KARYA ILMIAH

OKULASI MATA BERKAYU UNTUK PERBANYAKAN TANAMAN


BUNGA MAWAR

NAMA KELOMPOK : DEVI NING AYU


EULIS DARMAYANTI
THERESIA DESTIN NATALIA
INDRI ESTIKA SARI
KELAS : XI IPS 1
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA

SMA N 1 BANDAR SRIBHAWONO


LAMPUNG TIMUR
TP. 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-
Nya, kami dapat menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul “Upaya Pencegahan Dampak
Global Warming” dengan lancar.

Adapun maksud penyusunan karya tulis ini untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia. Rasa
terima kasih kami tidak terkirakan kepada yang terhormat Ibu Dra. Lusi Hidayati selaku
pembimbing materi dalam pembuatan karya tulis ini, serta semua pihak yang telah
mendukung dalam penyusunan karya tulis ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Harapan kami bahwa karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya upaya pencegahan dampak global warming.

Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan yang
kami miliki. Tegur sapa dari pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka demi
perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini.

Penulis
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Mawar (Rosa Sp.) merupakan bunga yang banyak digemari karena keindahan
dan wangi bunganya. Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan
batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu Bunga" merupakan
simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari
dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar
luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis). Tanaman
mawar memiliki syarat tumbuh tanaman dengan curah hujan bagi pertumbuhan bunga
mawar yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam
per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga
serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore,
yang menyebabkan pengeringan tanaman. Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi
sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim
dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C
dan kelembaban 70-80 %. Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat
tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-
rata 1500 m dpl.
Selain sebagai tanaman hias, bunga Mawar memiliki manfaat sebagai
obat/penyembuh. Manfaat tersebut dimiliki dari zat-zat kimia yang terkandung di
dalam bunga Mawar, seperti tannin, geraniol, nerol, sitronelol, asam geranik, terpene,
flavonoid, pektinm polyphenol, vanillin, karotenoid, stearopten, farnesol, eugenol,
feniletilakohol, vitamin C, B, E, K. Dengan banyaknya pengetahuan yang kita
ketahui, kita bisa berbisnis dari hal yang kecil dan yang harus kita lakukan adalah
rajin dan cermat melihat perkembangan didalam pasar. Beberapa manfaat dari bunga
Mawar antara lain:
1. Sebagai pengobatan aromaterapi.
2. Sebagai anti kejang.
3. Sebagai pengatur haid.
4. Menyembuhkan infeksi.
5. Menyembuhkan sekresi empedu.
6. Menurunkan panas badan.
7. Menyuburkan rambut, mengurangi rambut rontok dan menjadikan rambut
tampak lebih hitam.
8. Mengencangkan kulit wajah, mengurangi keriput dan menghilangkan bekas
jerawat.
Dari semua manfaat diatas, yang dijadikan manfaat adalah bunganya dan sebagian
besar cukup hanya dengan merebus bunganya saja sehingga didapatkan sari bunga
mawar yang siap diminum.
Mawar dapat berkembang biak secara generatif melalui biji yang biasanya
digunakan oleh pemulia tanaman dan perbanyakan secara vegetatif lebih banyak
dilakukan karena lebih mudah. Bunga mawar dapat diperbanyak melalui stek,
cangkok, grafting, okulasi ataupun modifikasi dari beberapa metode. Pemilihan
metode perbanyakan dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan. Pada
perbanyakan bunga mawar potong umumnya dilakukan secara okulasi. Sedangkan
untuk mawar pot dapat menggunakan stek atau yang sekarang banyak dilakukan
pengusaha bibit dengan menggunakan teknik stenting, yaitu teknik gabungangan dari
teknik stek dan penyambungan (grafting) yang dilakukan pada saat yang bersamaan
yang memiliki banyak keuntungan. Berikut akan dijelaskan beberapa metode
perbanyakan vegetatif buatan yang dapat dilakukan pada bunga mawar.

B. PERUMUSAN MASALAH
1. Apakah anda mengetahui berapa besar manfaat bunga mawar?
2. Mengapa bunga mawar banyak disukai oleh kaum hawa?
3. Berapa banyak kah yang menyukai bunga mawar?
4. Siapa saja kah yang harus melestarikan bunga mawar?

C. TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
2. Sebagai pembelajaran juga tentang memperbanyak Tanaman Mawar dengan cara
Okulasi sambung pucuk dan sisip
3. Berbagi ilmu dengan siswa dan siswi lainnya.

D. MANFAAT
Penulisan karya ilmiah ini dapat dijadikan sebagai modul pembelajaran yang mungkin
akan berguna bagi kegiatan belajar mengajar di masa-masa mendatang. Karya ilmiah
ini juga dapat dijadikan referensi yang mungkin berguna dalam mempelajari materi
memperbanyak tanaman mawar dengan cara okulasi sambung pucuk dan sisip.
II. KERANGKA TEORITIS
1. Sejarah Penyebaran Bunga Mawar
Mawar yang dikenal sebagai ratu bunga memiliki latar belakang sejarah
(historis) amat menarik untuk dicermati oleh kalangan masyarakat luas. Seperti
bunga-bunga yang lainnya, mawar pun tidak bisa dipisahkan begitu saja dari
tatanan kehidupan dan penghidupan manusia. Konon sejak zaman dahulu kala, bunga
sudah merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia.
Manusia mengenal mawar diduga sama tuanya dengan perkembangan peradaban
nenek moyang terdahulu, salah satu bukti yang memperjelas dugaan tersebut adalah
dengan ditemukannya fosil bunga mawar yang berusia 40 juta tahun di Colorado
dan Oregon Amerika Serikat (Rukmana, 1995:11).
Popularitas mawar tidak pernah pudar sepanjang zaman. Banyak bukti
yang mengungkapkan cerita kharismatik tentang bunga mawar. Menurut
Rukmana (1995:11), bangsa yunani kuno menganggap mawar mempunyai nilai
magis, yaitu sebagai tetesan darah Adonis seorang kekasih Dewi Venus yang mati
dalam pertempuran. Konon versi cerita ini mengungkapkan sewaktu Adonis terbunuh
darahnya menetes di tanah dan menjelma menjadi mawar.
Menurut Rukmana (1995:11-12): Mawar dijadikan simbol atau lambang “Cinta
Abadi” oleh berbagai kalangan. Pada zaman berkembangnya agama Kristen, perawan
Maria dilambangkan sebagai “Mawar Putih”, sedangkan darah Yesus sebagai
perlambang “Mawar Merah”, dewi Yunani kuno (Dewi Aphrodite) menjadikan
mawar sebagai bunga kesayangan sekaligus perlambang cinta dan keindahan.
Demikian pula Markus Anthonius mabuk kepayang kepada Ratu Cleopatra yang
jelita berkat minuman kehormatannya dibuat dari sari bunga mawar.
Sampai saat ini bunga mawar memiliki banyak makna, diantaranya
sebagai lambang cinta kasih, keindahan, rasa hormat, keremajaan, rasa suka-cita dan
duka-cita. Pada anggapan bila seorang pemuda memberikan mawar merah kepada
gadis pujaan hati, menunjukkan isyarat pernyataan cinta. Namun, bila gadisnya
membalas dengan mawar kuning, berarti gadis tersebut belum menentukan pilihan.
Lain halnya bila membalas dengan mawar merah, maka isyarat ini menunjukkan rasa
cinta yang sama. Harus dicermati pula, bila gadis membalas dengan mawar putih,
artinya masih terlalu mudah untuk bercinta. Tetapi bila gadis membalas dengan
setangkai mawar tanpa bunga, berarti isyarat penolakan cinta.
Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010:3), mawar berasal dari dataran Cina,
Timur Tengah, dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya menyebar luas didaerah
beriklim dingin (subtropis) dan panas (tropis). Mawar masuk ke Indonesia dari
Eropa dengan perantara orang-orang Belanda. Saat itu, orang-orang Belanda
menanamnya di daerah beriklim sejuk, seperti di Lembang, Cipanas, Bandunga
(Ambarawa). Dari daerah-daerah tersebut, mawar berkembang dan diperdagangkan
oleh pedagang asing hingga ke seluruh pelosok Nusantara, terutama di daerah-daerah
yang banyak dihuni orang Belanda. Setelah Indonesia merdeka, para pedagang dan
pemilik kebun mawar yang merupakan orang asing (Belanda) kembali ke
negaranya. Kebun mawar yang ditinggalkan kemudiandiambil ahli atau
dilanjutkan pengelolanya oleh masyarakat pribumi di sekitar kebun yang
sebelumnya banyak menjadi buruh pekerja.
Adapun bebrapa makna warna bunga mawar adalah sebagai berikut (Tim Karya
Tani Mandiri, 2010:5
a. Merah
Selain secara universal melambangkan cinta atau perkataan (aku cinta padamu),
mawar merah juga bisa bermakna kehormatan dan keberanian.
b. Pink
Menyimbolkan gentle dan mengesankan kegembiraan. Mawar berwarna pink tua
berarti terimakasih, sedangkan mawar yang berwarna pink muda bermakna
menghormati dan simpati.
c. Peach
Menyimbolkan makna sosial, persahabatan, penghargaan, penghormatan, dan
simpati.
d. Kuning
Mengekspresikan kesenangan dan kegembiraan. Bisanya digunakan atau diberikan
untuk seseorang yang baru saja menjadi ibu (baru saja melahirkan), orang yang baru
diwisuda, dan pasangan yang sibuk (kurang perhatian).
e. Putih
Melambangkan ketidak bersalahan (innocent), kemurnian, kediaman, dan
untukmengungkapkan bahwa seseorang merasa bersyukur karena
mendapatkan pasangannya. Ditelusur dari sejarahnya, pada awalnya mawar putih
mempunyai makna mawar yang sama dengan mawar merah.
f. Oranye
Melambangkan antusisme, hasrat, dan memperlihatkan pada orang bahwa yang
memberi mawar oranye ingin lebih mengenal lebih jauh terhadap orang yang diberi
mawar tersebut.

2. Jenis Tanaman
Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010:11), tanaman bunga mawar
termasuk ke dalam tumbuhan berbiji dengan berbiji tertutup dan berkeping dua.
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), mawar diklasifasikan sebagai berikut:
(kingdom: plantae), (divisi: spermatophyta), (subdivisi: angiospermae), (kelas:
dicotyledonae), (ordo: rosanales), (family: rosaceae), (genus: rosa).
Daun pada tumbuhan bunga mawar selalu tersusun bersilangan dan biasanya disertai
daun penumpu, semacam kuncup pada pangkal daun. Bunganya selalu berkelamin
ganda dan berisi banyak benang sari serta putik. Sebagian besar bunga mawar tidak
beracun. Akan tetapi, batang bunga mawar berbahaya karena pada batangnya
terdapat duri-duri tajam yang merupakan pelindung dirinya.
Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010:12), Tanaman bunga mawar itu sendiri
terdiri dari (minimal) sekitar 200 spesies yang terdiri dari 95 spesies Asia, 18
spesies dari Amerika, dan sekitar 62 spesies dari Eropa dan Afrika. Jumlah pasti
spesies mawar saat ini tidak bisa dipastikan karena telah banyak dilakukan
pengembangan untuk mendapatkan warna bunga atau bibit unggul mawar oleh
perusahaan.
Berdasarkan asalnya, spesies mawar terbagi atas lima kelompok, yaitu
spesies mawar asal Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah, Cina dan spesies
mawar asal Jepang (Tim Karya Tani Mandiri, 2010:12-13).
a. Spesies asal Eropa
Spesies asal Eropa terdiri dari: Rosa alba, rosa canina, rosa gallica, rosa
chnamomea, rosa cettifolia, rosa spinosissma, rosa wichuraiana. Dibawah ini
merupakan gambar rosa spinosissma dan rosa cettifolia asal Eropa yaitu sebagai
berikut:

Rosa Spinosissma Rosa Cettifolia


b. Spesies asal Amerika Serikat
Terdiri dari: Rosa cinemoemea, rosa nitida, rosa california. Di bawah ini
merupakan gambar rosa california yaitu sebagai berikut:

Rosa California
c. Spesies asal Timur Tengah
Terdiri dari: Rosa fetida, rosa fetida bicolor, rosa fetida perciana, rosa
feicikoana, rosa damascena.

Rosa Fetida Bicolor Rosa Fetida Perciana


d. Spesies asal Cina
Terdiri dari: Rosa chinensis, rosa liviegata, rosa gigantean, rosa primula,
rosa mulluganii, rosa sericana pteracantha, rosa hugonis, rosa banksiae lutea. Di
bawah ini merupakan gambar rosa chinensis dan rosa banksiae lutea yaitu
sebagai berikut:

Rosa Chinensis Rosa Banksiae Lutea


e. Spesies asal Jepang
Spesies asal Jepang ini terdiri dari: Rosa roxburghii, rosa roxburghii hirthua,
rosa aciculaisis nipponensis, rosa mulitiflora, rosa wichuraina, rosa rugosa, rosa
uchiyamana, rosa jasminoidesu, rosa fujisanesis. Di bawah ini merupakan gambar
rosa aciculaisis nipponensis dan rosa roxburghii lutea yaitu sebagai berikut:

Rosa Aciculaisis Nipponensis Rosa Roxburghii

3. Teknik perbanyakan tanaman secara okulasi


Cara perbanyakan tanaman secara vegetatif lebih sering digunakan karena
bibit yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan sifat induknya dan
tanaman lebih cepat berbuah dibandingkan bibit yang berasal dari biji.
Okulasi sering disebut juga dengan menempel, oculatie (belanda) atau
budding (inggris). Oculus artinya mata, sedangkan bud artinya tunas yang dalam
bahasa Indonesia disebut mata tunas. Okulasi atau penempelan ini adalah
mempersatukan dua sifat baik tanaman yang berakar kuat serta tumbuh subur
dapat disatukan dengan tanaman yang buahnya bermutu tinggi. Okulasi dilakukan
pada tanaman yang mempunyai perakaran yang baik dan tahan terhadap
serangan hama dan penyakit dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa
buah yang lezat, tetapi mempunyai perakaran yang kurang baik. Tanaman yang
mempunyai perakaran yang baik digunakan sebagai batang bawah yang akan
ditempeli (batang bawah). Pengaruh batang bawah terhadap batang atas
kemungkinan nampak pada besarnya buah, warna, ketebalan kulit, kandungan
cairan, rasa dan aroma buah, waktu pembungaan atau pembuahan serta menambah
ketahanan terhadap hama penyakit (Wudiyanto, 2002).
Okulasi merupakan cara penyambungan satu mata tunas sebagai entres
(batang atas) dengan batang bawah pada tanaman sejenis (sefamili). Bibit okulasi
dapat berbuah mulai umur 3 tahun.
Tahapan-tahap penyiapan bibit okulasi adalah sebagai berikut :
1. Persiapan alat dan bahan
- Bahan tanaman berupa bibit batang bawah berumur 8-12 bulan,
mata tunas dari cabang yang tumbuhnya tegak ataupun agak
condong, pisau okulasi, tali pengikat, dan sarana penunjang lainnya.
2. tata cara pengokulasian
- Batang bawah dibersihkan di lahan persemaian ataupun
dalam polybag dengan menggunakan kain lap.
- Batang bawah diiris pada kulit kira-kira 10-15 cm dari
permukaan tanah dengan ukuran irisan (sayatan) 3-5 cm. Kulit hasil
irisan dikelupas ke bawah, lalu dipotong dua per tiga bagian.
- Cabang yang mempunyai mata dipilih, kemudian mata disayat dengan
menyertakan sedikit kayunya. Ukuran sayatan entres 2 cm di atas
dan di bawah mata, lalu kayunya dilepaskan secara hati-hati.
- Mata entres ditempelkan pada sayatan batang bawah hingga pas.
- Bidang tempelan (okulasi) diikat dengan tali plastik atau rafia
dimulai dari atas ke bawah dengan tidak menutup mata okulasi.
3. Pemeliharaan pasca okulasi
- Pemeriksaan mata okulasi sekitar 10-15 hari sejak
pengokulasian.
Apabila mata berwarna hijau, berarti penyambungan tersebut
berhasil. Sebaliknya, bila mata berwarna coklat dan kering,
berarti okulasi gagal.
- Ujung batang bawah dipotong dengan ketinggian 10-20 cm tepat
di atas bidang okulasi apabila tunas entres telah mencapai 20-30 cm.
- Tunas-tunas yang tumbuh di bawah mata (tunas) okulasi
dipangkas dengan pisau maupun tangan.
- Bibit okulasi disemaikan ke polybag atau keranjang bambu
yang diameternya cukup lebar sesuai dengan ukuran bibit. Sebagian
tanah disertakan pada saat pemindahan agar letak akar tidak
berubah (Rukmana, 1999).
III. METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode penelitian
dalam pembuatan karya ilmiah ini menggunakan metode eksperimen, yaitu metode
penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran atas suatu gejala setelah
mendapatkan perlakuan.

2. Cara Pelaksanaan
Adapun Metode yang digunakan dalam pelaksanaan magang ini yaitu :
1. Metode Dasar
Metode dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan adalah
metode Deskriptif Analitik, yaitu metode penerapan permasalahan
sehingga memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada masa
sekarang dan bertitik tolak dari data yang dikumpulkan, dianalisis dan
disimpulkan dalam konteks teori–teori yang ada dan dari penelitian
terdahulu.
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik praktek langsung
dalam memperbanyak tanaman mawar dengan cara okulasi yaitu
sambung pucuk dan sisip. Dan juga bantuan teknologi yaitu pencarian di
aplikasi Google dan dari sumber yang dapat dipercaya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pelaksanaan Okulasi
a. Bahan dan alat
Sebelum melakukan okulasi mata berkayu pada tanaman bunga mawar,
persiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang diperlukan.
Beberapa bahan dan alat untuk melakukan okulsai antara lain sebagai berikut ;
1. Media tanam, yaitu campuran tanah, pupuk kandang dan pasir dengan
perbandingan masing-masing media adalah 1 : 1 : 1
2. Plastik polybag, pot atau wadah lainnya, gunakan wadah dengan diameter
minimal 10 cm
3. Batang bawah dan batang atas (entres)
4. Pisau
5. Tali atau plastic

b. Tahapan Teknik Okulasi


1. Batang bawah disayat, berukuran lebar 1 cm panjang 2-4 cm
kemudian diambil kulit kayu pada bagian yang disayat.
2. Mata tunas (entres) pada cabang disayat bersama sebagian kulit
kayunya dari arah bawah keatas sesuai ukuran sayatan batang bawah.
3. Mata tunas (entres) ditempelkan pada celah sayatan batang bawah
hingga benar-benar menyatu.

4. Pada bidang tempelan (okulasi) dibalut dengan plastik bersih mulai dari
tempelan bawah sampai keatas dan berakhir dibawah lagi.
5. Pada umur 4-6 minggu setelah penempelan pembalut plastik dapat
dibuka untuk mengetahui keberhasilannya.
c. Perawatan dan pemeliharaan setelah okulasi
Setelah proses okulasi mata berkayu selesai, pekerjaan selanjutnya adalah
melakukan pemeliharaan dan perawatan hasil okulasi yang sudah dibuat. Lakukan
pemeliharaan dan perawatan okulasi dengan baik dan benar agar okulasi mata
berkayu yang sudah dibuat berhasil dengan sempurna. Beberapa kegiatan dalam
masa pemeliharaan dan perawatan hasil okulasi adalah sebagai berikut ;
1. Melakukan penyiraman agar media tanam tetap lembab tetapi tidak basah.
Jika media tanam terlalu basah dan lembab, kemungkinan okulasi akan mati
karena akarnya membusuk.
2. Melakukan pemupukan agar tanaman tumbuh dengan baik. Gunakan 1/2
gram pupuk NPK untuk satu tanaman. Pemupukan dilakukan 7 – 10 hari
setelah keluar tunas.
3. Satu minggu setelah okulasi atau setelah terlihat tunas muncul, segera lakukan
pemangkasan tunas-tunas yang tumbuh pada batang bawah.
4. Lakukan penyiangan dengan mencabuti rumput atau gulma yang tumbuh pada
media tanam agar pertumbuhan batang
okulasi tidak terganggu.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Mata tunas yang digunakan sebagai entres dalam okulasi bunga mawat harus
dari batang yang berkualitas baik, produksi tinggi serta tahan terhadap hama
dan penyakit. Mata tunas sebaiknya dipilih dari batang pohon induk yang
sudah berbunga supaya batang hasil okulasi lebih cepat.
b. Umur tanaman yang akan diokulasi mempengaruhi keberhasilan okulasi
c. Okulasi pada satu tanaman dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif untuk meningkatkan nilai ekonomi tanaman sehingga harga jual
lebih tinggi dibanding tanaman mawar biasa.

2. Saran
a. Pengembangan potensi tanaman perlu dipikirkan agar pendapatan
meningkat seperti misalnya menjadikan kebun bunga sebagai tempat rekreasi
agrowisata untuk lebih mengenalkan masyarakat akan pentingnya tanaman.
b. Peningkatan inovasi lebih diintensitaskan lagi untuk meningkatkan nilai
ekonomis tanaman.
c. Pengembangan perbanyakan lengkeng okulasi lebih ditingkatkan
sehingga dapat memenuhi permintaan pasar dan meningkatkan kemampuan
kebun sebagai produsen bibit tanaman hortikultura.
BIODATA PENELITI

1. NAMA : DEVI NING AYU


TTL : WONOGIRI, 23 JANUARI 2002
ALAMAT : SRIMENANTI

2. NAMA : EULIS DARMAYANTI


TTL : LAB. MARINGGAI, 2 OKTOBER 2001
ALAMAT : LAB. MARINGGAI

3. NAMA : THERESIA DESTIN NATALIA


TTL : SRIMENANTI, 3 DESEMBER 2002
ALAMAT : SRIMENANTI

4. NAMA : INDRI ESTIKA SARI


TTL : SRIPENDOWO, 12 JUNI 2002
ALAMAT : SRIPENDOWO
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai