Anda di halaman 1dari 5

JUDUL:

Melati (Jasminum sp)

Oleh:

Nama: 1. Kuntum Hestiningtyas NIM: 1. 4401421008


2. Silvi Septia Lestari 2. 4401421023
3. Khoirul Anam 3. 4401421053

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Morfologi Tumbuhan


Dosen pengampu
Drs. Eling Purwantoyo, M. Si.

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2021
Daftar Isi
Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari, dimanapun berada tidak sedikit ditemui


tumbuh tumbuhan. Berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang terlihat ada yang
berbunga dan ada yang tidak. Saat ini sudah banyak tumbuhan yang diketahui
mengandung berbagai manfaat untuk kesehatan berdasarkan kandungan
senyawanya dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi, namun masih banyak
masyarakat yang belum mengetahui cara memanfaatkan tumbuhan-tumbuhan
tersebut. Salah satu tumbuhan yang memiliki banyak sekali manfaat serta
memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi yaitu Jasminum sambac ait atau yang
dikenal oleh masyarakat sebagai bunga melati.
Melati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang
hidup menahun. Di Italia melati casablanca (Jasmine officinalle), yang disebut
Spansish Jasmine ditanam tahun 1692 untuk di jadikan parfum. Tahun 1665 di
Inggris dibudidayakan melati putih (Jasminum sambac) yang diperkenalkan oleh
Duke Casimo de’ Meici. Dalam tahun 1919 ditemukan melati Jasminum parkeri
di kawasan India Barat Laut, Kemudian dibudidayakan di Inggris pada tahun
1923. Di Indonesia nama melati dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah
Nusantara. Diantara 200 jenis melati yang telah diidentifikasi oleh para ahli botani
baru sekitar 9 jenis melati yang umum dibudidayakan dan terdapat 8 jenis melati
yang potensial untuk dijadikan tanaman hias. Sebagian besar jenis melati tumbuh
liar di hutanhutan karena belum terungkap potensi ekonomis dan sosialnya
(Anonim, 2013).
Iklim yang baik untuk menanam melati yaitu daerah yang mempunyai curah
hujan 112–119 mm/bulan dengan 6–9 hari hujan/bulan, serta mempunyai iklim
dengan 2–3 bulan kering dan 5–6 bulan basah, suhu udara siang hari 28- 36 °C
dan suhu udara malam hari 24-30 °C, Kelembaban udara yang cocok untuk
budidaya tanaman ini 50-80 %. Selain itu pengembangan budi daya melati paling
cocok di daerah yang cukup mendapat sinar matahari. Tanaman melati umumnya
tumbuh subur pada tanah yang bertekstur pasir sampai liat, subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik dan memiliki derajat keasaman tanah yang baik bagi
pertumbuhan tanaman ini adalah pH = 5–7. Tanaman melati dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggian
10-1.600 m dpl. Meskipun demikian, tiap jenis melati mempunyai daya adaptasi
tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Melati putih (Jasminum sambac) ideal
ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl (Anonim, 2013).
Bunga yang memiliki aroma wangi khas ini dapat hidup dengan baik di
daerah tropis dan kawasan bersuhu hangat seperti Eurasia dan Oceania. Bunga
melati mempunyai karakterstik akan menggugurkan daun saat musim gugur,
namun ada juga jenis yang daunnya tetap hijau sepanjang tahun atau bersifat
“evergreen”.
Meski menjadi salah satu Bunga Nusantara, bunga melati di Indonesia juga
erat dikaitkan dengan mitos yang bersifat mistis. Hal ini berhubungan dengan
aroma melati yang dikeluarkan di malam hari, terutama saat bulan bersinar.
Masyarakat pun mengaitkan hal ini dengan fenomena gaib. Padahal kondisi ini
terjadi karena setelah matahari terbenam maka menjadikan temperatur udara
menurun. Hal ini kemudian memicu bunga melati mekar, sehingga aromanya
keluar. Jadi secara ilmiah keadaan ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan hal
mistis.
Aroma melati sangat khas dan harum. Wanginya terasa segar dan
menyenangkan. Oleh karena itu ekstraknya sering digunakan untuk bahan baku
pembuatan produk pembersih wajah maupun kulit, serta produk perawatan
kecantikan lainnya. Wangi bunga melati cenderung awet dan tahan lama. Namun
sebenarnya bunga ini lebih mengeluarkan keharumannya di malam hari, tepatnya
setelah matahari terbenam. Wanginya akan semakin tercium ketika bulan bersinar
terang. Bagian kuncupnya lebih harum jika dibandingkan dengan bunga yang
telah mekar secara penuh. Oleh sebab itu, untuk beberapa keperluan terkadang
orang akan memetik kuncup melati, bukan bunganya yang telah mekar.
Dalam masyarakat Indonesia, Bunga Melati sudah lama terkenal.
Khususnya Bunga melati putih (Jasminum sambac). Bunga Melati merupakan
tanaman asli dari Sri Lanka yang sudah menyebar ke India, Indonesia, Filipina,
dan Cina. Bunga Melati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang
tegak yang hidup menahun. Di Indonesia, salah satu jenis bunga melati dijadikan
sebagai "puspa bangsa" atau simbol nasional yaitu bunga melati putih, karena
bunga ini melambangkan kesucian dan kemurnian, serta dikaitkan dengan
berbagai tradisi banyak suku di negara ini sehingga banyak dibutuhkan oleh
masyarakat.
Di Indonesia Pusat penyebaran tanaman melati terkonsentrasi di Jawa
Tengah, terutama di Kabupaten Pemalang, Purbalingga dan Tegal. Bunga melati
sebagai bunga yang banyak dipakai dalam acara resmi kenegaraan, adat istiadat
maupun bisnis perusahaan modern. Bunga melati bermanfaat sebagai bunga tabur,
bahan industri minyak wangi, kosmetika, farmasi, penghias rangkaian bunga dan
bahan campuran atau pengharum teh.
Tumbuhan bunga melati umumnya dijadikan tanaman hias oleh masyarakat
sekitar, namun ternyata bunga berwarna putih ini mengandung banyak khasiat
obat. Bunga dan daun melati dapat digunakan untuk influenza, sakit kepala, diare,
cacingan, radang mata merah, air susu ibu (ASI) berlebih, jerawat, biduran,
bengkak karena gigitan binatang, dan sesak nafas. Akarnya untuk mengatasi
insomnia (sulit tidur), luka terpukul, keseleo, menghilangkan sakit pada tulang
patah, sakit gigi, sakit kepala dan cacingan serta hal yang paling menguntungkan
dari melati yaitu bunganya dapat menghasilkan minyak atisri yang dapat sebagai
bahan baku dalam berbagai industri.
Pemanfaatan dan Potensi Manfaat

Anda mungkin juga menyukai