Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH KAPITA SELEKTA TANAMAN OBAT/ FITOFARMAKA

“TANAMAN OBAT DISEKITAR RUMAH TINGGAL”


dosen pengampu: Ir. Yenisbar, M.Si

Disusun oleh
Nama : Fawwaz Rahmatullah
NPM : 235001526010

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS BIOLOGI DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
Kapita Selekta ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta di jurusan Pertanian Universitas
Nasional Jakarta. Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. YENISBAR,
M.Si selaku Dosen Mata Kuliah Kapita Selekta Tanaman Obat/Fitofarmaka
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Dalam penyusunan
makalah ini, saya menyadari masih banyak kekurangan, baik dalam penyusunan
maupun dalam tutur bahasa. Namun, saya tetap mengharapkan semoga
makalah ini dapat memberi manfaat pada semua yang berkepentingan tidak
hanya bagi penulis namun bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia,
melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna. Untuk itu, kritik dan saran
yang membangun senantiasa saya harapkan sebagai landasan penyusunan
makalah selanjutnya. Semoga makalah yang sederhana ini bermanfaat untuk
kita semua.

Jakarta 14 November 2023

penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman merupakan tumbuhan yang hidup dimana saja baik itu dikebun atau
halaman rumah yang memiliki sebidang tanah. Banyaknya tanaman yang tumbuh
disekitar rumah membuat kurang terperhatikan bahwa tanaman yang tumbuh itu
diantaranya merupakan tanaman yang bermanfaat dan berfungsi sebagai obat. Ada
kalanya sebuah tanaman yang memiliki manfaat khasiat obat itu tumbuh liar dan
tidak terawat. Perilaku masyarakat umumnya lebih bersifat instan dan tidak peduli
terhadap adanya manfaat dari tanaman-tanaman yang bisa menjadi obat.
Keberadaan tanaman obat dilingkungan rumah sangat penting terutama bagi
keluarga yang tidak mempunyai akses mudah ke pelayanan medis. Dengan
memahami manfaat dan khasiat jenis tanaman tertentu, tanaman obat dapat
menjadi pilihan keluarga dalam memilih obat alami yang aman. Tanaman obat
keluarga sendiri sebelumnya dikenal dengan nama apotek hidup. Tanaman obat
keluarga dikalangan masyarakat dapat ditanam serta dibudidayakan oleh siapapun
dalam menjalani kehidupan yang sehat alami.
TOGA (Tanaman Obat Keluarga) adalah jenis tanaman yang sengaja
dibudidayakan karena memiliki fungsi sebagai tanaman obat sehingga bisa
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan keluarga dengan cara
pengolahan dan peracikan yang dilakukan secara sederhana. Beberapa jenis
tanaman obat merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk
jamu. Resep produksi jamu ini sendiri biasanya diajarkan secara turun temurun
sesuai tradisi nenek moyang. Pemanfaatan tanaman obat keluarga sebagai obat-
obatan tradisonal bagi kalangan keluarga dapat diolah dengan cara sederhana,
yaitu dengan cara ditumbuk atau direbus. Tanaman obat keluarga ini cukup
ampuh untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan umum seperti batuk, demam,
gatal-gatal, dan sakit perut. Penggunaan tanaman obat tidak mempunyai efek
samping bagi yang menkonsumsinya. Selain sebagai konsumsi untuk obat-obatan,
penanaman tanaman obat-obatan disekitar pekarangan rumah adalah salah satu
usaha penghijauan sehingga rumah menjadi asri dengan tumbuhnya tanaman obat
keluarga disekitar pekarangan rumah. Seiring berkembangnya pemanfaatan
tanaman obat, kini tanaman obat dapat disalurkan ke masyarakat luas dan menjadi
nilai jual tersendiri untuk orang yang memanfaatkannya sebagai penghasilan
keuangan keluarga.
Pekarangan rumah merupakan lingkungan yang paling dekat dengan
kehidupan. Pemanfaatan sedikit lahan dipekarangan rumah merupakan salah satu
cara efektif untuk membudidayakan tanaman obat. Dimulai dari jenis tanaman
obat berukuran kecil hingga berukuran sedang seperti temulawak. Pemanfaatan
lahan tidak dibatasi terhadap ukuran lahan yang dimiliki, karena sebagian tanaman
obat bisa ditanam dengan menggunakan media pot dan beberapa jenis media
buatan sejenisnya. Sehingga siapapun dapat menanam tanaman obat atau herbal.
Seiring dengan perkembangan zaman, tanaman obat keluarga sudah mulai
tergantikan dengan obat-obatan kimia yang jauh lebih praktis dan cepat
menyembuhkan penyakit. Sekarang ini tanaman obat sendiri hampir jarang
dipergunakan oleh masyarakat. Upaya dalam menyampaikan dan pendistribusian
informasi tentang tanaman obatpun sangat kurang yang beredar dimasyarakat,
sehingga masyarakat lebih memilih obat-obatan kimia atau resep dokter. Selain itu
terdapat beberapa faktor perkembangan zaman yang membuat tanaman obat
tergantikan yaitu lahan pekarangan rumah yang sempit ataupun tidak ada sama
sekali karena pembangunan yang tidak menyisakan lahan kosong, kesibukan
masyarakat yang semakin tinggi akan aktivitas diluar daripada dirumah,
pengetahuan dan pemahaman tentang tanaman obat yang kurang, serta kurangnya
kepedulian terhadap diri sendiri walaupun kesadaran hidup sehat telah disadari.

1.2 Tujuan.
Menjelaskan jenis-jenis tanamant disekitar rumah tinggal yang bisa
dimanfaatkan atau dijadikan sebagai tanaman obat
BAB II

KAPITA SELEKTA TANAMAN OBAT

2.1. Aglaonema

Sejarah Tanaman Aglaonema


Tanaman Aglaonema diperkirakan berasal dari negara-negara di Asia
Tenggara atau Asia Selatan, seperti Cina bagian selatan, Filipina, Indonesia,
Malaysia, Thailand, dan Myanmar. Tanaman ini hidup di hutan-hutan
pedalaman dataran rendah dan sedang dengan intensitas cahaya yang
terbatas, yakni sekitar 10-30%.
Di Indonesia Aglaonema dikenal dengan nama Sri Rejeki karena tanaman
hias ini dianggap sebagai pembawa rejeki atau keberuntungan. Nama lain
Aglaonema yang perlu diketahui adalah Chinese Evergreen karena
orangyang pertama kali membudidayakannya adalah orang cina. Sementara
itu, nama lain yang popular di Thailand adalah ese Rainbow yang berati
pelangi dari Thailand (Djojokusumo, 2006).
Klasifikasi Aglaonema
Menurut Leman (2021), klasifikasi tanaman Aglaonema adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Monocotyledoneace
Ordo : Araceales
Famili : Araceae
Genus : Aglaonema
Spesies : Aglaonema sp.

Morfologi Tanaman Aglaonema


Secara morfologi, tanaman Aglaoema terdiri atas akar, batang, daun,
bunga, dan buah.
1. Akar
Aglaonema termasuk tanaman monokotil, akarnya serabut atau sering
disebut will root (akar liar) karena semua akar yang tumbuh dari pangkal
batang dan berbentuk serabut. Akar yang sehat tampak berisi dan berwarna
putih. Akar tanaman yang sakit akan tampak kurus dan berwarna coklat
(Purwanto, 2006).
2. Batang
Batang Aglaonema termasuk batang basah (herbaceous) bersifat lunakdan
berair (Purwanto, 2006). Batang berukuran pendek, tertutup oleh
pelepahdaun. Umumnya berwarna hijau muda, putih, atau merah muda.
Batang tidak berkayu dan banyak mengandung air (Saraswati, 2007).
3. Daun
Daun Aglaonema sangat bervariasi, berbentuk bulat telur (ovalus), lonjong
(oblongus), dan bahkan berbentuk delta (deltoideus). Permukaan daun licin
dan tidak berbulu, serta tepi tidak bergerigi. Bentuk ujung daun pun
bervariasi, runcing (acutus), meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus), dan
membulat (rotundalus). Daun tersusun berselang-seling atau saling
berhadapan dengan tangkai memeluk batang tanaman (Purwanto, 2006).
4. Bunga
Bunga Aglaonema sangat sederhana, termasuk bunga majemuk tak
terbatas, dan tergolong bunga tongkol (sepadix) Bunga berbentuk bulir,
tumbuh diketiak daun. Sebagaimana golongan Araceae lainnya, bunga
Aglaonema tertutup oleh seludang bunga (spatha) yang berfungsi untuk
menarik serangga, serta merupakan perangkap bagi serangga yang
mengunjungi bunga ini, pada tongkol, bunga jantan terletak dibagian atas,
sedangkan bunga betina dibagian bawah. Diantara kedua jenis bunga itu
sering sekali terdapat bunga-bunga yang mandul. Bunga-bunga yang mandul
ini secara kasat mata dapat dilihat dari warnanya yang putih dengan seludang
putih kehijauan. Bunga jantan yang sudah masak akan terdapat serbuk
sarinya yang juga berwarna putih (Purwanto, 2006).
5. Buah
Buah berbentuk bulat lonjong, mula-mula buah berwarna hijau
kekuningan, lalu berubah menjadi merah sebagai tanda sudah matang. Proses
pemasakan buah sekitar 6 bulan. Buah yang sudah matang dipetik, lalu
diambil biji-bijinya (Budiana, 2006).

Syarat Tumbuh Tanaman Aglaonema


Menurut Budiana (2006), Aglaonema memerlukan sinar matahari yang
cukup untuk proses fotosintesis. Sebenarnya tanaman ini dapat hidup di
dataran sedang, namun beberapa jenis lebih menyukai lokasi teduh dengan
pencahayaan terbatas, kira-kira 10% - 30% sehingga dibutuhkan paranet
sekitar 70% - 90%. Bila diletakkan di dataran rendah membutuhkan paranet
90% sehingga sinar matahari yang masuk 10%, sementara bila diletakkan di
dataran sedang umumnya membutuhkan paranet 70% sehingga sinar
matahari yang masuk hanya 30% (Djojokusumo, 2006).
Aglaonema termasuk kedalam tanaman yang membutuhkan tingkat
kelembaban yang tinggi sekitar 50% - 60%. Temperatur siang yang
diperlukan adalah 24°C - 29°C, sedangkan temperatur malam yang
diperlukan adalah 18°C - 21°C tetapi Aglaonema seperti halnya tanaman hias
ruangan pada umumnya, sangat mudah menyesuaikan dii pada temperatur
yang ada, asalkan temperatur tersebut tidak berubah-ubah (Djojokusumo,
2006).

Perbanyakan Vegetatif Aglaonema


Perbanyakan vegetatif pada tanaman Aglaonema dapat melalui setek
batang, pemisahan anakan, dan kultur jaringan (Leman, 2021). Perbanyakan
menggunakan setek batang paling umum dilakukan pada Aglaonema, setek
batang tersebut dapat menyertakan daun dan akar atau tanpa daun dan akar,
dengan demikian dari batang Aglaonema yang akan diperbanyak dengan
setek dapat diperoleh tiga potongan, yaitu bagian paling atas yang
menyertakan daun, bagian tengah hanya menyertakan batang, dan bagian
bawah menyertakan akar. Keberhasilan paling tinggi adalah bagian bawah
berupa batang dengan dengan menyertakan akar (Subhono dan Andoko,
2005). Menurut Fitdyanto (2006), untuk memperoleh hasil yang baik
dalam setek batang, dipilih tanaman yang sehat dan batangnya setengah tua.
Batang Aglaonema yang sudah setengah tua ditandai dengan batangnya yang
kokoh, segar, dan tidak lembek serta memiliki warna yang lebih gelap,
misalnya batang Aglaonema berwarna hijau telah berubah warna menjadi
hijau tua (Widiastuti, 2021). Hal ini dikarenakan batang yang terlalu tua
sangat sulit untuk membentuk akar, sedangkan batang yang terlalu muda
mempunyai penguapan yang sangat cepat sehingga setek lemah dan akhirnya
mati. Setelah didapatkan batang yang sesuai kriteria kemudian batang
tersebut dipotong dengan pisau yang tajam agar tidak merusak jaringan.
Batang bahan setek tersebut dipotong-potong sepanjang 2 – 3 cm, setiap
setek minimal 1 mata tunas. Mata tunas terletak pada batang, tunas akan
muncul pada batang yang terbenam di dalam media.
Aglaonema merupakan tumbuhan yang berasal dari kawasan tropis dan
sub tropis Asia dan New Guinea. Hampir diseluruh wilayah persebarannya,
sri rejeki menjadi tanaman hias populer yang banyak peminat. Di daerah
Asia, tanaman bunga sri rejeki dianggap membawa keberuntungan selama
berabad-abad. Tumbuhan ini mulai dikenal oleh masyarakat Eropa ketika
dibawah ke Royal Botanic Garden di Inggris pada tahun 1885. Di tempat ini,
aglaonema dibudidayakan, hibridisasi dan dikembangkan menjadi berbagai
jenis kultivar. Perseberannya di Indonesia, Malaysia, Bangladesh, India,
South Asia, South China, Filiphina, Kamboda, Thailand, Vietnam, Laos,
Myanmar.
Tumbuhan simargaolgaol (Aglaonema modestum Schott ex Engl)
merupakan tumbuhan yang tumbuh liar di daerah Barus, Tapanuli Tengah,
Sumatera Utara. Daun simargaolgaol ini sering digunakan oleh masyarakat
sekitar sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Menurut masyarakat setempat, daun simargaolgaol ini sangat ampuh
menyembuhkan penyakit radang, jantung, ginjal dan luka terutama luka yang
sudah membusuk. Biasanya, untuk mengolah obat ini, masyarakat
menggunakannya dengan metode perebusan.
Daun simargaolgaol (Aglaonema modestum Schott ex Engl) mengandung
metabolit sekunder yang memiliki kemampuan sebagai bioaktivitas. Dalam
penelitian Roy et al. (2011) kandungan kimia yang terkandung dalam ekstrak
etanol Aglaonema hookerianum menunjukan adanya alkaloid, glikosida,
tanin, dan saponin yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Berdasarkan
hasil penelitian Roy et al. (2011) telah melakukan uji antibakteri ekstrak
etanol daun Aglaonema hookerianum terhadap beberapa bakteri gram positif
(Bacillus subtilis, Bacillus megateriumm, Staphylococcus aureus) dan bakteri
gram negatif (Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Shigella
dysenteriae, Salmonella typhi, Salmonella paratyphi, Vibrio cholera). Hasil
uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa Aglaonema hookerianum
berpotensi sebagai antibakteri.
2.2 Kelapa

Tanaman kelapa (Cocos nuciferaL.) merupakan tanaman serbaguna yang


seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan
manusia. Buah kelapa yang terdiri atas sabut, tempurung, daging buah dan air
kelapa tidak ada yang terbuang dan dapat dibuat untuk menghasilkan produk
industri. (Suhardiono, 1993). Kelapa merupakan salah satu keluarga Palmae.
Tanaman ini memiliki batang yang lurus dan umumnya tidak bercabang.
Tanaman kelapa merupakan tanaman monokotil dengan bentuk akar serabut
dan daun yang menyirip. Sedangkan bunga tanaman ini terletak diantara
ketiak daunnya yang disebut mayang (Palungkun, 2001).
Menurut Harjono (1997) klasifikasi tata nama (sistematika) dari tanaman
kelapa sebagi berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathopyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos Nucifera Linn
Bagian-bagian dari pohon kelapa yaitu akar, batang, daun, bunga dan
buah. Adapun rincian-rincian morfologi dari tanaman pohon kelapa yaitu
sebagai berikut: Akar Akar kelapa merupakan akar serabut yang berjumlah
sekitar 2000-4000 helai tergantung pada kesuburan tanah, iklim dan kesehatan
tanaman. Bagian dasar dari batang kelapa bentuknya membesar, kemudian
dibagian dalam tanah menciut lagi sehingga merupakan kerucut terbalik.
Bagian ini di sebut “bole” atau “root bulb”.
Batang Pada umumnya batang pohon kelapa tumbuh lurus ke atas, kecuali
pada pohon kelapa yang tumbuh di tempat-tempat tertentu seperti di pinggir
sungai, tebing dan lain-lainnya batang akan tumbuh melengkung ke arah
matahari. Batang kelapa berwarna kelabu, licin dan tinggi batang kelapa dapat
mencapai 20 meter hingga dengan garis tengah 20 cm hingga 30 cm,
tergantung varietas, iklim, tanah, dan jarak tanam. Bagian batang yang
sebenarnya dari 7 pohon yang masih muda baru kelihatan jelas jika pohon
telah berumur 3-4 tahun, bila mana daun-daun terbawah telah gugur.
Daun Daun kelapa terdiri atas tangkai (petiole) dan pelepah daun (rachis).
Pada pelepah terdapat helai daun atau leoflets yang di tengahnya berlidi
(midrib). Panjang helai daun berbeda-beda, tergantung pada posisinya. Helai
daun yang terdapat di tengah sumbu daun berukuran lebih panjang di banding
yang tumbuh di pangkal atau ujung sumbu daun. Pada biji yang baru mula-
mula berbentuk 4-6 helai daun tersusun satu membalut yang lain sehingga
merupakan selubung dan runcing sebelah ujungnya. Susunan demikian perlu
untuk memudahkan menembus lapisan sabut di sebelah pangkal buah. Setelah
itu menyusul secara berturut-turut 4-6 helai daunnya belum menyirip.
Kemudaian daun-daun lainnya menyusul terbentuk berturut-turut, ukurannya
bertambah besar.
Bunga Tanaman kelapa mulai berbunga berbeda-beda tergantung jenisnya.
Pada kelapa Genjah kira-kira 3-4 tahun, kelapa dalam 4-8 tahun dan kelapa
Hibrida berkisar 4 tahun. Dari ketiak daun tumbuh manggar (mayang) yang
masih tertutup seludang (spadix). Mayang adalah tangkai bunga yang
bercabang-cabang. Di mana tumbuh banyak bunga yang berwarnaputih
kekuningan. Kelapa adalah tanaman berumah satu. Pada pangkal cabang
tumbuh bunga betina, kemudian menyusul bunga jantan pada bagian atasnya.
Buah Tiga sampai empat minggu setelah seludang mambuka, bunga betina
yang sudah di buahi tumbuh menjadi bakal buah. Tetapi tidak semua bakal
buah tersebut dapat tumbuh membesar, karena setengah hingga tiga per empat
dari jumlah buah akan gugur yang di sebabkan oleh serangan hama dan
penyakit kekurangan unsur hara, kekeringan, atau karena tidak sempurnanya
proses penyerbukan. Sesudah dua bulan, buah yang rontok mulai berkurang
dari buah selanjutnya mengalmi perkembangan yang dapat di bagi menjadi
tiga tahap yaitu:
Tahap I : pertumbuhan lebih mengarah kepada pemanjangan buah,
pertambahan luas sabut dan tempurung. Tahap ini berlangsung empat sampai
lima bulan.
Tahap II : pertumbuhan lebih mengarah pada pelebaran buah, sabut
dan tempurung. Enam sampai delapan bulan buah mulai berbentuk.
Tahap III : pertumbuhan memanjang sampai buah menjadi masak,
penebalan daging buah dan sabut berubah warna menjadi kecoklatan. Buah
mencapai ukuran maksimal sesudah berumur 9-10 bulan dengan berat 3-4 kg
berisi cairan 0,3-0,4 liter. Pada umjur 12-14 bulan buah telah cukup masak,
tetapi beratnya turun menjadi 1,5-2,5 kg dan pada umur ini buah siap untuk di
panen atau gugur bila di biarkan (Gun Mardiatmoko 2018).
Kelapa obat atau sering disebut dengan kelapa wulung, adalah kelapa yang
memiliki warna merah muda atau pink dibagian mesokarpnya (sabut). Pada
bagian kulit luar (epikarp) warnanya tidak selalu hijau, dapat juga berwarna
kekuningan. Wulung dalam bahasa jawa memiliki arti ungu muda hingga pink
(Mansur, 2017).
Kelapa wulung diklaim punya khasiat khusus untuk mengobati berbagai
jenis penyakit. Hal tersebut dimungkinkan karena dalam kelapa tersebut
terkandung sejumlah zat penting seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, dan asam
amino. Bahkan kandungan tanin (zat anti racun) di dalam air kelapa wulung
lebih tinggi dari yang terdapat pada kelapa jenis lainnya. Karena itu sudah
sejak dahulu masyarakat menggunakan air kelapa ini untuk mengobati
keracunan. Bahkan air kelapa wulung juga diyakini dapat mengobati penyakit
Flu Singapura (Xiang. 2014)
Menurut Barlina (2004) berdasarkan hasil analisis kimia daging buah
kelapa muda kadar air cukup tinggi di atas 80% dan keddar lemak di atas 5%.
Fikz dibandingkan dengan prisluk tanaman, hortikultura, maka-kadar air,
lemak dan protein daging buah kelapa muda mendekati komposisi buah
alpokat, yakni kadar air 84,3%, lemak 6,5% dan protein 0.9%
Air kelapa muda mengandung kalium yang dapat menjaga dinding
pembuluh darah tetap elastis, mengurangi penyempitan pembuluh darah
sehingga pembuluh darah menjadi lebar, mengurangi sekresi renin,
menurunya aldosteron dan mempunyai efek dalam pompa Na-K yaitu kalium
dipompa dari cairan ekstraseluler ke dalam sel, dan natrium dipompa keluar.
Sehingga kalium dapat menurunkan tekanan darah (Fahriza, 2014).
Dalam sebuah buku Perma Culture Plants di tahun 2004 menyebutkan
kandungan senyawa yang di miliki gula aren berfungsi untuk membantu
menjaga dan membersihkan saluran sistem pencernaan mulai dari tenggorokan
hingga ke lambung. Dengan kandungan riboflavin yang di miliki gula kelapa
dapat membantu melancarkan proses metabolisme dalam sistem pencernaan
dan mengoptimalkan fungsi sel hingga menghasilkan energi yang bertahan
lama bagi tubuh (Anonim : Syamsul Anwar Maulana, 2015).
Sabut kelapa mengandung senyawa metabolit sekunder yang dapat
digunakan sebagai antibakteri. Menurut Silva et.,al (2013) ekstrak air sabut
kelapa terdapat beberapa senyawa seperti asam elagat, asam galat, tanin, dan
katekin. Kandungan tanin dan asam galat pada air sabut kelapa dapat
digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Ekstrak etanol 95% sabut kelapa berbagai umur mulai dari yang kelapa muda,
setengah tua, dan tua memiliki daya hambat terhadap bakteri Escherichia coli
dan S. aureus. Sabut kelapa muda memiliki aktivitas antibakteri untuk bakteri
E. coli dan S. aureus lebih besar dibanding sabut kelapa yang tua dan setengah
tua.
Menurut Alkawi dkk (2021) buah kelapa gading kuning yang dibakar
dapat digunakan sebagai obat alami untuk menyembuhkan penyakit jantung
dan sebagai penawar racun. Selain itu kelapa gading kuning sering digunakan
untuk obat batuk. Dari penelitian diketahui bahwa infusum kulit batang kelapa
gading kuning mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan Candida
albicans pada konsentrasi 37% v/v. Selain itu, secara fitokimia ekstrak air
kulit batang kelapa gading kuning memiliki kandungan senyawa flavonoid,
tanin dan kuinon
Beragam kandungan inilah yang membuat air kelapa memiliki banyak
manfaat untuk tubuh. Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan
mengonsumsi air kelapa, meliputi:
1. Mencegah dehidrasi
Mengonsumsi air kelapa, terutama dari kelapa muda yang memiliki
kandungan air lebih banyak, diketahui dapat membantu memenuhi kebutuhan
cairan tubuh. Hal ini tentunya dapat mencegah tubuh kekurangan cairan yang
bisa memicu terjadinya dehidrasi.
Selain mencegah kekurangan cairan, air kelapa juga bisa menggantikan
cairan atau elektrolit yang hilang apabila dehidrasi disebabkan oleh kondisi
tertentu, misalnya diare atau muntah berlebihan.
2. Mencukupi kebutuhan elektrolit
Air kelapa mengandung sejumlah elektrolit yang penting untuk tubuh,
termasuk natrium, kalium, kalsium, dan magnesium. Elektrolit sendiri adalah
zat mineral yang berfungsi untuk mendukung aktivitas sel dan jaringan tubuh
serta menjaga kadar cairan tubuh tetap seimbang. Ketika Anda mengonsumsi
air kelapa, secara tidak langsung kebutuhan harian elektrolit di dalam tubuh
Anda pun akan terpenuhi.
3. Mencegah dan mengatasi sembelit
Berkat manfaat memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit di dalam tubuh,
air kelapa juga bisa digunakan sebagai obat alami untuk mengatasi sembelit.
Pasalnya, jumlah air dan elektrolit yang seimbang di usus bisa membuat
kotoran menjadi lebih lunak dan mudah dikeluarkan.
Tak hanya itu, air kelapa juga memiliki efek pencahar alami sehingga
dapat melancarkan BAB. Namun, Anda disarankan untuk minum air kelapa
secukupnya karena terlalu banyak konsumsi air kelapa justru bisa
menyebabkan diare.
4. Meningkatkan stamina tubuh
Konsumsi air kelapa diketahui dapat meningkatkan stamina tubuh. Hal ini
karena air kelapa mengandung karbohidrat dalam bentuk gula alami yang
mudah dicerna oleh tubuh untuk menghasilkan serta meningkatkan energi.
Dengan begitu, Anda pun bisa lebih bersemangat dalam menjalani aktivitas.
Berkat manfaat yang satu ini, air kelapa sering dikonsumsi oleh para atlet agar
stamina mereka tetap terjaga ketika sedang bertanding.
5. Menjaga daya tahan tubuh
Manfaat air kelapa dalam menjaga daya tahan tubuh berasal dari sifat
antioksidan yang dimilikinya. Selain itu, air kelapa juga mengandung vitamin
C yang baik untuk mendukung imunitas tubuh. Suatu riset menemukan bahwa
sifat antioksidan pada air kelapa mampu melindungi tubuh dari
paparan radikal bebas penyebab penyakit. Namun, tak hanya dengan air
kelapa, Anda juga perlu menjalani pola makan sehat, tidur yang cukup, dan
mengontrol stres guna memperkuat imunitas tubuh.
6. Menurunkan tekanan darah
Manfaat lainnya dari air kelapa adalah menurunkan tekanan darah.
Manfaat ini diperoleh dari kandungan kalium di dalam air kelapa yang dapat
membantu menstabilkan tekanan darah pada penderita darah tinggi.
7. Mencegah penyakit batu ginjal
Penyakit batu ginjal terjadi ketika zat kimia di dalam urine mengendap dan
mengeras membentuk kristal di dalam ginjal. Kondisi ini perlu diwaspadai
sebab batu ginjal yang telah terbentuk akan menimbulkan rasa sakit ketika
dikeluarkan melalui saluran kemih.
Sebuah studi menyebutkan bahwa air kelapa dapat mencegah penumpukan
kristal yang menempel pada ginjal dan bagian lain dari saluran kemih. Hal ini
menjadikan air kelapa diyakini efektif untuk mencegah batu ginjal.
8. Menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung
Air kelapa juga dipercaya memiliki efek untuk menurunkan kadar
kolesterol jahat (LDL) di dalam darah. Efeknya, penumpukan lemak yang
menjadi salah satu faktor risiko penyakit jantung dan serangan jantung pun
dapat berkurang.

2.3 Jagung

Tanaman jagung merupakan tanaman bersari silang. Tanaman jagung di


negara Meksiko, dijadikan sebagai bahan pangan sumber serealia dan kalori
dimana 72% dari total produksi jagung diperuntukan bagi penyediaan tortilla
chips yang merupakan makanan khas Meksiko (Rooney dan Salvidar, 1987).
Kedudukan taksonomi jagung adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Class : Angiosperm
Ordo : Graminales
Famili : Gramineae
Genus : Zea L.
Spesies : Zea mays L. (Astawan dan Wresdiyati, 2004).
Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan
berbiji tunggal (monokotil) (BPK, 2004). Menurut Bellfield dan Brown
(2008), Morfologi tanaman jagung adalah sebagai berikut: Biji Biji jagung
dikenal sebagai kernel dimana terdiri dari tiga bagian utama yaitu dinding sel,
endosperm dan embrio. Daun terbentuk dari pelepah daun dan menutupi
hampir semua batang jagung. Batang Batang beruas-ruas dengan jumlah 10-40
ruas. Akar Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal,
koronal dan akar udara. Bunga Terdiri dari bunga jantan dan betina, dengan
letak terpisah. Bunga jantan terletak pada malai bunga (di ujung tanaman)
sedangkan bunga betina terdapat pada tongkol jagung.
Salah satu sifat organoleptik khas tortilla chips adalah warna kuning
keemasan karena pada umumnya jagung yang digunakan adalah jagung
kuning (Istinaroh, 2009). Kandungan gizi pada jagung kuning tidak hanya
berupa karbohidrat, protein dan serat tetapi juga vitamin A (karotenoid) dan 7
vitamin E (Inglett, 1987). Menurut Suhardjo (1992), vitamin sebagai zat gizi
mikro pada jagung, dapat berperan sebagai antioksidan alami dalam
meningkatkan imunitas dengan menghambat kerusakan degeneratif.
Petunjuk-petunjuk arkeologi mengarah pada budidaya jagung primitif di
bagian selatan Meksiko, Amerika Tengah, sejak 7000 tahun lalu. Sisa-sisa
tongkol jagung kuno yang ditemukan di Gua Guila Naquitz,
Lembah Oaxaca berusia sekitar 6250 tahun; tongkol utuh tertua ditemukan di
gua-gua dekat Tehuacan, Puebla, Meksiko, berusia sekitar 3450 SM.
Teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun
yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4000 tahun
yang lalu. Pada saat inilah berkembang jagung yang beradaptasi dengan suhu
rendah di kawasan Pegunungan Andes. Sejak 2500 SM, tanaman ini telah
dikenal di berbagai penjuru Benua Amerika. Kedatangan orang-orang Eropa
sejak akhir abad ke-15 membawa serta jenis-jenis jagung ke Dunia Lama, baik
ke Eropa maupun Asia.

Beragam Manfaat Jagung bagi Kesehatan


Di dalam satu buah jagung atau setara dengan 100 gram biji jagung
terdapat sekitar 80–100 kalori. Selain itu, jagung juga mengandung beragam
nutrisi, seperti serat, protein, karbohidrat, mineral, dan vitamin. Jagung pun
memiliki beragam antioksidan, termasuk asam fenolat, zeaxanthin, antosianin,
dan lutein.
Karena beragam kandungan nutrisinya, ada beberapa manfaat jagung yang
dapat diperoleh, antara lain:
1. Melancarkan saluran cerna
Jagung kaya akan serat yang bermanfaat untuk melancarkan pencernaan.
Konsumsi makanan tinggi serat dapat mendorong pertumbuhan bakteri baik di
usus, mencegah sembelit, mengurangi risiko terkena wasir, dan menurunkan
risiko terjadinya kanker usus besar.
2. Memelihara kesehatan mata
Jagung mengandung antioksidan zeaxanthin dan lutein. Jenis nutrisi ini
dikenal baik untuk menjaga kesehatan mata. Beberapa studi menunjukkan
bahwa rutin mengonsumsi jagung dapat mengurangi risiko terjadinya
gangguan mata terkait penuaan, seperti degenerasi makula dan katarak.
3. Meningkatkan kepadatan tulang
Jagung juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang. Di dalam
100gram jagung terdapat sekitar 500 mg fosfor. Jumlah ini hampir memenuhi
kebutuhan harian fosfor orang dewasa. Fosfor sendiri merupakan nutrisi yang
baik untuk meningkatkan kepadatan serta kekuatan tulang dan gigi.
4. Mencegah depresi
Manfaat jagung dalam mencegah depresi diperoleh berkat kandungan
magnesium di dalamnya. Jenis mineral yang satu ini dapat menjaga kesehatan
dan fungsi otak sekaligus menjaga suasana hati. Kadar magnesium yang
rendah dalam tubuh diketahui dapat meningkatkan risiko terkena depresi.
5. Mengendalikan tekanan darah
Kandungan mineral kalium dan magnesium serta antioksidan pada jagung
juga baik untuk mengontrol tekanan darah. Oleh karena itu, mengonsumsi
jagung secara rutin dapat mencegah penyakit darah tinggi atau hipertensi.
Namun, hindari menambahkan garam secara berlebihan saat mengonsumsi
jagung, sebab asupan garam yang berlebihan justru dapat meningkatkan
tekanan darah.

6. Menangkal radikal bebas


Jagung mengandung banyak antioksidan dan vitamin C yang baik untuk
menjaga tubuh tetap sehat. Antioksidan berperan dalam menangkal
efek radikal bebas yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit dan
penuaan dini.

2.4 Pandan Wangi

Berikut ini merupakan klasifikasi dari pandan wangi (Pandanus


amaryllifolius):
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Arecidae
Bangsa : Pandanales
Suku : Pandanacea
Marga : Pandanus
Spesies : Pandanus amaryllifolius
Indonesia negara tropis memiliki beraneka tanaman yang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Masyarakat indonesia sejak jaman
dahulu telah mengenal dan memanfaatkan tanaman yang mempunyai khasiat
obat atau menyembuhkan penyakit. Tanaman tersebut dikenal dengan sebutan
tanaman obat tradisional atau obat herbal. Salah satu tanaman tersebut adalah
daun pandan wangi (Pandanus ammaryllifolius) (Dalimarta, 2008).
Daun Pandan Wangi Pandan wangi (Pandanus ammaryllifolius) atau biasa
disebut pandan saja adalah jenis tanaman monokotil dari famili Pandanaceae.
Daunnya merupakan komponen penting dalam tradisi masakan Indonesia di
negara-negara Asia tenggara lainnya. Dibeberapa daerah tanaman ini dikenal
dengan berbagai nama antara lain: Pandan Rampe, Pandan Wangi (Jawa),
Seuke Bangu, Pandan Jau, Pandan Bebau, Pandan Rempai (Sumatra),
Pondang, Ponda, Pondago (Sulawesi), Kelamoni, Haomoni, Kekermoni,
Ormon, Foni, Pondak, Pondaki, Pudaka (Maluku), Pandan arrum (Bali),
Bonak (Nusa Tenggara) (Rohmawati, 1995).
Pandan wangi merupakan tanaman perdu, tingginya sekitar 1-2 m.
Tanaman ini mudah dijumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi
selokan yang teduh. Batangnya bercabang, menjalar, pada pangkal keluar akar
tunjang. Daun pandan wangi berwarna hijau, di ujung daun berduri kecil,
kalau diremas daun ini berbau wangi. Daun tunggal dengan pangkal memeluk
batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun tipios, licin, ujung
runcing, tepi rata, bertulang sejajar. Panjang 40-80 cm, lebar 3-5 cm dan
berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-
ujungnya. Beberapa varietas memiliki tepi daun yang bergigi (Dalimarta,
2008).
Daun pandan wangi banyak memiliki manfaat, sebagai rempah-rempah
dalam pengolahan makanan, pemberi warna hijau pada masakan, dan juga
sebagai bahan baku pembuatan minyak wangi. Daunnya harum jika diremas
atau diirisiris. Selain itu daun pandan wangi juga memiliki banyak manfaat
dalam bidang pengobatan antara lain:
1. Pengobatan lemah saraf
2. Pengobatan rematik dan pegel linu
3. Menghitamkan rambut dan mengurangi rambut rontok
4. Menghilangkan ketombe
5. Penambah nafsu makan
6. Mengatasi hipertensi

Hasil pemeriksaan terhadap kandungan kimia daun pandan wangi


(Pandanus ammaryllifolius) menunjukkan bahwa daun tanaman tersebut
mengandung flavonoid, polifenol, tanin, saponin, minyak atsiri dan alkaloid
(Dalimarta, 2008)

2.5 Acalypa wilkesiana

Kingdom : Plantae
Kelas : Tracheophytes
Sub-kelas : Angiosperms
Bangsa : Eudicots
Suku : Rosids
Order : Malpighiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Acalypha
Species : A. wilkesiana
Tanaman genus Acalypha sebagian besar tersebar di daerah Asia dan
Afrika (Ahmed et al., 2012). Acalypha merupakan genus terbesar keempat
dari suku Euphorbiaceae dapat ditemukan di semua bagian daerah tropis
(Saha dan Ahmed, 2011). Menurut The Plant list (diakses pada 2 Mei 2020)
saat ini ditemukan 1.304 nama tanaman dalam genus Acalypha, di antaranya
477 spesies yang diterima, 793 sinonim dan 34 belum dapat diterima.
Penggunaan secara tradisional beberapa tanaman genus Acalypha digunakan
di negara India sebagai penyakit kulit (Mohan et al., 2012), di Malaysia
digunakan sebagai diuretik, laksatif dan antipiretik (Wiart et al., 2004),
Bangladesh bagian daun, akar dan biji sebagai diare (Das et al., 2005) dan
Indonesia seperti di Sumatera, Jawa dan Sulawesi (Sagun et al., 2010).
Tanaman ini banyak menyebar di daerah Hindia Timur dan Pasifik,
merupakan tanaman tropis yang sering ditanam sebagai tanaman hias dan
tanaman pagar. Ekstrak daunnya juga sudah dijadikan salep untuk mengatasi
masalah jamur pada kulit. Selain itu, tunas muda tanpa bunganya dapat
dimasak sebagai sayuran. Tumbuh di daerah beriklim tropis dan subtropis,
dengan sinar matahari penuh (6 jam atau lebih), kadar air tanah sedang, tanah
lembap, memiliki drainase yang baik, suhu 16 °C. Akar tunggang berwarna
cokelat. Batang tegak berkayu, bulat halus, ranting berambut, cabang
simpodial.
Daun tunggal berseling, lonjong, tepi bergerigi, ujung meruncing,
berbintik, tulang menyirip, warna hijau krim atau merah, berambut, bentuk
ada yang mendatar ada yang melengkung. Bunga majemuk, bentuk bulir,
berkelamin dua, kelopak bentuk mangkok, kecil, warna hijau, biasa
tersembunyi di balik daun. Buah kotak beruang tiga, berambut, merah.
Biji berbentuk ginjal, hitam.
Budidayanya dengan perbanyakan secara generatif (biji) maupun vegetatif
(stek batang). Akalifa merupakan tanaman yang mudah tumbuh. Hasil stek
batang sebaiknya ditanam di pot yang lebarnya 2 kali lipat dari panjang akar
yang terbentuk. Kandungan kimia dalam tanaman ini meliputi Saponin,
flavonoid, tanin, polifenol, alkaloid, korilagin, asam galat, monoterpen,
seskuiterpen, steroid, flobatanin, geranin, phytate, terpenoid. Berkhasiat
untuk antidiabetes, antibakteri, obat diare, infeksi saluran cerna, infeksi jamur
di kulit, pegal linu, menurunkan demam, hipertensi, mengobati batuk darah,
sariawan, rematik, radang, dan pembengkakan.

BAB III
REVIEW JURNAL

3.1. Tanaman Agloenema

Salah satu tanaman hias yang digemari masyarakat adalah tanaman


Aglaonema. Aglaonema ini memiliki nama lain yaitu Sri Rejeki. Tanaman
Aglaonema atau Sri Rejeki merupakan tanaman hias daun yang dapat hidup
pada wilayah beriklim tropis, hal tersebut menyebabkan tanaman ini tidak
asing bagi masyarakat Indonesia. Tanaman hias Aglaonema memiliki sekitar
30 jenis di Indonesia, salah satu varian hasil persilangan Greg Hambali yang
terkenal dimiliki oleh Indonesia adalah varian Pride of Sumatera yang
merupakan peraih juara II pada kategori tanaman hias indoor dalam ajang
Floriade di Belanda (Puspitasari 2010).
Ramuan tradisional untuk membersihkan noda pada kulit (Siapkan 10 g
daun segar akalifa. Cuci daun kemudian tambahkan kapur dan gambir sedikit.
Tumbuk hingga halus kemudian oleskan pada noda-noda kulit). Demam
(Daun akalifa secukupnya. Cuci hingga bersih. Rebus hingga mendidih.
Angkat daun dan dinginkan. Usapkan ke seluruh tubuh sambil dipijat).
Meringankan reumatik, radang dan pembengkakan (Daun akalifa segar,
dipanaskan. Secara eksternal ditempelkan pada bagian yang sakit).

3.2. Kelapa
Golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak sabut
kelapa gading kuning adalah tanin, fenol dan flavonoid. Pemberian variasi
konsentrasi ekstrak sabut kelapa gading kuning dapat mempengaruhi
diameter zona hambat, dimana semakin tinggi ekstrak sabut kelapa maka
semakin besar juga zona hambat yang dihasilkan. Ekstrak sabut kelapa
gading kuning memiliki daya hambat tertinggi terhadap bakteri A. hydrophila

3.3 Jagung
Hasil skrining fitokimia tanaman jagung (Zea mays L.) ekstrak daun
mengandung senyawa saponin dan flavonoid; ekstrak daun pembungkus
hanya mengandung senyawa alkaloid; ekstrak batang mengandung senyawa
alkaloid dan saponin; sedangkan ekstrak rambut mengandung senyawa
alkaloid dan flavonoid. Aktivitas antioksidan dari tanaman jagung yang
paling tinggi terdapat pada ekstrak daun kemudian ekstrak batang, ekstrak
daun pembungkus dan ekstrak rambut.

3.4 Pandan Wangi


Pandan wangi terbukti memiliki berbagai aktivitas farmalogi seperti
antibakteri, antidiabetes, antikanker, dan antioksidan. Aktivitas terbanyak
ditemukan menggunakan ekstrat etil asetat.

3.5 Tanaman Acalypa wilkesiana


Tanaman sablo Acalypha wilkesiana Müll.Arg mempunyai banyak
kandungan kimia yang memiliki manfaat farmakologi terutama pada senyawa
aktif flavonoid yang sangat melimpah dari tanaman sablo yang bermanfaat
sebagai agen antikanker serviks.
BAB 1V
KESIMPULAN

Berdasarkan penulisan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa tanaman-


tanaman yang sering terlihat di pekarangan rumah tinggal bisa dimanfaatkan
menjadi obat. Selain memperkaya biodiversitas dan keragaman di
pekarangan rumah untuk memperindah dan mempercantik pekarangan,
tanaman-tanaman tersebut bisa dijadikan bahan obat keluarga disaat darurat.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, A. 2021. Penggunaan dan Nilai Ekonomi dari Tanaman Aglaonema sp. di
Kalangan Pedagang Tanaman Hias Sekitar Cengkareng dan Pulo Gadung.
Jurnal Bios Logos Vol. 11 No.2,

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Tanaman obat Indonesia :


Tapak Dara

Dinas Perkebunan. 2019. Budidaya Kelapa Hibrida

Dewanti, N. I. dan Sofian, F. F. 2017. REVIEW ARTIKEL: AKTIVITAS


FARMAKOLOGI EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus
amaryllifolius Roxb.). Jurnal Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 2
Fachiroh, Z., Hidayatim I., Jariyah, I. A. 2021. Antibacterial Effectiveness of
Gading Kuning Coconut Extract (Cocosnucifera var. Eburnea) in
Aeromonas hydrophila Bacteria In Vitro. ndonesian Journal of
Biotechnology and Biodiversity Volume 5, Issue 2. page 69 – 77
Gun Mardiatmoko, M. A. (2018). Produksi Tanaman Kelapa (Cocos Nucifera L).
Ambon: Badan Penerbit Fakultas Pertanian Universitas Patimura.

Leman. 2021. Aglaonema. Penebar swadaya. Jakarta. 68 hal.

Mardiatmoko, G. (2018). Produksi Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.).17-


26Hasibuan, L. 2020. Jangan Salah ini 5 Cara Merawat Tanaman Hias
Aglonema.http://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20201014145153331943
31/jangan-salah-ini-5-cara-merawat-tanaman-hias-aglonema.

Mardiatmoko, G., & Ariyanti, M. (2018). Produksi Tanaman Kelapa (Cocos


nucifera L.). Badan Penerbit Fakultas Perkebunan Universitas Pattimura.

Mosiraha: Jurnal Pengabdian Farmasi (Volume 1, Nomor 1, 2023) Hal. 12-19

Pangemanan, D. A., Suryanto, E., Paulina V. Y., Yamlean. 2020. SKRINNING


FITOKIMIA, UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TABIR SURYA PADA
TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.). Jurnal PHARMACON. Vol 9(2)
Paraswati, dan Subarnas, Anas. 2018. REVIEW: AKTIVITAS TANAMAN SABLO
(Acalypha wilkesiana Müll.Arg.) SEBAGAI ANTIKANKER SERVIKS. Jurnal
Farmaka Suplemen Volume 16 Nomor 2
Rahmah, F. 2019. Pengaruh Vitamin B1 (Thiamine) dan Media Tanam Terhadap
Perbanyakan Tanaman Hias (Aglaonema butterflyL.) Secara Vegetatif
Sebagai Sumber Belajar Biologi. Universitas Muhamadiyah Malang

Rahman, E., L. H. Maria, dan T. Yomi. 2012. Perbanyakan Tanaman secara


Vegetatif. Fakultas Pertanian. Universitas Jambi.
Sumarni Ni Ketut., Rahmawati., Syamsuddin dan Ruslan. 2019. Daya Hambat
Ekstrak Etanol Sabut Kelapa (Cocos nucifera Linn) Terhadap Pertumbuhan
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Pada Tahu. Jurnal Kimia
Mulawarman. Vol.17(1): 45-51.
Widiastuti, H. 2021. Pemula Wajib Tau, Ini Ciri – Ciri Tanaman Aglonema
Tumbuh Sehat dan Subur. https://kids.grid.id/amp/472750101/pemulawajib-
tahu-ini-ciri-ciri-tanaman-aglonema-tumbuh-sehat-dansubur?page=3.
Thesis.
Zega, Solomasi,. T. 2021. SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS
ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN TUMBUHAN SIMARGAOLGAOL
(Aglaonema modestum Schott ex Engl). Undergraduate thesis, UNIMED.
.
LAMPIRAN

Jurnal Agronema
Jurnal Kelapa
Jurnal Jagung
Jurnal Pandan Wangi
Jurnal Acalypa wikesiana

Anda mungkin juga menyukai