Anda di halaman 1dari 4

POSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal.

26 - 29 ISSN : 2301-4970

Pemanfaatan Abu Kerak Boiler Hasil Pembakaran Limbah Kelapa Sawit Sebagai
Pengganti Parsial Pasir pada Pembuatan Beton
Epi Prianti1), Mariana Bara’allo Malino1)*, Boni Pahlanop Lapanporo1)

1)Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Tanjungpura


Jl.Prof.Dr.H.Hadari Nawawi Pontianak
*Email: marianabaraallomalino@physics.untan.ac.id

Abstrak

Telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan abu kerak boiler hasil pembakaran limbah kelapa sawit
sebagai bahan pengganti parsial pasir pada pembuatan beton. Pembuatan beton dilakukan dengan
memvariasikan kandungan kerak boiler pada komposisi campuran beton 0%, 5%, 10%, 15%, 25%, 50%
dan 100%. Pengujian terhadap pasir dan abu kerak boiler meliputi uji XRF, massa jenis, penyerapan air
dan kadar lumpur. Pengujian komposisi kimia dari SiO2,CaO dan Al2O3 pada pasir dan abu kerak boiler
menggunakan XRF. Hasil analisis menunjukkan kuat tekan optimum beton dengan komposisi yang
mengandung abu kerak boiler 25% yakni 17,83 MPa. Hasil optimum dari penelitian untuk beton yang
diuji tergolong dalam standar mutu tipe beton 225 yang dapat diaplikasikan pada pengecoran bangunan-
bangunan seperti landasan lapangan terbang, gedung bertingkat dan pengecoran jalan.
Kata Kunci :abu kerak boiler, beton, kuat tekan, uji XRF, kelapa sawit

1. Latar Belakang tersebut adalah senyawa kapur. Hasil yang


Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah diperoleh Jamizar (2013) yang menggunakan
satu penghasil kelapa sawit terbesar di abu kerak boiler sebagai substitusi semen
Indonesia dengan luas area mencapai 5,02 juta menunjukkan nilai kuat tekan justru mengalami
hektar dan dengan jumlah produksi buah penurunan dan kuat tekan maksimum terjadi
kelapa sawit mencapai 1.007.985 ton pertahun. pada penambahan 25% abu kerak boiler
Produksi kelapa sawit selain menghasilkan dengan nilai kuat tekan 11,3 MPa.
minyak juga menghasilkan produk samping Variabel penelitian yang diambil adalah
berupa limbah kelapa sawit. Limbah yang kadar abu kerak dalam campuran dengan
dihasilkan dari pengolahan kepala sawit sekitar komposisi adukan antara semen, pasir dan
60 % dari jumlah produksi buah kelapa sawit kerikil mengacu pada komposisi beton tipe 175
(Mulia, 2007). yang diproduksi oleh PT. Duta Indo Lestari.
Hasil pembakaran limbah kelapa sawit Parameter-parameter yang diujikan adalah kuat
menyisakan produk samping seperti abu layang tekan, massa jenis pasir, massa jenis kerikil,
sebesar kurang lebih 100 kg/minggu dan abu massa jenis abu kerak, komposisi kimia pasir
kerak boiler sekitar lebih 3 sampai dengan 5 dan komposisi kimia abu. Kuat tekan mortar
ton/minggu (Mulia, 2007). Sisa pembakaran umumnya berkisar antara 3 MPa sampai 17 MPa
abu kerak boiler yang relatif banyak tersebut dengan massa jenis antara 1,80-2,20 g/cm3
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengganti (Tjokrodimuljo, 1998).
pada batako. Hal tersebut dikarenakan
kandungan yang terdapat pada abu kerak hasil 2. Metodologi
pembakaran boiler dari cangkang kelapa sawit Alat dan Bahan
mengandung unsur kimia SiO2 31,45 %, dan Alat-alat yang digunakan adalah ayakan
CaO 15,2% dan Al 2O3 sebanyak 1,6% (Jamizar, agregat, penumbuk, cetakan beton ukuran 15x
2013). Menurut Tjokrodimuljo (1998) abu kerak 15x15cm, gelas ukur, neraca ohaus, batang
boiler cangkang kelapa sawit mengandung silika pemadat, labu erlenmeyer dan sieve saccer. Alat
yang tinggi yakni sekitar 89,9 %. pengujian yang digunakan adalah alat uji tekan,
Menurut Mulia (2007) kandungan SiO2 mesin pengetar (sieve saccer) yang digunakan
pada pasir mencapai 90 % oleh karena itu untuk uji agregat halus dan uji berat jenis.
penelitian ini akan mengkaji tentang Bahan-bahan yang digunakan adalah air, abu
pemanfaatan abu kerak sebagai bahan kerak boiler kelapa sawit, semen, pasir dan
pengganti parsial pasir pada pembuatan beton. kerikil.
Jika hendak digunakan sebagai bahan subtitusi
Penentuan kandungan abu kerak boiler dan
semen, suatu material haruslah mengandung
pasir menggunakan XRF
senyawa kapur dalam jumlah yang relatif besar
Analisis kandungan abu kerak boiler dan
karena pada dasarnya semen berfungsi sebagai
pasir menggunakan instrumen XRF
pengikat dan yang terutama menjalankan fungsi
merk PANalytical tipe minipal 4.

26
POSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal. 26 - 29 ISSN : 2301-4970

Pengujian Mutu Pasir dengan  adalah tegangan (Pa), F adalah gaya


Penentuan massa jenis pasir diperoleh beban (N), dan A adalah luas penampang (m2).
dengan cara menguji erlenmeyer dengan 500
gram agregat halus kemudian diisi air hingga Pembuatan Beton
agregat berada dalam keadaan saturated and Pembuatan adukan beton dilakukan
surface-dry (SSD). Erlenmeyer diaduk hingga dengan memvariasikan komposisi abu boiler
tidak terdapat gelembung udara kemudian dalam campuran. Semua bahan yang telah
ditambahkan air hingga batas maksimum. dimixer dimasukkan ke dalam cetakan yang
Erlenmeyer yang telah berisi air dan pasir berukuran 15 x 15 x 15 cm, dipadatkan
direndam dalam bak perendaman selama 24 menggunakan alat pemadat beton dan hasilnya
jam dan selanjutnya ditimbang, dikeringkan kemudian dikeluarkan dari cetakan. Beton
dalam oven dengan suhu 120°C, didinginkan dan kemudian direndam di dalam air selama masa
ditimbang kembali untuk mendapatkan bobot perawatan yaitu 28 hari. Komposisi abu kerak
boiler dalam pencampuran beton seperti
kering. Masaa jenis pasir dihitung menggunakan
ditunjukkan dalam Tabel 1 dengan faktor air
persamaan 1 (Brigita, 2012). semen adalah 0,72 g/cm3.
= (1)
+ − Tabel 1 Komposisi adukan beton
dengan A adalah bobot kondisi SSD (saturted
and surface dry), B adalah bobot piknometer + Tipe Komposisi Adukan PC:A:P:K
air + contoh SSD saturted and surface dry) , C Adukan
adalah berat piknometer + air Serta D adalah I 1: 0: 2 :3
bobot kering yang dinyatakan dalam gram. II 1: 0,1: 1,9: 3
Penentuan kadar lumpur pada pasir yang III 1: 0,2: 1,8: 3
mengacu pada ASTM C117-30 yaitu pasir yang IV 1: 0,3: 1,7: 3
telah dikeringkan sebanyak 500 gram, dicuci V 1: 0,5: 1,5: 3
dan ditiriskan lalu dipanaskan dalam oven pada VI 1: 1: 1: 3
suhu 120°C. Kadar lumpur ditentukan VII 0: 1: 2: 3
berdasarkan Persamaan 2 (Brigita, 2012). dengan PC adalah semen portland, A adalah abu

= 100% (2) kerak boiler dan P adalah pasir serta K adalah
kerikil.
dengan A adalah bobot awal agregat (g) dan B
adalah bobot akhir agregat yang telah dicuci (g). 3. Hasil dan Pembahasan
Analisa gradasi yaitu pasir sebanyak 500
Karakterisasi Pasir
gram dimasukkan kedalam ayakan. Standar
Karakterisasi pada pasir bertujuan untuk
lolos ayakan bagi pasir adalah 3,75 mm.
mengetahui karakteristik pasir sehingga dapat
Pengujian mutu abu kerak boiler diketahui kualifikasi pasir yang berpengaruh
Pengujian mutu abu kerak boiler mengacu terhadap mutu beton. Karakterisasi pasir
pada pengujian yang dilakukan pada pasir yaitu berupa penentuan senyawa utama yang
penentuan massa jenis menggunakan dianalisis menggunakan X-Ray Fluoroscence
Persamaan 1, penentuan kadar lumpur (XRF), kadar air, massa jenis, kadar lumpur dan
berdasarkan Persamaan 2 dan analisis gradasi. penggradasian pasir.
Hasil penentuan kandungan senyawa utama
Pengujian Bata Beton dalam pasir menggunakan XRF dapat dilihat
Pengujian serapan air yang mengacu pada Tabel 2.
pada Naibaho, 2009 : SNI, 1996. Beton yang
sudah berumur 28 hari dibersihkan dari Tabel 2 Kandungan senyawa utama dalam pasir
kotoran, kemudian ditimbang dan dicelupkan ke Senyawa Kandungan (%)
dalam wadah yang berisi air selama 48 jam. SiO2 57.7
Sampel kemudian dikeluarkan dari perendaman, Al2 O3 -
dilap dengan kain, dan ditimbang untuk CaO 1.54
mendapatkan nilai basah.
Uji tekan mengacu pada SNI, 1996. Beton Berdasarkan penentuan komposisi
ditekan hingga hancur dengan menggunakan kandungan senyawa utama pada pasir terlihat
mesin uji tekan. Penentuan kuat tekan beton bahwa SiO2 mempunyai komposisi yang relatif
dihitung menggunakan Persamaan 3. besar. SiO2 berfungsi sebagai bahan pengisi pada
pembuatan beton yang akan berpengaruh dalam
= (3)
kekuatan beton.

27
POSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal. 26 - 29 ISSN : 2301-4970

Hasil pengujian fine modulus, massa jenis, menyebabkan rongga udara yang terbentuk
kadar lumpur, penyerapan air pada pasir dapat semakin banyak.
dilihat pada Tabel 3.
Karakterisasi Abu Kerak Boiler
Tabel 3 Hasil uji mutu pasir sebagai agregat Karakterisasi awal terhadap abu kerak boiler
halus bertujuan untuk mengetahui karakteristik abu
Parameter Satuan Hasil Persyaratan sehingga dapat dipakai sebagai perbandingan
Fine % 3,18 2,3 – 3,1 kualitas pasir yang diujikan.
modulus Tabel 3 menunjukkan kandungan SiO2,
Massa jenis g/cm3 2,60 >2,5 Al2O3, dan CaO yang terkandung pada abu kerak
Kadar % 1,5 <5% boiler yang diperlukan dalam pembuatan beton.
lumpur Abu kerak boiler dapat digunakan sebagai bahan
Penyerapan % 0,42 <1% pengganti pasir dalam pembuatan beton karena
air memiliki senyawa yang berperan dalam
pembuatan beton.
Sumber persyaratan: Samekto dan Rahmadiyato 200
1 ; ASTM C117-30; ASTM C128-93; ASTMC33-92a Tabel 4 Kandungan senyawa utama pada abu
kerak boiler
Analisis gradasi pada pasir bertujuan Senyawa Kandungan (%)
mengetahui pembagian setiap butir pasir yang SiO2 29,9
akan digunakan dalam pencampuran beton.
Al2O3 1,9
Analisis ini menggunakan ayakan mulai dari
ukuran 38 mm sampai 0,15 mm. Menurut Paul CaO 26,9
dan Atoni (2007) gradasi yang semakin padat SiO2 dalam abu merupakan senyawa dengan
akan menghasilkan beton yang lebih baik dan kandungan terbesar dibanding komponen
ekonomis. Hasil fine modulus yang dihasilkan utama yang lain, sehingga dapat difungsikan
adalah sebesar 3,18. Menurut ASTM C33-92a sebagai pengganti pasir untuk pengisi pada
nilai fine modulus yang baik digunakan yaitu pembuatan beton. Pasir dengan kandungan SiO2
berkisar antara 2,2-3,1 %. Pasir pada penelitian yang besar dapat digunakan sebagai pengikat.
lebih besar 0,08 % daripada yang disyaratkan
yaitu 3,1 %. Bisa digunakan dengan Tabel 5 Pengujian mutu abu kerak boiler
pertimbangan menunjukan kondisi nyata di bebagai agregat halus
lapangan 3,18 % memiliki tingkat kepadatan Parameter Satuan Hasil Persyaratan
yang relatif baik. Fine modulus % 3,65 2.3 – 3,1
Hasil penentuan massa jenis pasir pada Massa jenis g/cm3 2,11 >2,5
penelitian sebesar 2,60 g/cm3. Menurut ASTM Kadar % 3,6 <5%
C33-92 bahwa massa jenis pasir yang baik untuk lumpur
pencampuran beton adalah lebih dari 2,5 g/cm3 Penyerapan % 0,28 <1%
sehingga dapat dikatakan bahwa pasir yang air
digunakan dalam penelitian ini memiliki Sumber persyaratan: Samekto dan rahmadiyanto,
kerapatan molekul yang baik dan memenuhi 2001; ASTM C117- 30;ASTM C128-93;ASTMC33-92a.
klasifikasi sebagai bahan dasar pembuatan
beton. Fine modulus yang dihasilkan abu lebih
Menurut Samekto dan Rahmadiyanto (2001), besar 0,54%, dari syarat batas maksimum fine
kadar lumpur pada pasir tidak boleh melebihi modulus agregat. Fine modulus kurang dari
5%. Kadar lumpur yang lebih dari 5% 2,3% dapat dikategorikan sebagai lumpur dan di
mengakibatkan ikatan hidrogen pasta semen atas standar 3,1% dapat dikategorikan sebagai
dan pasir berkurang akibat pengaruh lumpur agregat kasar.
sebagai pengotor. Hasil kadar lumpur pada pasir Hasil massa jenis abu sebesar 2,11 g/cm3,
yang diperoleh adalah 1,5 % yang menunjukan lebih rendah dari massa jenis yang dimiliki
bahwa pasir yang digunakan untuk memenuhi pasir. Menurut ASTM C128-93, massa jenis yang
syarat dalam pembuatan beton. baik untuk pembuatan beton di atas 2,50 %
Penentuan penyerapan air pada pasir sehingga termasuk agregat kasar.
bertujuan mengetahui persentase air yang Pada penelitian yang dilakukan diperoleh
diserap pasir diukur terhadap berat kering pasir penyerapan air pada abu sebesar 0,28%. Nilai
tersebut. Menurut ASTM C33-92a penyerapan penyerapan air yang dihasilkan abu kerak boiler
air yang baik untuk beton tidak lebih dari 1% memenuhi syarat mencegah atau mengurangi
dan diperoleh pada analisa kadar air yaitu rongga kosong dalam beton.
0,42%. Penyerapan air yang melebihi 1 %

28
POSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal. 26 - 29 ISSN : 2301-4970

Pengujian Kuat Tekan diperoleh pada penelitian lebih besar dari pasir,
Hasil pengujian kuat tekan beton dapat sehingga menyebabkan pembentukan rongga
dilihat pada Gambar 1. udara di dalam beton.
20 17.48 17.83
16.3 4. Simpulan
Kuat Tekan (MPa)
14.36 15.57
15 1. Komposisi I, II, III, IV , V memenuhi standar
10.98 mutu 175 yaitu standar untuk kuat tekan 14
10 7.36 MPa.
2. Kuat tekan optimun diperoleh pada komposisi
5 V yaitu yang menggandung 25 % abu kerak
boiler dengan kuat tekan 17, 83 Mpa sesuai
0
standar mutu K225.
I II III IV V VI VII 3. Beton pada komposisi I sampai V dapat
Komposisi adukan diaplikasikan untuk pengecoran bagunan
Gambar 1 Hasil pengujian kuat tekan beton pada seperti gedung bertingkat dan pengecoran
sampel. jalan sedangkan komposisi VI dan VII bisa
diaplikasikan pada pengecoran lantai dasar
Hasil pada tabel menunjukkan kuat tekan yang bagunan.
di hasilkan semakin bertambah seiring
pertambahan abu kerak boiler hingga 25% (tipe Daftar pustaka
V). American Standart Testing And Material C33-
Beton dengan komposisi adukan I yang 92a, Spesifikasi Standar untuk Agregat
menghasilkan kuat tekan sebesar 14,36 MPa, Beton.
dapat diaplikasikan untuk pembuatan taman. Badan Standar Nasional.,1996 Standar Nasional
Komposisi adukan I merupakan beton dengan Indonesia 03-0691 Bata Beton.
mutu K175 sesuai standar PT. Duta Indo Lestari. Brigita, E., 2012, Penggunaan Lumpur Hasil
Beton dengan komposisi adukan tipe II Pengelolahan Perusahaan Daerah Air
menghasilkan kuat tekan beton 15,57 MPa, Minum (Pdam) Sebagai Bahan
dapat diaplikasikan untuk permukaan jalan, tipe Campuran Pembuatan Bata Beton,
III, IV dan V dapat diaplikasikan untuk Jurusan Kimia FMIPAUniversitas
pembuatan lantai dasar rumah, gedung Tanjungpura , Pontianak, (Skripsi).
bertingkat dan pengecoran jalan. Tipe VI dan Jamizar, Iskandar, G. R., dan Prima, Y.P., 2013,
VII hanya bisa diaplikasikan untuk pengecoran Pemanfaatan Abu Kerak Boiler
ringan dan tidak untuk menahan beban berat Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Bahan
seperti sebagai paving blok, untuk tempat Tambahan (Admixture) Semen
pejalan kaki (SNI, 1986). Terhadap Kuat Tekan Mortar ,Prodi
Tipe adukan V menghasilkan kekuatan beton Tehnik Sipil FT UNP, J. Teknik sipil
optimum yaitu 17,83 MPa. Kandungan senyawa 3(1).
SiO2 memegang peranan yang sangat penting Mulia, A., 2007, Pemanfaatan Tandan Kosong
dan dapat mempengaruhi kekuatan beton. dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai
Menurut Wiryasa (2008) batas maksimun Briket Arang, Universitas Sumutera ,
kandungan SiO2 yang terdapat pasir untuk Medan (Tesis).
pembuatan beton berkisar 30%, sehingga abu Naibaho, R., 2009, Pembuatan dan Karakterisasi
kerak boiler ini termasuk dalam agregat yang Paving Block Sebagai Beton dan
baik dan memenuhi standar pengganti parsial Kontruksi dengan Menggunakan
pasir. Campuran Oil Sludge dan Semen,
Berdasarkan komposisi kandungan kimia, Fakultas Magister Sains Universitas
abu kerak boiler lebih unggul dibandingkan Sumatera Utara, Medan.
pasir karena CaO dalam abu berperan Samekto, W., dan Rahmadiyanto, C., 200,
membantu semen sebagai bahan pengikat. Teknologi Beton, Kansius, Yogyakarta.
Demikian pula Al2O3 sangat berpengaruh dalam Tjokrodimuljo, K., 1992, Bahan Bagunan Dan
mempercepat pengerasan pada beton. Kontruksi Beton, Penerbit Keluarga
Penurunan kuat tekan beton terjadi pada tipe Besar Mahasiswa Teknik Sipil,
VI dan VII yaitu 10,98 MPa dan 7,36 MPa. Universitas Gajahmada.
Penurunan kuat tekan pada beton tersebut Wiryasa, N.M.A.; Sugita, I.N. dan Wedasana, A.S,
dipengaruhi oleh massa jenis dan kadar lumpur. 2008, Pemanfaatan Lumpur Lapindo
Kadar lumpur yang melebihi syarat dapat sebagai Bahan Substitusi Semen pada
menjadi pengotor beton yang mengakibatkan Pembuatan Paving Block, J. Ilmiah
ikatan hidrogen pasta semen dan pasir menjadi Tehnik Sipil.
berkurang. Selain itu Fine modulus abu yang

29

Anda mungkin juga menyukai