AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala : kelelamahan, kelelehan, malaise, cepat lelah. Insomnia, tidak tidur semalaman
karena diare. Merasa gelisah dan ansietas. Pembatasan aktivitas/kerja
sehubungan dengan efek proses penyakit
SIRKULASI
Tanda : Takikardia ( respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan nyeri).
Kemerahan, area ekimosis ( kekurangan vitamin k ). TD : Hipotensi, termasuk
postural. Kulit/membrane mukosa: Turgor kulit buruk, kering, lidah peca-
pecah (dehidrasi/malnutrisi).
INTEGRITAS EGO
Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi kesal, mis, perasaan tak berdaya / taka da harapan.
Fraktor stress akut/kronis. Mis. Hubungan dengan keluarga/pekerjaan,
pengobatan yang mahal. Faktor budaya-peningkatan prevelansi pada populasi
Yahudi.
ELIMINASI
Gejala: Tekstrur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair. Episode
diare berdarah tak dapat di perkirakan , hilang timbul, sering tak dapat di
control ( sebanyak 20-30 kali defekasi/hari) , perasaan dorongan/kram
(tanesmus)n, defekasi berdarah/pus/mukosa dengan atau tanpa keluar feses.
Tanda: Menurutnya bising usus, tak ada peristaltik atau adanya peristaltik yang dapat
dilihat Hemoroid, fisura anal (25%), fisula perianal ( lebih sering pada Cronh
). Oliguria
MAKANAN/CAIRAN
HIGIENE
Bau badan
NYERI/KENYAMANAN
Gejala : Nyeri/nyeri tekan pada kuadran kiri bawah ( mungkin hilang dengan
defikasi )
KEAMANAN
Penglihatan kabur
Tanda: Lesi kulit mungkin ada mis. , eritmia nodusum( meningkat, nyeri tekan,
kemerahan,dan membengkak ) pada tangan, muka, pioderma gangrenosa ( lesi
tekan purulent/lepuh dengan batas keunguan ) pada paha, kaki, dan mata kaki.
Ankilosa spondilitas
Uveitis, konjungtiva/ritis.
SEKSUALITAS
PENYULUAHAN/PEMBELAJARAN
Rencana Pemulangan :
AKTIVITAS/ISTIRAHAT
INTEGRITAS EGO
Gejala : Episode diare yang tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak terkontrol.
Flatus lembut dan semicair, bau busuk dan berlemak ( steatorea) melena.
MAKANAN/CAIRAN
HIGIENE
Bau badan
NYERI/KETIDAKNYAMANAN
Gejala: Nyeri tekan abdomen nyerikrampada kuadran kanan bawah, nyeri abdomen
tengah bawah ( keterlibatan jejenum ).
KEAMANAN
Penglihatan kabur.
Tanda: Lesi kulit mungkin ada mis., eritema nodusum ( meningkat, nyeri tekan,
kemerahan, dan membengkak ) pada tangan, muka, piodema, gangrenosa ( lesi
tekan purulent/lepuh dengan batas keunguan ) pada paha, kaki, mata kaki.
Ankilosa spondylitis
Uveitis, konjungtiva/iritis
INTERAKSI SOSIAL
PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Rencana Pemulungan :
PRIORITAS KEPERAWATAN
TUJUAN PEMULANGAN
TINDAKAN/INTERVENSI
Mandiri
o Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah dan factor
pencetus.
o Tingkatkan tirah baring, berikan alat-alat disamping tempat tidur.
o Buang feses dengan cepat. Berikan pengahrum ruangan.
o Identifikasi makanan dan cariran yang mencetuskan diare, (mis; sayuran segar
dan buah, sereal, bumbu, minuman karbonat, produk susu).
o Mulai lagi pemasukan cairan peroral secara bertahap. Tawarkan minuman
jernih tiap jam, hindari minuman dingin.
o Beikan kesempatan untuk menyakatan frustasi sehubungan dengan proses
penyakit.
o Observasi demam, takikardia, letargi, leukosistosis, penurunan protein serum,
ansietas, dan kelesuan.
Kolaborasi
o Berikan obat sesuai indikasi.
o Antikilogernik contoh belladonna tinktur, atropine, difenoksilat (Lomotil),
anodin supositoria.
o Sulfasalazine (Azulfidine)
o Loperamid (Imodium), kodein
o Mesalamin (Rowasa)
o Psillium (Metamuci)
o Kolestiramin (Questran)
o Streroid (mis; hidrokortison, prednisolone (Delta-Cortef), prednisone
(Deltason))
o Azatioprin (Imuran)
o Antasida
o Enema (hidrokortison) dengan/tanpa supositoria
o Antibiotik
o Bantu/siapkan intervensi bedah.
RASIONAL
TINDAKAN/INTERVENSI
Mandiri
o Awasi masukan dan haluran, karakter, dan jumlah feses, perkirakan
kehilangan yang tak terlihat, (mis; berkeringat).
o Ukur berat jenis urine, observasi oiguria.
o Kaji tanda vital (TD, nadi, suhu).
o Observasi kulit kering berlebihan dan membrane mukosa, penurunan turgor
kulit, pengisian kapiler lambat.
o Ukur berat badan tiap hari.
o Pertahankan pembatasan per oral, tirah baring, hindari kerja.
o Observasi pendarahan dan tes feses tiap hari untuk adanya darah samar.
o Catat kelemahan otot umum atau disritmia jantung.
Kolaborasi
o Berikan cairan parenteral, transfuse darah sesuai indikasi.
o Awasi hasil laboratorium, contoh elektrolit (khususnya kaliu, magnesium) dan
GDA (keseimbangan asam-basa).
o Berikan obat sesuai indikasi
Antidiare
Antiemetic (mis; trimetobenzamida (Tigan), hidroksin (Vistaril),
proklorperazin (Compazine)).
Antipiretik (mis; asitaminofen (Tyenol)).
Elektrolit (mis; tambahan kalium (LCI-IV, K-kyte, Slow-K)).
Vitamin K (Mephyton).
RASIONAL
o menunjukan berat badan stabil atau peningkatan berat badan sasaran dengan nilai
laboratorium normal dan tak ada tanda malnutrisi
TINDAKAN/INTERVENSI
Mandiri :
Kolaborasi :
Kemungkinan dibuktikan :
TINDAKAN/INTERVENSI
Mandiri :
o catat petunjuk perilaku , gelisah , peka rangsang, menolak , kurang kontak mata ,
perilaku menarik perhatian.
o Dorong menyatakan perasaan. Beikan umpan balik
o Akui bahwa ansietas dan asalah mirip dengan yang diekspresikan orang lain.
Tingkatkan perhatian mendengar pasien.
o Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang dilakukan, mis; tirah
baring, pembatasan masukan per oral, dan prosedur.
o Berikan lingkungan tenang dan istirahat
o Dorong pasien/orang terdekat untuk menyatakan perhatian, perilaku perhatian.
o Bantu pasien untuk mengidentifikasi/memerlukan perilaku koping yang digunakan
pada masa lalu.
o Bantu pasien belajar mekanisme koping baru, mis; teknik mengatasi stres,
keterampilan organisasi.
Kolaborasi
o berikan obat sesuai indikasi: sedatif, mis; barbiturat (Luminal), agen antiansietas, mis;
diazepam (Valium).
o rujuk perawat spesialis psikiatrik pelayanan social , penasihat agama.
RASIONAL
o Indikator derajat ansietas/ stress mis; h pasien dapat merasa tidak terkontrol di rumah ,
kerja masalah/pribadi . stress dapat terjadi jika sebagai akibat gejala kondisi juga
reaksi lain.
o Membuat hubungan terapeutik. Membantu pasien/orang terdekat dengan
mengidentifikasi masalah yang menyebababkan stres. Pasien dengan diare berat dapat
ragu-ragu untuk meminta bantuan karena takut pada staf.
o Validasi bahwa perasaan norma dapat membantu menurunkan stres atau isolasi dan
meyakini bahwa “saya satu-satunya”.
o Keterlibatan pasien dalam perencanaan keperawatan memberikan rasa kontrol dan
membantu menurunkan ansietas.
o Memindahkan pasien dari stres luar meningkatkan relaksasi membantu menurunkan
ansietas.
o Tindakan dukungan dapat membantu pasien merasa stress berkurang, memungkinkan
energy untuk ditujukan pada penyembuhan/perbaikan.
o Perilaku yang berhasil dapat dikuatkan pada penerimaan masalah/stress sat ini,
meningkatkan rasa control diri pasien.
o Belajar cara baru untuk mengatasi masalah dapat membantu dalam menurunkan stress
da ansietas, meningkatkan control penyakit.
o Dapat digunakan untuk menurunkan ansietas dan memudahakn istirahat, khususnya
pasien dengan KU.
o Dibutuhkan bantuan tambahan untuk meningkatkan control dan mengatasi episode
akut/eksaserbasi dengan belajar untuk menerima penyakit kronis dan konsekuensinya
serta program terapi.
DIAGNOSA KEPERSWATAN : NYERI (AKUT)
Tindakan/Intervensi
a) Mandiri
- Dorong pasien umtuk melaporkan nyeri
RASIONAL
o Nyeri bervariasi dari ringan sampai berst dan perlu penanganan untuk memudahkan
istirahat adekuat dan penyembuhan. Catatan: Opiat harus digunakan dengan hati-hati
karena dapat menimbulkan toksik megakolon.
o Menghilangkan spasme saluran GI dan berlanjutnya nyeri kolik.
o Merilekskan otot rektal, menurunkan nyeri spasme.
o Memberikan kesejukan local dan kenyamanan untuk iritasi rektal.
DIAGNOSA KEEPERAWATAN : KOPING, INDIVIDU TIDAK EFEKTIF
a.) Mandiri
- Kaji pemahaman pasien terdekat dan metode sebelumnya dalam menerima proses
penyakit
- Tentukan stress luar (keluarga, teman, lingkungan kerja, sosial)
- Berikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan bagaimana penyakt=it telah
mempengaruhi hubungan, termasuk masala seksual.
- Bantu pasien mengidentifikasi keterampilan koping efektif secara individu
- Berikan dukungan emosi :
Mendengarkan dengan aktif dengan sikap tidak menghakimi
Pertahankan bahasa tubuh yang tidak menghakimi bila merawat pasien
Tugaskan staf yang sama sebanyak mungkin
- Berikan periode tidur/istirahat tanpa gangguan
- Dorong penggunaan keterampilan menangani stresteknik relaksasi., visualisasi,
bimbingan imajinasi, latihan napas dalam).
b.) Kolaborasi
- Masukan pasien/orang terdekat dalam tim pertemuan untuk mengembangkan program
individual.
- Berikan obat sesuai indikasi: antipsikosis, mis, tioridazin (mellaril): agen antiansietas,
contoh lorazepam (Ativan); alprazolam (Xanax).
- Rujuk ke sumber sesuia indikasi, mis. Perkerja sosial, perawat psikiatrik, penasehat
agama.
RASIONAL
o Memampukan perawat untuk menerima lebih nyata tentang masalah saat ini.
Ansietas dan masalah lain dapat mempengaruhi penyeluhan/ belajar pasien
selanjutnya.
o Stres dapat menganggu respon syaraf otonomik dan mendukung eksaserbasi
penyakit. Meskipun tujuan kemandirian pada pasien tergantung menjadi penambah
stresor.
o Stresor penyakit mempengaruhi semua semua area hidup dan pasien mengalami
kesulitan mengatasi kesulitan lemah/ nyeri sehubungan dengan kebutuhan
hubungan atau seksual.
o Penggunaan perilaku yang berhasil sebelumnya dapat membantu pasien menerima
situasi atau rencana saat ini untuk masa datang.
o Membantu dalam komunikasi dan pemahaman titik pandang pasien. Menambah
perasaan pasien akan harga diri.
o Mencegah penguatan perasaan pasien tentang menjadi beban, mis; kebutuhan
pengosongan pispot dengan sering.
o Memberikan lingkungan lebih terapeutik dan mengurangi stres penilaian terus
menerus.
o Kelelahan karena penyakit cenderung merupakan masalah berarti, mempengaruhi
kemampuan mengatasinya.
o Memusatkan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, dan meningkatkan
kemampuan koping.
o Meningkatkan kontinuitas perawatan dan memampukan pasien/orang terdekat
untuk merasakan sebagai bagian erencanaan, memberikan mereka perasaan control
dan meningkatkan kerja sama dalam program terapi.
o Bantuan dalam istirahat psikologis/ fisik. Menghemat energy dan dapat
menguatkan kemampuan koping.
o Dukungan tambahan dan konseling dapat membantu pasien/ orang terdekat
menerima stress khusus/ area masalah.
DIAGNOSA KEPERAWATAN: KURANG PENGETAHUAN [ KEBUTUHAN
BELAJAR] TENTANG KONDISI, DAN KEBUTUHAN PENGOBATAN
TINDAKAN/ INTERVENSI
Mandiri