Anda di halaman 1dari 24

DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN DIARE

AKTIVITAS/ISTIRAHAT

Gejala : kelelamahan, kelelehan, malaise, cepat lelah. Insomnia, tidak tidur semalaman
karena diare. Merasa gelisah dan ansietas. Pembatasan aktivitas/kerja
sehubungan dengan efek proses penyakit

SIRKULASI

Tanda : Takikardia ( respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan nyeri).
Kemerahan, area ekimosis ( kekurangan vitamin k ). TD : Hipotensi, termasuk
postural. Kulit/membrane mukosa: Turgor kulit buruk, kering, lidah peca-
pecah (dehidrasi/malnutrisi).

INTEGRITAS EGO

Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi kesal, mis, perasaan tak berdaya / taka da harapan.
Fraktor stress akut/kronis. Mis. Hubungan dengan keluarga/pekerjaan,
pengobatan yang mahal. Faktor budaya-peningkatan prevelansi pada populasi
Yahudi.

Tanda: Menolak, perhatian menyempit, depresi

ELIMINASI
Gejala: Tekstrur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair. Episode
diare berdarah tak dapat di perkirakan , hilang timbul, sering tak dapat di
control ( sebanyak 20-30 kali defekasi/hari) , perasaan dorongan/kram
(tanesmus)n, defekasi berdarah/pus/mukosa dengan atau tanpa keluar feses.

Perdarahan per rektal.

Riwayat batu ginjal ( dehidrasi )

Tanda: Menurutnya bising usus, tak ada peristaltik atau adanya peristaltik yang dapat
dilihat Hemoroid, fisura anal (25%), fisula perianal ( lebih sering pada Cronh
). Oliguria

MAKANAN/CAIRAN

Gejala : Anoreksia, mual/muntah

Penurunan berat badan

Tidak toleran terhadap diet/sensitive mis. Buah segar/sayur, produk susu,


makanan berlemak

Tanda : Penurunan lemak subkutan/massa otot.

Kelemahan, tonus otot dan turgor kulit buruk

Membran mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut.

HIGIENE

Tanda : Ketidakmampuan mempertahan perawatan diri.

Stomatitis menunjukkan kekurangan vitamin

Bau badan
NYERI/KENYAMANAN

Gejala : Nyeri/nyeri tekan pada kuadran kiri bawah ( mungkin hilang dengan
defikasi )

Titik nyeri berpindah, nyeri berpindah, nyeri tekan ( artritis).

Nyeri mata, fotofobia ( iritas )

Tanda : Nyeri tekan abdomen / distensi

KEAMANAN

Gejala : Riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik, vaskuliti.

Artritis ( memperburuk gejala dengan eksabersi penyakit usus ).

Peningkatan suhu 39,5-40◦ ( eksaserbasi akut ).

Penglihatan kabur

Alergi terhadap makanan/produk susu ( mengeluarkan histamine kedalam usus


dan mempunyai efek inflamasi).

Tanda: Lesi kulit mungkin ada mis. , eritmia nodusum( meningkat, nyeri tekan,
kemerahan,dan membengkak ) pada tangan, muka, pioderma gangrenosa ( lesi
tekan purulent/lepuh dengan batas keunguan ) pada paha, kaki, dan mata kaki.

Ankilosa spondilitas

Uveitis, konjungtiva/ritis.

SEKSUALITAS

Gejala: Frekuensi menurun/menghindari aktivitas seksual.


INTERAKSI SOSIAL

Gejala: Masalah hubungan/peran sehubungan dengan kondisi

Ketidakmampuan aktif dalam sosial.

PENYULUAHAN/PEMBELAJARAN

Gejala: Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus.

Pertimbangan DGR menunjukkan rerata lama dirawat : 7,1 hari

Rencana Pemulangan :

Bantuan dengan program diet, program obat, dukungan psikologis.

PENGKAJIAN DATA DASAR PASIEN-ENTERITIS REGIOAL

AKTIVITAS/ISTIRAHAT

Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise cepat lelah

Perasaan aktivitas/kerja sehubungan dengan proses penyakit.

INTEGRITAS EGO

Gejala: Ansietas ketakutan, emosi kesal,perasaan tak berdaya/taka da harapan

Faktor stress akut/kronis, mis,. Hubungan keluarga/pekerjaan, pengobatan yang


mahal.

Faktor budaya-peningkatan prevalensi pada populasi Yahudi,sering meningkat


pada individu Eropa Utara dan keturunan Anglo-Saxon.

Tanda: Menolak, perhatian menyempit, depresi.


ELIMINASI

Gejala : Episode diare yang tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak terkontrol.
Flatus lembut dan semicair, bau busuk dan berlemak ( steatorea) melena.

Konstipasi hilang timbul

Riwayat batu ginjal ( meningkat oksalat pada urine ).

MAKANAN/CAIRAN

Gejala: Anoreksia : mual, muntah

Penurunan berat badan

Tak toleran pada diet/sensitive.mis, produk susu, makanan berlemak

Tanda; Penurunan lemak subkutan/masa otot

Kelemahan, tonus otot buruk dan turgor kulit buruk.

Membran mukosa pucat

HIGIENE

Tanda: Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri

Bau badan
NYERI/KETIDAKNYAMANAN

Gejala: Nyeri tekan abdomen nyerikrampada kuadran kanan bawah, nyeri abdomen
tengah bawah ( keterlibatan jejenum ).

Nyeri tekan menyebar ke bagian periumbilikal.

Titik nyeri berpindah, nyeri tekan ( artritis ).

Nyeri mata, fotobia ( iritis ).

Tanda: Nyeri tekan abdomen/distensi

KEAMANAN

Gejala: Riwayat lupus eritenatosus. Anemia hemolitik, vaskulitis

Artriti ( memperburuk gejala dengan eksaserbasi penyakit usus )

Peningkatan suhu 39,6-40◦C ( eksaserbasi akut ),

Penglihatan kabur.

ALergi terhadap makanan/produk susu ( mengeluarkan histamine kedalam usus


dan mempunyai efek inflamasi ).

Tanda: Lesi kulit mungkin ada mis., eritema nodusum ( meningkat, nyeri tekan,
kemerahan, dan membengkak ) pada tangan, muka, piodema, gangrenosa ( lesi
tekan purulent/lepuh dengan batas keunguan ) pada paha, kaki, mata kaki.

Ankilosa spondylitis

Uveitis, konjungtiva/iritis
INTERAKSI SOSIAL

Gejala: Masalah berhubunga/peran sehubungan dengan kondisi. Ketidakmampuan aktf


secara sosial

PENYULUHAN/PEMBELAJARAN

Gejala: Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus

Pertimbangan DGR menunjukkan rerata lama dirawat: 7,1 hari

Rencana Pemulungan :

Bantuan dalam program diet, program obat, dukungan psikologis.

PRIORITAS KEPERAWATAN

1. Mengontrol diare/meningkatkan fungsi usus optimal.


2. Meminimalkan/mencegah komplikasi
3. Meminimalkan stress mental/emosi
4. Memberikan informasi tentang proses penyakit, kebutuhan pengobatan, dan aspek
jangka panjang/potensial komplikasi berulangnya penyakit

TUJUAN PEMULANGAN

1. Fungsi usus stabil


2. Komplikasi dicegah/dikontrol
3. Menerima kondisi dengan positif
4. Proses penyakit/prognosis terapi, dan potensi komplikasi dipahami.
DIAGNOSA KEPERAWATAN : DIARE

 Dapat dihubungkan dengan :


o Inflamasi, iritasi, atau malabsorpsi usus.
o Adanya toksin.
o Penyempitan segmental lumen.
 Kemungkinan dibuktikan oleh:
o Peningkatan bunyi usus/peristaltik.
o Defekasi sering dan berair (fase akut).
o Perubahan warna feses.
o Nyeri abdomen; tiba-tiba (nyeri tiba-tiba perlu defeksi), kram
 Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi-pasien akan:
o Melaporkan penurunan frekuensi defekasi, konsistensi kembali normal.
o Mengidentifikasi/menghindari factor pemberat.

TINDAKAN/INTERVENSI

 Mandiri
o Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah dan factor
pencetus.
o Tingkatkan tirah baring, berikan alat-alat disamping tempat tidur.
o Buang feses dengan cepat. Berikan pengahrum ruangan.
o Identifikasi makanan dan cariran yang mencetuskan diare, (mis; sayuran segar
dan buah, sereal, bumbu, minuman karbonat, produk susu).
o Mulai lagi pemasukan cairan peroral secara bertahap. Tawarkan minuman
jernih tiap jam, hindari minuman dingin.
o Beikan kesempatan untuk menyakatan frustasi sehubungan dengan proses
penyakit.
o Observasi demam, takikardia, letargi, leukosistosis, penurunan protein serum,
ansietas, dan kelesuan.
 Kolaborasi
o Berikan obat sesuai indikasi.
o Antikilogernik contoh belladonna tinktur, atropine, difenoksilat (Lomotil),
anodin supositoria.
o Sulfasalazine (Azulfidine)
o Loperamid (Imodium), kodein
o Mesalamin (Rowasa)
o Psillium (Metamuci)
o Kolestiramin (Questran)
o Streroid (mis; hidrokortison, prednisolone (Delta-Cortef), prednisone
(Deltason))
o Azatioprin (Imuran)
o Antasida
o Enema (hidrokortison) dengan/tanpa supositoria
o Antibiotik
o Bantu/siapkan intervensi bedah.

RASIONAL

o Membantu meredakan penyakit individu dan mengkaji beratnya episode.


o Istirahat menurunkan mobilitas isus juga menurukan laju metabolisme bila infeksi
atau pendarahan sebagai komplikasi, defikasi tiba-tiba dapat terjadi tanpa tanda
dan dapat tak terkontrol. Peningkatan risiko inkontinensia/jatuh bila alat-alat tidak
dalam jangkauan tangan.
o Menurukan bau tak sedap untuk menghindari rasa malu pasien.
o Menghindarkan iritan meningkatkan istirahat usus.
o Memberikan istirahat kolon dengan menghilangkan atau menurunkan rangsang
makanan/cairan. Makanan kembali secara bertahab cairan pencegah kram dan
diare berulang, namun cairan dingin dapat meningkat molitas usus.
o Adanya penyakit dengan penyebab tak diketahui sulit untuk sembuh dan yang
memerlukan intervensi bedah dapat menimbulakan reaksi stres yang dapat
memperburuk situasi.
o Tanda bahwa toksik megakolon/perforasi dan peritonitis akan terjadi/telah terjadi
memerlukan intervensi medik segera.
o Menurunkan mobilitas atau peristaltik GI dan menurunkan sekresi digestif untuk
menghilangkan kram dan diare. Catatan : penggunaan dengan hati-hati pada PKU
karena dapat mencetuskan toksik megakolon.
o Berguna pada mengobatan eksaserbasi ringan atau sedang. Penggunaan jangkan
panjang dapat mengurangi lamanya. Catatan Dianjaurkan bentuk berlapis
enterik.
o Diperlukan untuk diare menetap/berat. Catatan : penggunaan dengan hati-hati
karena toksis dilatasi dapat terjadi.
o Diberikan sebagai enema dengan anzukfidin untuk pasien yang sensitif terhadap
obat zulfa.
o Mengabsorbsi air untuk meningkat bulk feses, sehingga menuurunkan diare.
o Mengikat garam empedu, menurunkan diare yang diakibatkan oleh kelebihan
asam empedu.
o Diberikan untuk menurunkan proses inflamasi. Catatan : kontrak indikasi pada
penyakit crohn bila abses intraabdomen dicurigai.
o Imunosupresan dapat diberikan untuk menghambat respon inflamasi, menurunkan
kebutuhan steroid, meningkat penyembuhan fistula. Muengkin diberikan bersama
dengan sulfasalazin.
o Menurunkan iritasi gaster, mencegah inflamasi dan menurunkan risiko infeksi
pada kolitis.
o Enema steroid dapat diberikan pada penyakit ringan/sedang untuk membantu
absorpsi obat. Muengkin diberikan dengan antropin sulfat belladonna supositorial.
o Mengobati infeksi supuratif lokal.
o Mungkin perlu bila perforasi atau obstruksi usus terjadi atau penyakit tidak
berespon terhadap pengobatan medik.
DIAGNOSA KEPERAWATAN : KEKURANGAN VOLUME CAIRAN, RESIKO
TINGGI TERHADAP

 Faktor resiko meliputi:


o Kehilangan banyak melalui rute normal (diare berat, muntah).
o Status hiprmetaboik.
o Pemasukan terbatas (mual).
 Kemungkinan dibuktikan oleh:
o [Tidak dapat diterapkan, tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnose
aktual].
 Yang diharapkan/kriteria evaluasi pasien akan:
o Mempertahaknkan volume cairan adekuat dibuktikan oleh membrane mukosa
lembab, turgor kulit baik, dan pengisian kapiler baik, tanda vital stabil,
keseimbangan masukan haluran dengan urine normal dalam
konsentrasi/jumlah.

TINDAKAN/INTERVENSI

 Mandiri
o Awasi masukan dan haluran, karakter, dan jumlah feses, perkirakan
kehilangan yang tak terlihat, (mis; berkeringat).
o Ukur berat jenis urine, observasi oiguria.
o Kaji tanda vital (TD, nadi, suhu).
o Observasi kulit kering berlebihan dan membrane mukosa, penurunan turgor
kulit, pengisian kapiler lambat.
o Ukur berat badan tiap hari.
o Pertahankan pembatasan per oral, tirah baring, hindari kerja.
o Observasi pendarahan dan tes feses tiap hari untuk adanya darah samar.
o Catat kelemahan otot umum atau disritmia jantung.
 Kolaborasi
o Berikan cairan parenteral, transfuse darah sesuai indikasi.
o Awasi hasil laboratorium, contoh elektrolit (khususnya kaliu, magnesium) dan
GDA (keseimbangan asam-basa).
o Berikan obat sesuai indikasi
Antidiare
Antiemetic (mis; trimetobenzamida (Tigan), hidroksin (Vistaril),
proklorperazin (Compazine)).
Antipiretik (mis; asitaminofen (Tyenol)).
Elektrolit (mis; tambahan kalium (LCI-IV, K-kyte, Slow-K)).
Vitamin K (Mephyton).

RASIONAL

o Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan. Fungsi ginjal dan kontrol


penyakit usus juga merupakan pedoman untuk pengantian cairan.
o Hipotensi (termasuk postural), takkikardia, demam dapat menunjukkan respon
terhadap dan/ atau efek kehilangan cairan.
o Menunjukkan kehilangan cairan berlebihan/dehidrasi.
o Indikator cairan dan stasus nutrisi.
o Kolon diistirahatkan untuk menyembuhkan dan untuk menurunkan kehilangan cairan
usus.
o Diet tak adekuat dan penurunan absorpsi dapat menimbulkan defisiensi vitamin K dan
merusak koagolasi, potensi risiko pendarahan.
o Kehilangan usus berlebihan dapat menimbulkan tidakseimbangan elektroli mis;
kalium, yang perlu untuk fungsi tulang daan jantung. Gangguan minor pada kadar
serum dapat mengakibatkan adanya dan/atau gejala ancaman hidup.
o Mempertahankan istirahat usus untuk mempertahankan pergantian cairan untuk
memperbaiki kehilangan/anemia. Catatan : cairan mengandung natrium dan dibatasi
pada adanya enteritis regional.
o Menentukan kebutuhan pergantian dan keefektifan terapi.
o Menurunkan kehilangan cairan dari usus.
o Digunakan untuk mengontrol mual atau muntah pada eksaserbasi akut.
o Mengontrol demam, menurunkan kehilangan tak terlihat.
o Elektrolit hilang dalam jumlah besar, khususnya pada usus yang gundul, area ulkus,
dan diare dapat juga menimbulkan asidosis metabolik karena kehilangan bikarbonat
(HCO3).
o Merangsang pembentukan patrombin hepatik, menstabilisasi koagulasi dan
menurunkan risiko pendarahan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN : NUTRISI, PERUBAHAN: KURANG DARI


KEBUTUHAN TUBUH

Dapat dihubungkan dengan :

o Gangguan absorpsi nutrient.


o status hipermetabolik.
o secara medik masukan dibatasi takut makanan dapat menyebabkan diare.

Kemungkinan dibuktikan oleh :

o penurunan berat badan , penurunan lemak subkutan/massa tonus otot buruk


o bunyi usus hiperaktif steatorea
o konjungtiva dan membrane mukosa pucat
o menolak untuk makan

Hasil yang diharapkan :

o menunjukan berat badan stabil atau peningkatan berat badan sasaran dengan nilai
laboratorium normal dan tak ada tanda malnutrisi
TINDAKAN/INTERVENSI

Mandiri :

o timbang berat badan tiap hari.


o dorong atau tirah baring pembatasan aktivitas selama fase sakit akut,
o anjurkan istirahat sebelum makan berikan
o berikan kerbersihan oral
o sediakan makanan dalam ventilasi yang baik. Lingkungan menyenangkan, dengan
situasi tidak terburu-buru, temani.
o Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen, flatus (mis., produk susu)
o Catat masukan dan perubahan simtomatologi.
o Dorong pasien untuk menyatakan perasaan masalah mulai makan diet.

Kolaborasi :

o pertahankan puasa sesuai indikasi.


o Mulai/tambahakan diet sesuai indikasi,. Mis cairan jernih maju menjadi makanan
yang di hancurkan, rendah sisa : kemudian protein, tinggi kalori, dan rendah serat
sesuai medikasi
o Berikan obat sesuai indikasi Donnatal, natrium barbital dengan belladonna( butibel)
propantelen bromide ( probaanthine ).
o besi ( imeron yang disuntikan).
o Vitamin B12 (Crystimin, Rubisol).
o Asam folat (Flvite).
o Berikan nutrisi parenteral total, terapi IV sesuai indikasi.
RASIONAL :

o Memberikan informasi tentang kebutuhan diet/kefektifan terapi


o Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpan
enegi
o Menenangkan peristaltik dan meningkatkan rasa makan
o Mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makanan
o Lingkungan yang menyenangkan menurunkan stres dan lebih kondusif untuk makan.
o Mencegah serangan akut/eksaserbasi gejala.
o Memberikan rasa control pada pasien dan kesempatan untuk memilih makanan yang
diinginkan/dinikmati, dapat meningkatkan masukan.
o Keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan oleh takut makanan akan
menyebabkan eksaserbasi gejala.
o Istirahat usus menurunkan peristaltic dan diare dimana menyebabkan
malabsorpsi/kehilangan nutrient.
o Memungkinkan saluran usus untuk mematikan kembali proses pencernaan. Protein
perlu untuk untuk penyembuhan integritas jaringan. Rendah bulk menurunkan respons
peristaltic terhadap makan.
o Antikolinergik diberikan 15-30 menit sebelum makan memberikan penghilang kram
dan diare, menurunkan motilitas gaster dan meningkatkan waktu untuk absorpsi
nutrient.
o Mencegah/ mengobati anemia. Rute oral untuk tambahan besi tidak efektif karena
gangguan usus yang berat menurunkan absorpsi.
o Malabsorpsi B12 akibat kehilangan nyata fungsi ileum. Penggantian mengatasi
depresi sumsum tulang karena proses inflamasi lama, meningkatkan produksi SDM/
memperbaiki anemia.
o Kekurangan folat umum pada adanya penyakit Crohn sehubungan dengan penurunan
masukan/absorpsi, efek terapi obat (Azulfidine).
o Program ini mengistirahatkan saluran GI sementara memberikan nutrisi penting.
DIAGNOSA KEPERAWATAN : ANSIETAS ( URAIKAN TINGKATAN )

Dapat dihubungkan dengan :

o Faktor psikologis/rangsang simpatis (proses inflamasi)


o Ancaman konsep diri(dirasakan atau aktual )
o Ancaman terhadap/perubahan status kesehatan, status sosial ekonomis fungsi peran,
pola interaksi

Kemungkinan dibuktikan :

o ekaserbasi penyakit tahap akut.


o peningkatan tegangan , distres, ketakutan.
o Menunjukkan masalah tentang perubahan hidup.
o Perhatian pada diri sendiri.

Hasil yang diharapkan :

o menunjukan rileks dan melaporkan penurunan ansietas sampai tingkat dapat di


tangani.
o menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat menerimanya.
o

TINDAKAN/INTERVENSI

Mandiri :

o catat petunjuk perilaku , gelisah , peka rangsang, menolak , kurang kontak mata ,
perilaku menarik perhatian.
o Dorong menyatakan perasaan. Beikan umpan balik
o Akui bahwa ansietas dan asalah mirip dengan yang diekspresikan orang lain.
Tingkatkan perhatian mendengar pasien.
o Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang dilakukan, mis; tirah
baring, pembatasan masukan per oral, dan prosedur.
o Berikan lingkungan tenang dan istirahat
o Dorong pasien/orang terdekat untuk menyatakan perhatian, perilaku perhatian.
o Bantu pasien untuk mengidentifikasi/memerlukan perilaku koping yang digunakan
pada masa lalu.
o Bantu pasien belajar mekanisme koping baru, mis; teknik mengatasi stres,
keterampilan organisasi.

Kolaborasi

o berikan obat sesuai indikasi: sedatif, mis; barbiturat (Luminal), agen antiansietas, mis;
diazepam (Valium).
o rujuk perawat spesialis psikiatrik pelayanan social , penasihat agama.

RASIONAL

o Indikator derajat ansietas/ stress mis; h pasien dapat merasa tidak terkontrol di rumah ,
kerja masalah/pribadi . stress dapat terjadi jika sebagai akibat gejala kondisi juga
reaksi lain.
o Membuat hubungan terapeutik. Membantu pasien/orang terdekat dengan
mengidentifikasi masalah yang menyebababkan stres. Pasien dengan diare berat dapat
ragu-ragu untuk meminta bantuan karena takut pada staf.
o Validasi bahwa perasaan norma dapat membantu menurunkan stres atau isolasi dan
meyakini bahwa “saya satu-satunya”.
o Keterlibatan pasien dalam perencanaan keperawatan memberikan rasa kontrol dan
membantu menurunkan ansietas.
o Memindahkan pasien dari stres luar meningkatkan relaksasi membantu menurunkan
ansietas.
o Tindakan dukungan dapat membantu pasien merasa stress berkurang, memungkinkan
energy untuk ditujukan pada penyembuhan/perbaikan.
o Perilaku yang berhasil dapat dikuatkan pada penerimaan masalah/stress sat ini,
meningkatkan rasa control diri pasien.
o Belajar cara baru untuk mengatasi masalah dapat membantu dalam menurunkan stress
da ansietas, meningkatkan control penyakit.
o Dapat digunakan untuk menurunkan ansietas dan memudahakn istirahat, khususnya
pasien dengan KU.
o Dibutuhkan bantuan tambahan untuk meningkatkan control dan mengatasi episode
akut/eksaserbasi dengan belajar untuk menerima penyakit kronis dan konsekuensinya
serta program terapi.
DIAGNOSA KEPERSWATAN : NYERI (AKUT)

Dapat Berhubungan dengan :

- Hiperperistaltik, diare lama, iritas kulit/jaringan, ekskoriasi fisura perirektal;fistula.

Kemungkinan dibuktikan oleh :

- Laporan nyeri abdomen kolik/kram/nyeri menyebar.


- Perilaku berhati-hati /distraksi, gelisah.
- Nyeri wajah
- Perhatian pada diri sendiri

Hasil yang diharapkan kriteria evaluasi pasien akan :

- Melaporkan nyeri hilang/terkontrol


- Tampak rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.

Tindakan/Intervensi

a) Mandiri
- Dorong pasien umtuk melaporkan nyeri

- Kaji laporan kram abdomen atau nyeri, catat lokasi, lamanya.

Intensitas(skala 0-10). Selidiki dan laporan perubahan karakteristik nyeri.

- Izinkan pasien untuk memulai posisi yang nyaman(lutut fleksi)


- Berikan tindakan nyaman (pijatan punggung, ubah posisi) dan aktivitas senggang.
- Bersihkan area rektal dengan sabun ringan dan air/lap setelah defekasi dan berikan
perawatan kulit(salep A&D, jel dll).
- Berikan rendam duduk dengan cepat
- Observasi adanya isiorektal dan fistula perianal
- Observasi/catat distensi abdomen, peningkatan suhu, penurunan TD.
b) Kolaborasi
- Lakukan modifikasi diet sesuai resep (memberikan cairan dan meningkatkan
makanan padat sesuai toleransi)
- Berikan obat sesuai indikasi (Analgesik, Antikolinergik, Anodin supositoria)
- Bantu dengan mandi duduk (rendam) sesuai indikasi.

RASIONAL

o Mencoba untuk mentoleransi nyeri, daripada meninta analgesic.


o Nyeri kolik hilang timbul pada penyakit Crohn. Nyeri sebelum defekasi sering terjadi
pada KU dengan tiba-tiba dimana dapat berat dan terus menerus. Perubahan pada
karakteristik nyeri dapat menunjukkan penyebaran penyakit/ terjadinya komplikasi,
mis; fistula kandung kemih, perforasi, toksik megakolon.
o Bahasa tubuh/petunjuk non-verbal dapat secara psikologis dan fisiologik dan dapat
digunakan pada hubungan pentujuk verbal untuk mengidentifikasi luas dan beratnya
masalah
o Dapat menunjukkan dengan tepat pencetus atau faktor pemberat (seperti kejadian
stres, tidak toleran terhadap makanan)/ mengidentifikasi terjadinya komplikasi.
o Menurunkan tenaga abdomen dan meningkatkan rasa kontrol.
o Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dan meningkatkan
kemampuan koping.
o Melindungi kulit dari asam usus, mencegah ekskoriasi.
o Meningkatkan kebersihan dan kenyaman pada adanya iritasi fisura parianal.
o Fisura dapat terjadi dari erosi dan kelemahan dinding usus.
o Dapat menunjukkan terjadinya obstruksi usus karena inflamasi, edema, dan jaringan
parut.
o Istirahat usus penuh dapat menurunkan nyeri kram.

o Nyeri bervariasi dari ringan sampai berst dan perlu penanganan untuk memudahkan
istirahat adekuat dan penyembuhan. Catatan: Opiat harus digunakan dengan hati-hati
karena dapat menimbulkan toksik megakolon.
o Menghilangkan spasme saluran GI dan berlanjutnya nyeri kolik.
o Merilekskan otot rektal, menurunkan nyeri spasme.
o Memberikan kesejukan local dan kenyamanan untuk iritasi rektal.
DIAGNOSA KEEPERAWATAN : KOPING, INDIVIDU TIDAK EFEKTIF

Dapat berhubungan dengan :

- Stressor besar, pengulangan periode waktu


- Proses penyakit yang tak diduga
- Kerentanan pribadi
- Nyeri hebat
- Kurang tidur, istirahat
- Krisis situasi
- Tidak adekuat metode koping; kurang sistem pendukung

Kemungkinan dibuktikan oleh :

- Menyatakan ketidaakmampuan mengatasi, putus asa, ansietas.


- Perhatikan terus menerus pada fisik diri, kuatir kronis, tegangan emosi. Harga diri
buruk
- Depresi dan ketergantungan

Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi pasien hasil :

- Mengkaji situasi saat itu dengan tepat


- Mengidentifikasi perilaku koping tidak efektif dan konsekuensinya
- Mengakui kemampuan koping sendiri
- Menunjukkan perubahan pola hidup perlu untuk membatasi/mencegah kejadian
berulang.
INTERVENSI/TINDAKAN

a.) Mandiri
- Kaji pemahaman pasien terdekat dan metode sebelumnya dalam menerima proses
penyakit
- Tentukan stress luar (keluarga, teman, lingkungan kerja, sosial)
- Berikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan bagaimana penyakt=it telah
mempengaruhi hubungan, termasuk masala seksual.
- Bantu pasien mengidentifikasi keterampilan koping efektif secara individu
- Berikan dukungan emosi :
 Mendengarkan dengan aktif dengan sikap tidak menghakimi
 Pertahankan bahasa tubuh yang tidak menghakimi bila merawat pasien
 Tugaskan staf yang sama sebanyak mungkin
- Berikan periode tidur/istirahat tanpa gangguan
- Dorong penggunaan keterampilan menangani stresteknik relaksasi., visualisasi,
bimbingan imajinasi, latihan napas dalam).

b.) Kolaborasi
- Masukan pasien/orang terdekat dalam tim pertemuan untuk mengembangkan program
individual.
- Berikan obat sesuai indikasi: antipsikosis, mis, tioridazin (mellaril): agen antiansietas,
contoh lorazepam (Ativan); alprazolam (Xanax).
- Rujuk ke sumber sesuia indikasi, mis. Perkerja sosial, perawat psikiatrik, penasehat
agama.
RASIONAL

o Memampukan perawat untuk menerima lebih nyata tentang masalah saat ini.
Ansietas dan masalah lain dapat mempengaruhi penyeluhan/ belajar pasien
selanjutnya.
o Stres dapat menganggu respon syaraf otonomik dan mendukung eksaserbasi
penyakit. Meskipun tujuan kemandirian pada pasien tergantung menjadi penambah
stresor.
o Stresor penyakit mempengaruhi semua semua area hidup dan pasien mengalami
kesulitan mengatasi kesulitan lemah/ nyeri sehubungan dengan kebutuhan
hubungan atau seksual.
o Penggunaan perilaku yang berhasil sebelumnya dapat membantu pasien menerima
situasi atau rencana saat ini untuk masa datang.
o Membantu dalam komunikasi dan pemahaman titik pandang pasien. Menambah
perasaan pasien akan harga diri.
o Mencegah penguatan perasaan pasien tentang menjadi beban, mis; kebutuhan
pengosongan pispot dengan sering.
o Memberikan lingkungan lebih terapeutik dan mengurangi stres penilaian terus
menerus.
o Kelelahan karena penyakit cenderung merupakan masalah berarti, mempengaruhi
kemampuan mengatasinya.
o Memusatkan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, dan meningkatkan
kemampuan koping.
o Meningkatkan kontinuitas perawatan dan memampukan pasien/orang terdekat
untuk merasakan sebagai bagian erencanaan, memberikan mereka perasaan control
dan meningkatkan kerja sama dalam program terapi.
o Bantuan dalam istirahat psikologis/ fisik. Menghemat energy dan dapat
menguatkan kemampuan koping.
o Dukungan tambahan dan konseling dapat membantu pasien/ orang terdekat
menerima stress khusus/ area masalah.
DIAGNOSA KEPERAWATAN: KURANG PENGETAHUAN [ KEBUTUHAN
BELAJAR] TENTANG KONDISI, DAN KEBUTUHAN PENGOBATAN

- Dapat dihubungkan dengan: Keselahan interpretasi informasi, kurang mengingat.


Tidak mengenal sumber.
- Kemungkinan dibuktikan oleh: Pertanyaan, meminta infomasi, pernyataan salah
konsep. Tidak akurat mengikuti intruksi. Terjadi komplikasi/ eksaserbasi yang dapat
dicegah.

HASIL YANG DIHARAPKAN/ KRITERIA EVALUASI- PASIEN AKAN:

- Menyatakan pemahaman proses penyakit, pengobatan.


- Mengidentifikasi situasi stres dan tindakan khusus untuk menerimanya.
- Berpartisipasi dalam program pegobatan.
- Melakukan perubahan pola hidup tertentu.

TINDAKAN/ INTERVENSI

Mandiri

- Tentukan persepsi pasien tentang proses penyakit.


- Kaji ulang proses penyakit, penyebab/ efek hubungan faktor yang menimbulkan
gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan factor pendukung. Dorong pertanyaan.
- Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi, dosis, dan kemungkinan efek samping.
- Ingatkan pasien untuk mengobservasi efek samping bila steroid diberikan dalam
angka panjang. Misalnya, ulkus, edema, muka, kelemahan otot.
- Tekankan pentingnya perawatan kulit. Misalnya, teknik cuci tangan dengan baik dan
perawatan perineal yang baik.
- Anjurkan menghentinkan merokok.
- Penuhi kebutuhan evaluasi jangka panjang dan evaluasi ulang periodik.
- Rujuk kesumber komunitas yang tepat, mis; perawat kesehehatan masyarakat, ahli
diet, kelompok pendukung dan pelayanan sosial.
RASIONAL

- Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan individu.


- Faktor pencetus / individu; sehingga kebutuhan pasien untuk waspada terhadap
makanan, cairan, dan factor pola hidup dapat mencetuskan gejala. Pengetahuan dasar
yang akurat memberkan kesempatan pasien untuk membuat keputusan informasi/
pilihan tentang masa depan dan control penyakit kronis. Meskipun kebanyakan pasien
tahu tentang proses penyakitnya sendiri, mereka dapat mengalami informasi yang
telah tertinggal atau salah konsep.
- Meningkatkan pemahaman dan dapat meningkatkan kerjasama dalam program.
- Steroid dapat digunakan untuk mengontrol inflamasi dan mempengaruhi remisi
penyakit; namun obat dapat menurunkan ketahanan terhadap infeksi dan meyebabkan
relensi cairan.
- Menurunkan penyebaran bakteri dan risiko iritasi kulit/ kerusakan, infeksi.
- Dapat meningkatkan motilitas usus, meningkatkan gejala.
- Pasien dengan inflamasi penyakit usus berisiko untuk kanker kolon/ rektal dan
evaluasi diagnostic teratur dapat diperlukan.
- Pasien mendapat keuntungan dari pelayanan agen ini dalam kopingdengan penyakit
kronis dan evaluasi pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai