Anda di halaman 1dari 23

K EL OM P OK 2

A NGG OTA

Fenysha Utami Nava Nofitriani


Fica Febrilia Nosi Ramita
Fien Dimiyanti Nurul Afni
Helsa Mayora Ocha Lesti Pratama
Mayastra Parti Kurnia Sari
Mederline Peggi Dwi Martika
Melzi Alzani Puput Ramadhani
Mitha Natalia

ASKEP KOLITIS
KOLITIS
A. Pengertian
Kolitis ulseratif adalah kondisi kronis yang tidak diketahui penyebabnya biasanya mulai pada rektum
dan bagian distal kolon dan mungkin menyebar keatas dan melibatkan sigmoid dan kolon desenden atau
seluruh kolo n. Ini biasanya hilang timbul (akut eksaserbasi dengan remisi panjang), tetapi beberapa
individu (30%-40%) mengalami gejala terus menerus (Doenges, 471, 2000).
Kolitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain infeksi akut atau kronik oleh virus, bakteri,
dan amoeba, termasuk keracunan makanan. Adanya penyakit autoimun dapat menyebabkan kolitis, yaitu
kolitis ulseratif dan penyakit Cohrn. Kolitis limfositik dan kolitis kolagenus disebabkan beberapa lapisan
dinding kolon yang ditutupi oleh sel-sel limfosit dan kolagen. Selain itu, kolitis dapat disebabkan zat kimia
akibat radiasi dengan barium enema yang merusak lapisan mukosa kolon, dikenal dengan kolitis kemikal.
Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya kolitis ditinjau dari teori Blum dibedakan menjadi empat
faktor, yaitu: faktor biologi, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor prilaku.
B. Etiologi
Kolitis bisa menjalar ke belakang sehingga menyebabkan proktitis. Penyebab dari kolitis ada beberapa macam antara
lain:
• Infeksi
Trichuris vulpis, Ancylostoma sp, Entamoeba histolytica, Balantidium coli, Giardia spp, Trichomonas spp, Salmonella
spp, Clostridium spp, Campylobacter spp, Yersinia enterolitica, Escherichia coli, Prototheca, Histoplasma capsulatum, dan
Phycomycosis.
• Faktor familial/genetik
Penyakit ini lebih sering dijumpai pada orang kulit putih daripada orang kulit hitam dan orang Cina, dan insidensinya
meningkat (3 sampai 6 kali lipat) pada orang Yahudi dibandingkan dengan orang non Yahudi

C. Klasifikasi
Berdasarkan penyebab dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
• Kolitis infeksi, misalnya : shigelosis, kolitis tuberkulosa, kolitis amebik, kolitis pseudomembran, kolitis karena
virus/bakteri/parasit.
• Kolitis non- infeksi, misalnya : kolitis ulseratif, penyakit Crohn’s kolitis radiasi, kolitis iskemik, kolitis
mikroskopik, kolitis non-spesifik (simple colitis).
D. Patofisiologi
Suatu serangan bisa mendadak dan berat, menyebabkan diare hebat, demam tinggi, sakit perut dan
peritonitis (radang selaput perut). Selama serangan, penderita tampak sangat sakit. Yang lebih sering terjadi
adalah serangannya dimulai bertahap, dimana penderita memiliki keinginan untuk buang air besar yang
sangat, kram ringan pada perut bawah dan tinja yang berdarah dan berlendir.
Jika penyakit ini terbatas pada rektum dan kolon sigmoid, tinja mungkin normal
atau keras dan kering. Tetapi selama atau diantara waktu buang air besar, dari rektum keluar lendir yang
mengandung banyak sel darah merah dan sel darah putih. Gejala umum berupa bisa ringan atau malah tidak
muncul. Jika penyakit menyebar ke usus besar, tinja lebih lunak dan penderita buang air besar sebanyak 10-
20 kali/hari. Penderita bisa demam, nafsu makannya menurun dan berat badannya berkurang.Kolitis ulseratif
adalah penyakit ulseratif dan inflamasi berulang dari lapisan mukosa kolon dan rectum. . Proses penyakit
mulai pada rectum dan akhirnya dapat mengenai seluruh kolon. Akhirnya usus menyempit, memendek dan
menebal akibat hipertrofi muskuler dan deposit lemak.
E. Manifestasi Klinik
1. Anemia
2. Fatigue/ Kelelahan
3. Berat badan menurun
4. Hilangnya nafsu makan
5. Hilangnya cairan tubuh dan nutrisi
6. Lesi kulit dan mata
7. Nyeri sendi
8. Kegagalan pertumbuhan (khususnya pada anak-anak)
9. Buang air besar beberapa kali dalam sehari (10-20 kali sehari)
10. Terdapat darah dan nanah dalam kotoran
11. Perdarahan rektum (anus)
12. Rasa tidak enak di bagian perut.
13. Mendadak perut terasa mulas.
14. Kram perut.
15. Sakit pada persendian.
16. Rasa sakit yang hilang timbul pada rectum
17. Anoreksia
18. Hipokalsemia
F. Pemeriksaan penunjang
1. Gambaran Radiologi
2. Foto polos abdomen
3. Barium enema
4. Ultrasonografi (USG)
5. CT-scan dan MRI
6. Pemeriksaan Endoskopi
G. Pemeriksaan Diagnostik
7. Contoh feses (pemeriksaan digunakan dalam diagnosa awal dan selama penyakit)
8. Protosigmoi doskopi
9. Sitologi dan biopsy rectal
10. Enema bartum
11. Kolonoskopi
12. Kadar besi serum
13. ESR
14. Elektrolit
H. Komplikasi
• Perdarahan, merupakan komplikasi yang sering menyebabkan anemia karena kekurangan zat besi. Pada
10% penderita, serangan pertama sering menjadi berat, dengan perdarahan yang hebat, perforasi atau
penyebaran infeksi.
• Kolitis Toksik, terjadi kerusakan pada seluruh ketebalan dinding usus. Kerusakan ini menyebabkan
terjadinya ileus, dimana pergerakan dinding usus terhenti, sehingga isi usus tidak terdorong di dalam
salurannnya. Perut tampak menggelembung. Usus besar kehilangan ketegangan ototnya dan akhirnya
mengalami pelebaran.
• Kanker Kolon (Kanker Usus Besar). Resiko kanker usus besar meningkat pada orang yang menderita
kolitis ulserativa yang lama dan berat.
1. Bersifat lokal atau sistemik
2. Fistula dan fisura abses rectal
3. Dilatasi toksik atau megakolon
4. Perforasi usus
5. Karsinoma kolon
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KOLITIS
PENGKAJIAN/PENGUMPULAN DATA
1. Data Biografi: Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan
 
2. Data Dasar Pengkajian Klien
 
• Aktivitas/istirahat
 
Gejala:
Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah Insomnia, tidak tidur semalaman
karena diare Merasa gelisah dan ansietas Pembatasan aktivitas/kerja sehubungan
dengan efek proses penyakit.

• Takikardia Crospons terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan nyeri.


Kemerahan area akimonsis (kekurangan vitamin K)
 
TD: hipotensi, termasuk postural
Kulit/membran mukosa, turgor buruk, kering, lidah
pecah (dehidrasi/malnutrisi)
 
 

3. Integritas
Gejala:
 
• Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, misalnya perasaan tak berdaya/tak ada
harapan
• Faktor stress akut/kronis, misalnya hubungan dengan keluarga/pekerjaan,
pengobatan yang mahal
• Faktor budaya peningkatan prevalensi dari populasi Yahudi
 
Tanda:
 
Menolak, perhatian menyempit, depresi.

4. EliminasGejala:
• Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai batu atau berair
 

• Episode diare berdarah tak dapat diperkirakan, hingga timbul,


sering tak dapat dikontrol (sebanyak 20 – 30 kali defekasi/hari)
 
5. Makanan/ cairan Gejala: 6. Higine Tanda:
• Anoreksia, mual/muntah • Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri
• Penurunan berat badan • Stomatitis menunjukkan kekurangan vitamin
• Tidak toleran terhadap diet/sensitif • Bau badan
misalnya buah segar/sayur
• Produk susu makanan berlemak. 7.Nyeri/kenyamanan
   Gejala:
Tanda: • Nyeri/nyeri tekan pada kwadran kiri bawah
•  Penurunan lemak subkutan/massa (mungkin hilang dengan defekasi)
otot • Titik nyeri berpindah, nyeri tekan (arthritis)
• Kelemahan tonus otot dan turgor kulit • Nyeri mata, fotofobia (iritis)
buruk  
• Membran mukosa pucat, luka, Tanda:
inflamasi rongga mulut  Nyeri tekan abdomen/distensi
 
 
8.Keamanan Gejala:
• Riwayat lupus eritoma tous, anemia hemolitik, vaskulitis,. 9.Seksualitas
• Arthritis (memperburuk gejala dengan eksoserbasi penyakit  
usus) Gejala: frekuensi
• Peningkatan suhu 39,6 – 40 ºC (eksoserbasi akut) menurun/menghindari aktivitas
• Penglihatan kabur seksual
• Alergi terhadap makanan/produk susu (mengeluarkan  
histamine ke dalam usus dan mempunyai efek 10. Interaksi sosial
inflamasi) Gejala:
Masalah hubungan/peran sehubungan
Tanda: dengan kondisi
 
Lesi kulit mungkin ada misalnya: eritoma nodusum (meningkat),  Ketidakmampuan aktif dalam sosial
yeri, kemerahan dan membengkak pada tangan, muka, plodeima
angrionosa (lesi tekan purulen/lepuh dengan batas keunguan)
• Ankilosa spondilitis
• Uveitis, Kongjutivitis/iritis
Diagnosa keperawatan
 Nyeri b.d. iritasi intestinal, diare, kram abdomen, respons pembedahan.
 Risiko ketidakseimbangan cairan tubuh b.d. keluar cairan tubuh dari muntah.
 Aktual/risiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. intake makanan yang kurang
adekuat
 
Intervensi dan Perencanaan Keperawatan
 Nyeri berhubungan dengan iritasi intestinal, diare, kram abdomen, sembelit, respons pembedahan.
 Tujuan : dalam waktu 3x24 jam pascabedah, nyeri berkurang atau teradaptasi.
 Kriteria evaluasi :
- Secara subjektif pernyataan nyeri berkurang atau teradaptasi.
  Skala nyeri 0-1 (0-4).
 TTV dalam batas normal, wajah pasien rileks.
2. Risiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake makanan yang kurang adekuat.
 
Tujuan: setelah 3x24 jam pada pasien nonbedah dan setelah 7x24
jam pascabedah intake nutrisi dapat optimal dilaksanakan.
Kriteria evaluasi:
• Pasien dapat menunjukkan metode menelan makanan yang
tepat.
• Keluhan mual dan muntah berkurang.
• Secara subjektif melaporkan peningkatan nafsu makan.
• Berat badan pada hari ke-7 pascabedah meningkat 0,5 kg.
3. Aktual/risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan diare, kehilangan cairan dari gastrointestinal, gangguan absorpsi usus
besar, pengeluaran elektrolit dari muntah.
 
Tujuan: dalam waktu 1x24 jam tidak terjadi ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit.
Kriteria:
• Pasien tidak mengeluh pusing TTV dalam batas normal, kesadaran
optimal.
• Membran mukosa lembab, turgor kulit normal, CRT >3 detik.
• Laboratorium: Nilai elekrolit normal, analisis gas darah normal.
A. Kesimpulan
Usus besar atau colon berbentuk saluran muscular beronga yang membentang dari secum hingga canalis ani dan dibagi
menjadi sekum, colon (assendens, transversum, desendens, dan sigmoid), dan rectum.
Kolitis ulseratif adalah kondisi kronis yang tidak diketahui penyebabnya biasanya mulai pada rektum dan bagian distal
kolon dan mungkin menyebar keatas dan melibatkan sigmoid dan kolon desenden atau seluruh kolo n. Ini biasanya hilang
timbul (akut eksaserbasi dengan remisi panjang), tetapi beberapa individu (30%-40%) mengalami gejala terus menerus
(Doenges, 471, 2000).
B.Saran
Dalam pebuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam pebuatan makalah masi terdapat banyak kesalahan,
kekurangan serta kejanggalan baik dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Utnuk itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepan lebih baik dan penulis berharap kepada semua pmbaca
mahasiswa khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan datang.
 
DAFTAR PUSTAKA
 
 
Doenges, Marilynn E, dkk. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan. Jakarta: EGC
Moorhouse,Dongoes.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Edisi
3.Jakarta:EGC Smeltzer,Suzanne.2002.keperawatan Medikal
Bedah. Volume 2.Edisi 8 .Jakarta EGC

Anda mungkin juga menyukai