A NGG OTA
ASKEP KOLITIS
KOLITIS
A. Pengertian
Kolitis ulseratif adalah kondisi kronis yang tidak diketahui penyebabnya biasanya mulai pada rektum
dan bagian distal kolon dan mungkin menyebar keatas dan melibatkan sigmoid dan kolon desenden atau
seluruh kolo n. Ini biasanya hilang timbul (akut eksaserbasi dengan remisi panjang), tetapi beberapa
individu (30%-40%) mengalami gejala terus menerus (Doenges, 471, 2000).
Kolitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain infeksi akut atau kronik oleh virus, bakteri,
dan amoeba, termasuk keracunan makanan. Adanya penyakit autoimun dapat menyebabkan kolitis, yaitu
kolitis ulseratif dan penyakit Cohrn. Kolitis limfositik dan kolitis kolagenus disebabkan beberapa lapisan
dinding kolon yang ditutupi oleh sel-sel limfosit dan kolagen. Selain itu, kolitis dapat disebabkan zat kimia
akibat radiasi dengan barium enema yang merusak lapisan mukosa kolon, dikenal dengan kolitis kemikal.
Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya kolitis ditinjau dari teori Blum dibedakan menjadi empat
faktor, yaitu: faktor biologi, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor prilaku.
B. Etiologi
Kolitis bisa menjalar ke belakang sehingga menyebabkan proktitis. Penyebab dari kolitis ada beberapa macam antara
lain:
• Infeksi
Trichuris vulpis, Ancylostoma sp, Entamoeba histolytica, Balantidium coli, Giardia spp, Trichomonas spp, Salmonella
spp, Clostridium spp, Campylobacter spp, Yersinia enterolitica, Escherichia coli, Prototheca, Histoplasma capsulatum, dan
Phycomycosis.
• Faktor familial/genetik
Penyakit ini lebih sering dijumpai pada orang kulit putih daripada orang kulit hitam dan orang Cina, dan insidensinya
meningkat (3 sampai 6 kali lipat) pada orang Yahudi dibandingkan dengan orang non Yahudi
C. Klasifikasi
Berdasarkan penyebab dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
• Kolitis infeksi, misalnya : shigelosis, kolitis tuberkulosa, kolitis amebik, kolitis pseudomembran, kolitis karena
virus/bakteri/parasit.
• Kolitis non- infeksi, misalnya : kolitis ulseratif, penyakit Crohn’s kolitis radiasi, kolitis iskemik, kolitis
mikroskopik, kolitis non-spesifik (simple colitis).
D. Patofisiologi
Suatu serangan bisa mendadak dan berat, menyebabkan diare hebat, demam tinggi, sakit perut dan
peritonitis (radang selaput perut). Selama serangan, penderita tampak sangat sakit. Yang lebih sering terjadi
adalah serangannya dimulai bertahap, dimana penderita memiliki keinginan untuk buang air besar yang
sangat, kram ringan pada perut bawah dan tinja yang berdarah dan berlendir.
Jika penyakit ini terbatas pada rektum dan kolon sigmoid, tinja mungkin normal
atau keras dan kering. Tetapi selama atau diantara waktu buang air besar, dari rektum keluar lendir yang
mengandung banyak sel darah merah dan sel darah putih. Gejala umum berupa bisa ringan atau malah tidak
muncul. Jika penyakit menyebar ke usus besar, tinja lebih lunak dan penderita buang air besar sebanyak 10-
20 kali/hari. Penderita bisa demam, nafsu makannya menurun dan berat badannya berkurang.Kolitis ulseratif
adalah penyakit ulseratif dan inflamasi berulang dari lapisan mukosa kolon dan rectum. . Proses penyakit
mulai pada rectum dan akhirnya dapat mengenai seluruh kolon. Akhirnya usus menyempit, memendek dan
menebal akibat hipertrofi muskuler dan deposit lemak.
E. Manifestasi Klinik
1. Anemia
2. Fatigue/ Kelelahan
3. Berat badan menurun
4. Hilangnya nafsu makan
5. Hilangnya cairan tubuh dan nutrisi
6. Lesi kulit dan mata
7. Nyeri sendi
8. Kegagalan pertumbuhan (khususnya pada anak-anak)
9. Buang air besar beberapa kali dalam sehari (10-20 kali sehari)
10. Terdapat darah dan nanah dalam kotoran
11. Perdarahan rektum (anus)
12. Rasa tidak enak di bagian perut.
13. Mendadak perut terasa mulas.
14. Kram perut.
15. Sakit pada persendian.
16. Rasa sakit yang hilang timbul pada rectum
17. Anoreksia
18. Hipokalsemia
F. Pemeriksaan penunjang
1. Gambaran Radiologi
2. Foto polos abdomen
3. Barium enema
4. Ultrasonografi (USG)
5. CT-scan dan MRI
6. Pemeriksaan Endoskopi
G. Pemeriksaan Diagnostik
7. Contoh feses (pemeriksaan digunakan dalam diagnosa awal dan selama penyakit)
8. Protosigmoi doskopi
9. Sitologi dan biopsy rectal
10. Enema bartum
11. Kolonoskopi
12. Kadar besi serum
13. ESR
14. Elektrolit
H. Komplikasi
• Perdarahan, merupakan komplikasi yang sering menyebabkan anemia karena kekurangan zat besi. Pada
10% penderita, serangan pertama sering menjadi berat, dengan perdarahan yang hebat, perforasi atau
penyebaran infeksi.
• Kolitis Toksik, terjadi kerusakan pada seluruh ketebalan dinding usus. Kerusakan ini menyebabkan
terjadinya ileus, dimana pergerakan dinding usus terhenti, sehingga isi usus tidak terdorong di dalam
salurannnya. Perut tampak menggelembung. Usus besar kehilangan ketegangan ototnya dan akhirnya
mengalami pelebaran.
• Kanker Kolon (Kanker Usus Besar). Resiko kanker usus besar meningkat pada orang yang menderita
kolitis ulserativa yang lama dan berat.
1. Bersifat lokal atau sistemik
2. Fistula dan fisura abses rectal
3. Dilatasi toksik atau megakolon
4. Perforasi usus
5. Karsinoma kolon
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KOLITIS
PENGKAJIAN/PENGUMPULAN DATA
1. Data Biografi: Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan
2. Data Dasar Pengkajian Klien
• Aktivitas/istirahat
Gejala:
Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah Insomnia, tidak tidur semalaman
karena diare Merasa gelisah dan ansietas Pembatasan aktivitas/kerja sehubungan
dengan efek proses penyakit.
3. Integritas
Gejala:
• Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, misalnya perasaan tak berdaya/tak ada
harapan
• Faktor stress akut/kronis, misalnya hubungan dengan keluarga/pekerjaan,
pengobatan yang mahal
• Faktor budaya peningkatan prevalensi dari populasi Yahudi
Tanda:
Menolak, perhatian menyempit, depresi.
4. EliminasGejala:
• Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai batu atau berair