6.1 Pendahuluan
Tujuan pengajaran bab ini adalah agar mahasiswa dapat menghitung momen
inersia penampang bidang tampang balok atau batang denganberbagai
bentuk. Untuk memenuhi tujuan tersebut pokok-pokok bahasan yang
disajikan dalam bab ini adalah: rumus umum momen inersia penampang,
momen inersia penampang berbagai tampang balok, dan momen inersia
penampang terhadap sumbu tertentu. Penyajian bab ini, termasuk latihan
soal di kelas diprogramkan sebanyak dua kali pertemuan. Setelah itu
mahasiswa sudah dapat mengembangkan sendiri penmgetahuan dan
keterampilannya dalam menghitung momen inersia penampang.
Kemampuan menghitung momen inersia penampang ini sangat menonjol
dalam bidang perencanaan struktur, karena ubahbentukan atau dengan kata
lain kekakuan struktur terhadap beban lengkungan bergantung pada momen
inersia penampangnya (dan juga pada modulus elastisitasnya).
68
dalam hal ini sumbu x dan sumbu y saling tegak lurus.
Dalam persamaan dasar lendutan, garis lendutan adalah sumbu yang melalui
titik berat penampang. Oleh karena itu pusat salib sumbu perhitungan momen
inersia penampang terletak titik berat penampang. Jadi untuk menghitung
momen inersia penampang harus mampu terlebih dahulu menghitung
koordinat titik berat penampang.
Jika bidang penampang dibatasi oleh garis yang sera matematis diketahui
persamaannya, maka momen inersia penampangnya dapat dihitung dengan
cara integral. Akan tetapi bila bidangnya dibatasi oleh garis yang persamaan
matematisnya tidak dapat disusun, maka momen inersia penampangnya
dapat dihitung dengan prinsip penjumlahan seperti berikut:
69
Tabel 6.1
Momen inersia Modulus
Bentuk Bidang penampang Penampang
Contoh 6.1:
70
x mesti ditulis dalam fungsi y.
Gambar 6.1
Selanjutnya diperoleh:
71
6.3 Momen Inersia Penampang terhadap sumbu yang sejajar
dengan sumbu
Bila diketahui satu bidang dengan koordinat titik berat di xs dan ys. Pada titik
berat tersebut dibuat satu pusat salib sumbu baru dengan sistem koordinat
x y , seperti gambar 6.2.
Gambar 6.2
dengan x dan y adalah jarak elemen luasan dA ke sumbu y dan x. Jadi, kalau
dikaitkan dengan koordinat x y , berlaku :
sehingga
72
Untuk faktor-faktor tersebut berlaku :
Contoh 6.2.
Hitunglah momen inersia penampang bidang segitiga (gambar 6.1) terhadap
sumbu sejajar x dan melalui titik beratnya.
Penyelesaian:
Hasil perhitungan ini akan juga membuktikan bahwa momen inersia
penampang terhadap sumbu yang melalui titik berat adalam minimum. Pada
contoh 1, telah dihitung momen inersia penampang bidang segitiga terhadap
73
sumbu x yang melalui garis alas segitiga. Jarak garis alas segitiga terhadap
titik beratnya adalah 1/3 tinggi segitiga.
Jadi:
74
perhitungan seperti ini lajim dilakukan dengan membuat tabel perhitungan.
(lihat contoh soal).
Seperti dapat diamati dalam formula perhitungan momen inersia penampang,
tanda jarak tidak memainkan peran, karena nilai momen inersia penampang
selalu positif. Oleh karena itu untuk bidang yang mempunyai sumbu simetris,
penjumlahan bidang yang sumbu simetrisnya merupakan pencerminan
bidang-bidang tersebut, dapat dijumlahkan momen inersia penampangnya.
Perhatikan ilustrasi [ada gambar 6.3. Tampang dengan bentuk seperti pada
kolom paling kiri dapat sederhanakan menjadi bentuk paling kanan sehingga
lebih mudah dihitung momen inersia penampangnya.
Gambar 6.3
Contoh 6.3.
75
Gambar 6.4
76
Contoh 6.4.
Gambar 6.7
Sumbu x yang melalui titik berat diberi symbol x , bidang-bidang lalu dibagi
menjadi bidang sederhana yang langsung diketahui momen inersia
penampangnya dengan bantuan tabel 6.1 dan dinomori, seperti gambar 6.8.
77
Gambar 6.8
sehingga:
Untuk bidang 3 :
Untuk bidang 4 :
78
Untuk bidang 5 :
Selanjutnya titik berat bidang dan penjumlahan momen dihitung dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
79
penampang terhadap sumbu x (berimpit dengan sisi atas bidang 1) dan juga
telah diketahui jarak titik berat ke sumbu x, yakni ys.
80
Gambar S6.2 Gambar S6.4
81