Asbestos Deposit
Asbestos Deposit
Oleh
Universitas Padjajaran
Fakultas Teknik Geologi
Program Studi Teknik Geologi
Jatinangor
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Endapan mineral salah satu kekayaan alam yang berpengaruh dalam
perekonomian nasional. Oleh karena itu upaya untuk mengetahui kuantitas
dan kualitas endapan mineral lebih ditingkatkan seiring dengan tahapan
eksplorasinya.
Endapan mineral merupakan suatu keterdapatan mineral dengan
ukuran dan kadar yang cukup secara teknis (dalam berbagai kondisi) dan
mempunyai nilai ekonomis yang potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.
Batuan yang mengandung satu atau lebih mineral logam yang akan memiliki
nilai ekonomis jika ditambang dinamakan ore mineral atau mineral bijih.
Salah satu proses pembentukan deposit mineral adalah proses
metamorfisme, proses ini juga merupakan pembentuk batuan metamorfik.
Deposit mineral yang dibentuk oleh proses metamorfisme dianggap cukup
menarik karena menghasilkan mineral-mineral yang spesifik diantaraanya
berupa mineral industry serta batu mulia yang mempunyai nilai ekonomi
cukup tinggi.
Proses metamorfisme ialah keadaan dimana mineral-mineral yang
telah ada secara menyeluruh berubah menjadi endapan mineral. Media utama
yang menyebabkan perubahan yaitu suhu dan temperature yang tinggi.
Terdapat beberapa endapan mineral yang berhubungan dengan proses
metamorfisme, salah satunya asbestos deposit.
B. Tujuan
1. Mengetahui tentang proses metamorfisme
2. Mengetahui asbestos deposits karena proses metamorfisme
3. Mengetahui macam-macam asbestos deposits
BAB II
ISI
ASBESTOS
Asbestos ("asbes") adalah sebuah grup mineral metamorfis berfiber. Nama ini
berasal dari dari penggunaannya di lampu wick, karena tahan api dia telah digunakan
dalam banyak aplikasi, selain itu lebih tahan terhadap zat asam.Asbestos adalah
bentuk serat mineral silika termasuk dalam kelompok serpentine dan amphibole dari
mineral-mineral pembentuk batuan, termasuk: actinolite, amosite (asbes coklat,
cummingtonite, grunnerite), anthophyllite, chrysotile (asbes putih), crocidolite (asbes
biru), tremolite, atau campuran yang sekurang-kurangnya mengandung salah satu dari
mineral-mineral tersebut.
Asbes adalah nama umum yang berlaku untuk beberapa jenis mineral silikat
berserat. Secara historis, asbes terkenal karena ketahanan terhadap api dan
kemampuannya untuk ditenun menjadi kain. Karena sifat ini, asbes digunakan untuk
membuat tirai tahan api panggung untuk teater, serta tahan panas pakaian untuk
pekerja logam dan petugas pemadam kebakaran. Aplikasi yang lebih modern dari
asbes memanfaatkan ketahanan kimia dan sifat penguat serat untuk menghasilkan
produk asbes semen yang diperkuat termasuk pipa, lembaran, dan herpes zoster yang
digunakan dalam konstruksi bangunan. Asbes juga digunakan sebagai isolasi untuk
mesin roket di pesawat luar angkasa dan sebagai komponen dalam sel elektrolitik
yang membuat oksigen di kapal selam nuklir terendam.Sebagian besar klorin untuk
pemutih, pembersih, dan desinfektan diproduksi menggunakan produk asbes.
ENDAPAN ASBESTOS
Endapan asbes terdiri dari 2 jenis yaitu asbes serpentin dan jenis amfibol.
Serpentin adalah magnesium silikat hidrous (Mg6 (OH)6Si2 H20) sering juga disebut
krisotil atau pikrolit. Sedangkan amfibol adalah kalsium. Magnesium, besi, natrium
dan aluminium silikat sering dijumpai dalam bentuk mineral amosit, krosidoli,
tramolit, actinolit dan antopilit.
A. Asbes Serpentin
Asbes dalam bentuk mineral erisotil terdapat dalam serpentin hasil alterasi dari
batuan beku ultra basa perifotit, dunit atau batuan sedim ultra basa biasanya berupa
urat berbentuk lensa yang diselimuti oleh serpentin dan sering dijumpai dalam bentuk
:
a) “cross-fibre” yaitu dengan serta pada dinding urat panjang serat merupakan lebar
dari urat yang ditempati
b) “slip-fibre” yaitu serat asbes berkedudukan sejajar atau menyudut terhadap dinding
urat.
c) “mass-fibre” berbentuk agregasi serat tanpa orientasi biasanya berpola menyebar
(radial).
Panjang serta dari krisotil biasanya berkisar antara 10-12 cm, juga sering
dijumpai sampai 20 cm, tetapi sebagian besar dan umum dijumpai hanya 2 cm saja
dengan kandungan berkisar antara 2-20% dari batuan.
B. Amfibol
Jenis amfibol yang paling penting adalah mineral krosidolit dan amosit,
keduan mineral ini dapat dijumpai pada batuan “slate”. Sekis dan “banded ironstone”
kedua mineral ini menguasai 3,5% pasaran asbes dunia.
Bentuk mineral asbes yang lain berbentuk mass-fiber dan slip-fiber terutama
anthopolit yang dapat dijumpai pada kantong-kantong peridotit dan piroksenit, serat
biasanya kaku dan panjangnya tidak lebih 1 cm dan dapat mencapai jumlah sampai
90% dalam batuan. Jenis amfibol lain yang dikenal adalah tremolit dan actinolit,
tetapi mineral ini kurang memiliki arti ekonomis.
Asbes merupakan mineral yang terdapat di alam. Asbes adalah istilah umum
dari serat mineral yang terdapat di alam dan terdiri dari berberapa jenis seperti
amosit, krosidolit, tremolit, antofilit, amfibol dan krisofil. Endapan asbes di Indonesia
terdapat di beberapa lokasi, dan untuk pengembanganya perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut. Mengingat hal tersebut, diperlukan informasi yang lengkap mengenai
asbes di Indonesia. Kegunaan Asbes antara lain sebagai bahan baku industri, seperti
industri barang dari karet, industri bahan bangunan, industri perlengkapan dan
komponen kendaraan roda empat. Kebutuhan asebes sebagai bahan baku itu semakin
meningkat dan diperlukan pengolahan asbes di Indonesia.
Asbes merupakan salah satu hasil dari transformasi batuan atau mineral
lainnya. Ganesa asbes terbentuk kemungkinan lebih dari satu juta tahun yang lalu
sehingga perlu dibedakan antara proses transformasi dengan kegiatan produksi asbes.
Variasi dari formasi asbes tidak terbentuk secara keseluruhan tetapi bersifat
relatif dan saling mempengaruhi. Hal ini disebabkan antara lain oleh pergerakan
tektonik lokal dan kondisi geologi, keadaan permukaan , rekahan, tekanan, keadaan
temperatur, dan faktor intrusi lainnya. Proses transformasi membedakan dua
kelompok asbes yaitu proses transformasi metamorfik serpentit dan jenis amfibol.
Proses metamorfosa ini memperkaya material dengan SiO2.
B. Mineralogi
Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam macam mineral yang dapat
dipisah-pisahkan, sehingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi
mineralnya asbes dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu :
o Golongan Amfibol yaitu mineral Aktinolit, antofilit, amosit , tremolit, dan krosidolit.
o Golongan serpentinit yaitu minerla krisotil yang merupakan hidroksida dari
magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11)H20.
Walaupun sudah jelas mineral asbes terdiri dari silikat kompleks tetapi
sebenarnya silikat itu berasal dari molekul molekul Si4O11.
Asbes digiling dalam mesin giling. Pada instalasi yang biasa, dipakai 3
macam mesin giling. Jaw atau gyratory crusher, cone dan hammer mill. Pada
penggilingan asbes ini harus diusahakan supaya sebanyak mungkin diperoleh serabut
yang panjang karena hargannya akan menjadi tinggi dan pemakaiannya banyak,
hasilnya serabut panjang, pendek serta yang halus akan dipisahkan dengan jalan
menyaring dan jalan penghisapan dengan udara, setelah itu serabut yang panjang
diatas belt diambil dengan tangan sebelum masuk kepada pengolahan selanjutnya.
Dan kegunaan berikutnya akan diolah sebagai bahan baku dari bahan dasar serabut
asbes ini.
B. Tempat Terdapatnya
C. Karakteristik Asbes
Serat Asbes cenderung mudah patah, menjadi debu, tersebar di udara serta
lengket pada pakaian maupun tubuh manusia. Serat asbes umumnya berukuran 3
sampai 20 micron, sehingga tidak dapat terlihat secara kasat mata. Tetapi bila
diperbesar melalui mikroskop electron, bentuk dari serat asbes adalah lancip dan
tajam.
A. Manfaat :
Banyak manfaat dari serabut asbes ini, pemakaian utama dari asbes yang
berkualitas tinggi yaitu yang dapat dipintal dipakai untuk melapisi rem mobil, benang
bahkan kain. Asbes juga bisa dipakai untuk membuat sumbu kaos lampu, sarung
tangan, tirai tahan api, baju tahan api isolasi listrik dan panas, band pengangkut atau
bisa disebut belt convenyor untuk benda-benda panas, bahan pengempak selampit dan
putar pada sambungan pipa-pipa uap. Sedangkan serabut yang panjang dipakai
sebagai bahan campuran dalam semen asbes yang digunakan untuk bahan atap
rumah, bisa juga untuk membuat pipa pendek dan sebagai penahan.
B. Kerugian :
Serat-serat ini menguap di udara dan tidak larut dalam air, jika terhirup oleh
paru-paru akan menetap di sana dan dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit. Asbes dapat membahayakan tubuh kita jika ada bagian asbes yang
rusak, sehingga serat-seratnya bisa lepas, ini sangat berbahaya karena sulit
untuk mendeteksi bagaimanakah yang dikatakan asbes rusak, dan terkadang kita
tidak sadar kalau asbes yang kita gunakan sudah rusak. Kondisi lain yang sangat
beresiko adalah saat asbes yang diperbaiki atau dipotong akan mengeluarkan serpihan
yang berupa serbuk yang sangat berbahaya bagi paru-paru (WHO, 1995)
BAHAYA ASBES
Serat asbes cenderung mudah patah, menjadi debu, tersebar di udara serta
lengket pada pakaian maupun tubuh manusia. Serat asbes umumnya berukuran 3
sampai 20 micron, sehingga tidak dapat terlihat secara kasat mata. Tetapi bila
diperbesar melalui mikroskop electron, bentuk dari serat asbes adalah lancip dan
tajam.
Debu asbes dapat menempel pada kulit dan menimbulkan gatal-gatal (iritasi).
Ketika digaruk atau digosok, debu tadi dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh
melalui lubang pori-pori untuk kemudian berkembang menjadi kanker kulit. Serat-
serat asbestos dengan diameter kurang dari 3 milimikron yang terinhalasi akan
menembus saluran napas dan tertahan dalam paru-paru. Sifatnya yang tahan lama
yang menyebabkan serat-serat asbes akan tinggal di dalam tubuh manusia selama
bertahun-tahun. Serat asbes dapat mengakibatkan gangguan pneumokoniosis (dari
bahasa Yunani, pneumon berarti paru-paru dan konis berarti debu) pada paru-paru
yang lebih dikenal dengan sebutan asbestosis, yaitu gangguan pada paru-paru karena
penyerapan jangka panjang serat asbes dan sudah cukup dikenal di kalangan praktisi
kesehatan kerja maupun kesehatan lingkungan. Partikel inorganik, yang terinhalasi,
seperti asbes, silika dapat merusak paru-paru melalui pembentukan radikal bebas.
Secara singkat bisa di simpulkan, penyakit karena asbes antara lain adalah:
a. Asbestosis yaitu luka pada paru-paru hingga kesulitan bernafas dan dapat
mengakibatkan kematian.
b. Mesothelioma, sejenis kanker yang menyerang selaput pada perut dan dada, muncul
gejalanya setelah 20-30 tahun sejak pertama kalimenghirup serat asbes.
c. Kanker paru-paru, biasanya asbes putih penyebab utama penyakit kanker paru-
paru
KESIMPULAN
\
Proses metamorfisme ialah keadaan dimana mineral-mineral yang telah ada
secara menyeluruh berubah menjadi endapan mineral. Media utama yang
menyebabkan perubahan yaitu suhu dan temperature yang tinggi. Terdapat beberapa
endapan mineral yang berhubungan dengan proses metamorfisme, salah satunya
asbestos deposit.
Asbes sangat berguna dalam kegiatan industry yaitu untuk pelapis rem mobil,
atap, bahan tuang tahan api, dll tergantung pada jenis seratnya. Tapi dibalik
banyaknya manfaat asbes, terdapat juga kerugian yang dihasilkan oleh asbes yaitu
serat asbes yang mudah patah dan menjadi debu, debu dari asbes ini akan
menyebabkan iritasi dan gangguan pernafasan
DAFTAR PUSTAKA