Anda di halaman 1dari 3

Mungkin banyak yang udah denger atau bahkan nonton serial Bodyguard.

Serial
enam episode yang nyeritain David Budd, seorang pengawal dari kepolisian yang
ditunjuk jadi pengawal Home Secretary lantaran berhasil mencegah aksi teror dalam
kereta.

Kesan awal bisa dibilang menarik, meski bukan bukan hal yang baru, terutama jika
melihat peran vital Home Secretary atau yang di sini dikenal sebagai Sekretaris atau
Menteri Dalam Negeri Britania Raya di dunia nyata. Home Secretary Britania Raya
bukan cuma menangani urusan kewarganegaraan tapi juga keamanan nasional di
Inggris Raya. Seenggaknya berdasarkan tugas dan tanggung jawab Home Secretary,
saya berharap bisa menikmati aksi Budd dalam melindungi Menteri Julia Montage
dari aksi teror atau demonstrasi atau sejenisnya. Maklum, sedari awal udah
digarisbawahi tebel banget klo Montage dikenal sebagai menteri yang ngedukung
pengiriman tentara Inggris ke wilayah konflik. Terlebih, secara umum, kebijakan
yang sedang dan sudah ia susun amat mendukung pengawasan dan penguatan
keamanan nasional yang bisa berujung pada timbulnya korban jiwa, baik dari pihak
masyarakat sipil atau tentara Inggris sendiri. Jadi, seenggaknya boleh dong, saya
sedikit berharap adegan heroik dengan bumbu gedebak-gedebuk di sana-sini.
Sayang, harapan saya sedikit meleset, seenggaknya di awal.

Yang saya temuin justru lebih banyak detail remeh yang bikin saya nyengir di sana-
sini padahal sama sekali nggak lucu. Detail yang kelak bikin ceritanya ngalir logis,
ngejutin, dan boleh dibilang seru tanpa banyak pake gaya tarik ulur kayak suspense
kebanyakan.

Detail yang bikin saya nyengir pertama adalah kuku pelaku teror bom bunuh diri.
Nggak tau kenapa ngeliat kuku mbak Nadia Ali, yang nggak beda jauh dari kuku jari
saya eh orang kebanyakan, saya jadi otomatis komen dalam hati. Coba deh kukunya
pake kuteks atau kliatan abis menikur, kayaknya komen saya bakal beda.

Blom lagi saya dibuat tersenyum simpul waktu cameraperson sengaja ngarahin
kamera ke bagian “people also search for” sewaktu Budd lagi nyari tau profil singkat
Julia Montage. Buat saya apa yang dilakuin Budd ibarat “sambil menyelam minum
air.” Buat Budd, kegiatan meng-google profil Montage bikin Budd lebih memahami
siapa siapa yang akan dikawalnya. Bagaimana rekam jejak kariernya, pola pikir,
kebijakan-kebijakan yang sedang dan pernah Montage susun dan sebagainya.

Wlopun rasanya terlalu simpel, cara instan tersebut justru terbilang praktis dan
efektif buat penonton malesan kayak saya. Minimal lewat fitur “people also search
for” tadi, saya jadi tahu siapa perdana menteri Inggris di serial itu tanpa perlu ribet
menantikan adegan yang ga wah atau malah ga perlu serta status hubungan mbak
Julia saat ini. Meski terbilang remeh, dua detail barusan, sekali lagi, bikin ceritanya
tetep ngalir dan tetep logis dari awal sampe belakang. Kan nggak lucu klo film
tentang pemerintahan Britania Raya tapi sama sekali nggak menyebut siapa perdana
menterinya.
Saya juga terkesan dengan bagaimana penulis skenario Jed Mercucio
mengembangkan karakter Julia Montage, terutama saat muncul di hadapan Budd
untuk pertama kalinya dari pintu kanan belakang mobilnya. Alih-alih memasang
wajah penuh senyum, Montage memasang ekspresi kusut tanda tak acuh. Anehnya
bukannya protes karena figur publik sama sekali tidak ramah seperti “harapan” saya
dan banyak orang, bagi saya, ekspresi Montage yang terkesan ketus itu bikin cerita
serasa natural, sesuai dengan atmosfer cerita yang sedang terjadi, dan bikin saya
pengen tau lebih banyak tentang sosok Montage. Lagi pula, klo dipikir-pikir, kita juga
nggak perlu selalu ngeliat figur publik selalu tampil manis di depan publik. Terlebih
yang bersangkutan juga lagi buru-buru.

Sosok Montage yang “nggak sempurna” justru malah bikin potensi konflik yang bisa
kita temui bisa makin beragam. Mulai dari konflik khas cerita khas action thriller,
sampai konflik ala opera sabun, yang klo mo dibikin di mari episode-nya bisa sampe
ratusan #eh.

Entah pemirsa yang budiman akan menganggapnya menarik atau tidak. Entah untuk
kepentingan jalan cerita atau memang mengamodasi episode yang memang tidak
terlalu panjang layaknya miniseri-miniseri Inggris lain, beberapa adegan yang
berpotensi menjadikan serial tersebut menjadi serial panjang justru nggak dibikin
berlarut-larut. Misal ketika Channel Dyson, asisten yang turut keluar dari pintu mobil
yang sama dengan Home Secretary di awal cerita, mengadu pada seorang penulis
yang bekerja di suatu media tak lama setelah Channel dipecat, salah satunya, karena
tidak sengaja menumpahkan kopi pada blazer ibu menteri. Alih-alih menganggap
informasi yang Channel berikan sebagai “ikan besar”, penulis tadi justru meminta
Channel memberi bukti yang konkret kalau ia tidak ingin disebut sebagai seorang
perajuk.

Bagi yang belum menonton serial ini, mungkin bisa menebak potensi cerita lain yang
bakal muncul di cerita Bodyguard seperti ini, tanpa perlu saya bagikan detailnya.
Potensi cerita yang juga muncul dalam film The Bodyguard (1992) yang dibintangi
Whitney Houston atau film Jet Li, Bodyguard from Beijing (1994).

Uniknya, meski sisi-sisi “menarik” tersebut nggak dikembangkan secara mendalam,


alur cerita yang dikembangkan dari detail-detail yang ditampilkan sejak awal cerita
ini dimulai berhasil memikat rata-rata 14 juta penonton untuk tiap episodenya. Saya
sendiri nggak tau apakah jumlah penonton segitu terbilang banyak apa nggak untuk
serial di Britania Raya. Yang jelas, penduduk Britania Raya di Britania Raya sendiri
kurang lebih berjumlah 72 juta orang.

Bukan cuma disukai sekitar seperlima populasi Britania Raya, Bodyguard juga
mendapat nomasi Golden Globe 2018 untuk serial terbaik. Meski tidak menyabet
penghargaan sebagai serial terbaik, peran Richard Madden sebagai pengawal
diganjar penghargaan sebagai aktor terbaik pada ajang yang sama. Konon Madden
berhasil menyabet penghargaan sebagai aktor terbaik karena berhasil
menginterpretasikan sosok pengawal sekaligus veteran perang yang mengalami
gejala gangguan stres pascatrauma meski sepanjang kurang lebih 330 menit Budd
mungkin total hanya menunjukkan gejala PTSD tidak lebih dari sepuluh sampai lima
belas menit.

Terlepas dari menarik tidaknya serial ini menurut anda dan saya, harapan saya cuma
satu. Wlopun banyak yang nonton, saya harap sutradaranya ngga berencana bikin
sekuel, dah itu aja.

Anda mungkin juga menyukai