Anda di halaman 1dari 49

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PONEK DI

RUMAH SAKIT UNDATA PALU


(MAMPU PONEK)

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa atas rahmat-Nya

sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan buku panduan penyelenggaraan ponek di

rumah sakit undata palu (mampu ponek).

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang sangat penting untuk

mengetahui gambaran tingkat permsalahan kesehatan masyarakat. Karena bayi yang baru

lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat tinggal orang tua si bayi tinggal

dan sangat erat kaitannya dengan status sosial ekonomi orang tua si bayi. Faktor-faktor

yang berkaitan dengan penyebab kematian bayi antara lain adalah infeksi dan berat bayi

baru lahir rendah. Kondisi tersebut berkaitan erat dengan kondisi kehamilan, pertolongan

persalinan yang aman, dan perawatan bayi baru lahir.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunannya. Untuk itu kami

terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhir kata, semoga buku pedoman ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan

membawa kebaikan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi Ibu dan Bayi Baru

Lahir dalam upaya menurunkan AKI dan AKB di Rumah Sakit UNDATA PALU.

Direktur RSUD Undata Palu

dr. Reny A. Lamadjido, Sp. PK.,M. Kes

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Angka Kematian Bayi (AKB) di Sulawesi Tengah telah menurun secara


bermakna dari 150 per-1000 kelahiran hidup di tahun 1971 menjadi 60 per-1000
kelahiran hidup pada tahun 2007 (menurut SDKI tahun 2007), dan diperkirakan
bahwa tahun 2010 AKB di Sulawesi Tengah akan turun menjadi 41 per 1000
kelahiran hidup.
Kematian bayi menurut Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu dapat dilihat
lebih rinci pada grafik dibawah ini.

10 PENYEBAB KEMATIAN
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
52
44

34
TOTAL

28
26
20

5
4
4

4
4

4
4
3

3
2

2
2

2
2

2
1

1
1

1
1
0

KASUS

Grafik Angka Kematian Bayi (AKB) di Rumah Sakit Umum Daerah


UndataPalu tahun 2013-2015.
Angka kematian ibu maternal adalah jumlah kematian hamil + jumlah
kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas per 100.000 kelahiran hidup.

3
Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat
kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan
lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan
kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas.
Berdasarkan data jumlah persalinan di kamar bersalin RSUD Undata kota Palu
pada tahun2014. Persalinan normal sebanyak 390 orang, dengan persalinan
patologi 154 orang, dan persalinan tindakan 317 orang. Didapatkan pesentase
kematian ibu pada tahun 2014 0,5%.
1.2 VISI, MISI DI RUMAH SAKIT UNDATA PALU (MAMPU PONEK)
1.2.1 VISI
a) RSUD Undata diharapkan menjadi Rumah Sakit PONEK 100% termasuk
dalam pelayanan operasi cito dalam waktu 30 menit secara on-site.
b) RSUD Undata diharapkan menjadi pusat rujukan tertinggi dalam system
rujukan emergensi KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).
c) Tersedianya pelayanan 24 jam dalam bidang pelayanan kebidanan dan
neonatal maupun dalam bidang pelayanan penunjang lainnya.

1.2.2 MISI
Menyelenggarakan pelayanan obstetri dan neonatal yang bermutu
melalui standarisasi RSUD Undata Palu MAMPU PONEK 24 Jam, dalam
rangka menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di RSUD
Undata Palu.. Pelayanan yang bermutu ini dapat dipantau dan dinilai oleh
Rumah Sakit itu sendiri melalui format yang telah disusun pada Standar
Kinerja Manajemen dan Standar Kinerja Klinis.

1.3 TUJUAN DI RUMAH SAKIT UNDATA PALU (MAMPU PONEK)


1.3.1 TUJUAN
1. Adanya kebijakan direktur RSUD Undata Palu dan dukungan penuh
manajemendalam pelayanan PONEK

4
2. Terbentuknya tim PONEK RSUD Undata Palu yang ditetapkan oleh
pimpinan RS dan memiliki SK/Surat tugas.
3. Tercapainya kemampuan teknis Tim PONEK RSUD Undata Palu sesuai
Standar Kinerja Klinis dan Kinerja Manajemen
4. Adanya proses konsultasi dan pembinaan dalam pelayanan obstetric dan
neonatal emergensi antara RS PONEK RSUD Undata Palu, Puskesmas
PONED,Puskesmas, Puskesmas pembantu, Dokter dan Bidan Praktik
Swasta,RS swasta.
5. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pihak manajemen RSUD
Undata Palu TIM PONEK dan dokter umum (asisten) ,bidan, perawat serta
tenaga non-medis bertanggung jawab dalam program PONEK di RSUD
Undata Palu..

1.4 RUANG LINGKUP PELAYANAN RUMAH SAKIT MAMPU PONEK 24 JAM

BERDASARKAN STANDAR KINERJA KLINIS

Ruang lingkup pelayanan PONEK di RSUD Undata Palu khususnya dimulai dari

garis depan/UGD dilanjutkan ke kamaroperasi/ruang tindakan sampai ke ruang

perawatan. Secara singkat dapat dideskripsikansebagai berikut:

1. Stabilisasi di UGD Kebidanan RSUD Undata Palu.

2. Stabilisasi Neonatal di UGD Umum RSUD Undata Palu .


3. Penanganan kasus gawat darurat (OK CITO) oleh tim PONEK di ruang Instalasi
Bedah Sentral di RSUD Undata Palu..
4. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparatomi dan seksio sesaria ruang
Instalasi Bedah Sentral RSUD Undata Palu.
5. Perawatan intermediate dan intensif maternal di HCU kebidanan di RSUD Undata
Palu.
6. Perawatan bayi di level III (persiapan), level II, level I, perawatan metode
kangguru, ruang ASI, ruang memandikan dan perawatan tali pusat, area pencucian

5
inkubator dan ruang rawat gabung di Perinatologi Resiko Tinggi (PERISTI) di
RSUD Undata Palu.
7. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi RSUD Undata Palu.
8. Pelayanan Ante Natal Care di UGD Kebidanan RSUD Undata Palu.

1.5 DASAR HUKUM


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan(Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Ne
gara RI Nomor 3495).2.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
PraktikKedokteran (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4431).3.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
PemerintahanDaerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan L
embarn Negara RI Nomor 4437).4.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159b/Menkes/SK/Per/II/1988 tentang
RumahSakit.

6
BAB II

CAKUPAN

2.1 DEFINISI
PONEK adalah Pelayan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif di Rumah
Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan tindakan :
a) seksia sesaria,
b) Histerektomi,
c) Reparasi Ruptura Uteri, cedera kandung/saluran kemih,
d) Perawatan Intensif ibu dan Neonatal,
e) Tranfusi darah.
Rumah Sakit MAMPU PONEK 24 jam adalah Rumah Sakit yang MAMPU
menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternaldan neonatal secara komprehensif
dan terintegrasi 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu (ON CALL). Hal ini harus
dapat terukur melalui Penilaian Kinerja Manajemen dan Penilaian Kinerja Klinis.

2.2 KETENTUAN
- Pelayanan ponek 24 jam dikelolah secara efektif dan efisien sesuai Visi,Misi dan
tujuan Rumah Sakit Undata Palu untuk menjamin pemenuhan hak hidup,
kepentingan bagi ibu dan bayi, tidak diskriminatif dan dapat
dipertanggungjawabkan.
- Pelayanan ponek 24 jam harus diselenggarakan secara kerjasama tim dan
terintegrasi antar layanan medis , keperawatan, kebidanan dan penunjang RSUD
Undata Palu.
- Untuk pelayanan perinatal risiko tinggi harus mampu memenuhi kebutuhan
pasien dan ada mekanisme rujukan yang jelas dirumah sakit sehingga penderita
mendapat pertolongan sesegera mungkin mulai dari unit gawat darurat (UGD)
stabilisasi neonatus RSUD Undata Palu.

7
2.3 ALUR PELAYANAN

8
BAB III
PENGORGANISASIAN

3.1 STRUKTUR ORGANISASI

PELINDUNG/PENASIHAT

Direktur RSUD Undata Palu


Wadir Pelayanan RSUD Undata
Kabid Pelayanan Medik RSUD Undata

SEKRETARIS KETUA

UGD NEONATAL TIM


PERINATOLOGI TIM KAMAR OPERASI TIM OJT
RESIKO TINGGI

DOKTER UMUM TIM TRANSFUSI LABORATORIUM RADIOLOGI


TIM KAMAR DARAH
BERSALIN

3.2 TIM PELAYANAN

SEKSI PENYELENGGARAAN PONEK 24 JAM DI RUMAH SAKIT


1. UGD NEONATAL
DOKTER ANAK : 1) dr. Suldiah, Sp.A
2) dr. Kartin Akune, Sp.A
3) dr. Amsyar Praja, Sp.A
4) dr. Effendy Salim, Sp.A

9
DOKTER UMUM : 1) dr. Esther Th. G. Walujan
2) dr. Kadek Rupawan
3) dr. Hardiknas
4) dr. Fitriani
5) dr. Junjun Firtriani
BIDAN : 1) Bid. Asna Beatrix, S.ST
2) Bid. Jeane Kristina, S.ST
3) Bid. Misnawati, S.ST
4) Bid. Rina, Amd.Keb
5) Bid. Nursia, Amd.Keb
2. TIM PERINATOLOGI RESIKO TINGGI
DOKTER ANAK : 1) dr. Suldiah, Sp.A
2) dr. Kartin Akune, Sp.A
3) dr. Amsyar Praja, Sp.A
BIDAN : 1) Bid. Wayan sunarti, Amd.Keb
2) Bid. Ni Made Meiarti, Amd.Keb
3) Bid. Bertha Sagala, Amd.Keb
4) Bid. Lily Handayani, Amd.Keb
5) Bid. Winarti Damayanti, Amd.Keb
3. TIM KAMAR OPERASI
DOKTER ANESTESI : 1) dr. Faridnan, Sp.An
2) dr. Fery Lumintang, Sp.An
3) dr. Sofyan Bulango, Sp.An
DOKTER OBGYN : 1) dr. Juniaty C.Simanjuntak, M.Kes., Sp.OG
2) dr. Ni Made Asty Janigiri, Sp.OG
3) dr. Daniel saranga, Sp.OG
4. DOKTER UMUM : 1) dr. Kadek Rupawan
2) dr. Hardiknas
3) dr. Junjun Firtriani
BIDAN & PERAWAT : 1) Nasir, S.Kep
2) Tony karapang, S.kep.Ns

10
3) Bid. Yulian, Amd.Keb
4) Bid. Dewi, Amd.Keb
5. TIM KAMAR BERSALIN
KETUA :
ANGGOTA : 1) dr. Juniaty C. Simanjuntak,
M.Kes.,Sp.OG
2) dr. Junjun Fitriani
3) Bid. Nursia, Amd. Keb
4) Sang Ayu Sidan, S.ST
5) Niluh Putriana, S.ST
6) Siti Marwah, S.ST
6. TIM TRANSFUSI DARAH
KETUA : dr. Arlin Tutu
ANGGOTA :
1) Jumardan, SKM
2) Nurwalidah Mahardika, APTD
3) Siti Hardianti Astuti, Amd.Kep

7. LABORATORIUM :
KETUA : dr. Try Apriani
ANGGOTA :
1) Hasanah, S.ST
2) Budiman, Am.Ak
3) Andi Firdaus, Am.Ak
4) Fadli, Am. Ak
8. RADIOLOGI :
DOKTER RADIOLOGI : 1) dr. Robert Mangiri, Sp.Rad. M.Sc
ANGGOTA : 1) Deby Warrow, S,ST
2) Samia Djafar, Amd.Rad
3) Sapriansyah, Amd.Rad
4) Rudi Santoso, Amd.Rad

11
5) Dani Yusuf, S.ST
9. TIM OJT (SARANA DAN PRASARANA) :
KETUA : drg. Jimmy Lee
ANGGOTA : 1) dr. Suldiah, Sp.A
2) dr. Kartin Akune, Sp.A
3) dr. Daniel Saranga, Sp.OG
4) dr. Hardiknas

3.3 PERANAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM PONEK RSUD UNDATA
PALU

1. TIM PENYELENGGARAAN PONEK DI RUMAH SAKIT


a) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tim penyelenggaraan PONEK.
b) Pemenuhan tenaga kesehatan.
c) Pemenuhan ketersediaan peralatan obat dan bahan habis pakai.
d) Terlaksananya menejemen pelayanan keperawatan dan pelayanan darah yang
aman.
e) Bimbingan teknis yang dilaksanakan oleh multi disipliner dalam
penyelenggaraan RS PONEK.

2. TIM RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI


a) Membantu ibu untuk menyusui bayi sedini mungkin.
b) Membantu ibu melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar.
c) Memberikan pengalaman kepada ibu keterampilan merawat bayi dan
mengimplementasikan setelah pulang dari rumah sakit.
d) Membantu ibu untuk melakukan kontak dengan bayi sehingga ibu
mendapatkan kehangatan emosional.

3. TIM INISIASI MENYUSUI DINI


a) Mengurangi angka kematian bayi dan mengurangi angka kematian ibu.

12
b) Membantu melancarkan program ASI ekslusif.
c) Membantu ibu kontak kulit dengan bayi sehingga keduanya menjadi tenang.
d) Mencegah perdarahan setelah ibu melahirkan.
e) Mengurangi terjadinya anemia pada ibu.

4. TIM RUMAH SAKIT SAYANG IBU


a) Meningkatkan mutu pelayanan ibu dan bayi secara terpadu.
b) Menurunkan angka kematian ibu.
c) Menurunkan angka kematian bayi khususnya angka kematian perinatal.
d) Menerapkan pedoman peningkatan mutu pelayanan ibu dan bayi.

5. TIM PELAKSANAAN RUJUKAN


a) Meningkatkan kemampuan puskesmas dan peningkatannya dalam rangka
menangani kasus resiko tinggi dan gawat darurat yang terkait dengan kematian
ibu maternal dan bayi.
b) Menyeragamkan dan menyederhanakan prosedur rujukan di wilayah
puskesmas.

6. TIM PMK DAN BBLR


a) Mampu menjelaskan dan melaksanakan cara menghangatkan BBLR dengan
perawatan metode kanguru.
b) Mampu menjelaskan dan melaksanakan pemberian minum ASI dini dan
ekslusif.
c) Mampu menjelaskan dan menerangkan cara PI.
d) Mampu menjelaskan dan melaksanakan cara pemberian imunisasi pada BBLR.
e) Mampu menjelaskan tanda bahaya dan melaksanakan cara tindakan pra
rujukan asuhan BBLR.

7. TIM PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATUS


a) Memberikan pelayanan kesehatan pada neonatus dengan cepat dan tepat
b) Menggunakan fasilitas kesehatan neonatus seefisien mungkin

13
c) Mengadakan pembagian tugas pelayanan kesehatan neonatus pada unit-unit
kesehatan sesuai dengan lokasi dan kemampuan unit-unit tersebut
d) Mengurangi angka kesakitan dan kematian bayi
e) Meningkatkan upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatis secara
berdaya guna dan berhasil guna

14
BAB IV

PELAYANAN

4.1 KONSEP PELAYANAN


 Dilakukan secara kerjasama tim (teamwork)
 Pelayanan dilakuakan sesuai standar
 Peralatan yang tersedia memenuhi ketentuan
 Semua tindakan terdokumentasi dengan baik
 Harus ada system monitor dan evaluasi
4.2 STRATA PELAYANAN

Dalam menyelenggarakan pelayanannya di rumah sakit, pelayanan PONEK 24


jam dibagi dalam beberapa strata pelayanan. Jenis pelayanan, kompetensi SDM dan
fasilitas/sarana pelayanan menentukanstarata pelayanan dirumah sakit Undata Palu.

4.3 SISTEM PELAYANAN DAN RUJUKAN


Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal adalah suatu sistempembagian
wilayah kerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yangdapat dijangkau oleh
masyarakat dalam waktu kurang dari 1 jam, agar dapatmemberikan tindakan darurat
sesuai standar. Regionalisasi menjamin agarsistem rujukan kesehatan berjalan secara
optimal.
Rujukan diartikan sebagai proses yang bermula dan timbal balik pada saatseorang
petugas kesehatan pada salah satu tingkat pelayanan mengalamikekurangan sumber
daya (sarana, prasarana, alat, tenaga, anggaran/uang)dan kompetensi, untuk
mengatasi sesuatu kondisi,
sehinggaharusmeminta bantuan kepada sarana pelayanan kesehatan lain baik yang seti
ngkat(horizontal) maupun berbeda tingkat (vertikal). Rujukan vertikal dapatdilakukan
dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi
atau sebaliknya (pasal 7 ayat 4, Peraturan Menteri KesehatanNomor 001 Tahun 2012
Sistem rujukan pelayanan kesehatan perseorangan merupakanpenyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugasdan tanggung jawab pelayanan

15
kesehatan secara timbal balik, baik vertikalmaupun horizontal (pasal 3 Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 001Tahun 2012).
Rujukan medik yang berkaitan dengan pengobatan dan pemulihan,
dapatdilaksanakan selain pengiriman langsung pasien (kasus), spesimen,pemeriksaan
penunjang medik, dan pengetahuan tentang penyakit, jugapengiriman secara tidak
langsung melalui bantuan teknologi komunikasiinformasi (ICT), berupa tele-
medicine/e-health/u-health , yang terbatas berupa gambar, tulisan dan suara (Audio-
visual), sedangkan rujukanpemeriksaan specimen/bahan tidak dapat dilakukan melalui
cara rujukanini, demikian pula untuk beberapa jenis rujukan penunjang medik lainnya

4.4 IN HOUSE TRAINING


In House Training adalah suatu kegiatan berupa lokakarya yang melibatkan
seluruhkaryawan RS PONEK yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalampelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif. Materi lokakarya
dapatmeliputi pelatihan manajemen maupun bidang klinis tergantung kebutuhan
RStersebut. Keputusan untuk memilih materi tergantung dari kebutuhan yg
dirasakankurang atau dianggap dapat meningkatkan kinerja RS ponek tersebut. RS
dapatmenghubungi dinas kesehatan setempat yang akan
berkolaborasi/bekerjasamadengan profesi dalam penyediaan fasilitator

16
BAB V

PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN SOP

PELAYANAN

A. Panduan Praktek Klinik Pelayanan Neonatologi


 Pedoman asi eksklusif
 Pedoman Asuhan Kontak Kulit dengan Kulit
 Pedoman Perawatan Metode Kangguru pada BBLR
 Pedoman praktek klinik bayi dengan ibu diabetes
 Panduan praktek klinik CPAP
 Panduan praktek klinik gawat napas pada neonatus
 Panduan praktek klinik hiperbilirubinemia poada neonatus
 Panduan praktek klinik hipoglikemia pada neonatus
 Panduan praktek klinik kejang pada neonatus
 Panduan praktek klinik kelainan bawaan
 Panduan praktek klinik Koagulasi Intravaskuler Deseminata (DIC)
 Panduan praktek klinik masalah hematologis yang sering ditemui pada
neonatus
 Panduan praktek klinik Nutrisi parenteral untuk neonatus
 Panduan praktek klinik pemberian asupan bagi neonatus berisiko tinggi
 Panduan praktek klinik pengendalian infeksi di Unit perawatan neonatus
 Panduan praktek klinik penyakit perdarahan pada neonatus
 Panduan praktek klinik pertumbuhan janin terhambat (PJT)
 Panduan praktek klinik Resusitasi Neonatus
 Panduan praktek klinik sepsis neonatorum
 Panduan praktek klinik tatalaksana cairan dan elektrolit
 Panduan praktek klinik terapi oksigen
 Panduan praktek klinik termoregulasi
 Panduan praktek klinik trauma lahir
 Panduan praktek klinik trombositopenia pada neonatal

17
BAB VI
PENCATATAN DAN PELAPORAN

4.1 Definisi dan Azas


Pencatatan dan pelaporan adalah keseluruhan proses pendataan pelaksanaan
kegiatan penyelenggaraan PONEK 24 jam secara terpadu dan paripurna dimana
petugas pencatatan dan pelaporan serta jalur dan terapan tetlah ditetapkan secara jelas.
Azasnya :
1. Jelas
2. Singkat
3. Bermanfaat

4.2 Mekanisme
Pencatatan dan pelaporan menggunakan format laporan tersendiri yang diambil dari
sistem pelaporan rumah sakit yang ada . Rumah sakit Undata Palu mengisi format
laporan pelayanan penyelenggaraan PONEK 24 jam. Data kemudian dikirim ke dinas
kesehatan propinsi sulawesi tengah.
4.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan pelayanan maternal dan neonatus di
RSUD Undata Palu.
2. Identifikasi masalah dalam pelaksanaan pelayanan maternal dan neonatus
secara terpadu dan paripurna di RSUD Undata Palu.
3. Sebagai dasar pembinaan rumah sakit Undata menuju rumah sakit sayang ibu
dan bayi dan mempertahankan serta mengembangkannya.

18
Data Kegiatan Rumah Sakit Undata Palu

Triwulan ...

1. Data Rawat Gabung


Bulan Jumlah bayi lahir Jumlah bayi rawat gabung

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
(%)

2. Data Cara Persalinan


Bulan Jumlah bayi lahir Jumlah bayi rawat gabung

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
(%)

19
3. Data bayi menurut berat lahir
Berat badan (gram)
Bulan Jumlah
< 2000 2000 – <2500 > 2500
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
(%)

4. Data Luaran neonatus


Bulan Jumlah bayi lahir Hidup Mati Dirujuk
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
(%)

5. Data Penyebab kematian


Penyebab Kematian Jumlah (%)
BBLR dan komplikasi
Kelainan tali pusat / placenta
Kelainan congenital
Asfiksia
Jumlah

20
BAB VII
MONITORING DAN EVALUASI

7.1 Algoritme Evaluasi Kinerja RS PONEKdanUpaya Pengembangan Kriteria RS PONEK

7.2 PENINGKATAN KUALITAS PONEK

A. ON THE JOB TRAINING


1. PENGERTIAN
On The Job Training (OJT) adalah suatu kegiatan yang bertujuan
untukmengawasi/mengevaluasi kinerja unit maternal neonatal Rumah
Sakitsetempat. Di dalam OJT juga terkandung upaya
bimbingan/penyampaiansaran jika ditemukan kejanggalan/hal-hal yang tidak
sesuai denganseharusnya.

21
2. PELAKSANA
Tim pelaksana dapat berasal dari tim PONEK RS Undata (self assessement)di
lakukan secaramandiri. Penilaian oleh tim PONEK RS setempat (self assessment)
minimalharus dikerjakan 1 kali setiap bulan dilanjutkan dengan memberikan
laporankepada Direktur RS. Hal yang dinilai adalah Standar Kinerja Manajemen
yangterdiri atas:
a. Standar Masukan
Daftar Tilik Pemantauan standar masukan meliputi Area CuciTangan, Area
Resusuitasi dan Stabilisasi di Ruang Neonatus/UGD,Unit Perawatan Khusus,
Unit Perawatan Intensif, Area Laktasi, Area Pencucian Inkubator.
b. Standar Manajemen
Daftar Tilik Pemantauan Pengelolaan menurut bagiannya antara
lain:Referensi, Catatan medis, Sumber daya manusia, Manajemen Kualitas,
Manajemen Pemeliharaan Selain itu, perlu pula dinilai kemampuan petugas
kesehatan dalam menanganikasus. Hal yang dinilai adalah Standar Kinerja
Klinis, menggunakan kriteriayang disusun dalam buku Protokol Asuhan
Neonatal Essensial dan buku Paketpelatihan PONEK: Protokol Bagi Tenaga
Pelaksana.Apabila Tim PONEK RS merasa belum mampu melakukan self
assessment,maka dapat meminta bantuan Pihak luar. Pihak luar yang
dimaksud disiniadalah Tim PONEK RS luar yang sudah mapan atau para ahli
yang mendapatpersetujuan dari kelompok profesi sekaligus juga diketahui
oleh DinasKesehatan setempat. Penilaian oleh Tim PONEK RS luar ini
dilakukan 2 atau3 bulan sekali atau lebih sering jika diperlukan, terutama
untuk pemula, agarpeserta OJT tidak kehilangan arah. Setelah itu, secara
perlahan, peserta OJTakan dilepaskan untuk dapat melakukan penilaian secara
mandiri.
3. PESERTA
Peserta adalah unit maternal neonatalbeserta berbagai unit pendukung di Rumah
Sakit Undata.
4. PELAKSANAAN

22
OJT dilakukan selama 2 hari. Hari pertama secara bersama-sama
mengevaluasikinerja manajemen dan kinerja klinis RS PONEK tersebut. Di hari
pertamaini juga sekaligus diberikan bimbingan dan arahan yang diperlukan.
Harikedua memberi laporan kepada direktur sekaligus membicarakan
langkahselanjutnya yang perlu diupayakan.

5. INSTRUMEN
Agar lebih seragam dan terarah, disediakan instrumen untuk melakukan OJTyaitu:
a) Standar Kinerja Manajemen(Standar masukan dan Standar manajemen)
b) Standar Kinerja Klinis(Protokol Asuhan Neonatal Essensial dan buku Paket
pelatihanPONEK: Protokol Bagi Tenaga Pelaksana)
6. TARGET
Setiap Rumah Sakit perlu mencantumkan target pencapaian PONEKnya. Halini
perlu dibicarakan dengan pimpinan rumah sakit, pimpinan daerah
danpengembang rumah sakit tersebut.

B. IN HOUSE TRAINING
In House Training adalah suatu kegiatan berupa lokakarya yang melibatkan seluruh
karyawan RS PONEK yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalampelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif. Materi lokakarya
dapatmeliputi pelatihan manajemen maupun bidang klinis tergantung kebutuhan
RStersebut. Keputusan untuk memilih materi tergantung dari kebutuhan yg
dirasakankurang atau dianggap dapat meningkatkan kinerja RS ponek tersebut. RS
dapatmenghubungi dinas kesehatan setempat yang akan
berkolaborasi/bekerjasamadengan profesi dalam penyediaan fasilitator.

PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA


Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata merupakan rumah sakit rujuakan. RS ini
terletak di daerah Palu Sulawesi Tengah, beralamat di jalan RE Martadinata
Palu,Sulawesi Tengah kode pos 94117.

23
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undatasecara resmi berdiri sejak tanggal 7 Agustus
1972, berlokasi di pesisir teluk Palu di Jl. Dr. Suharso 14 Palu, berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 59/DH.TAP/1972, dan diberi
nama “Undata” yang memiliki arti “Obat Kita”. Kata ini sekaligus bermakna tentang
layanan kesehatan dalam cakupan bersifat preventif, kuratif, dan rehabilitatif pada tatanan
kebersamaan “Mosangu Mosipakabelo”. Berkat kesungguhan pemerintah daerah dan
pihak manajemen RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah, serta dukungan Dinas
Kesehatan Republik Indonesia maka ditetapkan sebagai RSUD kelas C dengan surat
penetapan Menteri Kesehatan Nomor 51/Menkes/SK/II/79 tanggal 22 Desember 1979.
Sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 93/Menkes/SK/1995, RSUD Undata
berubah dari kelas rumah sakit tipe C menjadi kelas tipe B non pendidikan. Pada tahun
berikutnya diakui sebagai pusat rujukan tertinggi di Sulawesi Tengah dengan Peraturan
Daerah Nomor 6 Tahun 1996.

Selanjutnya pada periode Agustus 2009, RSUD Undata pindah ke bangunan baru
berlokasi di Jl. Trans Sulawesi Tondo Palu Timur, sesuai dengan Surat Keputusan
Gubernur No.445/400/RO/.ADM KESRAMAS tanggal 6 Agustus 2009 dan Surat
Keputusan DPRD Propinsi Sulawesi Tengah No.13/P.JMP-DPRD/2009 tanggal 24 Juni
2009.

Tabel 1. Data kepegawaian RSUD Undata Palu


No Jenis pegawai Jumlah
1 Medis
- dorkter umum 5
- dokter spesialis
- Spesialis anak 4
- Spesialis Obstetri-Ginekologi 3
- Spesialis lain 13
- dokter gigi 2
2 Paramedis
- perawat 16
- bidan 86
- non keperawatan -
3 Non medis 42
4 Manajemen 30
Jumlah 196

24
Data pelaynan didapakan sejak tahun 2001. Bed Occupation Ratio (BOR) seidikit diatas standar,
length of stay (LOS), TOI, BTO, GDR lebih rendah daripada standar. (Tabel 2).

Tabel 2. Kinerja RSUD Undata Palu


No Indikator Standar Tahun
kinerja 2001 2002 2003 2004 2005 2006
TB I
1 BOR 70-80 82,94 81,64 71,79 74,02 84,11 69,76
2 ALOS 6-9 Hr 3,28 2,22 2,93 3,18 3,72 3
3 TOI 1-3Hr 0,67 0,72 1,15 1,12 0,70 2
4 BTO 40-50kl 92,43 92,58 89,31 84,88 61,81 19
5 GDR <45/1000 9,03 9,63 9,15 10,04 17,2 10
6 TT 74 74 82 84 95 115

RSUD Undata Palu juga memberikan pelayanan perinatologi, yang dilayani oleh 2 orang
Spesialis Anak (SpA), 1 orang dokter umum dan beberapa perawat. Sedangakan pelayanan
kebidanan dilaksanakan oleh 2 orang Spesialis Kebidanan dan Kandungan (SpOG) dan beberapa
bidan. Kinerja di bidang Perinatologi tampak pada tabel 3, 4, 5, 6 dan 7.

Tabel 3. Rawat Gabung tahun 2005


Bulan Jumlah bayi lahir Jumlah bayi rawat gabung

Januari 126 125


Februari 116 111
Maret 135 133
April 99 96
Mei 141 137
Juni 133 130
Juli 120 119
Agustus 113 112
September 120 114
Oktober 140 137
November 127 123
Desember 101 98
Jumlah 1471 1435
(%) (100) (97,55)

Sebagian besar bayi lahir dilakukan rawat gabung, sisanya tidak dilakukan rawat gabung karena
alasan maternal atau kondisi bayinya.

Tabel 4. Cara Persalinan tahun 2005

Bulan SC Forceps Vaccum Spontan Sungsang Jumlah


Januari 10 0 5 102 9 126

25
Februari 10 0 1 98 6 115
Maret 15 0 6 106 5 132
April 15 0 8 71 4 98
Mei 29 0 0 98 12 139
Juni 16 0 9 101 5 131
Juli 14 0 4 96 5 119
Agustus 7 0 1 100 4 112
September 13 0 5 96 5 119
Oktober 15 0 2 114 9 140
November 13 0 4 103 6 126
Desember 3 0 0 91 6 100
Jumlah 160 0 45 1176 76 1457
(%) (11,0) (0) (3,1) (80,7) (5,2) (100)

Rata-rata persalian per bulan 121,4; sebagian besar persalinan adalah spontan (80,7%), dan SC-
rate hanya 11%.

Tabel 5. Data bayi menurut berat lahir tahun 2005


Berat badan (gram)
Bulan Jumlah
< 2000 2000 – <2500 > 2500
Januari 9 3 114 126
Februari 6 5 105 116
Maret 6 7 122 135
April 5 3 91 99
Mei 7 7 127 141
Juni 7 2 124 133
Juli 1 4 115 120
Agustus 5 5 103 113
September 5 2 113 120
Oktober 4 7 129 140
November 6 17 104 127
Desember 4 9 88 101
Jumlah 65 71 1335 1471
(%) (4,4) (4,8) (90,8) (100)

Sebagian besar bayi (90,8%) berat lahirnya >2.500 gram, sisanya bayi berat lahir rendah (BBLR)
dengan masing-masing 4,4% dan 4,8% untuk berat lahi <2.000 gram dan 2.000-<2.500 gram.

Tabel 6. Luaran neonatus tahun 2005


Bulan Jumlah bayi lahir Hidup Mati Dirujuk
Januari 126 125 1 0
Februari 116 111 4 1
Maret 135 133 2 0
April 99 96 3 0

26
Mei 141 137 1 3
Juni 133 130 1 2
Juli 120 119 1 0
Agustus 113 112 1 0
September 120 114 2 4
Oktober 140 137 1 2
November 127 123 3 1
Desember 101 98 2 1
Jumlah 1471 1435 22 14
(%) (100) (97,6) (1,5) (0,9)
Neonatal mortality rate 0,15/100 lahir hidup. Sebanyak 0,9% bayi dirujuk dengan alasan medis.
Penyebab kematian terbanyak adalah BBLR dengan komplikasinya diikuti kelainan tali
pusat/plasenta. (Tabel 7).

Tabel. 7. Penyebab kematian tahun 2005.


Penyebab Kematian Jumlah (%)
BBLR dan komplikasi 14 (63,7)
Kelainan tali pusat / placenta 4 (18,2)
Kelainan congenital 3 (13,6)
Asfiksia 1 (4,5)
Jumlah 22 (100)

Pelayanan Peirnatologi dilakukan di bangsal perinatologi yang terletak di lantai 3 gedung sayap
kanan. Pada lantai yang sama adalah kamar bersalin dan ruang rawat gabung. Sedangkan
Instalasi rawat darurat dan kamar operasi terletak di lantai 1 gedung yang sama. Direncanakan
pada tahun 2007 akan dibangun gedung baru (gedung utama/tengah), Ruang Perinatologi, Kamar
Bersalin dan Pascapersalinan akan menempati lantai 3.

27
8
7 9

6 10

5
11

12
3

1
13 14 15 16

17

Keterangan:
1. Ruang perawat Perinatlogi
2. Ruang Perinatologi 1
3. Ruang Perinatlogi 2
4. Ruang ganti
5. Lift
6. Ruang perawatan ibu (RG klas I)
7. Ruang perawatan ibu
8. Ruang administrasi
9. Ruang pearwatan ibu
10. Ruang perawatan ibu (RG Klas III)
11. Kamar bersalin
12. Ruang parenwatan ibu (RG klas II)
13. Kamar mandi dalam
14. Kamar mandi luar
15. Tempat alat sanitasi

28
16. Gudang
17. Tangga
Gambar 1. Denah lantai 3 gedung sayap kanan (Bangsal Perinatologi, Kamar bersalin, Ruang
Rawat Gabung, dan Ruang Pascapersalinan)

7.3 MANAGERIAL ASSESSMENT: STANDARD INPUT

Bagian 1: Daftar Tilik Pemantauan Standard Masukan

1. Area Pra-Bedah/Cuci

Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Metode
1.1 Struktur Fisik
1.1.1 Spesifikasi Ruang HOD OSR
Di ruang dengan beberapa tempat tidur, √
setiap ranjang harus berjarak 20 kaki (6
meters) dari wastafel yang dioperasikan
tanpa menggunakan tangan.
1.1.2 Kebersihan √ HOD OSR
1.1.3 Pencahayaan √ HOD OSR
1.1.4 Ventilasi √ HOD OSR
1.1.5 Wastafel √ HOD OSR
Bak wastafel harus cukup besar agar tidak
ada air terciprat dan tidak ada air tergenang.
Nilai Sebenarnya 4
Nilai Yang dibutuhkan 5
1.2 Furnitur
1.2.1 Wadah gaun bekas √ HOD OSR
1.2.2 Rak/gantungan baju √ HOD OSR
1.2.3 Rak sepatu √ HOD OSR
1.2.4 Loker untuk barang pribadi √ HOD OSR
1.2.5 Wadah sampah tertutup dengan kantung plastik √ HOD OSR
Tersedia wadah yang berbeda untuk sampah
organik dan non-organik.
Nilai Sebenarnya 4
Nilai Yang dibutuhkan 5
1.4 Bahan-bahan
1.4.1 Sabun HOD OSR
-Sabun harus ada dalam jumlah yang √
mencukupi, lebih baik sabun cair antibakteri
dengan dispenser yang menggunakan pompa.
1.4.2 Handuk HOD OSR
-Harus ada handuk untuk mengeringkan √
tangan. Bisa berupa kain kering atau kertas.
29
Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Metode
Nilai Sebenarnya 2
Nilai Yang dibutuhkan 2
Sebenarnya 10
Total Nilai untuk area Pra-bedah/cuci
Yang dibutuhkan 12

30
2. Area Resusitasi dan Stabilisasi

A. EMERGENCY ROOM
Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Keterangan
2.1 Struktur Fisik
2.1.1 Spesifikasi Ruang HOD OSR
-Area ruangan paling sedikit √
berukuran 6-15m2. Lokasinya di
dalam Unit Khusus Perawatan
Bayi.
2.1.2 Kebersihan √ Kebersihan lantai kurang HOD OSR
2.1.3 Pencahayaan √ HOD OSR
2.1.4 Ventilasi √ HOD OSR
2.1.5 Wastafel √ Tidak ada wastafel HOD OSR
2.1.6 Steker listrik HOD OSR
-Harus ada sedikitnya tiga steker √
untuk peralatan listrik yang
tempatnya sesuai. Steker harus
bisa menampung beban listrik
dan berfungsi baik serta aman.
Nilai Sebenarnya 4
Nilai Yang dibutuhkan 6
2.2 Furnitur
2.2.1 Meja periksa untuk bayi Meja kurang besar (hanya HOD OSR
beruppa meja alat), tidak
-Meja ditutup busa, lembar √ dialasi busa, ditutup
plastik utuh dan seprei bersih. √ lembar plastic tanpa alas
kain
-Bagian logam tidak berkarat.
2.2.2 Jam dinding Ada jam tapi tidak HOD OSR
berfungsi baik
-Menunjukkan waktu yang tepat √
dan berfungsi baik.
2.2.3 Meja perlengkapan √ HOD OSR
2.2.4 Selimut Selimut dipakai untuk alas HOD OSR
meja
-Harus ada selimut dalam √
jumlah yang cukup untuk
menyelimuti neonatus sesuai
dengan jumlah persalinan yang
diperkirakan.
Nilai Sebenarnya 1
Nilai Yang dibutuhkan 4
2.3 Perlengkapan
2.3.1 Pasokan Oksigen HOD OSR
Tingkat II:
-Harus ada dua tabung oksigen √ Hanya ada satu

31
Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Keterangan
dengan satu regulator dan tabung oksigen
pengukur aliran (jika oksigen
mengalir melalui pipa di √
dinding, lihat standard untuk √
tingkat III dan IV).
- Tabung oksigen cadangan
harus selalu terisi penuh.
- Harus ada konsentrator
oksigen.
Tingkat III dan IV:
-Harus ada oksigen mengalir
melalui pipa di dinding dengan
jumlah outlet sesuai dengan
jumlah penghangat radian.
- Harus ada dua tabung oksigen
dengan satu regulator dan
pengukur aliran untuk cadangan.
- Tabung oksigen cadangan
harus selalu terisi penuh.
Masker oksigen untuk Neonatus √
2.3.2 Lampu darurat √ HOD OSR
Stetoskop √
2.3.3 Kotak resusitasi harus berisi perlengkapan berikut:
2.3.3.1 -Kantung yang bisa √ HOD OSR
mengembang sendiri (ambu bag)
berfungsi baik
2.3.3.2 -Pegangan Laryngoscope √ HOD OSR
berfungsi baik
2.3.3.3 -Bilah Laryngoscope, ukuran 0 √ HOD OSR
dan 1 (Miller)
2.3.3.4 -Batere AA (ekstra) untuk √ HOD OSR
pegangan Laryngoscope
2.3.3.5 -Bola lampu laryngoscope ekstra √ HOD OSR
2.3.3.6 -Tabung reservoar oksigen √ HOD OSR
2.3.3.7 -Masker oksigen (ukuran bayi √ HOD OSR
cukup bulan dan prematur)
2.3.3.8 -Pipa endotrakea, ukuran 2 ½ , √ HOD OSR
3, 3 ½

-Plester √
-Gunting √
2.3.3.9 -Bola karet penghisap √ HOD OSR
2.3.3.10 -Kateter penghisap, ukuran 6, 8, √ HOD OSR

32
Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Keterangan
10
2.3.3.11 -Pipa untuk asupan, ukuran 5 √ HOD OSR
dan 8
2.3.3.12 -Tabung suntik 1, 2 ½ , 3, 5, 10, √ Hanya ada spuit HOD OSR
20, 50cc 3,5,10 ml
2.3.3.13 - Ampul Epinephrine √ HOD OSR
-Saline 0,9% / larutan Ringer’s √
lactate
-Dextrose 5% √
2.3.3.14 -Sodium bikarbonat 8,4% √ HOD OSR
2.3.4 Penghangat Radian √ HOD OSR
-Harus ada sedikitnya satu
penghangat radian yang
berfungsi baik.
2.3.5 Kateter umbilikus 3 ½ , 5, 8F √
Peralatan kateter umbilikus √
Nilai Sebenarnya 1
Nilai Yang dibutuhkan 17
Total Nilai untuk area Resusitasi dan Nilai Sebenarnya 6
Stabilisasi Nilai Yang dibutuhkan 27

33
2. Area Resusitasi dan Stabilisasi
Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Keterangan
2.1 Struktur Fisik
2.1.1 Spesifikasi Ruang HOD OSR
-Area ruangan paling sedikit berukuran √
6-15m2. Lokasinya di dalam Unit
Khusus Perawatan Bayi.
2.1.2 Kebersihan √ HOD OSR
2.1.3 Pencahayaan √ HOD OSR
2.1.4 Ventilasi √ HOD OSR
2.1.5 Wastafel √ HOD OSR
2.1.6 Steker listrik √ HOD OSR
-Harus ada sedikitnya tiga steker untuk
peralatan listrik yang tempatnya sesuai.
Steker harus bisa menampung beban
listrik dan berfungsi baik serta aman.
Nilai Sebenarnya 0
Nilai Yang dibutuhkan 6
2.2 Furnitur
2.2.1 Meja periksa untuk bayi √ HOD OSR
-Meja ditutup busa, lembar plastik utuh
dan seprei bersih.
-Bagian logam tidak berkarat.
2.2.2 Jam dinding √ HOD OSR
-Menunjukkan waktu yang tepat dan
berfungsi baik.
2.2.3 Meja perlengkapan √ HOD OSR
2.2.4 Selimut √ HOD OSR
-Harus ada selimut dalam jumlah yang
cukup untuk menyelimuti neonatus
sesuai dengan jumlah persalinan yang
diperkirakan.
Nilai Sebenarnya 0
Nilai Yang dibutuhkan 4
2.3 Perlengkapan
2.3.1 Pasokan Oksigen √ HOD OSR
Tingkat II:
-Harus ada dua tabung oksigen dengan
satu regulator dan pengukur aliran (jika
oksigen mengalir melalui pipa di
dinding, lihat standard untuk tingkat III
dan IV).
- Tabung oksigen cadangan harus selalu

34
Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Keterangan
terisi penuh.
- Harus ada konsentrator oksigen.
Tingkat III dan IV:
-Harus ada oksigen mengalir melalui
pipa di dinding dengan jumlah outlet
sesuai dengan jumlah penghangat
radian.
- Harus ada dua tabung oksigen dengan
satu regulator dan pengukur aliran
untuk cadangan.
- Tabung oksigen cadangan harus selalu
terisi penuh.
Masker oksigen untuk Neonatus √
2.3.2 Lampu darurat √ HOD OSR
Stetoskop √
2.3.3 Kotak resusitasi harus berisi perlengkapan berikut:
2.3.3.1 -Kantung yang bisa mengembang √ HOD OSR
sendiri (ambu bag) berfungsi baik
2.3.3.2 -Pegangan Laryngoscope berfungsi √ HOD OSR
baik
2.3.3.3 -Bilah Laryngoscope, ukuran 0 dan 1 √ HOD OSR
(Miller)
2.3.3.4 -Batere AA (ekstra) untuk pegangan √ HOD OSR
Laryngoscope
2.3.3.5 -Bola lampu laryngoscope ekstra √ HOD OSR
2.3.3.6 -Tabung reservoar oksigen √ HOD OSR
2.3.3.7 -Masker oksigen (ukuran bayi cukup √ HOD OSR
bulan dan prematur)
2.3.3.8 -Pipa endotrakea, ukuran 2 ½ , 3, 3 ½ √ HOD OSR

-Plester √
-Gunting √
2.3.3.9 -Bola karet penghisap √ HOD OSR
2.3.3.10 -Kateter penghisap, ukuran 6, 8, 10 √ HOD OSR
2.3.3.11 -Pipa untuk asupan, ukuran 5 dan 8 √ HOD OSR

2.3.3.12 -Tabung suntik 1, 2 ½ , 3, 5, 10, 20, √ HOD OSR


50cc
2.3.3.13 - Ampul Epinephrine √ HOD OSR
-Saline 0,9% / larutan Ringer’s lactate √
-Dextrose 5% √
2.3.3.14 -Sodium bikarbonat 8,4% √ HOD OSR
2.3.4 Penghangat Radian √ HOD OSR

35
Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Keterangan
-Harus ada sedikitnya satu penghangat
radian yang berfungsi baik.
2.3.5 Kateter umbilikus 3 ½ , 5, 8F √
Peralatan kateter umbilikus √
Nilai Sebenarnya 0
Nilai Yang dibutuhkan 17
Total Nilai untuk area Resusitasi dan Nilai Sebenarnya 0
Stabilisasi Nilai Yang dibutuhkan 27

36
2. Area Resusitasi dan Stabilisasi
KAMAR BERSALIN
Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Keterangan
2.1 Struktur Fisik
2.1.1 Spesifikasi Ruang HOD OSR
-Area ruangan paling sedikit √
berukuran 6-15m2. Lokasinya di
dalam Unit Khusus Perawatan Bayi.
2.1.2 Kebersihan √ HOD OSR
2.1.3 Pencahayaan √ HOD OSR
2.1.4 Ventilasi √ HOD OSR
2.1.5 Wastafel √ HOD OSR
2.1.6 Steker listrik HOD OSR
-Harus ada sedikitnya tiga steker √
untuk peralatan listrik yang tempatnya
sesuai. Steker harus bisa menampung
beban listrik dan berfungsi baik serta
aman.
Nilai Sebenarnya 4
Nilai Yang dibutuhkan 6
2.2 Furnitur
2.2.1 Meja periksa untuk bayi HOD OSR
-Meja ditutup busa, lembar plastik √
utuh dan seprei bersih. √
-Bagian logam tidak berkarat.
2.2.2 Jam dinding HOD OSR
-Menunjukkan waktu yang tepat dan √
berfungsi baik.
2.2.3 Meja perlengkapan √ HOD OSR
2.2.4 Selimut HOD OSR
-Harus ada selimut dalam jumlah √
yang cukup untuk menyelimuti
neonatus sesuai dengan jumlah
persalinan yang diperkirakan.
Nilai Sebenarnya 2
Nilai Yang dibutuhkan 4
2.3 Perlengkapan
2.3.1 Pasokan Oksigen HOD OSR
Tingkat II: √
-Harus ada dua tabung oksigen
dengan satu regulator dan pengukur
aliran (jika oksigen mengalir melalui
pipa di dinding, lihat standard untuk √

37
Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Keterangan
tingkat III dan IV). √
- Tabung oksigen cadangan harus
selalu terisi penuh.
- Harus ada konsentrator oksigen.
Tingkat III dan IV:
-Harus ada oksigen mengalir melalui
pipa di dinding dengan jumlah outlet
sesuai dengan jumlah penghangat
radian.
- Harus ada dua tabung oksigen
dengan satu regulator dan pengukur
aliran untuk cadangan.
- Tabung oksigen cadangan harus
selalu terisi penuh.
Masker oksigen untuk Neonatus √
2.3.2 Lampu darurat √ HOD OSR
Stetoskop √ Ada tapi tidak
khusus untuk bayi
2.3.3 Kotak resusitasi harus berisi perlengkapan berikut:
2.3.3.1 -Kantung yang bisa mengembang √ HOD OSR
sendiri (ambu bag) berfungsi baik
2.3.3.2 -Pegangan Laryngoscope berfungsi √ HOD OSR
baik
2.3.3.3 -Bilah Laryngoscope, ukuran 0 dan 1 √ HOD OSR
(Miller)
2.3.3.4 -Batere AA (ekstra) untuk pegangan √ HOD OSR
Laryngoscope
2.3.3.5 -Bola lampu laryngoscope ekstra √ HOD OSR
2.3.3.6 -Tabung reservoar oksigen √ HOD OSR
2.3.3.7 -Masker oksigen (ukuran bayi cukup √ HOD OSR
bulan dan prematur)
2.3.3.8 -Pipa endotrakea, ukuran 2 ½ , 3, 3 ½ √ HOD OSR

-Plester √
-Gunting √
2.3.3.9 -Bola karet penghisap √ HOD OSR
2.3.3.10 -Kateter penghisap, ukuran 6, 8, 10 √ Ada, tapi ukuran
tidak memadai
HOD OSR
2.3.3.11 -Pipa untuk asupan, ukuran 5 dan 8 √ HOD OSR

2.3.3.12 -Tabung suntik 1, 2 ½ , 3, 5, 10, 20, √ HOD OSR


50cc
2.3.3.13 - Ampul Epinephrine √ HOD OSR
-Saline 0,9% / larutan Ringer’s lactate √

38
Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Keterangan
-Dextrose 5% √
2.3.3.14 -Sodium bikarbonat 8,4% √ HOD OSR
2.3.4 Penghangat Radiant √ HOD OSR
-Harus ada sedikitnya satu
penghangat radian yang berfungsi
baik.
2.3.5 Kateter umbilikus 3 ½ , 5, 8F √
Peralatan kateter umbilikus √
Nilai Sebenarnya 4
Nilai Yang dibutuhkan 17
Total Nilai untuk area Resusitasi dan Nilai Sebenarnya 10
Stabilisasi Nilai Yang dibutuhkan 27

39
2. Area Resusitasi dan Stabilisasi

Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Keterangan
2.1 Struktur Fisik
2.1.1 Spesifikasi Ruang HOD OSR
-Area ruangan paling sedikit berukuran
6-15m2. Lokasinya di dalam Unit
Khusus Perawatan Bayi.
2.1.2 Kebersihan HOD OSR
2.1.3 Pencahayaan HOD OSR
2.1.4 Ventilasi HOD OSR
2.1.5 Wastafel HOD OSR
2.1.6 Steker listrik HOD OSR
-Harus ada sedikitnya tiga steker untuk
peralatan listrik yang tempatnya sesuai.
Steker harus bisa menampung beban
listrik dan berfungsi baik serta aman.
Nilai Sebenarnya 0
Nilai Yang dibutuhkan 6
2.2 Furnitur
2.2.1 Meja periksa untuk bayi HOD OSR
-Meja ditutup busa, lembar plastik utuh
dan seprei bersih.
-Bagian logam tidak berkarat.
2.2.2 Jam dinding HOD OSR
-Menunjukkan waktu yang tepat dan
berfungsi baik.
2.2.3 Meja perlengkapan HOD OSR
2.2.4 Selimut HOD OSR
-Harus ada selimut dalam jumlah yang
cukup untuk menyelimuti neonatus
sesuai dengan jumlah persalinan yang
diperkirakan.
Nilai Sebenarnya 0
Nilai Yang dibutuhkan 4
2.3 Perlengkapan
2.3.1 Pasokan Oksigen HOD OSR
Tingkat II:
-Harus ada dua tabung oksigen dengan
satu regulator dan pengukur aliran (jika
oksigen mengalir melalui pipa di
dinding, lihat standard untuk tingkat III

40
Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Keterangan
dan IV).
- Tabung oksigen cadangan harus selalu
terisi penuh.
- Harus ada konsentrator oksigen.
Tingkat III dan IV:
-Harus ada oksigen mengalir melalui
pipa di dinding dengan jumlah outlet
sesuai dengan jumlah penghangat
radian.
- Harus ada dua tabung oksigen dengan
satu regulator dan pengukur aliran
untuk cadangan.
- Tabung oksigen cadangan harus selalu
terisi penuh.
Masker oksigen untuk Neonatus
2.3.2 Lampu darurat HOD OSR
Stetoskop
2.3.3 Kotak resusitasi harus berisi perlengkapan berikut:
2.3.3.1 -Kantung yang bisa mengembang HOD OSR
sendiri (ambu bag) berfungsi baik
2.3.3.2 -Pegangan Laryngoscope berfungsi HOD OSR
baik
2.3.3.3 -Bilah Laryngoscope, ukuran 0 dan 1 HOD OSR
(Miller)
2.3.3.4 -Batere AA (ekstra) untuk pegangan HOD OSR
Laryngoscope
2.3.3.5 -Bola lampu laryngoscope ekstra HOD OSR
2.3.3.6 -Tabung reservoar oksigen HOD OSR
2.3.3.7 -Masker oksigen (ukuran bayi cukup HOD OSR
bulan dan prematur)
2.3.3.8 -Pipa endotrakea, ukuran 2 ½ , 3, 3 ½ HOD OSR

-Plester
-Gunting
2.3.3.9 -Bola karet penghisap HOD OSR
2.3.3.10 -Kateter penghisap, ukuran 6, 8, 10 HOD OSR
2.3.3.11 -Pipa untuk asupan, ukuran 5 dan 8 HOD OSR

2.3.3.12 -Tabung suntik 1, 2 ½ , 3, 5, 10, 20, HOD OSR


50cc
2.3.3.13 - Ampul Epinephrine HOD OSR
-Saline 0,9% / larutan Ringer’s lactate
-Dextrose 5%

41
Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Keterangan
2.3.3.14 -Sodium bikarbonat 8,4% HOD OSR
2.3.4 Penghangat Radian HOD OSR
-Harus ada sedikitnya satu penghangat
radian yang berfungsi baik.
2.3.5 Kateter umbilikus 3 ½ , 5, 8F
Peralatan kateter umbilikus
Nilai Sebenarnya 0
Nilai Yang dibutuhkan 17
Total Nilai untuk area Resusitasi dan Nilai Sebenarnya 0
Stabilisasi Nilai Yang dibutuhkan 27

42
3. Unit Khusus Perawatan Bayi

Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Keterangan
3.1 Struktur Fisik
3.1.1 Spesifikasi Ruang Ruangan dekat kamar HOD OSR
bersalin tapi luasnya
-Unit ini letaknya harus di sebelah √ tidak memadai (12,54
ruang bersalin, atau setidaknya jauh m2 untuk 4 bayi).

dari alur yang sering dilalui.


- Ruangan paling sedikit berukuran
12 m2 (4 m2 untuk setiap pasien). √
- Harus bisa melakukan isolasi bayi
di area terpisah.

3.1.2 Kebersihan √ HOD OSR
3.1.3 Pencahayaan √ HOD OSR
3.1.4 Ventilasi √ HOD OSR
3.1.5 Wastafel √ HOD OSR
3.1.6 Steker listrik √ HOD OSR
-Harus ada sedikitnya enam steker
untuk peralatan listrik yang
tempatnya sesuai. Steker harus bisa
menampung beban listrik dan
berfungsi baik serta aman.
Nilai Sebenarnya 5
Nilai Yang dibutuhkan 6
3.2 Furnitur
3.2.1 Lemari instrumen HOD OSR
- Harus ada sedikitnya satu kabinet √ Lemari instrument
hanya ada di ruang
dan konter untuk penyimpanan cuci tangan.
bahan-bahan umum sebagai
tambahan dari kabinet dan konter
untuk penyimpanan bahan-bahan
untuk area isolasi saja.
- Tidak ada retakan pada panel kaca
dan rak (untuk menghindari √
kecelakaan).
3.2.2 Refrigerator √ HOD OSR
3.2.3 Meja √ HOD OSR
-Harus ada meja di area administrasi
dan penyuluhan.
-Harus dicat dengan bahan tahan air.
3.2.4 Kursi HOD OSR

43
Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Keterangan
-Harus ada tiga kursi di area √
administrasi dan penyuluhan dalam
keadaan berfungsi baik.
3.2.5 Wadah sampah tertutup dengan √ HOD OSR
kantung plastik
3.2.6 Jam dinding HOD OSR
-Menunjukkan waktu yang tepat dan √
berfungsi baik.
Nilai Sebenarnya 4
Nilai Yang dibutuhkan 6
3.3 Perlengkapan
3.3.1 Pasokan Oksigen HOD OSR
Tingkat II:
-Harus ada dua tabung oksigen √ Hanya ada 1 tabung

dengan satu regulator dan pengukur


aliran (jika oksigenmengalir melalui
pipa di dinding, lihat standard untuk √
tingkat III dan IV). √
- Tabung oksigen cadangan harus
selalu terisi penuh.
- Harus ada konsentrator oksigen.
Tingkat III dan IV:
-Harus ada oksigen mengalir melalui
pipa di dinding dengan jumlah outlet
sesuai dengan jumlah penghangat
radian.
- Harus ada dua tabung oksigen
dengan satu regulator dan pengukur
aliran untuk cadangan.
- Tabung oksigen cadangan harus
selalu terisi penuh.
3.3.2 Lampu darurat √ HOD OSR
3.3.3 Inkubator, perawatan normal HOD OSR
- Harus ada sedikitnya 3 inkubator √
yang berfungsi baik.
- Harus ada jarak sedikitnya 1m2 √
antara inkubator atau tempat tidur
bayi.
3.3.4 Penghangat Radian HOD OSR
-Harus ada sedikitnya satu √
penghangat radian yang berfungsi
baik.
3.3.5 Pompa tabung Hanya ada satu syring HOD OSR

44
Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Keterangan
-Harus ada pompa tabung yang √ pump

berfungsi baik untuk setiap inkubator


(3).
3.3.6 Pemantau detak jantung/frekuensi Hanya ada satu
HOD OSR
nafas √ monitor
- Harus ada sedikitnya satu pemantau
detak jantung/frekuensi nafas
yang berfungsi baik untuk setiap
inkubator (3).
3.3.7 Unit terapi sinar Hanya ada 1 alat
HOD OSR
- Harus ada sedikitnya satu unit terapi √ fototerapi
sinar yang berfungsi baik untuk
setiap inkubator (3) atau tempat tidur
bayi
3.3.8 Timbangan bayi HOD OSR
- Harus ada sedikitnya satu √ Hanya ada 1
timbangan untuk 2
timbangan bayi yang berfungsi baik ruangan
di setiap ruangan.
3.3.9 Penghisap lendir HOD OSR
Tingkat II:
-Harus ada pompa vacuum listrik √
yang bisa dipindahkan dengan
regulator penghisap lendir, pipa dan
reservoir bersih, atau wadah (Jika ada
sistem penghisap lendir dari dinding,
lihat ke standard untuk Tingkat III
dan IV).
Tingkat III dan IV:
- Harus ada pompa vacuum listrik
dengan sistem pipa di dinding dengan
regulator penghisap lendir, pipa dan
reservoir bersih, atau wadah.
-Harus tersedia outlet dalam jumlah
yang cukup, sedikitnya dua pertiga
jumlah inkubator.
- Harus ada sedikitnya satu pompa
vacuum listrik yang bisa dipindahkan
dengan regulator penghisap, pipa dan
reservoir bersih, atau wadah sebagai
cadangan.
3.3.10 Kantung yang bisa mengembang Hanya ada 1 ambu
HOD OSR
sendiri (ambu bag) √ bag
-Harus ada kantung yang bisa

45
Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Keterangan
mengembang sendiri yang berfungsi
baik untuk setiap inkubator (3).
3.3.11 Pulse oximeter HOD OSR
-Satu untuk setiap inkubator (3) √
3.3.12 Stetoskop HOD OSR
-Harus ada stetoskop yang berfungsi √ Ada tapi
baik untuk setiap inkubator atau jumlahnya
tempat tidur bayi tidak memadai
3.3.13 Generator listrik darurat HOD OSR
-Harus ada generator listrik √
cadangan, yang menyala pada saat
pasokan listrik utama mati.
3.3.14 Perlengkapan persiapan makanan √ HOD OSR
Nilai Sebenarnya 2
Nilai Yang dibutuhkan 14

46
Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Keterangan
3.4 Bahan-bahan
3.4.1 √ HOD OSR
Gaun penutup
3.4.2 √ HOD OSR
Masker
3.4.3 √ HOD OSR
Sarung tangan
3.4.4 √ HOD OSR
Tabung suntik 1, 2 ½ , 3, 5, 10,
20, 50cc
3.4.5 √ HOD OSR
Pipa asupan, ukuran 5 dan 8
3.4.6 √ HOD OSR
Pipa penghisap lendir, ukuran 6
dan 8
3.4.7 √ HOD OSR
Kanula, ukuran 22 dan 24
3.4.8 √ HOD OSR
Kateter umbilikus, ukuran 3 ½ ,
5, 8
3.4.9 √ HOD OSR
Masker oksigen neonatus

Head box
3.4.10 √ HOD OSR
Penutup mata untuk terapi
sinar
3.4.11 √ HOD OSR
Popok sekali pakai (Pampers)
3.4.12 √ HOD OSR
Penutup sepatu sekali pakai
3.4.13 √ HOD OSR
Betadine/alkohol untuk
disinfeksi
3.4.14 √ HOD OSR
Kantung plastik untuk wadah
sampah besar
Nilai Sebenarnya 7
Nilai Yang dibutuhkan 14
3.5 Medication
3.5.1 √ HOD OSR
Dextrose 5%
3.5.2 √ HOD OSR
Dextrose 10%
3.5.3 √ HOD OSR
Dextrose 40%
3.5.4 √ HOD OSR
Saline 0,9 %

47
Kelengkapan/Kegiatan Penilaian
Y T Komentar
Keterangan Sumber Keterangan

Sodium klorida 3%

Potasium klorida 7,4%
3.5.6 √ HOD OSR
Ampul Kadalex ata KCl
3.5.5 √ HOD OSR
Larutan Ringer’s lactate

Kalsium glukonat 10%

Ampicillin

Gentamycin
3.5.7 √ HOD OSR
Antibiotik untuk sepsis
neonatorum
3.5.8 √ HOD OSR
Xanthines

Aminophyline
3.5.9 √ HOD OSR
Ampul epinephrine

Dopamine

Dobutamine
3.5.10 √ HOD OSR
Sodium Bikarbonat 8,4%
Nilai Sebenarnya 6
Nilai Yang dibutuhkan 10
Nilai Sebenarnya 24
Total Nilai Unit Perawatan Khusus Bayi
Nilai Yang dibutuhkan 50

48
BAB VIII

PENUTUP

Angka kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi semakin meningkat dan tidak mengalami
perubahan berarti pada 3 tahun terakhir. Keadaan ini akan cenderung meningkat bila tidak segera
di antisipasi dengan berbagai terobosan yang optimal. Karakteristik kasus kebidanan yang
sifatnya akut dan fatal akan menurunkan kondisi kesehatan pada ibu hamil dan bayi di
masyarakatdan akan mempengaruhi prestasi dan kinerja generasi mendatang.Berdasarkan hal
tersebut, maka dipandang perlu agar program Pelayanan Obstetridan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) RSUD Undata Palu dijadikan prioritas, yangterlihat pada target Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2009-2014.Pada
saat ini sesuai dengan era desentralisasi, kebijakan ini amat perlu didukung oleh Dinas Kesehatan
Propinsi sulawesi tengah memperkuat dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) di RSUD Undata Palu. Di samping itu pelaksanaan Pelayanan Obstetri
dan Neonatal EmergensiKomprehensif (PONEK) hendaknya disesuaikan dengan kondisi spesifik
daerahdan keterbatasan sumber daya, sehingga dapat mencapai target yang optimal yaitu 75%
RSUD UndataPalu menyelenggarakan PONEK.

49

Anda mungkin juga menyukai