Anda di halaman 1dari 9

Edukasi Emotional Demonstration Tentang Pemberian Makan Anak Terhadap Tingkat

Pengetahuan dan Sikap Ibu Baduta


Emotional Demonstration Education About Child Feeding on the Level of Knowledge and
Attitude of Baduta Mothers

Chindra Dewi Mamonto, Aminuddin Syam, Rahayu Indriasari


Prodi Ilmu Gizi, FKM Unhas Makassar
(wydcintaa@gmail.com, amin.gzuh@gmail.com, Rahayu.indriasari@unhas.ac.id/
082271042311)

ABSTRAK
Indonesia merupakan negara kelima terbesar di dunia dengan prevalensi 37% anak balita
mengalami masalah stunting. Intervensi untuk mengurangi stunting salah satunya dengan edukasi
Emotional Demonstration (Emo Demo). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan rata-
rata skor pengetahuan dan sikap ibu baduta tentang ASI Ekslusif dan Porsi Makan Anak. Desain
penelitian ini adalah Quasi Eksperimen One Group Pretest Postest Design. Penelitian dilakukan di
wilayah Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar. Populasi penelitian sebanyak 236 ibu dengan
jumlah sampel sebanyak 38 ibu. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon sign rank
test. Hasil analisis ada peningkatan skor pengetahuan ibu baduta tentang ASI ekslusif dengan rata-rata
skor awal (3,7) setelah postest 1 (4,9) dengan (p<0,001). Ada peningkatan skor pengetahuan ibu
baduta tentang Porsi Makan Anak dengan rata-rata skor awal (4,3) setelah postest 1 (4,9) (p<0,001).
Ada peningkatan skor sikap ibu baduta tentang ASI ekslusif rata-rata skor awal (21,05) setelah postest
1 (23,00) (p<0,001). Ada peningkatan sikap ibu baduta tentang Porsi Makan Anak rata-rata skor awal
(20,44) setelah post tst 1 (22,89) (p<0,001). Emotional Demonstration efektif untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap ibu baduta tentang ASI esklusif dan porsi makan anak.
Kata kunci : Emotional demonstration, pengetahuan, sikap

ABSTRACT
Indonesia is the fifth largest in the world with a prevalence of 37% of children under five
experiencing stunting problems. Interventions to reduce stunting, one of which is the Emotional
Demonstration (Emo Demo) eeducation.This study aims to determine the changes in the average score
of knowledge and attitudes of mothers under five about exclusive Breastfeeding and feeding of
children. The design of the study is Quasi Experiment One Group Postest Design. The study was
conducted Makassar City Health Center Tamalanrea Jaya.Total population is 326 mothers with a
sample 0f 38 mothers. The sampling technique used was purposive sampling. The research instrument
used a questionnaire. Data analysis using the Wilcoxon sign rank test. The results of the analysis
showed an increase in the mother's knowledge score of baduta about exclusive breastfeeding with an
initial mean score (3.7) after posttest 1 (4.9) with (p <0.001). There was an increase in baduta
mother's knowledge score about the portion of feeding children with an average initial score (4.3)
after posttest 1 (4.9) (p <0.001). There was an increase in the attitude score of the baduta mothers
about exclusive breastfeeding the initial average score (21.05) after posttest 1 (23.00) (p <0.001).
There was an increase in the attitude of baduta mothers about the Child's Feeding portion of the
initial score (20.44) after posttest 1 (22.89) (p <0.001). Emotional Demonstration is effective for
increasing the knowledge and attitudes of baduta mothers about exclusive breastfeeding and feeding
portions of children.
Keywords: Emotional demonstration, knowledge, attitude
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kelima terbesar di dunia dengan prevalensi 37% (hampir 9 juta)
anak balita mengalami masalah stunting. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi
stunting mencapai 30,8%. Prevalensi ini menurun dari tahun 2013 (37,2%) akan tetapi belum
mencapai target RPJMN tahun 2019 yaitu 28%. Prevalensi balita stunting di Provinsi Sulawesi
Selatan lebih tinggi dari angka nasional yaitu 40,9% di tahun 2013 dan menurun menjadi 37,3%.1
Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi
buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita.2 Menurut Aridiyah, et al., mengungkapkan
bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting pada anak balita adalah pendidikan ibu,
pendapatan keluarga, pengetahuan ibu mengenai gizi, pemberian Air Susu Ibu (ASI ekslusif), umur
pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), tingkat kecukupan zinc, tingkat kecukupan
zat besi, riwayat penyakit infeksi serta faktor genetik dari orang tua. 3
Pada Balita atau baduta stunting memiliki dampak yang merugikan bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Anak yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak
maksimal, menjadikan anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan dapat beresiko
pada menurunnya tingkat produktivitas. 2 Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi pervalensi
stunting perlu dilakukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak balita.4 Upaya intervensi
gizi spesifik untuk balita difokuskan yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan anak 0-23 bulan karena
penanggulangan balita pendek yang paling efektif dilakukan pada 1.000 HPK. 4
Selain upaya intervensi gizi perlu juga dilakukan intervensi untuk mengubah perilaku
kesehatan dengan melakukan edukasi. Berbagai macam edukasi yang telah dilakukan belum efektif
dalam pemberian perubahan perilaku. 5 Edukasi kesehatan yang menggugah emosional ibu tentang
pentingnya pemberian ASI eksklusif, dan porsi makan anak yang seharusnya menjadi prioritas dalam
bidang kesehatan. Intervensi 1000 HPK masih belum disadari dan diterapkan oleh ibu balita,
disebabkan karena sebagian ibu sudah mengetahui namun belum menerapkannya, sebagiannya lagi
tidak mengetahui sehingga tidak menerapkan sehingga diperlukan edukasi yang bersifat partisipatif.
Kegiatan edukasi dapat dilakukan dengan Emotional Demonstration untuk menyampaikan pesan
sederhana dengan cara yang menyenangkan dan menyentuh emosi, sehingga sangat mudah diingat dan
dampaknya sangat dirasakan sehingga meningkatkan perubahan perilaku. 6
Berdasarkan latar belakang yang telah saya paparkan sehingga penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perubahan rata-rata skor pengetahuan dan sikap ibu baduta tentang ASI Ekslusif dan
Porsi Makan Anak.

BAHAN DAN METODE


Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan desain Quasi Eksperimen One Group Pre test Post
test Design. Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar, pada
bulan April sampai Juni Tahun 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu baduta yang ada
di wilayah Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar sebanyak 326 ibu dan jumlah sampel
berjumlah 38 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Ibu baduta di
ambil masing-masing 4 orang dari 11 posyandu yang ada. Ibu Baduta diberikan intervensi Emotional
Demonstration. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuisioner. Data dianalisis menggunakan
Uji Wilcoxon untuk melihat rata-rata skor pengetahuan dan sikap ibu baduta kemudian disajikan dalam
bentuk tabel dan narasi.

HASIL
Hasil penelitian untuk distribusi sampel pada umumnya ibu baduta berumur 20-35 tahun
(71,1%), tamat SMA/sederajat (44,7%), pada umumnya ibu bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT)
(89,5%), berasal dari suku Makassar (78,9%) dan paling sedikit memiliki satu orang anak (39,5%)
(Tabel 1). Hasil penelitian menujukkan bahwa nilai rata- rata skor pengetahuan ibu baduta tentang ASI
Ekslusif sebelum diberikan edukasi (3,7) mengalami peningkatan setelah mendapatkan edukasi (4,9)
dengan ∆ Mean 1,2 artinya bahwa ada peningkatan pengetahuan ibu baduta tentang ASI ekslusif
setelah mendapatkan edukasi Emo demo (p=0,000). Hasil penelitian menujukkan bahwa nilai rata–
rata skor pengetahuan ibu baduta tentang Porsi Makan Anak sebelum edukasi (4,3) mengalami
peningkatan sesudah edukasi (4,9) dengan ∆ Mean 0,6 artinya ada peningkatan pengetahuan ibu
baduta tentang Porsi Makan Anak setelah mendapatkan edukasi Emo demo (p=0,000) (Tabel 2).
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata–rata skor sikap ibu baduta tentang ASI ekslusif
sebelum edukasi (21,05) mengalami peningkatan setelah edukasi (23,00) dengan ∆ Mean 1,95 artinya
ada peningkatan sikap ibu baduta tentang ASI ekslusif setelah mendapatkan edukasi Emo demo
(p=0,000). Hasil penelitian menujukkan bahwa nilai rata - rata skor sikap ibu baduta tentang porsi
makan anak sebelum edukasi (20,44) mengalami peningkatan setelah edukasi (22,89), dengan ∆ Mean
2,45 artinya bahwa ada peningkatan sikap ibu baduta tentang porsi makan anak setelah mendapatkan
edukasi Emo demo (p=0,000) (Tabel 3).
Hasil penelitian setelah di follow up menujukkan bahwa nilai rata- rata skor pengetahuan ibu
baduta tentang ASI ekslusif sebelum diberikan edukasi (3,7) mengalami peningkatan setelah di follow
up (5,1) dengan ∆ Mean 1,4 artinya bahwa ada peningkatan pengetahuan ibu baduta tentang ASI
ekslusif setelah mendapatkan edukasi Emo demo (p=0,000). Hasil penelitian menujukkan bahwa nilai
rata – rata skor pengetahuan ibu baduta tentang Porsi Makan Anak sebelum edukasi (4,3) mengalami
peningkatan setelah di follow up (5,0) dengan ∆ Mean 0,7 artinya ada peningkatan pengetahuan ibu
baduta tentang porsi makan anak setelah mendapatkan edukasi Emo demo (p=0,000) (Tabel 4).
Hasil penelitian setelah di follow up menunjukan bahwa nilai rata – rata skor sikap ibu baduta
tentang ASI ekslusif sebelum edukasi (21,05) mengalami peningkatan setelah di follow up (23,08)
dengan ∆ Mean 2,03 artinya ada peningkatan sikap ibu baduta tentang ASI ekslusif setelah
mendapatkan edukasi Emo demo (p=0,000). Hasil penelitian menujukkan bahwa nilai rata-rata skor
sikap ibu baduta tentang porsi makan anak sebelum edukasi (20,44) mengalami peningkatan setelah di
follow up (23,31), dengan ∆ Mean 2,87 artinya bahwa ada peningkatan sikap ibu baduta tentang porsi
makan anak setelah mendapatkan edukasi Emo demo (p=0,000) (Tabel 5).

PEMBAHASAN
Pengetahuan tentang ASI ekslusif pada ibu sangat penting. Menurut Roesli bahwa ASI
merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi. Pemberian ASI eksklusif akan menghindari anak terkena infeksi karena kandungan
ASI mengandung kolostrum sebagai zat anti bodi selain itu banyak unsur gizi yang baik bagi
pertumbuhan anak.7
Pada penelitian ini peningkatan rata-rata skor pengetahuan ibu baduta tentang ASI ekslusif
sangat kecil karena pengetahuan ibu terkait ukuran perut bayi, produksi ASI, ASI perah, kebutuhan
bayi, dan manfaat menyusui sudah baik sebelum dilakukan pretest. Ibu sudah pernah mendapat materi
dan penyuluhan tentang ASI ekslusif serta praktek pemberian ASI sehingga banyak yang menjawab
benar pada saat pretest. Penelitian yang dilakukan Huriah menunjukan terjadi peningkatan
pengetahuan sebelum dan setelah diberikan edukasi dalam manajemen laktasi dengan metode Emo
Demo dengan rata-rata peningkatan pengetahuan sebesar 5,2.8 Selain itu, penelitian Dahlia Indah
Amareta dan Efri Tri Ardianto membuktikan ada perbedaan yang signifikan terhadap pengetahuan
sebelum dan sesudah intervensi artinya penyuluhan kesehatan dengan metode Emo Demo berhasil
meningkatkan pengetahuan siswi tentang praktek cuci tangan pakai sabun (CTPS).9
Menurut penelitian Mufida Lailina, Widyaningsih dan Maligan bahwa pengetahuan ibu
tentang MP ASI sangat penting karena peranan MP-ASI sama sekali bukan untuk menggantikan ASI
melainkan hanya untuk melengkapi ASI. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke
makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian makanan pendamping ASI harus dilakukan secara
bertahap baik jenis, porsi, frekuensi, bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan usia dan kemampuan
pencernaan bayi/anak.10
Pada penelitian ini, peningkatan rata-rata skor pengetahuan ibu baduta tentang Porsi Makan
Anak sangat kecil karena ibu sudah pernah mendapat materi dan penyuluhan terkait Porsi Makan
Anak. Emo demo meningkatkan pengetahuan Ibu baduta tentang Porsi Makan Anak terutama tentang
jenis dan porsi karena penggunaan alat peraga dapat membantu memberikan informasi yang diberikan
lebih terperinci dan jelas. Selain itu, ibu dikenalkan dengan jenis makanan yang dikonsumsi anak
bervariasi dan memenuhi komponen–komponen zat gizi yang dibutuhkan sesuai dengan
perkembangannya serta porsi yang sesuai dengan usia. Penelitian yang dilakukan Arini, Sofianita dan
Ilmi, bahwa terjadi peningkatan pengetahuan sebelum dan setelah pemberian pelatihan dan modul.11
Selain itu, penelitian oleh Manikyamba., et al menunjukan peningkatan statistik yang signifikan dalam
pengetahuan, sikap dan praktik ibu atau pengasuh setelah mendapat pelatihan gizi (p <0,05). 15
Menurut Azwar bahwa sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap stimulus atau objek dan merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Sikap Ibu
baduta yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah perasaan Ibu baduta terhadap pernyataan
5
mengenai ASI eksklusif dalam bentuk ceramah dengan metode Emo demo.
Pada penelitian ini, peningkatan rata-rata skor sikap ibu baduta tentang ASI ekslusif sangat
kecil dikarenakan ibu sudah pernah mendapat materi dan penyuluhan tentang ASI ekslusif serta
praktek pemberian ASI sebelumnya. Metode Emo Demo dapat meningkatkan sikap ibu dalam
memberikan Asi ekslusif dimana beberapa ibu memilih untuk tetap melanjutkan pemberiaan ASI pada
bayinya karena mendapatkan gambaran tentang perbedaan jumlah asupan antara bayi yang diberikan
ASI saja dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI dan susu formula. Selain itu juga dapat mengubah
kebiasaan ibu yang memberikan minuman seperti teh dan pisang pada bayi. Penelitian yang dilakukan
Jumiyati, Nugrahaeni, dan Margawati bahwa peningkatan sikap sebelum dan setelah diberikan modul
terkait ASI ekslusif. 12
Peningkatan rata-rata skor sikap ibu baduta tentang Porsi Makan Anak yang paling besar dari
semua variabel dikarenakan pada saat penelitian ditambahkan properti suara tangisan anak untuk
menggugah emosi/perasaan ibu pada saat mengambil makanan anaknya. Hal ini sejalan dengan teori
dari Behavior Centered Design bahwa edukasi ditujukan untuk perasaan bukan fikiran. Sehingga
itulah sebabnya sikap yang paling besar peningkatanya dibandingkan dengan pengetahuan. Ibu baduta
yang diberikan edukasi menggunakan metode Emo demo dapat meningkatkan sikap terutama
membantu ibu dalam pengambilan keputusan untuk memilih jenis, porsi dan frekuensi pemberian MP
ASI yang tepat. Selain itu membentuk sikap ibu baduta dalam memilih jenis camilan yang sehat, cara
memberikan camilan dengan tidak memberikan sebelum waktu makan dan pemberian camilan bukan
untuk kenyang serta mengubah kebiasaan memberi nasi dengan porsi yang lebih banyak dibandingkan
sayur dan lauk agar bayi kenyang. serta bayi diberikan makan ketika lapar. Hasil penelitian dari
Fatimah Azzahra dan Muniroh Lailatul tentang Pengaruh Konseling Terhadap Pengetahuan Dan Sikap
Pemberian MP-ASI menunjukan peningkatan sikap yang terkategori baik saat sebelum dan sesudah
diberikan konseling pada kelompok intervensi. 14
Dalam konsep perilaku kesehatan Notoatmodjo, mengungkapkan bahwa sikap merupakan
domain kedua setelah pengetahuan dalam tingkatan perubahan perilaku. Sikap sesorang disebabkan
oleh facktor pengetahuan yang memegang peranan penting karena akan membentuk kepercayaan
selanjutnya akan memberikan perspektif pada manusia dalam mempersiapkan kenyataan, memberikan
dasar bagi pengambilan keputusan dan menentukan sikap terhadap obyek tertentu. 13

KESIMPULAN DAN SARAN


Emo demo merupakan salah satu edukasi pendidikan kesehatan yang efektif untuk
meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu baduta tentang ASI ekslusif dan Porsi Makan Anak. Tapi,
yang paling besar peningkatanya yaitu pada sikap tentang porsi makan anak. Hal ini disebabkan
karena ibu merasa tergugah emosinya pada saat mengambil makanan anaknya sambil dia mendengar
suara tangisan anaknya meminta makan. Hal ini sejalan dengan teori dari Behavior Center Design
bahwa yang disentuh adalah emosi bukan pikiran sehingga itulah sebabnya sikap yang lebih besar
peningkatanya dibandingkan dengan pengetahuan. Saran kepada peneliti selanjutnya agar pemilihan
sampel harus lebih representatif (daerah letak geografis yang berbeda), modul dimodifikasi dengan
menambah suara tangisan anak agar lebih menggugah emosi ibu, dan disarankan agar menambah sesi
diskusi agar ibu bisa bertanya hal-hal yang tidak dimengerti.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia; 2018
2. Nailis A. Hubungan Konsumsi Ikan Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Usia 2-5 Tahun. J
Kedokteran Diponegoro [Skripsi]. Program Sarjana Pendidikan Kedokteran. Universitas
Diponegoro Semarang; 2016
3. Aridiyah FO, Rohmawati N, Ririanty M. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting
pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. E-Jurnal Pustaka Kesehatan.
2015;3(1):163–170.
4. TNP2K. 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Tim Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan. Cetakan Pertama. 2017
5. Azwar S. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2013.
6. Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) dan Kementerian Kesehatan. Modul Emotional
Demonstration Rumpi Sehat. Jakarta. 2017
7. Roesli U. Inisiasi Menyusu Dini “Plus ASI Eksklusif.” Jakarta: Pustaka Bunda; 2008.
8. Huriah N. Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu dalam Manajemen Laktasi Melalui Metode
Ceramah di Kelurahan Rangkapan Jaya Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok. Jurnal
ARKESMAS. 2017; 2(1): 1-6
9. Dahlia Indah Amareta & Efri Tri Ardianto. Penyuluhan Kesehatan dengan Metode Emo-Demo
Efektif Meningkatkan Praktik CTPS di MI Al-Badri Kalisat Kabupaten Jember. [Seminar
Nasional Hasil Penelitian]. Politeknik Negeri Jember; 2017: ISBN : 978-602-14917-5-1
10. Mufida L, Widyaningsih TD, Maligan JM. Prinsip Dasar Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MP-ASI) Untuk Bayi 6 – 24 Bulan : Kajian Pustaka. 2015;3(4):1646–1651
11. Arini FA, Sofianita NI, Ilmi B. Pengaruh Pelatihan Pemberian MP ASI Kepada Ibu dengan Anak
Baduta Di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Terhadap Pengetahuan dan Perilaku Pemberian
MP ASI. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 2017;13(1):80-89
12. Jumiyati, Nugrahaeni, Margawati A. Pengaruh Modul Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap
Dan Praktek Kader Dalam Upaya Pemberian Asi Eksklusif. Journal of the Indonesian Nutrition
Asociation. 2014;37(1):19–28.
13. Notoatmodjo. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
14. Fatimah A, Muniroh. Pengaruh Konseling terhadap Pengetahuan dan Sikap Pemberian MP-ASI.
Jurnal Media Gizi Indonesia. 2015; 10(1):20-25
15. Manikyamba et al., 2015.Impact of Nutritional Education on the Knowledge of Mothers regarding
Infant and Young Child Feeding Practices. Scholars Journal of Applied Medical Sciences
(SJAMS). 2015:3(34) :1074-1078:ISSN 2347-954X.
LAMPIRAN
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik

Ibu baduta
Kategori Karakteristik Responden
Frekuensi Persentase (%)
Umur
<20 tahun 4 10,5
20-35 tahun 27 71,1
>35 tahun 7 18,4
Pendidikan
Tamat SD/sederajat 10 26,3
Tamat SMP/sederajat 8 21,1
Tamat SMU/sederajat 17 44,7
Tamat Akademi/Perguruan Tinggi 3 7,9
Pekerjaan
Pedagang 1 2,6
Pegawai Swasta 1 2,6
Ibu Rumah Tangga 34 89,5
Buruh 2 5,3
Suku
Makassar 30 78,9
Bugis 6 15,8
NTT 1 2,6
Mandar 1 2,6
Jumlah anak
1 orang 15 39,5
2 orang 8 21,1
3 orang 10 26,3
4 orang 3 7,9
6 orang 1 2,6
7 orang 1 2,6
Total 38 100
Sumber : Data Primer,2019

Tabel 2. Rata-rata Skor Pengetahuan Responden tentang ASI Ekslusif dan Porsi
Makan Anak Setelah mendapat Edukasi
Skor Pengetahuan tentang
Edukasi
ASI Eksklusif ∆ Mean P value
Emo demo
Mean SD
Pretest 3.7 1.43 1.2 0.000
Post test 1 4.9 0.75
Skor Pengetahuan tentang
Edukasi Emo demo Porsi Makan Anak ∆ Mean P value
Mean SD
Pretest 4.3 0.84 0.6 0.000
Post test 1 4.9 0.16
Sumber: Data Primer, 2019
Tabel 3. Rata-rata Skor Sikap Responden tentang ASI Ekslusif dan Porsi
Makan Anak Setelah mendapat Edukasi
Skor Sikap tentang ASI
Edukasi Emo demo Eksklusif ∆ Mean P value
Mean SD
Pretest 21.05 3.27 1.95 0.000
Post test 1 23.00 1.37
Skor Sikap tentang Porsi
Edukasi Emo demo Makan Anak ∆ Mean P value
Mean SD
Pretest 20.44 3.29 2.45 0.000
Post test 1 22.89 1.65
Sumber: Data Primer, 2019

Tabel 4. Rata-rata Skor Pengetahuan Responden tentang ASI Ekslusif dan Porsi
Makan Anak Setelah Post test 2
Skor Pengetahuan tentang
Edukasi Emo demo ASI Eksklusif ∆ Mean P value
Mean SD
Pretest 3.7 1.43 1.4 0.000
Post test 2 5.1 0.46
Skor Pengetahuan tentang
Edukasi Emo demo Porsi Makan Anak ∆ Mean P value
Mean SD
Pretest 4.3 0.84 0.7 0.000
Post test 2 5.0 0.00
Sumber: Data Primer, 2019

Tabel 5. Rata-rata Skor Sikap Responden tentang ASI Ekslusif dan Porsi Makan
Anak Setelah Post test 2
Skor Sikap tentang ASI
Edukasi Emo demo Eksklusif ∆ Mean P value
Mean SD
Pretest 21.05 3.27 2.03 0.000
Post test 2 23.08 1.12
Skor Pengetahuan tentang
Edukasi Emo demo Porsi Makan Anak ∆ Mean P value
Mean SD
Pretest 20.44 3.29 2.87 0.000
Post test 2 23.31 0.90
Sumber: Data Primer, 2019

Anda mungkin juga menyukai