Anda di halaman 1dari 39

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................0
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................2
BAB II STATUS PASIEN.......... ...............................................................4
BAB III TINJAUAN PUSTAKA................................................................9
BAB IV ANALISIS KASUS.....................................................................35
BAB V KESIMPULAN ...........................................................................37
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................38

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau


bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri atas
cincin, kantong, dan isi hernia. Semua hernia terjadi melalui celah
lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen yang
dicetuskan oleh peningkatan intraabdomen yang berulang dan
berkelanjutan. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia
bawaan atau kongenital dan hernia dapatan atau akuisita.
Berdasarkan letaknya, hernia diberi nama sesuai dengan lokasi
anatominya, seperti hernia diafragma, insisional, ventralis inguinal,
umbilikal,dan femoral. Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat
paha, berupa hernia inguinal direk, indirek, serta hernia femoralis.
Sedangkan menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel
bila isi hernia dapat jeluar masuk. Keluar jika berdiri atau mengedan,
dan masuk lagi ketika tidur atau didorong masuk perut. Bila isi
kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut,
hernia disebut hernia ireponibel. Ini biasanya disebabkan oleh
perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini
disebut hernia akreta. Tidak ada keluhan nyeri ataupun tanda
sumbatan usus. 1
Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia inguinalis lateralis
dan hernia inguinalis medialis, dimana hernia inguinalis lateralis
ditemukan lebih banyak dua pertiga dari hernia inguinalis medialis
dan untuk pria lebih sering tujuh kali lipat terkena hernia
dibandingkan wanita dan banyak terjadi pada usia 40 tahun keatas.
Hal ini dikarenakan adanya pengaruh dari kekuatan otot-otot perut
yang semakin melemah, terutama kelemahan dari dinding belakang
kanalis inguinalis. Hernia sisi kanan lebih sering terjadi 60%
daripada di sisi kiri yakni sekitar 25%. Ada kira-kira 750000

2
herniorrhaphy dilakukan tiap tahunnya di amerika serikat,
dibandingkan dengan 25000 untuk hernia femoralis, 166000 hernia
umbilicalis, 97000 hernia post insisi dan 76000 untuk hernia
abdomen lainya.1,2

3
BAB II
STATUS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Tn. Dargak
2. Jenis kelamin : Laki-laki
3. Tanggal lahir/ usia : 18 Januari 1968/ 51 tahun
4. Alamat : Tanjung Kupang Baru Kec. Tebing Tinggi
5. Pekerjaan :Petani
6. Agama : Islam
7. Status perkawinan : Kawin
8. Tanggal MRS : 15 November 2019

B. ANAMNESIS
1. Keluhan utama :
Adanya benjolan di lipat paha kanan yang masih dapat keluar
masuk.

2. Riwayat perjalanan penyakit : melalui autoanamnesis


± 5 tahun yang lalu pasien mengeluh terdapat benjolan pada lipat
paha sebelah kanan yang dapat keluar masuk dengan sendirinya, dan
makin lama makin membesar. Ukuran benjolan menurut pasien
berbentuk lonjong dan berbentuk seperti telur ayam kampung. Mual
(-), muntah (-), demam (-),nyeri (-). Benjolan keluar pada saat batuk
dan berdiri, kemudian hilang pada saat tidur. Pasien belum pernah
berobat.
± 8 bulan yang lalu pasien merasa jika benjolan dilipat paha kanan
semakin membesar, masih dapat keluar masuk, muntah (-), mual (-).
Benjolan berbentuk lonjong dan semakin besar hingga seperti telur
bebek. lunak. Benjolan menonjol terutama saat pasien berdiri dan
mengangkat benda berat dan masuk kembali secara ketika pasien

4
berbaring atau tidur. Pasien merasa tidak nyaman sehingga sekarang
pasien memutuskan untuk berobat. Riwayat trauma (-). Mual (-),
muntah (-), demam (-), kadang teras nyeri, BAB (+), flatus (+).
3. Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat batuk lama (-).
Riwayat sulit BAK dan sulit BAB (-)
Riwayat pembesaran prostat dan hemorrhoid (-)
Riwayat operasi abdomen dan daerah lipat paha (-)
4. Riwayat keluarga
Bekerja mengangkat beban berat (+)
Riwayat benjolan dan hernia di keluarga (-)
5. Riwayat pengobatan
Pernah melakukan operasi pada lipat paha

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : compos mentis
b. Tekanan darah : 140/80 mmHg
c. Heart rate : 91kali/menit
d. Respiratory rate : 22 kali/menit
e. Temperature : 37,0oC
f. SpO2 : 98%
2. Keadaan spesifik
a. Kepala
1. Mata
- Konjungtiva anemis :-
- Sklera ikterik :-
- Mata cekung :-
2. Mulut : mukosa bibir baik
3. Telinga : fungsi pendengaran menurun
b. Leher : Pembesaran KGB: -
c. Thoraks

5
- Paru : simetris
Inspeksi : statis dan dinamis simetris
Perkusi : sonor +/+
Auskultasi : vesikuler +/+ N, Rh(-) Wh(-)
- Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung normal
d. Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : lemas
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+)
e. Regio Inguinal
Inspeksi
Regio inguinal dextra :
Benjolan di lipat paha kanan dengan ukuran Ukuran ± 8 x 3 cm.
Warna kulit sama dengan sekitar. Dari posisi berdiri ke berbaring
benjolan dapat masuk dengan spontan ke rongga abdomen.
Palpasi:
Benjolan dapat direposisi ke dalam rongga abdomen. Nyeri (-),
mual (-), muntah (-). Suhu kulit sama dengan sekitar. Ziemen
test: benjolan teraba oleh digiti IV. Finger test negative dan
thumb test negative.

6
f. Genitalia dan anus : dalam batas normal
g. Ekstremitas : dalam batas normal

4. Pemeriksaan Penunjang:
Hb : 11,9 g/dl
Wbc : 8.1 (10^3/uL)
Rbc : 207 (10^6/uL)
Ht : 36%
Bss : 92

5. Diagnosis Banding
a. Hernia Femoralis reponibel dextra
b. Hernia Inguinalis dextra
c. Varikokel
d. Hidrokel

6. Diagnosis kerja : Hernia Femoralis Reponible Dextra

7
7. Tatalaksana
1. Rencana operasi
Persiapan : - Konsul PDL dan anestesi
- Pemeriksaan lab darah rutin
2. Rawat inap di rumah sakit : - IVFD RL gtt xx/menit
- Puasa pre op
- Inj. Ceftriaxone 1 gr 1
jam sebelum operasi
3. Operasi : Repair Herniofemoralis dengan general anestesi
4. Perawatan post op : - Puasa hingga sadar penuh
- IVFD RL gtt xx/menit
- Ketorolac 3x1 amp IV
- Ceftriaxone 2x1 amp IV
- Omeprazole 1 x 1 amp IV
- Diet nasi biasa
- Mobilisasi duduk dan berjalan

8. Prognosis
a. Quo ad vitam : bonam
b. Quo ad functionam : dubia ad bonam
c. Quo ad sanationam : dubia ad bonam

9. Edukasi
1. Aktivitas berat setelah operasi harus dibatasi terlebih dahulu
minimal sampai 3 minggu post op
2. Makan makanan tinggi protein untuk mempercepat
penyembuhan luka operasi

8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri atas
cincin, kantong, dan isi hernia. Semua hernia terjadi melalui celah
lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen yang
dicetuskan oleh peningkatan intraabdomen yang berulang dan
berkelanjutan.1
Hernia femoralis umumnya dijumpai pada perempuan dan laki laki
tua, lebih sering kejadian pada perempuan kira-kira 4 kali dari laki-laki.
Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha yang muncul terutama
pada waktu melakukan kegiatan yang menaikan tekanan intraabdomen
seperti saat mengangkat barang atau batuk. Benjolan ini hilang pada waktu
berbaring. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan lunak di lipat paha
di bawah ligamnetum inguinale di medial v.femoralis dan lateral
tuberkulum pubikum. Tidak jarang lebih jelas adalah tanda sumbatan usus,
sedangkan benjolan di lipat paha dapat ditemukan, karen akecilanya atau
penderita gemuk.
Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis.
Selanjutnya, isi hernia masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk
corong sejajar dena v.femoralis sepaanjang kurang lebih 2cm dan keluar
pada fosa ovalis di lipat paha.3
Komponen hernia adalah :
1. Kantong hernia (pada hernia abdominalis berupa peritoneum
parietalis. Tidak semua hernia memiliki kantong, misalnya
hernia incisional, hernia adiposa, hernia intertitialis)
2. Isi hernia (usus, omentum, organ intra ataupun
ekstraperitoneal)
3. Pintu atau leher hernia (cincin hernia, lokus minori dinding
abdomen)

9
2.2 Anatomi
2.2.2 Struktur dinding abdomen
Abdomen merupakan rongga terbesar pada tubuh dan
berkelanjutan pada rongga pelvis. Abdomen terletak diantara
diafragma dan pelvis. Abdomen memiliki lapisan dinding abdomen
yaitu:
1. Kulit
2. Fascia superficialis, terdiri dari fascia camperi dan fascia scarpae
3. Otot dinding anterior abdomen, antara lain: muskulus obliqus
externus abdominis, muskulus obliqus internus abdominis,
muskulus transversus abdominis
4. Fascia transversalis
5. Lemak extraperitoneal
6. Peritoneum parietale

Gambar 1. Lapisan dinding abdomen

2.2.3 Canalis Inguinalis

10
Canalis inguinalis merupakan saluran oblik yang mnembus
bagian bawah dinding anterior abdomen dan terdapat pada kedua
jenis kelamin. Pada laki-laki, saluran ini merupakan tempat lewatnya
struktur-struktur yang berjalan dari testis ke abdomen dan
sebaliknya, pada perempuan saluran ini dilalui oleh ligamentum
teres uteri (rotundum) yang berjalan dari uterus ke labium majus
pudendi. Selain itu, saluran ini dilewati oleh nevus ilioinguinalis
baik laki-laki maupun perempuan.
Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4
cm dan terletak 2-4 cm kearah caudal ligamentum inguinal dan
terbentang dari anulus inguinalis profundus (lubang berbentuk oval
terletak sekitar 1.3 cm diatas ligamentum inguinale pada
pertengahan antara sias dan symphisis pubica) pada fascia
transversalis, berjalan ke bawah dan medial sampai anulus inguinalis
superficialis (lubang berbentuk segitiga) pada aponeurosis obliquus
externus abdominis. Canalis inguinalis terletak sejajar dan tepat
diatas ligamentum inguinale.2
Kanalis inguinalis harus dipahami dalam konteks anatomi
tiga dimensi. Kanalis inginalis berjalan dari lateral ke medial, dalam
ke luar dan cepal ke caudal. Kanalis inguinalis dibangun oleh
aponeurosis obliquus ekternus dibagian superficial, dinding inferior
dibangun oleh ligamentum inguinal dan ligamentum lacunar.
Dinding posterior (dasar) kanalis inguinalis dibentuk oleh fascia
transversalis dan aponeurosis transverses abdominis. Dasar kanalis
inguinalis adalah bagian paling penting dari sudut pandang anatomi
maupun bedah.3,4
Bagian ujung atas dari kanalis inguinalis adalah internal
inguinal ring. Ini merupakan defek normal dan fasia transversalis
dan berbentuk huruf “U” dan “V” dan terletak di bagian lateral dan
superior. Batas cincin interna adalah pada bagian atas muskulus
transversus abdominis, iliopublik tract dan interfoveolar
(Hasselbach) ligament dan pembuluh darah epigastrik inferior di

11
bagian medial. External inguinal ring adalah daerah pembukaan pada
aponeurosis muskulus obliqus eksternus, berbentuk “U” dangan
ujung terbuka ke arah inferior dan medial.5

Gambar 2. Trigonum Hesselbach

Isi kanalis inguinalis pria adalah Duktus deferens dan


memiliki 3 arteri yaitu Arteri spermatika interna, Arteri diferential
dan Arteri spermatika eksterna kemudian ada Plexus vena

12
pampiniformis dan ada 3 nervus yaitu Cabang genital dari nervus
genitofemoral, Nervus ilioinguinalis dan Serabut simpatis dari
plexus hipogastrik. Terdapat 3 lapisan fascia yakni fascia spermatika
eksterna lanjutan dari fascia innomimate , lapisan kremaster
berlanjut dengan serabut-serabut muskulus obliqus abdominis
internus, fascia spermatika interna yang merupakan perluasan dari
fascia transversal. 3, 5

Fungsi canalis inguinalis, pada laki-laki, memungkinkan


struktur-struktur yang terdapat di dalam funiculus spermaticus
berjalan dari atau ke testis menuju abdomen dan sebaliknya. Pada
perempuan, canalis inguinalis yang lebih kecil memungkinkan
ligamentum teres uteri berjalan dari uterus menuju ke labium majus.
Adanya canalis inguinalis pada bagian bawah dinding anterior
abdomen pada laki-laki dan perempuan merupakan suatu tempat
lemah. Tataletak canalis inguinalis untuk mengatasi kelemahan ini:6

1. Dinding anterior canalis inguinalis diperkuat oleh serabut-


serabut muskulus obliquus internus abdominis tepat di depan
anulus inguinalis profundus
2. Dinding posterior canalis inguinalis diperkuat oleh conjoined
tendon tepat di belakang anulus inguinalis superficialis
3. Pada waktu batuk dan mengedan (miksi, defekasi, dan partus),
serabut- serabut paling bawah muskulus obliquus internus
abdominis dan muskulus transversus abdominis yang
melengkung berkontraksi sehingga atap yang melengkung
menjadi datar dan turun mendekati lantai. Atap mungkin
menekan isi canalis inguinalis ke arah dasar sehingga sebenarnya
canalis inguinalis menutup.
4. Bila diperlukan mengedan dengan kuat, seperti pada defekasi
dan partus, secara alamiah orang cenderung dalam posisi
jongkok, articulatio coxae fleksi, dan permukaan anterior tungkai
atas mendekati permukaan anterior dinding abdomen. Dengan

13
cara ini, bagian bawah dinding anterior abdomen dilindungi oleh
tungkai atas.

Gambar 3. Funikulus spermaticum

Funikulus spermatikus berawal pada anulus inguinalis


profundus yang terletak lateral terhadap arteria epigastrica inferior
dan berakhir di testis. Struktur-struktur pada funikulus spermatikus
adalah sebagai berikut: 1. Vas deferens, 2. Arteria testikularis, 3.
Vena testikularis, 4. Pembuluh limfatik testis, 5. Saraf-saraf otonom,

14
6. Prosessus vaginalis (sisa), 7. Arteria cremasterica, 8. Arteria
ductus deferentis, dan 9. Ramus genitalis nervus genitofemoralis
yang menyarafi muskulus cremaster.7

2.2.4 Klasifikasi Hernia


1. Menurut waktu:
a. Hernia kongenital
b. Hernia akuisita/didapat
2. Menurut isinya :
a. Hernia usus halus
b. Hernia omentum

3. Menurut lokasi/letaknya:
a. Hernia inguinalis
b. Hernia femoralis
c. Hernia umbilikalis
4. secara klinis:
a. Hernia reponibilis: bila isi hernia dapat keluar masuk.
Keluar saat berdiri atau mengedan, masuk ketika
berbaring atau bila didorong masuk perut
b. Hernia ireponibilis: bila isi kantong tidak dapat direposisi
kembali ke dalam rongga perut. Ini biasanya disebabkan
oleh perlekatan isi kantong kepada peritoneum kantong
hernia.
c. Hernia strangulasi: hernia ireponibel yang disertai
gangguan vaskularisasi
d. Hernia inkarserata: hernia ireponibel yang disertai
gangguan pasasse

Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis


Lateralis (HIL) dan Hernia Ingunalis Medialis (HIM). Hernia
inguinalis lateralis mempunyai nama lain yaitu hernia indirecta yang
artinya keluarnya tidak langsung menembus dinding abdomen.

15
Selain hernia indirek nama yang lain adalah Hernia oblique yang
artinya Kanal yang berjalan miring dari lateral atas ke medial bawah.
Hernia ingunalis lateralis sendiri mempunyai arti pintu keluarnya
terletak disebelah lateral Vasa epigastrica inferior. Hernia inguinalis
lateralis (HIL) dikarenakan kelainan kongenital meskipun ada yang
didapat.4

Tabel 1.1 perbandingan HIL dan HIM 4

Casten membagi hernia menjadi tiga stage, yaitu:4


a. Stage 1 : hernia indirek dengan cincin interna yang normal.
b. Stage 2 : hernia direk dengan pembesaran atau distorsi cincin
interna.
c. Stage 3 : semua hernia direk atau hernia femoralis.
Klasifikasi menurut Halverson dan McVay, hernia terdapat
terdapat 4 kelas:4
a. Kelas 1 : hernia indirek yang kecil.
b. Kelas 2 : hernia indirek yang medium.
c. Kelas 3 : hernia indirek yang besar atau hernia direk.
d. Kelas 4 : hernia femoralis.
Sistem Ponka membagi hernia menjadi 2 tipe:4
a. Hernia Indirek, hernia inguinalis indirek yang tidak
terkomplikasi.

16
hernia inguinalis indirek sliding.
b. Hernia Direk
Suatu defek kecil di sebelah medial segitiga Hesselbach, dekat
tuberculum pubicum. Hernia divertikular di dinding posterior.
Hernia inguinalis direk dengan pembesaran difus di seluruh
permukaan segitiga Hesselbach.

Gilbert membuat klasifikasi berdasarkan 3 faktor:4


a. Ada atau tidak adanya kantung peritoneal.
b. Ukuran cincin interna.
c. Integritas dinding posterior dan kanal.

Gilbert juga telah membagi hernia menjadi 5 tipe. Tipe 1, 2,


and 3 merupakan hernia indirek, sedangkan tipe 4 and 5 merupakan
hernia direk.

Tabel 1.2 tipe hernia

Nyhus membuat klasifikasi berdasarkan ukuran cincin


interna dan integritas dinding posterior, meliputi:4
1. Tipe 1 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang
normal.
2. Tipe 2 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang
membesar.

17
3. Tipe 3a adalah hernia inguinalis indirek.
4. Tipe 3b adalah hernia indirek yang menyebabkan kelemahan
dinding posterior.
5. Tipe 3c adalah hernia femoralis.
6. Tipe 4 memperlihatkan semua hernia rekuren.

2.2.5 Etiologi Hernia inguinalis

Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital


atau didapat. Hernia dapat dijumpai pada segala usia, dan lebih
banyak pada laki-laki daripada perempuan. Berbagai faktor
penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia di anulus
internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan
isi hernia. Selain itu diperlukan pula faktor yang dapat mendorong
isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu. Faktor
yang dipandang berperan dalam terjadinya hernia ingunalis antara
lain:7,8

1. Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang.


a. Mengangkat barang yang berat yang tidak sesuai dengan
ukuran badan
b. Sering mengedan karena adanya gangguan konstipasi atau
gangguan saluran kencing ( pada pasien dengan BPH)
c. Batuk yang kronis dikarenakan infeksi, bronchitis, asthma,
emphysema, alergi
d. Partus
2. Kelemahan otot dinding perut karena usia.
3. Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan
ikatnyayang sedikit. Sedangkan pada orang gemuk juga dapat
terkena herniakarena banyaknya jaaringan lemak pada tubuhnya
yang menambah bebankerja jaringan ikat penyokong pada LMR
4. Prosesus vaginalis yang terbuka.
5. Merokok

18
6. Diabetes melitus

2.2.6 Patofisiologi Hernia inguinalis


Pada bulan ke – 8 dari kehamilan, terjadinya desensus
testikulorum melalui kanal. Penurunan testis itu akan menarik
peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum
yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi lahir
umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi, sehingga isi
rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam
beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri turun
terlebih dahulu dari yang kanan, maka prosesus vaginalis yang
kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal, prosesus yang
terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus tidak
berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis lateralis
kongenital.9,10
Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi kerana usia
lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah.
Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh
mengalami proses degenerasi. Pada orang tua prosesus tersebut telah
menutup. Namun karena daerah ini merupakan locus minoris
resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra
abdominal meningkat seperti batuk – batuk kronik, bersin yang kuat
dan mengangkat barang – barang berat, mengejan. Prosesus yang
sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis
lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar
melalui defek tersebut. Akhirnya menekan dinding rongga yang
telah melemas akibat trauma, hipertropi protat, asites, kehamilan,
obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada semua.
Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses
perkembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. 9,10

19
Gambar 4. Patofisiologi Hernia

1. Hernia Inguinalis Direkta (Medialis)


Hernia ini merupakan jenis henia yang didapat (akuisita)
disebabkan oleh faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik
dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach. Jalannya
langsung (direct) ke ventral melalui annulus inguinalis
subcutaneous. Hernia ini sama sekali tidak berhubungan dengan
pembungkus tali mani, umumnya terjadi bilateral, khususnya pada
laki-laki tua. Hernia jenis ini jarang, bahkan hampir tidak pernah,
mengalami inkarserasi dan strangulasi. Dasarnya dibentuk oleh fascia
transversalis yang diper kuat serat aponeurosis m.transversus
abdominis. 2,11

20
Gambar 5. Hernia Inguinalis Medialis

2. Hernia Inguinalis Indirekta (lateralis)


Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di
lateral pembuluhepigastrika inferior. Dikenal sebagai indirek karena
keluar melalui dua pintu dansaluran, yaitu annulus dan kanalis
inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralisakan tampak tonjolan
2,
berbentuk lonjong. Dapat terjadi secara kongenital atauakuisita :
9,10

a. Hernia inguinalis indirekta congenital.


Terjadi bila processus vaginalis peritonei pada waktu bayi
dilahirkan sama sekalitidak menutup. Sehingga kavum peritonei
tetap berhubungan dengan rongga tunikavaginalis propria testis.
Dengan demikian isi perut dengan mudah masuk ke
dalamkantong peritoneum tersebut.2,9,10,11

21
b. Hernia inguinalis indirekta akuisita. Terjadi bila penutupan
processus vaginalis peritonei hanya pada suatu bagian
saja.Sehingga masih ada kantong peritoneum yang berasal dari
processus vaginalis yangtidak menutup pada waktu bayi
dilahirkan. Sewaktu-waktu kentung peritonei ini dapat terisi
dalaman perut, tetapi isi hernia tidak berhubungan dengan
tunikavaginalis propria testis. 2,11

Gambar 6. Hernia Inguinalis Lateralis

22
2.2.7 Manifestasi Klinis
Pasien mengeluh ada tonjolan di lipat paha, pada
beberapa orang adanya nyeri dan membengkak pada saat
mengangkat atau ketegangan. Seringnya hernia ditemukan pada
saat pemeriksaan fisik misalnya pemeriksaan kesehatan sebelum
masuk kerja. Beberapa pasien mengeluh adanya sensasi nyeri
yang menyebar biasanya pada hernia ingunalis lateralis, perasaan
nyeri yang menyebar hingga ke scrotum. Dengan bertambah
besarnya hernia maka diikuti rasa yang tidak nyaman dan rasa
nyeri, sehingga pasien berbaring untuk menguranginya.4
Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala
yang sedikit dibandingkan hernia ingunalis lateralis.dan juga
kemungkinannya lebih berkurang untuk menjadi inkarserasi atau
strangulasi.4
1. Hernia inguinalis lateralis
a. Terdapat benjolan dilipat paha yang timbul pada waktu
mengedan, batuk, bersin,
b. berdiri, mengangkat berat dan hilang setelah berbaring
(apabila masih reponibel)
c. Nyeri atau rasa tidak enak di daerah epigastrium atau para
umbilical sewaktu segmen
d. usus halus masuk ke kantong hernia
e. Mual, muntah, kolik bila terjadi inkaserasi ataupun
strangulasi
2. Hernia inguinalis medialis
a. Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala
yang sedikit dibandingkan hernia ingunalis lateralis

2.2.8 Pemeriksaan Penunjang


1. Laboratorium
Untuk mendukung ke arah adanya strangulasi,
sebagai berikut:

23
a. Leukocytosis dengan shift to the left yang menandakan
strangulasi.
b. Elektrolit, BUN, kadar kreatinine yang tinggi akibat
muntah-muntah dan menjadi dehidrasi.
c. Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari
traktus genitourinarius yang menyebabkan nyeri lipat
paha.
2. Pemeriksaan Radiologis
Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan
adanya massa pada lipat paha atau dinding abdomen dan juga
membedakan penyebab pembengkakan testis.13,14
Pada pemeriksaan radiologis kadang terdapat suatu
yang tidak biasa terjadi, yaitu adanya suatu gambaran massa.
Gambaran ini dikenal dengan Spontaneous Reduction of
Hernia En Masse adalah suatu keadaan dimana berpindahnya
secara spontan kantong hernia beserta isinya ke rongga
extraperitoneal. Ada 4 tipe pembagian reduction of hernia en
masse : 13,14
a. Retropubic
b. Intra abdominal
c. Pre peritoneal
d. Pre peritoneal locule

2.2.9 Diagnosa
Diagnosis hernia dapat ditegakkan berdasarkan
anamnesis pemeriksaan fisik, maupun pemeriksaan khusus. Bila
benjolan tidak tampak, pasien dapat disuruh mengejan dengan
menutup mulut dalam keadaan berdiri. Bila hernia maka akan
tampak benjolan, atau pasien diminta berbaring, bernafas
dengan mulut untuk mengurangi tekanan intraabdominal. 13

24
Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi7
 Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul
pada waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan
menghilang setelah berbaring.
 Hernia inguinal Lateralis : uncul benjolan di regio inguinalis
yang berjalan dari lateralke medial, tonjolan berbentuk
lonjong.
 Hernia inguinalis Medialis : tonjolan biasanya terjadi
bilateral, berbentuk bulat.
 Hernia skrotalis : benjolan yang terlihat sampai skrotum yang
merupakantojolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis.
 Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum
inguinal.Hernia epigastrika : benjolan dilinea alba.Hernia
umbilikal : benjolan diumbilikal.
 Hernia perineum : benjolan di perineum

b. Palpasi
 Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL)
ditekan lalu pasiendisuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan
di sebelah medial maka dapat diasumsikan bahwa itu hernia
inguinalis medialis.
 Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum
(AIM) ditekan lalupasien disuruh mengejan jika terlihat
benjolan di lateral titik yang kita tekanmaka dapat
diasumsikan sebagai nernia inguinalis lateralis.
 Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan
canalis inguinalis)ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika
terlihat benjolan di lateralnya berartihernia inguinalis
lateralis jika di medialnya hernia inguinalis medialis.
 Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat
diraba padafunikulus spermatikus sebagai gesekan dua

25
permukaan sutera, tanda ini disebut sarung tanda sarung
tangan sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin
terabausus, omentum (seperti karet), atau ovarium. Dalam
hal hernia dapat direposisipada waktu jari masih berada
dalam annulus eksternus, pasien mulai mengedankalau hernia
menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis dan
kalausamping jari yang menyentuh menandakan hernia
inguinalis medialis. lipat pahadibawah ligamentum inguina
dan lateral tuberkulum pubikum.
 Hernia femoralis : benjolan lunak dibawah ligamentum
inguinal
 Hernia inkarserata : nyeri tekan.

c. Perkusi
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus
dipikirkan kemungkinan herniastrangulata. Hipertimpani,
terdengar pekak.

d. Auskultasi
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen
pada hernia yang mengalamiobstruksi usus (hernia inkarserata).-
Colok duburTonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda
Howshi- romberg (herniaobtutaratoria). 5,6
 Tanda-tanda vital : temperatur meningkat, pernapasan
meningkat, nadimeningkat, tekanan darah meningkat. 2,3
e. Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen
test dan Tumb test.Cara pemeriksaannya sebagai berikut:

Pemeriksaan Finger Test :


1. Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.2.
2. Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke
kanal inguinal.

26
3. Penderita disuruh batuk:
a. Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis
Lateralis.
b. Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.

Gambar 7. Pemeriksaan Finger Test


Pemeriksaan Ziemen Test :
1. Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu
(biasanya oleh penderita).
2. Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
3. Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :
a. jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
b. jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
c. jari ke 4 : Hernia Femoralis

Gambar 8. Pemeriksaan Ziemen Test

27
Pemeriksaan Thumb Test :
a. Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita
disuruh mengejan, bila keluar benjolan berarti Hernia
Inguinalis medialis, namun bila tidak keluar benjolan berarti
Hernia Inguinalis Lateralis.

Gambar 9. Pemeriksaan Thumb Test

2.2.10 Diagnosa Banding

Gambar 10. Diagnosa Banding Hernia Inguinalis

1. Varikokel
Peninggian tekanan di dalam pleksus pampiniformis
dapat diraba sebagai struktur yang terdiri atas varises pleksus
pampiniformis yang memberikan kesan raba seperti kumpulan

28
cacing. Permukaan testis normal licin tanpa tonjolan dengan
konsistensi elastis.
2. Hidrokel
Tidak dapat dimasukkan kembali. Testis pada pasien
hidrokel tidak dapat diraba. Pada hidrokel, pemeriksaan
transiluminasi akan memberi hasil positif. Hidrokel dapat
dikosongkan dengan pungsi, tetapi sering kambuh kembali.
Pada pungsi didapatkan cairan jernih
3. Limpadenopati inguinal
Perhatikan apakah ada infeksi pada kaki sesisi.
4. Testis ektopik
Yaitu testis yang masih berada di kanalis inguinalis.
5. Lipoma/herniasi
Lemak praperitoneal melalui cincin inguinal.
6. Granuloma inguinalis
7. Orkitis

2.2.11 Penatalaksanaan
Penanganan hernia ada dua macam:
1. Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan
melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang
untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Bukan
merupakan tindakan definitive sehingga dapat kambuh kembali.
Terdiri atas:4,5,6
a. Reposisi
Reposisi adalah suatu usaha untuk mengembalikan isi hernia
ke dalam cavum peritonii atau abdomen. Reposisi dilakukan
secara bimanual. Reposisi dilakukan pada pasien dengan
hernia reponibilis dengan cara memakai dua tangan. Reposisi
tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulata kecuali
pada anak-anak. Tangan kiri memegang isi hernia

29
membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya
ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat tapi menetap
sampai terjadi reposisi. Reposisi spontan lebih sering dan
sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi
dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh
cincin hernia yang lebih elastis pada anak-anak. Jika dalam 6
jam tidak ada perbaikan atau reposisi gagal segera operasi.
b. Suntikan
Dilakukan penyuntikan cairan sklerotik berupa alcohol atau
kinin di daerah sekitar hernia, yang menyebabkan pintu
hernia mengalami sclerosis atau penyempitan sehingga isis
hernia keluar dari cavum peritonii.
c. Sabuk Hernia
Diberikan pada pasien dengan hernia yang masih kecil dan
menolak dilakukan operasi. Bentuk kepala sabuk seperti
kepala ular. Kepala sabuk ditempatkan tepat di pintu hernia
supaya menghalangi keluarnya organ intra abdomen.
2. Operatif
Operasi merupakan tindakan paling baik dan dapat
dilakukan pada:
a. Hernia reponibilis
b. Hernia irreponibilis
c. Hernia strangulasi
d. Hernia incarserata
Tujuan operasi hernia:
a. Reposisi isi hernia
b. Menutup pintu hernia
c. Mencegah residif dengan memperkuat dinding perut
Dasar indikasi operasi untuk hernia adalah:
a. Timing Operasi
 Elektif dilakukan pada hernia reponibilis
 2 x 24 jam dilakukan pada hernia irreponibilis

30
 Speed operasi dilakukan untuk hernia
incarserata dengan penderita yang mengalami
tanda-tanda ileus, tetapi belum terjadi iskemi
dan ganggren pada isi hernia.
b. Bila keadaan yang mengancam jiwa maka dilakukan
Tindakan konservatif dilakukan bila hernia masih
reponibilis. Tindakan paliatif dilakukan pada pasien
dengan keadaan umum yang jelek dan hernia
incarserata untuk mengatasi ileus, baru kemudian
dilakukan penutupan hernia.
Operasi hernia dilakukan dalam 3 tahap:
1. Herniotomy
Membuka dan memotong kantong hernia serta
mengembalikan isi hernia ke cavum abdominalis.
2. Hernioraphy
Mulai dari mengikat leher hernia dan
menggantungkannya pada conjoint tendon (penebalan
antara tepi bebas m.obliquus intraabdominalis dan
m.transversus abdominis yang berinsersio di
tuberculum pubicum).
3. Hernioplasty
Menjahitkan conjoint tendon pada ligamentum
inguinale agar LMR hilang/tertutup dan dinding perut
jadi lebih kuat karena tertutup otot. Hernioplasty pada
hernia inguinalis lateralis ada bermacam-macam
menurut kebutuhannya:
a. Ferguson
Yaitu fuuniculus spermaticus ditaruh di sebelah
dorsal dari m.obliquus eksternus dan internus
abdominis dan m.obliquus internus dan
m.transversus abdominis dijahitkan pada
ligamentum inguinale dan meletakkan funiculuc

31
spermaticus di dorsal, kemudian apponeurosis
m.obliquus eksternus dijahit kembali sehingga
tidak ada lagi analis inguinalis.
b. Bassini
M. Obliquus internus dan m.transversus
abdominis dijahitkan pada ligamentum
inguinale. Funiculus spermaticus diletakkan
ventral dari m. tadi tetapi dorsal dari
apponeurosis m.obliquss eksternus sehingga
canalis inguinalis tetap ada. Dengan cara ini
kedua muskuli tadi memperkuat dinding
belakang dari canalis inguinalis, sehingga locus
minoris resistens hilang.

Gambar 11. Teknik Bassini


c. Halstedt
Dilakukan untuk memperkuat atau
menghilangkan locus minoris resistens.
M.Obliquus eksternus abdominalis, m.obliquus
internus abdominis dan m.obliquus transversus
dijahitkan pada ligamentum inguinal dan

32
meletakkan funiculus spermaticus pada
subcutis.
Hernioplasty pada hernia inguinalis media dan hernia
femoralis dikerjakan dengan cara Mc.Vay, yaitu dengan menarik
m.Obliquus abdominis internal dan m.transversa abdominis serta
conjoint tendon lalu dijahitkan pada ligamentum Cowperi lewat
sebelah dorsal dari ligamentum inguinale. Sehingga dengan
demikian annulus femoralis tertutup oleh m.obliquus abdominis
internus dan contjoint tendon, dan juga m.transversus abdominis.
Operasi hernia pada anak:
Operasi hernia dilakukan tanpa hernioplasty, dibagi
menjadi 2 yaitu:
a. Anak berumur kurang dari 1 tahun.
b. Menggunakan teknik Michele Benc. Dilakukan tanpa
membuka aaponeurosis m.Abdominis eksternus (tanpa
membuka canalis inguinalis medialis) , yaitu mengambil
kantong hernia lewat anulus inguinalis medialis, kemudian
dilakukan herniotomy dilanjutkan herniorapy (tanpa
digantung) dan tanpa hernioplasty.
c. Anak berumur lebih dari 1 tahun.
d. Menggunakan teknik POTT. Canalis Inguinalis dibuka
(membuka aponeurosis m.abdominis eksternus) ,
kemudian dilakukan herniotomy, herniorapy tanpa
digantung pada contjoint tendon dan tanpa hernioplasty.
Kontraindikasi operasi:
Bayi berumur <6 tahun.

33
2.2.12 Prognosis dan Pencegahan
Prognosis

1. Lebih cepat dikoreksi dengan cara operasi, lebih baik


prognosisnya. Makin lama hernia dibiarkan, makin besar
kemungkinan untuk terjadi strangulasi.
2. Resiko terjadinya komplikasi strangulasi juga tergantung
dari lokasi terjadinya hernia, besar kecilnya lubang, serta
sedikit banyaknya bagian usus yang menonjol.
3. 7% pasien setelah dioperasi, hernianya timbul kembali.
Bukan karena kegagalan operasi, tapi karena memang
otot perutnya yang lemah. Kasus seperti ini dapat
dioperasi kembali dengan aman.

Pencegahan

1. Hernia merupakan kondisi medis yang susah untuk


dicegah, karena kelemahan yang terjadi pada otot perut
sehingga menimbulkan hernia, sudah dimiliki sejak
lahir.
2. Tapi minimal, bila memang sudah ada tanda awal
hernia, hindarilah aktivitas mengangkat-angkat yang
berat.
3. Begitu juga bila memiliki keturunan yang juga memiliki
hernia, harus lebih berhati-hati lagi.

34
BAB IV
ANALISIS KASUS

Diagnosis untuk hernia inguinalis lateralis reponibilis sinistra


pada kasus ini ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik.
Dari anamnesis didapatkan bahwa benjolan dilipat paha kiri dialami
pasien ± 5 tahun sebelum masuk rumah sakit dan bersifat keluar
masuk. Benjolan keluar terutama ketika penderita mengangkat beban
berat atau berjalan jauh. Benjolan yang bersifat keluar masuk dilipat
paha merupakan tanda adanya hernia inguinalis. Pada anamnesis
juga didapatkan setelah benjolan keluar penderita tidak merasakan
nyeri, tidak ada demam, mual dan muntah juga benjolan dapat
masuk kembali jika penderita beristirahat (tiduran), sehinga
menyingkirkan telah terjadi inkarserata atau strangulasi.

Mengangkat beban berat, batuk dan mengedan merupakan


contoh kegiatan yang meningkatkan tekanan intraabdominal. Bila
terjadi peningkatan tekanan abdominal, isi peritoneum akan
terdorong atau terdesak keluar kebagian terlemah dari dinding
peritoneum dalam hal ini adalah kanalis inguinalis. Pada saat
beristirahat, tekanan intraabdominal menurun dan bila annulus
internum cukup lebar atau elastik, isi usus dapat kembali masuk ke
rongga peritoneum. Dengan demikian benjolan akan menghilang
kebali atau disebut reponibel.

Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya benjolan


dilipat paha kiri dengan ukuran ± 2x8cm dan warna kulit sama
dengan sekitar. Hal ini disebabkan karena benjolan telah masuk
kembali. Pada tes invaginasi atau finger test didapati impuls pada
ujung jari. Pada Ziemen test didapati pulsasi pada annulus internus.

Adanya benjolan menunjukkan hernia inguinalis lateralis


karena bentuk kanalis inguinalis yang memanjang. Pada hernia
inguinalis medialis, benjolan bentuk bulat karena isi hernia keluar

35
dari trigonum hasselbach. Warna kulit yang sama dengan sekitar dan
tidak adanya nyeri tekan menyingkirkan adanya tanda – tanda
infeksi atau tanda strangulate, sedangkan konsistensi benjolan yang
lunak dengan batas atas yang tidak jelas menunjukkan isi kantong
yang kemungkinan adalah usus dan menyingkirkan kemungkinan isi
kantong adalah cairan.

Tes invaginasi/finger ini menunjukkan lokasi keluarnya isi


hernia. Pada hernia inguinalis lateralis, isi kantong keluar dari
annulus internus sehingga bila jari dimasukkan kedalam kanalis
inguinalis dan penderita disuruh mengedan, maka benjolan akan
terasa menyentuh ujung jari (tahanan dari depan). Bila lokasi keluar
hernia dari trigonum hasselbach, benjolan akan terasa menyentuh
sisi jari. Dengan tes oklusi yaitu satu jari di annulus internus akan
teraba adanya pulsasi di posisi tersebut.

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan tes dianfanoskopi.


Pada hernia tes ini memberikan kesan gelap atau menunjukkan
bahwa isi kantong adalah bentuk padat yang menunjuk pada usus
bukan cairan. Namun pada pasien ini belum dilakukan pemeriksaan
penunjang tes dianoskopi.

Etiologi pada kasus ini diduga karena adanya riwayat trauma


terdahulu dan berkurangnya kekuatan otot dinding perut karena usia
penderita yang sudah mencapai 60 tahun. Kemungkinan kelemahan
otot dinding perut biasanya merupakan penyebab kendurnya annulus
internus.

Penanganan hernia inguinalis yang paling rasional adalah


tindakan operatif.

36
BAB V
KESIMPULAN

Hernia merupakan kasus tersering di bagian bedah abdomen


sesudah appendicitis. Hernia didefinisikan adalah suatu penonjolan
abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek)
yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai
tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen
pada umumnya daerah inguinal. Hernia inguinalis dibagi dua jenis
hernia inguinalis medialis/hernia inguinalis directa/hernia inguinalis
horisontal dan hernia ingunalis lateralis/ hernia indirecta/hernia
obliqua. Yang tersering hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya
lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang
sebelah kanan. Pada hernia inguinalis lateralis processus vaginalis
peritonaei tidak menutup (tetap terbuka).

Komplikasi yang terjadi yaitu inkarserasi dan strangulasi.


Jika sudah terjadi strangulasi penanganan segera adalah dengan
operasi. Operasi hernia ada berbagai macam teknik yaitu : Marcy,
Bassini, McVay, Shouldice, Lichtenstein Tension free.

37
DAFTAR PUSTAKA

1. Lutfi Achmad, Thalut Kamardi, 2007. Dinding perut, Hernia,


Retroperitonium, dan Omentun. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 3.
EGC. 615-641
2. Dr. P. Bhatia & Dr. S. J. John. Laparoscopic Hernia Repair (a step
by stepapproach). Edisi I. Penerbit Global Digital Services,
BhatiaGlobal Hospital & Endosurgery Institute. New Delhi.
2003.(Ebook, di akses 10 juli 2010)
3. Suwardi, ref bedah Hernia dan penangannya , cirebon, 2010Inguinal
Hernia: Anatomy and Management Accesed on 1st January 2011
4. Manthey, David. Hernias .2007. on 1st January 2011 Available at
http://www.emedicine.com/emerg/topic251.htm
5. Way, Lawrence W. 2003. Hernias & Other Lesions of the
Abdominal Wall. Current Surgical Diagnosis and Treatment.
Eleventh edition. New York. Mc Graw-Hill. 783-789.
6. Snell, Richard S. Anatomi Klinik untuk mahasiswa kedokteran; alih
bahasa: Liliana Sugiharto, edisi ke-6. Jakarta:EGC, 2006, hal. 148-
65, 189-90
7. Rasjad C. Hernia. Dalam : Sjamsuhidajat R, Jong WD, editor. Buku
Ajar Ilmu Bedah.
Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2010; hal. 619-
29
8. Inguinal hernia.Accesed on 13 June 2012 Available at
http://www.healthsystem.virginia.edu/toplevel/home/
9. H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003.
Hal 348-56
10. R. Bendavid, J. Abrahamson, Mauruce E. A, dkk. Abominal Wall
Hernias (Principlesand Management). Edisi I. Penerbit Sringer-
Varlag. New York.2001. (Ebook, di akses 10 Juli 2010)
11. C. Palanivelu. Operative Manual of Laparoscopic Hernia Surgery.
Edisi I. Penerbit GEM Foundation. 2004. Hal 39-58

38
12. Krames Patient Education. Inguinal Hernia Surgery: Repairing
Groin Hernias. http://www.krames.com Diakses 2 April 2018
13. Inguinal hernia. Accesed on 1st January 2011 Available at
http://www.webmed.com/digestive-disorders/tc/Inguinal-Hernia-
Symptoms

39

Anda mungkin juga menyukai