PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia dilaksanakan melalui
perencanaan yang di tuangkan dalam berbagai dokumen perencanaan baik itu
perencanaan jangka panjang maupun perencanaan satu tahunan. Perencanaan
dalam satu tahun tertuang dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang
selanjutnya di turunkan dalam bentuk anggaran kegiatan sehingga menghasilkan
dokumen anggaran. Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah setiap
tahunnya berkewajiban menyusun dokumen anggaran. Dokumen anggaran untuk
pemerintah pusat di beri nama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN), sementara dokumen anggaran untuk pemerintah daerah disebut
Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Daerah (APBD) (Iqbal, 2018).
APBN atau APBD yang telah ditetapkan melalui rapat paripurna legislatif
kemudian menjadi dasar bagi pemerintah dalam bekerja. Realisasi anggaran
berjalan dalam jangka waktu satu tahun anggaran mulai dari januari hingga
desember demi tercapainya tujuan pemerintahan yaitu sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Efektivitas kinerja pemerintah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat sangat bergantung pada kemampuan pemerintah
merealisasikan anggaran yang telah disusun. Apabila pengalokasian anggaran
efisien, maka keterbatasan sumber dana yang dimiliki dapat dioptimalkan untuk
mendanai kegiatan strategis. Sumber-sumber penerimaan yang terbatas
mengharuskan pemerintah menyusun prioritas kegiatan dan pengalokasian
anggaran yang efektif dan efisien. (Kusuma Negara, dkk , 2018).
Permasalahan lambatnya penyerapan anggaran di Indonesia seperti sudah
menjadi masalah klasik. Hal ini disebabkan hampir semua Provinsi yang ada di
Indonesia mengalami permasalahan ini setiap tahunnya. Penyerapan anggaran
yang cenderung rendah di awal tahun dan menumpuk di akhir tahun menyebabkan
ketidakmerataan penyerapan anggaran (Suwarni, 2018). Keterlambatan realisasi
anggaran yang menumpuk di akhir tahun berdampak pada kualitas kinerja
pemerintah dan akhirnya menganggu laju pertumbuhan perekonomian didaerah
tersebut (Iqbal, 2018)
yang dilaksanakan dalam memperoleh barang dan jasa sesuai dengan rencana
pengadaan. Teori stakeholder menjelaskan bahwa pemerintah daerah memiliki
hubungan timbal balik masing-masing pihak yang akan memiliki dampak antara
yang satu dengan yang lain dalam mencapai tujuan tertentu, pemerintah sebagai
stakeholder yang pengaruhnya cukup signifikan terhadap pembangunan di daerah
memberikan pelayanan atas kebutuhan masyarakat dengan proses pengadaan
barang/jasa secara online yang merupakan salah satu jalan untuk mempercepat
penyerapan anggaran (Ramadhani dan Setiawan, 2019).
Menurut beberapa penelitian terdahulu diantaranya Mutmainna dan Iqbal
(2017), Syakhrial, S. (2017) mengatakan bahwa dokumen perencanaan
berpengaruh terhadap penyerapan anggaran. Didukung oleh penelitian Saprudin
(2018) yang mengatakan bahwa dokumen perencanaan berpengaruh terhadap
penyerapan anggaran. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Alimuddin (2018)
mengatakan bahwa sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap penyerapan
anggaran. Hal ini tidak selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Mutmainna
dan Iqbal (2017) dan Saprudin (2018) yang mengatakan bahwa Kompetensi
Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap penyerapan anggaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya (2018) menyebutkan bahwa Politik
Anggaran berpengaruh terhadap penyerapan anggaran. Sebaliknya penelitian yang
dilakukan oleh Ramadhani (2019) dan Handayani (2017) mengatakan bahwa
politik anggaran tidak berpengaruh terhadap penyerapan anggaran. Penelitian
yang dilakukan oleh Elim, dkk (2018) menyebutkan bahwa pengadaan barang dan
jasa berpengaruh terhadap penyerapan anggaran, hasil ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani dan Setiawan (2019), Alimuddin
(2018) dan Syakhrial, S. (2017) juga menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi penyerapan anggaran disebabkan oleh faktor pengadaan barang
atau jasa. Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sanjaya (2018) yang menyatakan bahwa pengadaan barang/jasa tidak
mempengaruhi penyerapan anggaran.
Penelitian ini merupakan pengembangan hasil penelitian dari Saprudin
(2018) dengan judul penelitian “Dokumen Perencanaan dan Kompetensi Sumber
Daya Manusia pengaruhnya terhadap penyerapan anggaran”. Perbedaan penelitian
ini dengan penelitian sebelumnya ialah lokasi penelitian, waktu penelitian dan
penelitian menambahkan dua variabel bebas yaitu Politik Anggaran dan
Pengadaan Barang dan Jasa.
Alasan memilih variabel Politik Anggaran dalam penelitian ini karena hasil
dari penelitian terdahulu masih tidak konsisten dan variabel tersebut masih banyak
yang belum diteliti. Penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya (2018) menyebutkan
bahwa Politik Anggaran berpengaruh terhadap penyerapan anggaran. Sebaliknya
penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani (2019) dan Handayani (2017)
mengatakan bahwa politik anggaran tidak berpengaruh terhadap penyerapan
anggaran. Selain itu alasan isu mengenai politik anggaran adalah pada akhir tahun
2019 adanya proses pengesahan anggaran yang di lakukan pemerintah secara
cepat dan tidak sesuai dengan prosedur yang ada. Pengesahan APBD adalah
proses pengambilan persetujuan antara DPRD dan Wali Kota melalui sidang
paripurna DPRD dan dilakukan penandatangan Rancangan Peraturan Daerah
(Ranperda) APBD-P atau APBD murni. Mempercepat pengesahan APBD, tetapi
ternyata yang disahkan rancangan belum detail dan tidak dibahas secara seksama,
membuat Triono Hadi mengkritisi soal untuk APBD yanga ada. Menurut dia
harus ditinjau ulang kembali tentang bagaimana mekanisme perencanaan. Dan
katanya lagi, ada transaksi kotor agar proses penyerapan anggaran bisa cepat
dilakukan(https://gagasanriau.com/news/detail/41576/fitra-riau-pertanyakan-
motif-apa-dibalik-pengesahan-apbd-pemko-pekanbaru-bisa-cepat).
Selanjutnya alasan memilih variabel Pengadaan barang dan jasa dalam
penelitian ini karena menurut penelitian terdahulu pengadaan barang dan jasa
masuk sebagai faktor-faktor penyerapan angggaran serta disarankan untuk diteliti.
Hal ini menunjukkan bahwa masih adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ramadhani dan Setiawan (2019) dan penelitian yang
dilakukan oleh Sanjaya (2018) terkait variabel pengadaan barang dan jasa
terhadap penyerapan anggaran. Selain itu alasan isu mengenai pengadaan barang
dan jasa adalah banyaknya aktivitas pemerintah dalam melakukan proses tender
yang menyebabkan banyaknya juga tender yang baru selesai di akhir tahun.
Tender adalah tawaran resmi dan terstruktur untuk mencari mitra yang
mengajukan harga, memborong pekerjaan, atau menyediakan barang dan jasa.
Dalam sektor pemerintahan, tender resmi sering disyaratkan secara rinci oleh
hukum untuk memastikan bahwa proyek yang menggunakan dana negara
dilakukan dengan bebas, adil, serta terlepas dari suap atau nepotisme. Menurut
Sekretariat Daerah Provinsi Riau, Indra SE meminta kepada seluruh Kepala OPD
dengan sisa waktu yang ada, mengingatkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), agar mengawal betul pelaksanaan
kegiatan. Sehingga yang menjadi target baik itu fisik dan keuangan diakhir tahun
2019 bisa tercapai. (https://www.goriau.com)
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, permasalahan yang
terjadi adalah berkaitan dengan penyerapan anggaran pemerintah daerah yang
tidak efektif. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner pada
Organisasi perangkat daerah (OPD) yang berada di Kota Pekanbaru. Maka Penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penyerapan Anggaran Pemerintah Kota Pekanbaru”.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah sesuai dengan latar belakang diatas adalah:
1. Apakah Dokumen Perencanaan berpengaruh terhadap Penyerapan Anggaran
di OPD Kota Pekanbaru?
2. Apakah Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap Penyerapan
Anggaran di OPD Kota Pekanbaru?
3. Apakah Politik Anggaran berpengaruh terhadap Penyerapan Anggaran di OPD
Kota Pekanbaru?
4. Apakah Pengadaan Barang dan Jasa berpengaruh terhadap Penyerapan
Anggaran di OPD Kota Pekanbaru?
5. Apakah Dokumen Perencanaan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Politik
Anggaran dan Pengadaan Barang dan Jasa berpengaruh terhadap penyerapan
anggaran di OPD Kota Pekanbaru?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Penyerapan
Anggaran di Kota Pekanbaru dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian adalah:
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)
Pengertian stakeholder menurut Ulum (2009) adalah sekelompok orang
atau individu yang di identifikasikan dapat mempengaruhi dan dapat dipengaruhi
oleh suatu tujuan pencapaian tertentu. Teori Stakeholder adalah teori yang
menjelaskan hubungan timbal balik antar pemerintah dan para stakeholder yang
ada di dalamnya. Pemerintah sebagai stakeholder memiliki peran penting untuk
kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan pemerintah dalam proses memajukan
suatu daerah. Pemerintah diharapkan mampu menggunakan bagaimana
pemerintah selaku pemegang kekuasaan tertinggi disuatu daerah menggunakan
sumber daya yang ada untuk memajukan pembangunan secara maksimal untuk
kepentingan rakyat daerahnya. Kepentingan rakyat disini adalah anggaran yang
sudah disahkan oleh DPRD dan direpresentasikan sesuai dengan kebutuhan rakyat
sehingga hasilnya akan kembali kepada rakyat (Sanjaya, 2018).
2.2 Penyerapan Anggaran
Menurut Halim (2012), bahwa penyerapan anggaran adalah pencapaian dari
suatu estimasi yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dipandang
pada suatu saat tertentu (realisasi dari anggaran). Secara lebih mudah, masyarakat
umum menyebutnya pencairan anggaran. Oleh karena yang di amati adalah entitas
pemerintahan atau organisasi sektor publik, maka penyerapan anggaran dapat
diartikan sebagai pencairan atau realisasi anggaran sesuai yang tertera dalam
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) pada saat tertentu.
2.3 Dokumen Perencanaan
Dokumen perencanaan ini memuat kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk
menghasilkan secara utuh sasaran hasil kinerja pembangunan dalam bentuk
kerangka regulasi dan kerangka anggaran yang disebut dengan rencana kerja.
Sehingga perencanaan yang tidak matang dalam penentuan anggaran yang
disajikan akan berdampak pada program kerja yang tidak berjalan dengan baik,
hal ini dikarenakan tidak selarasnya antara perencanaan anggaran dan program
kerja yang akan dilaksanakan, sehingga menjadi salah satu faktor penyebab
minimnya penyerapan anggaran (Saprudin, 2018).
2.4. Kompetensi Sumber Daya Manusia
Sutrisno (2009), kompetensi adalah suatu yang mendasari karakteristik dari
suatu individu yang dihubungkan dengan hasil yang diperoleh dalam suatu
pekerjaan. Senada dengan pendapat tersebut, menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 101 Tahun 2000 pasal 3, mengatakan bahwa yang namanya kompetensi
adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh Pegawai Negeri Sipil
(PNS), baik berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam menunjang pelaksanaan tugas jabatannya. Konsep dasar
kompetensi bersumber dari konsep individu yang memiliki tujuan untuk
mengidentifikasi, memperoleh, dan mengembangkan kemampuan individu agar
dapat bekerja lebih baik. Individu merupakan komponen utama yang menjadi
pelaku dalam organisasi. Oleh sebab itu, kemampuan organisasi sangat
bergantung pada kemampuan individu-individu yang ada di dalamnya.
2.5 Politik Anggaran
Dalam menyusun suatu anggaran, hal yang tidak dapat dihindari bahwa
penggunaan dana publik akan ditentukan oleh kepentingan politik. Menurut Irene
S. Rubin dalam The Politics of Public Budgeting (2000) mengatakan, dalam
penentuan besaran maupun alokasi dana untuk rakyat senantiasa ada kepentingan
politik yang diakomodasi oleh pejabat. Bahwa alokasi anggaran mencerminkan
kepentingan perumus kebijakan terkait dengan konstituennya. Apabila dalam
pelaksanaan anggaran tidak sesuai dengan kepetingan politik atau pelaksanaan
yang diajukan tidak sesuai dengan prioritas yang telah disepakati bersama, maka
secara tidak langsung dapat memperlambat waktu kegiatan atau program kerja.
2.6 Pengadaan Barang dan Jasa
Mayoritas lambatnya serapan anggaran terjadi dikarenakan proses tender
yang memakan waktu beberapa bulan, hal ini dikarenakan ada beberapa proses
teknis ada beberapa proses teknis dan non teknis yang harus dijalankan dan harus
melalui prosedur-prosedur yang sudah ditetapkan oleh aturan Undang-Undang
(UU) (Handayani, 2017). Lambatnya proses lelang ditambah lagi konflik-konflik
Dokumen
Perencanaan
Anggaran (X1)
H1
Sumber Daya
H2
Manusia (X2)
Penyerapan
Anggaran (Y)
H3
Politik Anggaran
(X3)
4 H4
Pelaksanaan
Pengadaan
Barang/Jasa (X4)
H5
seperti yang telah disepakati oleh legislatif. Berdasarkan paparan diatas, maka
hipotesis ketiga diajukan:
H3: Diduga Politik Anggaran berpengaruh terhadap Penyerapan Anggaran.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Uji reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Kriteria dalam menguji reliabel atau
tidaknya suatu kuesioner menurut Ghozali (2011) adalah sebagai berikut:
1) Bila nilai cronbach’s alpha > 0,60, berarti item pertanyaan reliabel.
2) Bila nilai cronbach’s alpha < 0,60, berarti item pertanyaan tidak reliabel.
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
3.7.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi
data. Untuk menguji normalitas, alat yang di gunakan adalah uji one-kolmogrov
smirnov dengan kriteria menurut Ghozali (2011) apabila signifikansi lebih besar
dari nilai 0,05 berarti data berdistribusi normal, sebaliknya apabila nilai
signifikansi lebih kecil dari nilai 0,05 berarti data tidak berdistribusi normal.
3.7.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan linear
di antara antara variabel bebas dalam model regresi memiliki masalah
multikorelasi. Kriteria menurut Ghozali (2011) dapat dilihat dari Variance
Inflation Factor (VIF) dan angka tolerance dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat. Jika VIF < 10 dan tolerance > 0,10 maka terbebas dari
masalah multikolinearitas.
3.7.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
kesalahan atau residual yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari
satu observasi ke observasi lainnya. Untuk menguji heterokedastisitas, alat yang
di gunakan adalah uji glejser dengan kriteria menurut Ghozali (2011) apabila
signifikansi lebih besar dari nilai 0,05 berarti data terbebas dari heteroskedastisitas
sebaliknya apabila nilai signifikansi lebih kecil dari nilai 0,05 berarti terjadi
heteroskedastisitas.
3.7.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai
pengaruh dua variabel atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada
atau tidaknya hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan suatu
4) Bila nilai signifikansi > 0,05, berarti tidak ada pengaruh secara simultan.
3.7.4.3 Koefisien Determinasi (R²)
Koefesien determinasi (R²) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model regresi yaitu variabel bebas dalam menjelaskan variabel
terikat. Sistem koefisien determinasi (R²) berada di antara nilai 0 – 1 yaitu apabila
nilai mendekati angka 1 maka hubungan variabel bebas di anggap kuat terhadap
variabel terikat. Sedangkan nilai mendekati angka nol (0) maka hubungan variabel
bebas di anggap lemah terhadap variabel terikat.
DAFTAR PUSTAKA
Elim, M.A., Ndaparoka, D.S., dan Tomasowa, T.E.D. 2018. “Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Anggaran Belanja Pada
Organisasi Perangkat Daerah di Kota Kupang”. Jurnal Akuntansi,
Keuangan, dan Audit, Vol.3 No.2 Hal: 46-56.
Halim, A. 2012. Akuntansi Keuangan Daerah (4th Ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Kusuma Negara, P., Handajani, L., & Effendy, L. (2018). Studi Kasus Fenomena
Tingkat Serapan Anggaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah. Jurnal
Akuntansi Dan Investasi, 19(1), 76–91. https://doi.org/10.18196/jai.190193
Rubin, I.S. 2000. The Politics of Public Budgeting, Print book. English 4th Ed.
NewYork: Chatham House Publishers.
Sanjaya, T. 2018. “Pengaruh Regulasi Keuangan Daerah, Politik Anggaran dan
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Terhadap Penyerapan Anggaran Pada
OPD Provinsi Sumatera Barat”. E-jounal.Unp, Vol.6 No.3 Hal: 1-15.
www.monev.lkpp.go.id