Anda di halaman 1dari 28

Neusea: beberapa rangsangan yang dapat menimbulkan rasa mual, diantaranya ialah: rasa nyeri

dalam perut, rangsangan labirin, daya ingat yang tak menyenangkan. Umumnya letak
yang tepat dari impuls rangsangan tak diketahui secara pasti. Perasaan mual
umumnya disertai dengan timbulnya hipersalivasi. Selama ada rasa mual, tonus
lambung menurun, begitu juga peristaltik dalam lambung berkurang atau bahkan
menghilang. Sebaliknya tonus duodenum dan jejunum bagian proksimal menaik,
sehingga timbul refluks isi duodenum ke dalam lambung.
Hadi sujono.2002. gastroenterologi edisi ketujuh. bandung: Alumni

Vomitus: (muntah-muntah) merupakan keadaan di mana semua isi lambung dikeluarkan


Melalui mulut. Timbulnya muntah-muntah sebagai akibat adanya kontraksi yang kuat
dari antrum dan pilorus atau timbulnya anti peristaltik yang kuat pada antrum
dengan disertai relaksasi dari otot-otot sfingter kardia, disusul melebarnya esophagus
dan menutupnya glotis. Di samping itu, juga timbul kontraksi otot-otot perut dan otot
diafragma untuk membantu mengeluarkan isi lambung ke mulut.
Hadi sujono.2002. gastroenterologi edisi ketujuh. bandung: Alumni
1. Macam-macam massa di dalam perut?
a. Fetus ( hamil )
b. Flatus ( gas )
c. Fat ( lemak )
d. Fluid ( cairan )
e. Feses
2. Etiologi distensi abdomen?
a. Akumulasi cairan dan gas di intralumen usus distensi
b. Ileus obstruksi
Ileus paralitik

1. Mekanisme defekasi?
Normalnya: Pergerakan feses ke dalam rectum, yang menyebabkan refleks defekasi yang
diperantai medula spinalis berjalan dari rectum ke medula spinalis dan kemudian kembali ke
kolon descendens, sigmoid, rektum dan anus. Refleks ini sangat mempergaruhi aktivitas
refleks defekasi instrinsik yang diperantai oleh pleksus mienterikus sigmoid dan dinding
kolon itu sendiri.

Kelainan defekasi:
 Refleks defekasi medula spinalis dihambat atau diubah oleh cedera medula
spinalis sebagai contoh:
 Kompresi destruksi konus medularis dari medula spinalis menghancurkan
segmen sakral dari medula tempat refleks medula disatukan dan oleh karena itu
hampir melumpuhkan defekasi. Pada keadaan seperti itu, defekasi membutuhkan
bantuan pendukung yang kuat seperti katartik dan enema dalam jumlah besar.
 Medula spinalis cedera pada tempat lain antara konus dan otak, dimana
bagian volunter dari kerja defekasi dihambat tetap utuh. Meskipun demikian,
hilangnya bantuan volunter terhadap defekasi yaitu, hilangnya tekanan abdomen
yang meningkat dan relaksasi sfingter anal yang volunter – sering membuat defekasi
menjadi proses yang sulit pada orang dengan tipe cedera medula spinalis seperti ini.
Karena refleks defekasi medula spinalis masih dapat terjadi, sedikit enema untuk
mencetuskan refleks ini, biasanya diberikan pada pagi hari segera setelah sarapan,
sering dapat menghasilkan defekasi yang adekuat. Dalam hal ini, penderita dengan
cedera medula spinalis yang konus medularisnya tidak hancur biasanya dapat
mengendalikan kebiasaan buang air besar setiap hari.
(muntah-muntah) merupakan keadaan di mana semua isi lambung dikeluarkan
Melalui mulut. Timbulnya muntah-muntah sebagai akibat adanya kontraksi yang kuat
dari antrum dan pilorus atau timbulnya anti peristaltik yang kuat pada antrum
dengan disertai relaksasi dari otot-otot sfingter kardia, disusul melebarnya esophagus
dan menutupnya glotis. Di samping itu, juga timbul kontraksi otot-otot perut dan otot
diafragma untuk membantu mengeluarkan isi lambung ke mulut.
Hadi sujono.2002. gastroenterologi edisi ketujuh. bandung: Alumni

2. Mekanisme muntah?
(muntah-muntah) merupakan keadaan di mana semua isi lambung dikeluarkan
Melalui mulut. Timbulnya muntah-muntah sebagai akibat adanya kontraksi yang kuat
dari antrum dan pilorus atau timbulnya anti peristaltik yang kuat pada antrum
dengan disertai relaksasi dari otot-otot sfingter kardia, disusul melebarnya esophagus
dan menutupnya glotis. Di samping itu, juga timbul kontraksi otot-otot perut dan otot
diafragma untuk membantu mengeluarkan isi lambung ke mulut.
Hadi sujono.2002. gastroenterologi edisi ketujuh. bandung: Alumni

3. Stadium muntah?
 Bernapas dalam
 Naiknya tulang lidah dan laring untuk menarik sfingter esofagus bagian atas
supaya terbuka.
 Penutupan glotis
Pengagngkatan palatum mole untuk menutupi nares posterior. Kemudian datang kontraksi
yang kuat ke bawah diafragma bersama dengan rangsangan kontraksi semua otot dinding
abdomen. Keadaan ini memeras perut diantara diafragma bersama dengan rangsangan
kontraksi semua otot dinding abdomen, membentuk suatu tekanan intragastrik sampai ke
bawah berelaksasi secara lengkap, membuat pengeluaran isi lambung ke atas melalui
esophagus.
Guyton n hall. 1997. fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC

4. Macam-macam muntah?

5. Mekanisme flatus?
Gas dapat memasuki traktus gastrointestinal dari tiga sumber yang berbeda:
 Udara yang ditelan
 Gas yang terbentuk sebagai hasil kerja bakteri
 Gas yang berdifusi dari darah ke dalam traktus gastorintestinal
Kebanyakan gas dalam lambung adalah nitrogen dan oksigen yang berasal dari udara yang
ditelan, dan pada orang normal biasanya dikeluarkan melalui sendawa.

Hanya sebagian kecil gas yang biasanya ada dalam usus halus, dan banyak dari udara ini
berjalan dari lambung masuk ke dalam traktus intestinal. Sebagai tambahan, karbon dioksida
dalam jumlah cukup juga sering timbul karena reaksi antara cairan lambung yang asam dan
bikarbonat dalam cairan pankreas kadang-kadang terlalu cepat untuk membebaskan karbon
dioksida yang diabsorbsi.

Dalam usus besar, bagian terbesar dari gas berasal dari kerja bakteri, termasuk khususnya
karbon dioksida, metana, dan hidrogen. Gas-gas tersebut terjadi bersamaan dengan jumlah
yang bervariasi dari oksigen dan nitrogen dari udara yang dielan, kadang-kadang terbentuk
campuran yang benar-benar bisa meledak; penggunaan kauter elektrik selama sigmoidoskopi
bisa menyebabkan ledakan kolon, pada keadan yang jarang.

Makanan tertentu diketahui menyebabkan pengeluaran flatus yang lebih besar dari usus
besar dibandingkan makanan yang lain ( kacang-kacangan, kubis, bawang, kembang kol,
jagung, dan makanan tertentu mengiritasi seperti cuka.

Beberapa dari makanan ini bertindak sebagai medium yang baik untuk bakteri pembentuk
gas, terutama karena tipe karbohidrat yang berfermentasi tak terabsorbsi (sebagai contoh
kacang-kacangan mengandung gula yang tak dpat dicerna yang masuk ke dalam kolon dan
merupakan makanan utama bagi bakteri kolon), tetapi pada contoh lain, gas ledakan yang
berlebihan berasal dari iritasi usus besar, yang mencetuskan ekspulsi cepat dari gas,
sebelumgas diabsorbsi.
Guyton n hall. 1997. fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC
1. Etiologi distensi abdomen?

- Non-mechanical bowel obstruction:

a. Vascular insufficiency: thrombosis, embolism

b. Retroperitoneal irritation: renal colic, neoplasm, infection

c. Extra-abdominal infection: sepsis, pneumonia, empyema, spinal osteomyelitis

d. Metabolic/toxic: hypokalaemia, uraemia, lead poisoning

e. Chemical irritation: perforated peptic ulcer, pancreatitis, biliary peritonitis

f. Miscellaneous: excessive intraluminal gas, intra-abdominal infection, trauma,


mechanical ventilation, other causes of peritoneal inflammation, severe pain and
NSAIDs

- Mechanical bowel obstruction:


g. Neoplasms: intraluminal, extraluminal

h. Infections: diverticulitis, intra-abdominal abscess, parasitic infections

i. Foreign bodies: bezoar, ingested foreign body

j. Miscellaneous: adhesions, endometriosis, pregnancy, strangulated hernia,


volvulus, intussusception, gallstones, faecalith/meconium ileus, haematoma,
pneumatosis intestinalis (pneumatosis coli), superior mesenteric artery syndrome,
annular pancreas, Hirschsprung's disease, stenosis (radiation, surgical anastamosis
site, Crohn's disease, tuberculous)

- Non-obstructive causes:

k. Gas, e.g. irritable bowel syndrome

l. Ascites

m. Abdominal or pelvis masses, eg. hepatoma, ovarian tumour

n. Intra-abdominal bleeding, eg. ruptured aortic aneurysm

o. Obesity

p. Pregnancy

(www.patient.co.uk)

2. Mekanisme muntah?
Stadium muntah
- Nausea merupakan sensasi psikis yang dapat ditimbulkan akibat rangsangan pada
organ dalam, labirin, atau emosi dan tidak selalu diikuti oleh retching atau muntah
- Retching merupakan fase dimana terjadi gerak nafas spasmodik dengan glotis
tertutup, bersamaan dengan adanya usaha inspirasi dari otot dada dan diafragma sehingga
menimbulka tekanan intratoraks yang negatif
- Emesis (ekspulsi) terjadi bila fase retching mencapai puncaknya yang ditandai
dengan kontraksi kuat otot perut, diikuti dengan bertambah turunnya diafragma, disertai
penekanan mekanisme antirefluks. Pada fase ini, pilorus dan antrum berkontraksi, fundus
dan esofagus relaksasi, dan mulut terbuka.
Mekanisme muntah
Pusat muntah dirangsang bernafas dalam naiknya tulang lidah dan laring untuk menarik sfingter
esofagus bagian atas supaya terbuka penutupan glotis pengangkatan palatum mole untuk
menutupi nares posteriordatang kontraksi yg kuat ke diafragma dan otot abdomen memeras perut
di antara diafragma dan otot2 abdomen tekanan intragastrik naik sfigter esofagus bagian bawah
terelaksasi pengeluaran isi lambung ke esofagus keluar muntah
( Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall, ed.9, EGC )
Vomitus biasanya didahului oleh keluhan nausea serta mau muntah disertai dengan gejala pucat,
perspirasi, rasa mau pingsan dan hipersalivasi. Bersamaan dengan semua perasaan yang tidak
menyenangkan ini, sfingter esofagus inferior dan bagian atas lambung akan mengendur dengan
penutupan pilorus. Perisriwa ini dengan cepat diikuti oleh kontraksi kuat diafragma dan otot2
abdomen yang menimbulkan kenaikan tajam tekanan intraabdomen serta penyemprotan isi
lambung ke atas melalui saluran esofagus yang mengendur itu ke dalam rongga mulut. Pada saat
yang bersamaan, glotis akan menutup, pernapasan berhenti untuk sesaat, dan palatum mole
bergerak naik menutupi nasofaring.

3. Macam-macam muntah?
- Muntah karena kelainan pada saluran pencernaan => merupakan mekanisme
tubuh untuk mengeluarkan racun atau benda asing dari dalam tubuh
- Muntah akibat gangguan pada susunan saraf pusat => tekanan di dalam otak
meningkat, misalnya karena tumor
Muntah warna kuning => berasal dari cairan lambung
Muntah warna hijau => berasal dari cairan empedu, bisa karena obstruksi usus
Mutah siklik (Cyclic vomiting)
Dimana mutah-mutah yang hebat terjadi diantara kondisi yang sehat, penyebabnya tidak
diketahui, diagnosa dengan cara eklusi, pengobatan biasanya simptomatik, dan prognosa
tidak jelas. Mungkin merupakan diagnosa keranjang sampah (wastebasket), mungkin
termasuk anak dengan migrain, epileptogenic, dan mutah psikogenik. Hal yang perlu
dicermati adalah adanya kelainan organik yang didiagnosa sebagai mutah siklik, misalnya
intususepsi intermiten, volvulus, duplikasi intestinal, divertukulum, malrotasi, tekanan
intrakranial yang meningkat, penyakit metabolik dan toksik
Mutah psikogenik
Penyebab kelainan organik tak ditemukan, sindroma ini menekankan pengaruh yang kuat
dari kortek, faktor psikologi yang merangsang mual (nausea) dan mutah. Ciri-ciri mutah
psikogenik adalah berjalan kronis, terkait dengan stres atau makan, tidak ada nausea dan
anoreksia, mutah dapat dipicu oleh dirinya sendiri dengan memaksakan mutah atau
memasukan tangannya kedalam mulut. Mutah sembuh setelah dirawat di rumah sakit
Ruminasi
Kejadian yang secara sadar dan menyenangkan memutahkan makanan dari lambung,
dikunyah-kunyah dan ditelan kembali 2,3,4 . Anak besar atau dewasa meregurgitasikan
makanan dengan cara kontraksi otot abdomen, sedang pada bayi melogok kedalam mulutnya
dengan jari dalam upaya untuk menimbulkan regurgitasi. Faktor psikologis memainkan
peranan penting pada kejadian tersebut, tetapi perilaku tersebut berhenti dengan mengobati
esofagitisnya. Hal tersebut diduga untuk menimbulkan gag reflek adalah sebagai respons
terhadap nyeri tenggorokannya. Dikatakan bahwa ruminasi sebagai manifestasi dari GER,
sehingga diagnosis dan pengobatannya perlu mempertimbangkan faktor psikologis dan
esofagitisnya. Terdapat 2 bentuk ruminasi psikogenik dan self stimulating. Psikogenik
biasanya terjadi pada anak normal dengan ganguan hubungan orang tua anak, sedangkan self
stimulating sering terjadi pada anak dengan keterlambatan mental
Abdominal migraine
Suatu sindrom dengan gejala abdominal periodik. Nyeri epigastrik atau periumbilical disertai
nause, mutah, diare, panas dan menggigil, vertigo, iritabel serta poliuria. Bilamana gejala
abdominal disertai sakit kepala yang terjadi pada 30-40% patien dengan migraine kepala
diagnosis akan mudah dibuat, tetapi bila kejadian tersebut tersendiri isolated abdominal
migraine yang biasanya pada 3% penderita, diagnosis jadi lebih sukar belakangan memang
dapat timbul migraine 3 . Isolated abdominal pain serangan biasanya mendadak berakhir
dalam jam sampai hari, dan ciri-cirinya selalu sama pada setiap serangan tampak normal
diluar serangan. Biasanya terdapat famili dengan riwayat migraine.
ILEUS OBSTRUKTIF
 Definisi
Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal (Reeves, 2001).
Obstruksi usus merupakan suatu blok saluran usus yang menghambat pasase cairan,
flatus dan makanan dapat secara mekanis atau fungsional (Tucker, 1998).
 Etiologi
Secara garis besar, obstruksi usus disebabkan oleh 2 faktor :
1. Faktor mekanis
2. faktor persarafan (ggn persarafan usus)

OBSTRUKSI MEKANIS terjadi karena 3 hal :


1. Penyempitan lumen usus

Ada 3 sebab terjadinya penyempitan :


a. Strictura dinding usus, bisa disebabkan karena :
i. Penyebab kongenital
Contoh : atresia, stenosis, imperforate anus (lubang anus tidak ada)
ii. Penyebab acquired
Oleh peradangan, trauma, gangguan vaskuler pada dinding dan ada
tumor pada dindingnya
b. Obturasi (sama sekali tertutup)

Contohnya ada feses

c. kompresi dari luar usus (contoh tumor, dll)

2. Adhesi (perlekatan) dan adanya band (ada jaringan seperti tali)


Bisa terbentuk secara kongenital atau peradangan, traumatic, atau neoplasma
3. Hernia (internal atau eksternal)
4. Volvulus
5. Intussusepsi
OBSTRUKSI KARENA GANGGUAN PADA SARAF, ada 2 bagian :
1. Paralitic ileus (adynamic)
2. Spastic ileus (dynamic)

OBSTRUKSI KARENA GANGGUAN ALIRAN DARAH DINDING USUS :


Contoh karena trombosis dari mesenterium atau embolism
Trombosis dan embolism adalah 2 hal yang berbeda, persamaannya adalah keduanya
membuat darah membeku. Perbedaannya :
- Emboli = berasal dari tempat yang jauh lalu nyangkut di pembuluh darah yg
menyempit
- Trombosis = darah membeku karena di tempat itu sendiri ada gangguan

Iatrogenik
 Biasanya ileus atau obstruksi karena pengaruh obat-obatan
 Contoh : hipokalemia paralitic ileus, obat antihipertensi, obat spasmolitica

 Klasifikasi

 Pathogenesis
PATOLOGI OBSTRUKSI USUS
 Awalnya terjadi penyempitan (obstruksi) usus sederhana (simple), maka bagian
proximal usus tersebut akan distended (melebar), sedangkan bagian perifer akan collaps

 Pelebaran usus proximal terjadi karena tertimbunnya sekret dan gas-gas (30% udara
luar dan 70% difusi dari darah)
 Tekanan di dalam usus makin lama makin membesar menyebabkan mesenterium
juga akan tertekan, vena juga dan menyebabkan edema bagian dinding usus sehingga
terjadi transudasi plasma ke dalam cavum peritoneum dan lumen usus
 Pada tahap lanjut, edema dan tekanan yang terus meningkat pada dinding usus
menyebabkan arteri ikut tertekan dan terjadi STRANGULASI ILEUS (terjadi iskemi)
 Strangulasi ileus bisa disebabkan karena proses kelanjutan dari simple ileus dan bisa
juga karena penyebab langsung (direct) karena tromboemboli di tempat itu
 Bila keadaan ini dibiarkan akan terjadi nekrosis dinding usus, sampai perforasi usus
sehingga isi usus bisa keluar (yang sangat meradang) ke dalam cavum peritoneum
terjadi peritonitis

 7 – 8 liter cairan yang kaya akan elektrolit masuk usus tiap hari dan sebagian besar
akan direabsorbsi
 Bila terjadi obstruksi usus halus maka sebagian besar cairan akan hilang melalui
muntah yang timbul dan melalui sequesterasi di dalam lumen usus yang lebar dan
dinding yang edema
 Kehilangan 7 – 8 liter cairan, berarti terjadi defisiensi/ kehilangan 50% cairan
tubuh. ??? yang timbul dalam waktu 24 jam, setelah terjadi obstruksi dengan akibat
kehilangan air dan garam maka volume darah yang beredar juga berkurang
 Cairan yang bisa ikut hilang adalah plasma dan darah
 Kehilangan plasma dan darah lebih berbahaya daripada kehilangan cairan dan
mineral
 Menurunnya volume darah yang beredar menyebabkan hipotensi dan terutama
berefek pada ginjal. RBF akan menurun, aliran darah koronaria , pada otak menyebabkan
cerebral arterial flow , semua ini menyebabkan oliguri, anuri, trombosis coroner,
trombosis cerebral

 Selain efek kehilangan cairan, efek lain adalah proliferasi kuman terutama segmen
usus yang mengalami strangulasi
 Jenis kuman yang timbul adalah E.coli, Clostridium
 Kuman ini dapat mengeluarkan endotoxin akibat dr endotoxin dpt mempengaruhi
jantung terjadi shock = cardiogenic shock
 Oleh karena itu perlu diberi antibiotik yang tepat untuk mencegah timbulnya
keadaan tadi

 Manifestasi Klinis
1. Nyeri abdomen
Awalnya bersifat kolik hebat, dan biasanya di sekitar umbilicus
2. Muntah
Awal timbul secara refleks, kemudian tahap selanjutanya muntah diakibatkan karena
refluks isi usus ke dalam lambung dan biasanya berbau feses (Fekulent)
3. Obstipasi total (utk feses dan flatus)
Tapi kadang-kadang penderita dpt flatus 1 – 2 kali sebelum obstipasi menjadi total,
lama-lama obstipasi menjadi total
4. Distensi abdomen
Akibat dari dilatasi dari usus yang tersumbat
5. Borborygmi (bunyi di usus yang keras)
Biasanya sinkron dengan bunyi kolik yang timbul. Hal ini terjadi oleh karena
meningkatnya peristaltik

1. Klasifikasi ileus?
Obstruksi usus: gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus.
Menurut sifatnya, dapat dibagi menjadi:
1. Obstruksi usus akut
2. Obstruksi usus kronik
3. Obstruksi usus parsial
4. Obstruksi usus total
Menurut jenisnya, dapat dibagi menjadi:
a. Non-mekanis atau fungsional ( misalnya ileus paralitik atau ileus adinamik ):
peristaltik usus dihambat akibat pengaruh toksin atau trauma yang mempengaruhi
pengendalian otonom motilitas usus
b. Mekanis: terjadi obstruksi usus di dalam lumen usus atau obstruksi mural yang
disebabkan oleh tekanan ekstrinsik
 Obstruksi mekanis simpleks ( hanya terdapat satu tempat obstruksi )
 Obstruksi lengkung tertutup ( sedikitnya terdapat dua tempat obstruksi )
( Patofisiologi, Sylfia A. Price & Lorraine M. Wilson )
kausa ileus paralitik :
1. neurogenik :
1. pasca operasi
2. kerusakan medula spinalis
3. keracunan timbal
4. kolik ureter
5. iritasi persarafan splanknikus
6. pankrestitis
2. metabolik :
1. gangguan keseimbangan elektrolit(terutama hipokalemia)
2. uremia
3. komplikasi DM
4. penyakit sistemik seperti SLE,sklerosis multiple
3. obat-obatan :
1. narkotik
2. antikolinergik
3. katekolamin
4. fenotiasin
5. antihistamin
4. infeksi
1. pneumonia
2. Empiema
3. Urosepsis
4. Peritonitis
5. Infeksi sistemik berat lainnya
5. iskemia usus.
( Buku Ajar Ilmu Pemyakit Dalam jilid 2 edisi ketiga )

(www.patient.co.uk)
4. Etiologi ileus?
Ileus obstruksi
1. Kelainan bawaan
Atresia usus disebabkan karena kegagalan rekanalisasi pada waktu janin berusia 6-7 minggu,
atau karena gangguan aliran darah local pada sebagian dinding usus akibat desakan, invaginasi,
volvulus, jepitan, atau perforasi usus masa janin. Daerah yang sering mengalami adalah usus
halus. Angka kejadiannya kira-kira 1/20.000 kelahiran dan merupakan 16-30% penyebab
obstruksi usus pada masa neonatus.
Gambaran klinis : perut terlihat buncit, tidak tegang kecuali ada perforasi. Bila obstruksi tinggi
tampak buncit pada perut bagian atas, muntah berwarna hijau bila letak obstruksi distal dari
ampula vater. Makin tinggi obstruksi makin dini gejala muntahnya timbul. Mekoneum tidak ada,
kalau ada berupa masa hijau atau pucat yang meleleh dari anus tanpa dorongan udara.suhu badan
naik bila sudah terjadi dehidrasi atau infeksi sekunder.
Gambaran udara pada foto polos abdomen cukup untuk mencari lokasi obstruksi.
2. Adesi (perlekatan)
Ileus karena adesi umumnya tidak disertai strangulasi. Adesi dapat disebabkan karena
rangsangan peritoneum akibat peritonitissetempat atau umum, atau pasca operasi. Perlengketan
dapat tunggal maupun multiple, setempat maupun luas, sering juga dalam bentuk pita. Pada
tindakan operasi perlengketan dilepaskan dan pita dipotong agar pasase usus normal kembali.
Adesi dapat mengalami kekambuhan bila sering mengalami kekambuhan dilakukan tindakan
konservatif karena tindakan pembedahan walaupun memberikan perbaikan pasase kemungkinan
besar obstruksi akan kambuh kembali dalam waktu singkat.
3. Hernia inkarserata : keluarnya organ abdomen melalui suatu daerah yang lemah
yang diselimuti oleh peritoneum yang disertai oleh gangguan pasase usus.
4. Askariasis
Askaris hidup di usus halus. Obstruksi bisa terjadi dimana-mana tetapi yang paling sering di
ileum terminal dimana lumennya paling sempit.
Gambaran klinis obstruksi karena askaris : sering ditemukan pada anak dengan hygiene kurang
sehingga infestasi cacing terjadi berulang-ulang, usus halusnya lebih sempit daripada orang
dewasa sedang ukuran cacingnya sama. Obstruksi biasanya disebabkan karena gumpalan padat
yang terdiri dari sisa makanan dan puluhan ekor cacing yang mati atau hamper mati akibat
pemberian obat cacing.
Keadaan umum mungkin tidak terlalu payah, tetapi dapat terjadi kolik terus menerus bila
obstruksi total, muntah sewaktu kolik, gelisah, kadang keluar cacing dari mulut maupun anus.
Perut kembung, peristaltic terlihat saat kolik, pada umumnya disertai demam. Pada pemeriksaan
perut teraba masa tumor berupa gumpalan cacing, tidak berbatas jelas, mungkin dapat
digerakkan, perut terasa sakit dan nyeri tekan. Pada foto abdomen tampak gambaran obstruksi
usus halus.
Diagnosis obstruksi cacing didukung dengan riwayat pemberian obat cacing, pencahar, demam,
kolik, muntah, dan cacing keluar dari mulut, hidung atau anus. Adanya bayangan askaris pada
foto polos abdomen tidak selalu membuktikan adanya obstruksi . Segmen usus yang penuh
cacing resiko tinggi terjadinya volvulus,strangulasi maupun perforasi.
5. Tumor primer/ metastasis
6. Radang kronik (tbc)
7. Divertikulum Meckel : regresi yg kurang sempurna pada duktus
omfalomesenterikus (duktus vitelinus)
8. Invaginasi : masuknya usus kedalam usus yang lain.
9. Volvulus : terpeluntirnya usus
10. Obstruksi makanan
(www.kalbefarma.com)

1. sumbatan intraluminer
 Gall stone
 Stibala
 Benda asing
2. sumbatan intramural
 Kelainan kongenital : atresia duodeni
 Neoplasma
3. sumbatan extramural
 Adhesi
 Volvulus
 Invaginasi
 Hernia inkaserta
(Ilmu Bedah FK UNDIP)

Ileus paralitik
- Suatu infeksi atau bekuan darah di dalam perut
- Aterosklerosis yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke usus
- Cedera pada pembuluh darah usus
- Kelainan di luar usus, seperti gagal ginjal atau kadar elektrolit darah yang abnormal
(misalnya rendah kalium, tinggi kalsium)
- Obat-obat tertentu
- Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
(www.medicastore.com)

2. Manifestasi klinik ileus?


a. Penimbunan cairan dan gas dalam lumen yang letaknya proksimal dari letak
obstruksi
b. Peregangan abdomen
c. Tekanan dalam lumen yang dipertahankan sehingga menyebabkan terjadinya
iskemia dinding usus
d. Hilangnya cairan dalam rongga peritoneum
e. Lepasnya bakteri dan toksin dari usus nekrotik ke dalam peritoneum dan sirkulsi
sistemik
f. Peritonitis dan septikemia
g. Nyeri: menyerupai kejang dan di pertengahan abdomen ( terutama di daerah
paraumbilikalis ) dan memberat bila letak obstruksi makin tinggi
h. Muntah: frekuensi bervariasi bergantung pada letak obstruksi. Bila obstruksi
terjadi pada usus halus bagian atas, maka muntah akan lebih sering terjadi dibandingkan
dengan obstruksi yang terjadi pada ileum atau usus besar.
i. Konstipasi absolut
( Patofisiologi, Sylfia A. Price & Lorraine M. Wilson )
1. diagnosis banding
 volvulus
kebanyakan volvulus didapat di ileum yang diperdarahi a. ileosaekal dan mudah mengalami
strangulasi. Dapat disertai perdarahan per anum dan tanda renjatan.
 Invaginasi
Pada invaginasi massa invaginatum lebih berbatas jelas dan memanjang seperti sosis disertai
pengeluaran lendir bercampur darah per rektum.
 Apendiksitis
Pada apendiksitis massa tidak dapat digerakkan, permulaan nyeri sekonyong-konyong,
demam naik turun sedangkan penderita tampak sakit berat.
 Cacat bawaan
Tidak teraba massa dan terjadi pada anak yang berusia lebih muda.
 Trauma abdomen
Nyeri hebat disertai defans muskuler sedangkan massa di perut dan obstruksi tidak menonjol jelas.
Terlihat ada berkas trauma.
( Buku Ajar Ilmu Bedah, R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong)

5. Penegakan diagnosis ileus?


Ileus obstruksi
Pemeriksaan fisik
Inspeksi : distensi abdomen
Palpasi : nyeri tekan
Perkusi : distensi => timpani
Strangulasi => nyeri ketok
Auskultasi : hyperperistaltik
Metalik sound
RT => tonus sfingter ani melemah, ampula recti kolaps
Pemeriksaan penunjang
X – Foto Polos Abdomen
AP => ileus obstruksi tinggi, ileus obstruksi rendah
LLD => multiple air fluid level
Tegak => step ladder pattern
(Ilmu Bedah FK UNDIP)

Pem. FISIK :
Inspeksi :
Abdomen membuncit, ada gambaran usus / gerakan peristaltik pada dinding usus.
Auskultasi:
bising usus meninggi sampai metalic sound
Perkusi :
suara perkusi terdengar ada gas.
Palpasi :pemeriksaan rectal touch dijumpai ampula rekti kolaps pada obstruksi
rendah atau ampula rekti kembung karena paralisis.

Pem. PENUNJANG :
- Pemeriksaan Hb/Ht : hemokonsentrasi akibat defisit cairan
- Analisis gas darah dan pemeriksaan elektrolit untuk menilai gangguan
keseimbangan elektrolit dan asam-basa.
- Rontgen polos abdomen 3 posisi : menentukan ada/tidaknya sumbatan,
pelebaran usus dengan tanda2 air fluid level dan bagian distal kolon tidak
terisi udara menunjukkan adanya sumbatan.
Foto polos abdomen akan tampak kelok-kelok usus halus yang melebar,
mengandung cairan, dan banyak udara sehingga memberi gambaran batas cairan
yang jelas.
(Kumpulan Ilmu Bedah. FKUI)
Ileus paralitik
Pada pemeriksaan dengan stetoskop, suara bising usus berkurang atau hilang sama sekali
RT => ampula melebar
Foto rontgen perut menunjukkan lingkaran usus yang menggembung.
(www.medicastore.com)

6. Manifestasi klinik ileus?


Ileus obstruksi
Obstruksi ileus ditandai dengan gambaran klinik, berupa nyeri abdomen yang bersifat kolik,
muntah-muntah dan obstipasi, distensi intestinalis, dan tidak adanya flatus. Rasa nyeri perut
dirasakan sebagai menusuk-nusuk atau rasa mulas yang hebat, umumnya nyeri tidak
menjalar. Pada saat datang serangan, biasanya disertai perasaan perut yang melilit dan
terdengar semacam "suara" dari dalam perut. Bila obstruksi tinggi, muntah hebat bersifat
proyektil dengan cairan muntah yang berwarna kehijauan. Pada obstruksi rendah, muntah
biasanya timbul sesudah distensi usus yang jelas muntah tidak proyektil dan berbaru
"feculent", warna cairan muntah kecoklatan.
Pada penderita yang kurus /sedang dapat ditemukan darm contour atau darm steifung;
biasanya nampak jelas pada saat penderita mendapat serangan kolik. Pada saat itu, ,dalam
pemeriksaan bising usus dapat didengarkan bising usus yang kasar dan meninggi
(borgorygmi dan metalic sound).
(www.kalbefarma.com)
Ileus paralitik
- kembung
- muntah
- sembelit yang berat
- kram perut.
(www.medicastore.com)

7. Penatalaksanaan ileus?
Ileus obstruksi
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit / asam-basa segera dilakukan.
- Kateter urin / CVP dipasang sbg pemantau.
- Pemasangan pipa lambung (nasogastrik) sangat membantu mengurangi tek.intraabdomen
yg menekan diafragma shg mengganggu pernafasan dan mencegah muntah shg tdk terjadi
aspirasi.
- Tindakan selanjutnya : laparotomi untuk menghilangkan penyebab sumbatan atau
melakukan tindakan by pass bila tidak mungkin untuk diangkat penyebabnya.
(Kumpulan Ilmu Bedah. FKUI)
Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan,
menghilangkan peregangan dan muntah dengan intubasi dan dekompresi, memeperbaiki
peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan
dan fungsi usus kembali normal
(Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Sylvia A. Price)

Ileus paralitik
Pengobatan ditujukan pada penyebabnya. Puasa, pemasangan pipa lambung dan pemberian
cairan parenteral dapat mengatasi masalah akibat paralisis sampai usus dapat berfungsi kembali.
Pemberian obat2an yang merangsang peristaltik tidak dianjurkan
(Kumpulan Ilmu Bedah. FKUI)

Pembentukan gas dan cairan karena ileus harus dihilangkan.


Kadang sebuah selang dimasukkan ke dalam usus besar melalui anus untuk mengurangi tekanan.

Selang lainnya yang dihubungkan dengan alat penghisap, dimasukan melalui hidung menuju ke
lambung atau usus halus, untuk mengurangi tekanan dan peregangan.

Penderita tidak boleh makan atau minum apapun sampai krisisnya teratasi.

Cairan dan elektrolit diberikan melalui infus.

Perut Kembung (Flatulensi)

Flatulensi (perut kembung) adalah meningkatnya jumlah gas dalam saluran cerna.

Udara adalah gas yang dapat tertelan bersama makanan. Menelan sedikit udara adalah normal,
tetapi secara tidak sadar, beberapa orang menelan udara dalam jumlah banyak, terutama bila
terjadi kecemasan. Masuknya sejumlah besar udara menyebabkan seseorang merasa penuh dan
orang tersebut akan bersendawa atau mengeluarkannya melalui anus (kentut).

Tubuh akan mengeluarkan gas melalui :

 sendawa

 penyerapan gas melalui dinding saluran pencernaan ke dalam darah dan


mengeluarkannya melalui paru-paru

 anus (kentut)

Bakteri-bakteri pada saluran pencernaan juga ikut memetabolisme beberapa gas. Flatulensi
biasanya menyebabkan nyeri perut, kembung, sendawa dan banyak kentut. Flatulen bisa
menyebabkan sendawa yang berulang-ulang. Dalam keadaan normal, pengeluaran gas melalui
anus terjadi lebih dari 10 kali dalam sehari, pada flatulensi, pengeluaran gas lebih sering terjadi.

Beberapa orang tampaknya peka terhadap pengaruh gas dalam saluran pencernaan, sedangkan
yang lainnya bisa mentolerir sejumlah besar gas tanpa menimbulkan gejala-gejala.

www.medicastore.com
Mekanisme Muntah :
Muntah merupakan suatu cara dimana traktus gastrointestinal membersihkan dirinya sendiri dari
isinya ketika hampir semua bagian atas traktus gastrointestinal teriritasi sec.luas, sangat
mengembang dan sangat mudah terangsang. Distensi yg berlebihan / iritasi duodenum
menyebabkan suatu rangsang yg dikirimkan ke pusat muntah di medula oblongata.
Pusat muntah dirangsang bernafas dalam naiknya tulang lidah dan laring untuk menarik sfingter
esofagus bagian atas supaya terbuka penutupan glotis pengangkatan palatum mole untuk
menutupi nares posteriordatang kontraksi yg kuat ke diafragma dan otot abdomen memeras perut
di antara diafragma dan otot2 abdomen tekanan intragastrik naik sfigter esofagus bagian bawah
terelaksasi pengeluaran isi lambung ke esofagus keluar muntah
Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.

Ada 2 tipe ileus :


1. ileus paralitik : dimana lumen usus terhambat.
2. ileus obstruktif :
 ileus obstruksi vaskular, diman terdapat gejala infrak usus dan obstruksi sebagai
akibat oklusi arteri atau vena mesenterika.
 Ileus obstruksi sederhana, suplai darah ke usus adekuat.
 Ileus obstruksi strangulata, supali darah mengalami gangguan, jika obstruksinya
tidak hilang maka akan terjadi gangren.
Buku catatan ilmu bedah edisi 5.Dr.R.K.SACHDEVA.
Ileus ada 2 macam :
1. ileus paralitik
2. ileus spastik
3. Etiologi ileus?
- Suatu infeksi atau bekuan darah di dalam perut
- Aterosklerosis yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke usus
- Cedera pada pembuluh darah usus
- Kelainan di luar usus, seperti gagal ginjal atau kadar elektrolit darah yang abnormal (misalnya
rendah kalium, tinggi kalsium)
- Obat-obat tertentu
- Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
www.medicastore.com
penyebab ileus :
1. gangguan terhadap peritonimu misalnya:
 peritonitis akibat cedera tau operasi
 peritonitis akibat bakteri.
 Peritonitis karena zat kimia
2. perubahan pada pembuluh darah
 terjadi strangulasi, misalnya pada hernia inkarserata.
 Trombus atau emboli dari pembuluh darah.
 Obstruksi yang berkepanjangan.
3. gangguan diluir peritonium
 perdarahan.
 Infeksi.
 Cedera pada ginjal.
 Cedera pada saraf retroperitonial.
Ileus paralitik terjadi bila terdapat gangguan pada peristaltik usus, misalnya pada
peradangan peritoneum, gangguan pada saraf usus,uremia, dan tersumbatnya pembuluh
darah mesenterium
Buku bedah dan keperawatannya.
Ileus spastik adalah ileus yang disebabkan oleh kejang otot usus dan bersifat sementara,
sehingga jarang memerlukan operasi. Bagian usus yang sering menderita adalah kolon.
Buku bedah dan perawatannya.

ILEUS OBSTRUKSI
Etiologi :
Penyebab yang paling sering dari obstruksi ileus adalah adhesi/streng
Kelainan / penyakit penyebab Obstruksi usus :
11. Kelainan bawaan
Atresia usus disebabkan karena kegagalan rekanalisasi pada waktu janin berusia 6-7 minggu,
atau karena gangguan aliran darah local pada sebagian dinding usus akibat desakan, invaginasi,
volvulus, jepitan, atau perforasi usus masa janin. Daerah yang sering mengalami adalah usus
halus. Angka kejadiannya kira-kira 1/20.000 kelahiran dan merupakan 16-30% penyebab
obstruksi usus pada masa neonatus.
Gambaran klinis : perut terlihat buncit, tidak tegang kecuali ada perforasi. Bila obstruksi tinggi
tampak buncit pada perut bagian atas, muntah berwarna hijau bila letak obstruksi distal dari
ampula vater. Makin tinggi obstruksi makin dini gejala muntahnya timbul. Mekoneum tidak ada,
kalau ada berupa masa hijau atau pucat yang meleleh dari anus tanpa dorongan udara.suhu badan
naik bila sudah terjadi dehidrasi atau infeksi sekunder.
Gambaran udara pada foto polos abdomen cukup untuk mencari lokasi obstruksi.
12. Adesi (perlekatan)
Ileus karena adesi umumnya tidak disertai strangulasi. Adesi dapat disebabkan karena
rangsangan peritoneum akibat peritonitissetempat atau umum, atau pasca operasi. Perlengketan
dapat tunggal maupun multiple, setempat maupun luas, sering juga dalam bentuk pita. Pada
tindakan operasi perlengketan dilepaskan dan pita dipotong agar pasase usus normal kembali.
Adesi dapat mengalami kekambuhan bila sering mengalami kekambuhan dilakukan tindakan
konservatif karena tindakan pembedahan walaupun memberikan perbaikan pasase kemungkinan
besar obstruksi akan kambuh kembali dalam waktu singkat.
13. Hernia inkarserata : keluarnya organ abdomen melalui suatu daerah yang lemah
yang diselimuti oleh peritoneum yang disertai oleh gangguan pasase usus.
14. Askariasis
Askaris hidup di usus halus. Obstruksi bisa terjadi dimana-mana tetapi yang paling sering di
ileum terminal dimana lumennya paling sempit.
Gambaran klinis obstruksi karena askaris : sering ditemukan pada anak dengan hygiene kurang
sehingga infestasi cacing terjadi berulang-ulang, usus halusnya lebih sempit daripada orang
dewasa sedang ukuran cacingnya sama. Obstruksi biasanya disebabkan karena gumpalan padat
yang terdiri dari sisa makanan dan puluhan ekor cacing yang mati atau hamper mati akibat
pemberian obat cacing.
Keadaan umum mungkin tidak terlalu payah, tetapi dapat terjadi kolik terus menerus bila
obstruksi total, muntah sewaktu kolik, gelisah, kadang keluar cacing dari mulut maupun anus.
Perut kembung, peristaltic terlihat saat kolik, pada umumnya disertai demam. Pada pemeriksaan
perut teraba masa tumor berupa gumpalan cacing, tidak berbatas jelas, mungkin dapat
digerakkan, perut terasa sakit dan nyeri tekan. Pada foto abdomen tampak gambaran obstruksi
usus halus.
Diagnosis obstruksi cacing didukung dengan riwayat pemberian obat cacing, pencahar, demam,
kolik, muntah, dan cacing keluar dari mulut, hidung atau anus. Adanya bayangan askaris pada
foto polos abdomen tidak selalu membuktikan adanya obstruksi . Segmen usus yang penuh
cacing resiko tinggi terjadinya volvulus,strangulasi maupun perforasi.
15. Tumor primer/ metastasis
16. Radang kronik (tbc)
17. Divertikulum Meckel : regresi yg kurang sempurna pada duktus
omfalomesenterikus (duktus vitelinus)
18. Invaginasi : masuknya usus kedalam usus yang lain.
19. Volvulus : terpeluntirnya usus
20. Obstruksi makanan

Patogenesis :
Obstruksi ileus merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena
adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga
menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan
pasase lumen usus terganggu. Akan terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa
gas dan cairan, pada bagian proximal tempat penyumbatan, yang menyebabkan
pelebaran dinding usus (distensi).Sumbatan usus dan distensi usus menyebabkan
rangsangan terjadinya hipersekresi kelenjar pencernaan. Dengan demikian akumulasi
cairan dan gas semakin bertambah yang menyebabkan distensi usus tidak hanya pada
tempat sumbatan tetapi juga dapat mengenai seluruh panjang usus sebelah proximal
sumbatan.
Sumbatan ini menyebabkan gerakan usus yang meningkat (hiperperistaltik)
sebagai usaha alamiah. Sebaliknya juga terjadi gerakan antiperistaltik. Hal ini
menyebabkan terjadi serangan kolik abdomen () dan muntah-muntah. Pada obstruksi
usus yang lanjut, peristaltik sudah hilang oleh karena dinding usus kehilangan daya
kontraksinya. Pada saat ini gambaran kliniknya dapat dikenal dengan :
-- gangguan kolik menghilang.
-- distensi usus berat.
-- gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, serta dehidrasi berat. Pada
obstruksi usus dengan strangulasi, terjadi keadaangangguan pendarahan dinding usus
yang menyebabkan nekrosis/gangguan dinding usus. Bahaya umum dari keadaan ini
adalah sepsis/toxinemia
Gejala :
nyeri abdomen yang bersifat kolik, muntah-muntah dan obstipasi, distensi intestinalis, dan tidak
adanya flatus. Rasa nyeri perut dirasakan sebagai menusuk-nusuk atau rasa mulas yang hebat,
umumnya nyeri tidak menjalar. Pada saat datang serangan, biasanya disertai perasaan perut yang
melilit dan terdengar semacam "suara" dari dalam perut. Bila obstruksi tinggi, muntah hebat
bersifat proyektil dengan cairan muntah yang berwarna kehijauan. Pada obstruksi rendah,
muntah biasanya timbul sesudah distensi usus yang jelas muntah tidak proyektil dan berbaru
"feculent", warna cairan muntah kecoklatan.
www.kalbefarma.com
perut kembung, muntah, tidak bisa BAB, gangguan pola defekasi, BAB berlendir / berdarah.
Pem. FISIK :
Inspeksi :
Abdomen membuncit, ada gambaran usus / gerakan peristaltik pada dinding usus.
Auskultasi:
bising usus meninggi sampai metalic sound
Perkusi :
suara perkusi terdengar ada gas.
Palpasi :pemeriksaan rectal touch dijumpai ampula rekti kolaps pada obstruksi
rendah atau ampula rekti kembung karena paralisis.

Pem. PENUNJANG :
- Pemeriksaan Hb/Ht : hemokonsentrasi akibat defisit cairan
- Analisis gas darah dan pemeriksaan elektrolit untuk menilai gangguan
keseimbangan elektrolit dan asam-basa.
- Rontgen polos abdomen 3 posisi : menentukan ada/tidaknya sumbatan,
pelebaran usus dengan tanda2 air fluid level dan bagian distal kolon tidak
terisi udara menunjukkan adanya sumbatan.
Foto polos abdomen akan tampak kelok-kelok usus halus yang melebar,
mengandung cairan, dan banyak udara sehingga memberi gambaran batas cairan
yang jelas.
Penatalaksanaan :
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit / asam-basa
segera dilakukan.
- Kateter urin / CVP dipasang sbg pemantau.
- Pemasangan pipa lambung (nasogastrik) sangat membantu mengurangi
tek.intraabdomen yg menekan diafragma shg mengganggu pernafasan dan
mencegah muntah shg tdk terjadi aspirasi.
- Tindakan selanjutnya : laparotomi untuk menghilangkan penyebab
sumbatan atau melakukan tindakan by pass bila tidak mungkin untuk diangkat
penyebabnya.
Kumpulan Ilmu Bedah. FKUI
Ileus obstructive dibagi menjadi :
1. obstruksi sederhana yang tidak disertai terjepitnya pembuluh darah
2. obstruksi strangulasi bila disertai dengan terjepitnya pembuluh darah sehingga
terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangrene dengan gejala umum
berat yang disebabkan oleh toksin dan jaringan gangrene. Pada strangulasi terdapat
kombinasi gejala obstruksi dan gejala sistemik akibat adanya toksin dan sepsis.
Kumpulan Ilmu Bedah. FKUI

ILEUS PARALITIK

Ileus Paralitik/Ileus Adinamik adalah suatu keadaan dimana pergerakan kontraksi normal dinding usus
untuk sementara waktu berhenti.

Seperti halnya penyumbatan mekanis, ileus paralitik juga menghalangi jalannya isi usus, tetapi ileus jarang
menyebabkan perforasi.

Ileus paralitik bukan merupakan kasus bedah, harus dicari penyebabnya,


dan pengobatan ditujukan pada penyebabnya.
PENYEBAB

Ileus mungkin disebabkan oleh :


- Suatu infeksi atau bekuan darah di dalam perut
- Aterosklerosis yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke usus
- Cedera pada pembuluh darah usus
- Kelainan di luar usus, seperti gagal ginjal atau kadar elektrolit darah yang abnormal (misalnya
rendah kalium, tinggi kalsium)
- Obat-obat tertentu
- Kelenjar tiroid yang kurang aktif.

24-72 jam setelah pembedahan juga biasa terjadi ileus.

GEJALA

Gejala ileus adalah:


- kembung
- muntah
- konstipasi yang berat
- kram perut.

DIAGNOSA

Pemeriksaan Fisik : Pada pemeriksaan dengan stetoskop, suara bising usus berkurang atau hilang
sama sekali.

Pemeriksaan Penunjang :Foto rontgen perut menunjukkan lingkaran usus yang menggembung.

Kadang dilakukan pemeriksaan kolonoskopi (pemeriksaan usus besar) untuk mengevaluasi


keadaan.

PENGOBATAN

Pembentukan gas dan cairan karena ileus harus dihilangkan.


Kadang sebuah selang dimasukkan ke dalam usus besar melalui anus untuk mengurangi tekanan.
Selang lainnya yang dihubungkan dengan alat penghisap, dimasukan melalui hidung menuju ke
lambung atau usus halus, untuk mengurangi tekanan dan peregangan.

Penderita tidak boleh makan atau minum apapun sampai krisisnya teratasi.

Cairan dan elektrolit diberikan melalui infus.

www.medicastore.com

6. Etiologi ileus?
7. Klasifikasi ileus?
 Ileus paralitik:
Keadaan dimana usus tidak mampu untuk mengeluarkan isinya. Akibat dari berbagai
penyakit primer, tindakan operasi yang berhubungan dengan rongga perut, toksin dan
obat-obatan yang dapat mempengaruhi kontraksi otot polos usus.
 Ileus obstruksi
Djumhana Ali.2004. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: FKUI

8. Macam-macam ileus obstruksi pada bayi, anak-anak dan orang dewasa?


9. Penegakan diagnosis ileus?
 Pemeriksaan fisis
o Distensi abdomen
o Perkusi timpani dengan bising usus yang lemah
o Palpasi, pasien menyatakan tidak enak perut
o Tidak ditemukan reaksi peritoneal (nyeri tekan dan nyei lepas negatif).
o Apabila penyakit primernya peritonitis, manifestasi klinis yang diemukan
adalah gambaran nperitonitis.
 Pemeriksaan Penunjang
o Pemeriksaan lab mungkin dapat membantu mencari kausa penyakit.
 Leukosit darah
 Kadar elektrolit
 Ureum
 Glukosa darah
 Amilase
o Pemeriksaan foto abdomen polos
 Pada ileus paralitik ditemukan distensi lambung usus halus dan
usus besar. Air fluid level ditemukan berupa gamabaran line up (segaris)
 Pada ileus obstruktif ditemukan stepladder (seperti anak tangga)
Djumhana Ali.2004. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: FKUI

10. Manifestasi klinik ileus?


Ileus paralitik
 Kembung (abdominal distention)
 Anoreksia
 Mual
 Muntah
Djumhana Ali.2004. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: FKUI

11. Penatalaksanaan ileus?


Ileus paralitik
 dekompresi, dengan pemasangan NGT
 menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit,
 mengobati kausa atau penyakit primer
 Pemberian nutrisi yang adekuat
 Obat-obatan seperti
Metoklopramid : gastroparesis,
Sisaprid : ileus paralitik pasca operasi
Klonidin : mengatasi ileus paralitik karena obat-obatan
Djumhana Ali.2004. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: FKUI

HERNIA

Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga yang bersangkutan. Terdapat beberapa poin penting dalam hernia, yaitu : defek/bagian
yang lemah dari dinding rongga, kantung hernia, isi hernia, dan cincin hernia (daerah penyempitan
kantung hernia akibat defek tersebut).
Berdasarkan terjadinya, dibagi atas hernia kongenital/bawaan dan hernia yang didapat. Hernia
diberi nama menurut letaknya, misalnya diafragma, inguinal, umbilical, femoral, dan sebagainya.
Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk. Isi
hernia keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak
ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan ke
dalam rongga disebut hernia irreponibel. Hal ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantung
pada perineum kantong hernia. Bila tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus
akibat perlekatan tersebut disebut hernia akreta.

Bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, disebut hernia inkarserata atau hernia strangulata. Disebut
hernia inkarserata bila isi kantung terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut
disertai akibat yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis hernia inkarserata
lebih dimaksudkan untuk hernia irreponibel dengan gangguan pasase, sedangkan gangguan
vaskularisasi disebut hernia strangulata. Sebenarnya gangguan vaskularisasi sudah terjadi saat
jepitan dimulai, dengan berbagai tingkat gangguan mulai dari bendungan sampai nekrosis.

HERNIA INGUINALIS : dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat.
Pria > wanita. Faktor yang berperan adalah terbukanya processus vaginalis, peninggian tekanan di
dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut (pada trigonom Hesselbach). Tekanan
rongga perut yang tinggi secara kronis dapat berupa batuk kronis, hipertrofi prostat, konstipasi,
ascites, kehamilan multipara, obesitas, dll. Hernia inguinalis bisa berupa hernia inguinalis medialis
maupun hernia inguinalis lateralis. Hernia inguinalis yang mencapai scrotum disebut hernia
scrotalis.

Keluhan dan tanda klinik yang timbul bergantung pada keadaan isi hernia, ada tidaknya
perlekatan, maupun komplikasi yang telah terjadi. Pada hernia reponibel, keluhan yang timbul
hanya berupa benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu berdiri/batuk/bersin/mengedan, dan
menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri pada hernia ini jarang dijumpai, kalaupun ada
dirasakan di daerah epigastrium atau para umbilical berupa nyeri visceral akibat regangan pada
mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantung hernia. Bila telah timbul
inkarserasi atau strangulasi, dapat timbul nyeri yang hebat dan keluhan mual - muntah.

Pengelolaannya bisa dengan pengobatan konservatif, maupun tindakan definitif berupa operasi.
Tindakan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau
penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Jika reposisi tidak berhasil,
dalam waktu 6 jam harus dilakukan operasi segera. Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari
herniotomi dan hernioraphy.

Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi
usus sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal,
fistel atau peritonitis.

Terdapat banyak jenis hernia yang lain, antara lain :

1. Hernia femoralis : berupa benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis. Selanjutnya
isi hernia masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena
femoralis sepanjang sekitar 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha.

2. Hernia umbilicalis : merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang
masuk melalui cincin umbilikus (pusar) akibat peninggian tekanan intra abdomen.
Merupakan kelainan kongenital. Hernia ini biasanya akan regresi spontan dalam 6 bulan
sampai 1 tahun, bila cincin hernia < 2 cm. Bila lebih dari 2 cm, perlu tindakan operasi.
3. Hernia paraumbilicalis : hernia melalui suatu celah di garis tengah tepi atas umbilicus.

4. Hernia epigastrika : hernia yang keluar melalui defek di linea alba antara umbilicus
dan processus xyphoideus.

Dengan penanganan yang dini, komplikasi yang mungkin timbul dapat dihindari.

http://www.geocities.com/situsgratis3in1/artikel-kesehatan2.html
KOMPLIKASI
 Sumbatan usus halus
 Perdarahan dan anemia
 Fistula diantara saluran ke anus atau kandung kencing
 Abses pariteral
 Usus yang meradang pecah
 Resiko kanker ileum meningkat
 Kekurangan vit-B 12
 Toksinimia
 Sepsis

http://www.geocities.com/situsgratis3in1/artikel-kesehatan.html - atas

Obstruktif ileus
Patofisiologi
Obstruksi ileus merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi
karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus
sehingga menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut
menyebabkan pasase lumen usus terganggu.
Akan terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan cairan, pada
bagian proximal tempat penyumbatan, yang menyebabkan pelebaran dinding usus
(distensi).
Sumbatan usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan terjadinya
hipersekresi kelenjar pencernaan. Dengan demikian kumulasi cairan dan gas ntakin
hertambah yang menyebabkan distensi usus tidak hanya pada tempat sumbatan
tetapi juga dapat mengenai seluruh panjang usus sehelah proximal sumbatan.
Sumbatan ini menyebabkan geraKan usus yang meningkat (hiperperistaltik)
sebagai usaha alamiah. Sehaliknya juga terjadi gerakan anti-peristaltik. Hal ini
menyebabkan terjadi serangan kolik abdomen dan muntah-muntah.
Pada obstruksi usus yang lanjut, peristaltik mudah hilang oleh karena
dinding usus kehilangan (daya kontraksinya. Pada saat ini gambaran kliniknya
dapat dikenal dengan :
-- gangguan kolik menghilang.
-- distensi usus berat.
-- gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, serta dehidrasi berat.
Pada obstruksi usus dengan strangulasi, terjadi keadaan gangguan
pendarahan dinding usus yang menyebabkan nekrosis/gangguan dinding usus.
Bahaya umum dari
keadaan ini adalah sepsis/toxinemia.

Etiologi
Obstruktif non-mekanis
 Pasca pembedahaan abdomen karena adanya refleks
penghambatan peristaltikakibat visera menyentuh tangan
 Peritonitis
Obstruktif mekanis
 Terjadi pada usia pertengahan dan tua akibat perlekatan yang
disebabkan pasca bedah
 Tumor ganas
 Volvulus (usus yang terpelintir)
 Kanker kolon
Gejala
Obstruksi ileus ditandai dengan gambaran klinik, berupa nyeri abdomen
yang bersifat kolik, muntah-muntah dan obstipasi, distensi intestinalis, dan tidak
adanya flatus. Rasa nyeri perut dirasakan sebagai menusuk-nusuk atau rasa mulas
yang hebat, umumnya nyeri tidak menjalar. Pada saat dating serangan, biasanya
disertai perasaan perut yang melilit dan terdengar semacam "suara" dari dalam
perut
Bila obstruksi tinggi, muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah
yang berwarna kehijauan. Pada obstruksi rendah, muntah biasanya timbul sesudah
distensi usus yang jelas sekali. muntah tidak proyektil dan berbaru "feculent",
warna cairan muntah kecoklatan.
Pada penderita yang kurus /sedang dapat ditemukan darm contour atau
darm steifung; biasanya nampak jelas pada saat penderita mendapat serangan
kolik. Pada saat itu, ,dalam pemeriksaan bising usus dapat didengarkan bising usus
yang kasar dan meninggi (borgorygmi dan metalic sound).
Untuk mengetahui ada tidaknya strangulasi usus, beberapa
gambaran klinik dapat membantu :
· Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap, makin lama makin hebat.
· Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan ascites.
· Terdapatnya abdominal tenderness.
· Adanya tanda-tanda yang bersifat umum, demam, dehidrasi berat, tachycardi,
hipotensi atau shock.

Diferensial Diagnosa

Klasifikasi
Berdasarkan sifat
 Bersifat akut
 Bersifat kronis
Non mekanis (peristaltik usus dihambat akibat pengaruh toksin atau trauma)
Mekanis(disebabkan tekanan ekstrinsik)
 Obstruktif mekanis simpleks
 Obstruktif lengkup tertutup
Diagnosa
Obstruksi ileus ditandai dengan gambaran klinik, berupa nyeri abdomen
yang bersifat kolik, muntah-muntah dan obstipasi, distensi intestinalis, dan tidak
adanya flatus. Rasa nyeri perut dirasakan sebagai menusuk-nusuk atau rasa mulas
yang hebat, umumnya nyeri tidak menjalar. Pada saat dating serangan, biasanya
disertai perasaan perut yang melilit dan terdengar semacam "suara" dari dalam
perut
Bila obstruksi tinggi, muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah
yang berwarna kehijauan. Pada obstruksi rendah, muntah biasanya timbul sesudah
distensi usus yang jelas sekali. muntah tidak proyektil dan berbaru "feculent",
warna cairan muntah kecoklatan.
Pada penderita yang kurus /sedang dapat ditemukan darm contour atau
darm steifung; biasanya nampak jelas pada saat penderita mendapat serangan
kolik. Pada saat itu, ,dalam pemeriksaan bising usus dapat didengarkan bising usus
yang kasar dan meninggi (borgorygmi dan metalic sound).
Untuk mengetahui ada tidaknya strangulasi usus, beberapa
gambaran klinik dapat membantu :
· Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap, makin lama makin hebat.
· Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan ascites.
· Terdapatnya abdominal tenderness.
· Adanya tanda-tanda yang bersifat umum, demam, dehidrasi berat, tachycardi,
hipotensi atau shock.

Pemeriksaan fisik dan penunjang


Pemeriksaan fisik
 Distensi abdomen
 Perkusi timpani
 Bising usus yang lemah
Pada palpasi
 Perasaan tidak enak pada perut
 Tidak ditemukan reaksi peritoneal(nyeri tekan dan nyeri lepas negatif)

Pemeriksaan penunjang
Pada foto polos abdomen, 60--70% dapat dilihat adanya peleharan usus dan
hanya 40% dapat ditemukan adanya air-f luid level.
Walaupun pemeriksaan radiologi hanya sebagai pelengkap saja, pemeriksaan
sering diperlukan pada obstruksi ileus yang sulit atau untuk dapat memperkirakan
keadaan obstruksinya pada masa pra-bedah.
Bcberapa tanda radiologik yang khas untuk obstruksi ileus adalah :
-- Pengumpulan gas dalam lumen usus yang melebar, penebalan valvulae
coniventes yang memberi gambaran fish bone appearance.
-- Pengumpulan cairan. dengan gambaran khas air-fluid level.

Pada obstruksi yang cukup lama, beberapa air fluid level memberikan gambaran
huruf U terbalik.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan obstruksi ileus sekarang dengan jelas telah menurunkan
angka morbiditas dan mortalitas. Hal ini terutama disebabkan telah dipahaminya
dengan tepat patogenesis penyakit serta perubahan homeostasis sebagai akibat
obstruksi usus.
Pada umumnya penderita mengikuti prosedur penatalaksanaan dalam aturan
yang tetap.
1. Persiapan penderita.
Persiapan penderita berjalan bersama dengan usaha menegakkan diagnosa
obstruksi ileus secara lengkap dan tepat. Sering dengan persiapan penderita yang
baik, obstruksinya berkurang atau hilang sama sekali. Persiapan penderita
meliputi :
-- Dekompressi usus.
-- Koreksi elektrolit dan keseimbangan asam basa.
-- Atasi dehidrasi.
-- Mengatur peristaltik usus yang efisien.
-- Antibiotika. Pada umumnya persiapan penderita dapat berlangsung selama 4--24
jam sampai saatnya penderita siap untuk operasi.
2. Operatif.
Bila telah diputuskan untuk tindakan operasi, ada 3 hal yang perk':d:
-- Berapa lama obstruksinya sudah berlangsung.
-- Bagaimana keadaan/fungsi organ vital lainnya, baik sebagai akibat obstruksinya
maupun kondisi sebelum sakit.
-- Apakah ada risiko strangulasi.
Kewaspadaan akan resiko strangulasi sangat penting. Pada obstruksi ileus
yang ditolong dengan cara operatif pada saat yang tepat, angka kematiannya adalah
1% pada 24 jam pertama, sedangkan pada strangulasi angka kematian tersebut
31%.
Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang dikerjakan
pada obstruksi ileus.
(a) Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah
sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata
non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan.
(b) Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang "melewati" bagian
usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan
sebagainya.
(c) Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi,
misalnya pada Ca stadium lanjut.
(d) Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung
usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada
carcinomacolon, invaginasi strangulata, dan sebagainya.
Pada beberapa obstruksi ileus, kadang-kadang dilakukan tindakan operatif
bertahap, baik oleh karena penyakitnya sendiri
maupun karena keadaan penderitanya, misalnya pada Ca sigmoid obstruktif, mula-
mula dilakukan kolostomi saja, kemudian hari dilakukan reseksi usus dan
anastomosis.
PASCA BEDAH
Suatu problematik yang sulit pada keadaan pasca bedah adalah distensi usus
yang masih ada. Pada tindakan operatif dekompressi usus, gas dan cairan yang
terkumpul dalam lumen usus tidak boleh dibersihkan sama sekali oleh karena
caftan tersebut mengandung banyak bahan-bahan digestif yang sangat diperlukan.
Pasca bedah tidak dapat diharapkan fisiologi usus kembali normal, walaupun
terdengar bising usus. Hal tersebut bukan berarti peristaltik usus telah berfungsi
dengan efisien, sementara ekskresi meninggi dan absorpsi sama sekali belum baik.
Sering didapati penderita dalam keadaan masih distensi dan disertai diare
pasca bedah.
Tindakan dekompressi usus dan koreksi air dan elektrolit serta menjaga
keseimbangan asam basa darah dalam batas normal tetap dilaksanakan pada pasca
bedahnya.
Pada obstruksi yang lanjut, apalagi bila telah terjadi strangulasi, monitoring
pasca bedah yang teliti diperlukan sampai selama 6 - 7 hari pasca bedah.
Bahaya lain pada masa pasca bedah adalah toksinemia dan sepsis.
Gambaran kliniknya biasanya mulai nampak pada hari ke 4-5 pasca bedah.
Pemberian antibiotika dengan spektrum luas dan disesuaikan dengan hasil kultur
kuman sangatlah penting.

Prognosis
Baik bila penyakit primer dapat diatasi

Anda mungkin juga menyukai