Anda di halaman 1dari 27

1

LAPORAN PENDAHULUAN INFARK MIOKARD AKUT

A. Konsep Teoritis
1. Pengertian
Infark miokard akut atau sering juga disebut akut miokard infark adalah
nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu (Suyono, 2018). Infark
Miokard Akut (IMA) adalah terjadinya nekrosis miokard yang cepat disebabkan oleh
karena ketidakseimbangan yang kritis antara aliran darah dan kebutuhan darah
miokard (Widiastuti, 2015).
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringanjantung akibat
suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. (Smetzler
Suzanne C & Brenda G. Bare, 2016). Infark myokardium merupakan blok total yang
mendadak dari arteri koroner besar atau cabang-cabangnya. Lamanya kerusakan
myocardial bervariasi dan bergantung kepada besar daerah yang diperfusi oleh arteri
yang tersumbat. Infark myocardium dapat berakibat nekrosis karena parut atau
fibrosis, dan mendatangkan kematian mendada. (Barbara C. Long, 2016). Aritmia
timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan
elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu
rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 2014).
2. Anatomi Fisiologi
Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital
fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain, apabila
fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ
tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi utama jantung adalah sebagai
single pompa yang memompakan darah ke seluruh tubuh untuk kepentingan
metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup. Untuk itu, siapapun orangnya
sebelum belajar EKG harus menguasai anatomi & fisiologi dengan baik dan benar
(Udjianti, W. J 2013)

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
2

a. Ukuran, Posisi atau letak Jantung

Secara anatomi ukuran jantung sangatlah variatif. Dari beberapa referensi


yang saya baca, ukuran jantung manusia mendekati ukuran kepalan tangannya
atau dengan ukuran panjang kira-kira 5″ (12cm) dan lebar sekitar 3,5″ (9cm).
Jantung terletak di belakang tulang sternum, tepatnya di ruang mediastinum
diantara kedua paru-paru dan bersentuhan dengan diafragma. Bagian atas jantung
terletak dibagian bawah sternal notch, 1/3 dari jantung berada disebelah kanan
dari midline sternum , 2/3 nya disebelah kiri dari midline sternum. Sedangkan
bagian apek jantung di interkostal ke-5 atau tepatnya di bawah puting susu
sebelah kiri. (lihat gambar 1 & 2)
Gambar 1

Gambar 2

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
3

b. Lapisan Pembungkus Jantung


Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan perikardium, di
mana lapisan perikardium ini di bagi menjadi 3 lapisan (lihat gambar 3) yaitu :
1) Lapisan fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang
melindungi jantung ketika jantung mengalami overdistention. Lapisan fibrosa
bersifat sangat keras dan bersentuhan langsung dengan bagian dinding dalam
sternum rongga thorax, disamping itu lapisan fibrosa ini termasuk
penghubung antara jaringan, khususnya pembuluh darah besar yang
menghubungkan dengan lapisan ini (exp: vena cava, aorta, pulmonal arteri
dan vena pulmonal).
2) Lapisan parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa
3) Lapisan Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan luar
dari otot jantung atau epikardium.
Diantara lapisan pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral terdapat
ruang atau space yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang disebut dengan
cairan perikardium. Cairan perikardium berfungsi untuk melindungi dari gesekan-
gesekan yang berlebihan saat jantung berdenyut atau berkontraksi. Banyaknya
cairan perikardium ini antara 15 – 50 ml, dan tidak boleh kurang atau lebih karena
akan mempengaruhi fungsi kerja jantung.

Gambar 3

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
4

c. Lapisan Otot Jantung


Seperti yang terlihat pada Gb.3, lapisan otot jantung terbagi menjadi 3 yaitu :
1) Epikardium,yaitu bagian luar otot jantung atau pericardium visceral
2) Miokardium, yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas
kemampuan kontraksi jantung.
3) Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan tipis
endotel sel yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat sangat licin
untuk aliran darah, seperti halnya pada sel-sel endotel pada pembuluh darah
lainnya. (Lihat Gb.3 atau Gb.4)

Gambar 4
d. Katup Jantung
Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang menghubungkan
antara atrium dengan ventrikel dinamakan katup atrioventrikuler, sedangkan katup
yang menghubungkan sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup
semilunar.
Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang
menghubungkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup
atrioventrikuler yang lain adalah katup yang menghubungkan antara atrium kiri
dengan ventrikel kiri yang dinamakan dengan katup mitral atau bicuspid.
Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang
menghubungkan antara ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup semilunar
yang lain adalah katup yang menghubungkan antara ventrikel kiri dengan
asendence aorta yaitu katup aorta. (Lihat Gb: 5)

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
5

Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantung sebelumnya


sesaat setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap
bagian daun katup jantung diikat oleh chordae tendinea sehingga pada saat
kontraksi daun katup tidak terdorong masuk keruang sebelumnya yang bertekanan
rendah. Chordae tendinea sendiri berikatan dengan otot yang disebut muskulus
papilaris. (Lihat Gb:6)

Gambar 5

Gambar 6

Seperti yang terlihat pada gb.5 diatas, katup trikuspid 3 daun katup
(tri =3), katup aortadan katup pulmonal juga mempunya 3 daun katup. Sedangkan
katup mitral atau biskupid hanya mempunyai 2 daun katup.

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
6

Ruang,Dinding & Pembuluh Darah Besar Jantung


Jantung kita dibagi menjadi 2 bagian ruang, yaitu :
1) Atrium (serambi)
2) Ventrikel (bilik)
Karena atrium hanya memompakan darah dengan jarak yang pendek, yaitu
ke ventrikel. Oleh karena itu otot atrium lebih tipis dibandingkan dengan otot
ventrikel. Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu atrium kanan dan atrium kiri.
Demikian halnya dengan ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi 2 yaitu ventrikel
kanan dan ventrikel kiri. Jadi kita boleh mengatakan kalau jantung dibagi menjadi
2 bagian yaitu jantung bagian kanan (atrium kanan & ventrikel kanan) dan jantung
bagian kiri (atrium kiri & ventrikel kiri).
Kedua atrium memiliki bagian luar organ masing-masing yaitu auricle.
Dimana kedua atrium dihubungkan dengan satu auricle yang berfungsi
menampung darah apabila kedua atrium memiliki kelebihan volume.
Kedua atrium bagian dalam dibatasi oleh septal atrium. Ada bagian septal
atrium yang mengalami depresi atau yang dinamakan fossa ovalis, yaitu bagian
septal atrium yang mengalami depresi disebabkan karena penutupan foramen
ovale saat kita lahir. Ada beberapa ostium atau muara pembuluh darah besar yang
perlu anda ketahui yang terdapat di kedua atrium, yaitu :
a) Ostium Superior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat diruang
atrium kanan yang menghubungkan vena cava superior dengan atrium kanan.
b) Ostium Inferior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium
kanan yang menghubungkan vena cava inferior dengan atrium kanan.
c) Ostium coronary atau sinus coronarius, yaitu muara atau lubang yang terdapat
di atrium kanan yang menghubungkan sistem vena jantung dengan atrium
kanan.
d) Ostium vena pulmonalis, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kiri
yang menghubungkan antara vena pulmonalis dengan atrium kiri yang
mempunyai 4 muara.
Bagian dalam kedua ruang ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel, baik
ventrikel maupun atrium dibentuk oleh kumpulan otot jantung yang mana bagian

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
7

lapisan dalam dari masing-masing ruangan dilapisi oleh sel endotelium yang
kontak langsung dengan darah. Bagian otot jantung di bagian dalam ventrikel
yang berupa tonjolan-tonjolan yang tidak beraturan dinamakan trabecula. Kedua
otot atrium dan ventrikel dihubungkan dengan jaringan penghubung yang juga
membentuk katup jatung dinamakan sulcus coronary, dan 2 sulcus yang lain
adalah anterior dan posterior interventrikuler yang keduanya menghubungkan dan
memisahkan antara kiri dan kanan kedua ventrikel.
Perlu anda ketahui bahwa tekanan jantung sebelah kiri lebih besar
dibandingkan dengan tekanan jantung sebelah kanan, karena jantung kiri
menghadapi aliran darah sistemik atau sirkulasi sistemik yang terdiri dari
beberapa organ tubuh sehingga dibutuhkan tekanan yang besar dibandingkan
dengan jantung kanan yang hanya bertanggung jawab pada organ paru-paru saja,
sehingga otot jantung sebelah kiri khususnya otot ventrikel sebelah kiri lebih tebal
dibandingkan otot ventrikel kanan.
e. Pembuluh Darah Besar Jantung
Ada beberapa pembuluh besar yang perlu anda ketahui, yaitu:
1) Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian
atas diafragma menuju atrium kanan.
2) Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian
bawah diafragma ke atrium kanan.
3) Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari
jantung sendiri.
4) Pulmonary Trunk,yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari
ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
5) Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.
6) Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
7) Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari
ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung jawab dengan
organ tubuh bagian atas.

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
8

8) Desending Aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan


bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah. (lihat Gb:7)

Gambar 7
3. Etiologi
Menurut Marya (2015), etiologi dari Infrak Miokard Akut adalah:
a. Arteriosklerosis
Adalah kondisi yang dikarakteristikan dengan adanya akumulasi abnormal dari
substansi lemak dan jaringan fibrosis dalam dinding pembuluh darah.

b. Spasme pembuluh darah koroner

c. Penyumbatan/oklusi koroner karena emboli/thrombus.

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
9

4. Patofisiologi
Patofisiologi utama infark miokard akut (acute myocardial infarct) adalah
kematian sel miokardium akibat proses iskemik yang berkepanjangan. Kematian sel
miokardium tidak terjadi segera setelah iskemik, namun beberapa menit setelah
terjadinya iskemik. Kondisi tersebut juga dipengaruhi faktor-faktor lain yakni
menetap atau tidaknya oklusi arteri koroner dan juga kolateralisasi sistem
pendarahan pada jantung itu sendiri(Marya, 2015).
Kejadian infark miokard 90% disebabkan oleh proses aterosklerosis, ruptur
plak aterosklerosis dan terbentuknya trombus. Ruptur dan erosi plak aterosklerotik
pada arteri koroner yang berupa thin-cap fibroateroma (TCFA) diduga sebagai lesi
yang meningkatkan risiko terjadinya oklusi arteri koroner. Namun, selain daripada
itu, kejadian berulang dari proses sembuh dan ruptur plak juga akan menyebabkan
penyempitan arteri koroner dan perubahan morfologi plak yang berkontribusi pada
patofisiologi infark miokard.
Setelah terjadi oklusi, akan timbul cedera miokard. Pada keadaan aerobik
normal, sumber energi utama miokardium adalah asam lemak yang mensuplai 60-
90% sintesis adenosine trifosfat (ATP). Oklusi tiba-tiba pada arteri koroner akan
merubah metabolisme aerobik atau mitokondrial menjadi metabolisme anaerobik.
Penurunan ATP aerobik, akan menstimulasi glikolisis, meningkatkan ambilan
glukosa miokardium, dan penghancuran glikogen. Selain itu, penurunan ATP akan
menghambat Na K ATPase dan menyebabkan edema sel. Sisa metabolisme berupa
laktat menyebabkan penurunan pH intraseluler, penurunan kontraktilitas, dan
meningkatkan kebutuhan ATP lebih lanjut untuk menjaga homeostasis Ca. Apabila
proses ini terus berlanjut, cedera iskemik akan menjadi ireversibel (Price, Silvia dan
Wilson, Lorraine, 2014).

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
10

5. Pathway Keperawatan
Hipertripi ventrikel Embolus atau trombus Syok dan hemoragi Kontraktilitas miokard
kiri menurun

Peningkatan beban Ateriosklerosis Penurunan


Penurunan curah
Curah
tekanan jantung
Jantung
IMA

Suplai oksigen ke otot Penurunan aliran darah Penurunan efektifitas Paru-paru terdesak
jantung menurun ke ginjal ventikel kiri oleh dilatasi ventikel
kiri

Glikolisis anaerob Laju filtrasi glomelurus Peningkatan tekanan Suplai oksigen, nutrisi
menurun ventrikel kiri menurun ke jaringan

Penumpukan asam laktat Pelepasan renin Peningkatan volume Metabolisme tubuh


ventrikel kiri menurun

Merangsang reseptor nyeri Angitensinogen Peningkatan tekanan Pembentukan ATP


di intracranial saraf aferen vena pulmo menurun

Transmisi, trasduksi, Angitensinogen 1 Peningkatan Kontraksi otot


undulasi tekaanan kapiler paru menurun

Corteks cerebri Angiotensinogen II Peningkatan tekanan Kelemahan


onkontik plasma

Pengeluaran aldesteron Cairan masuk ke Intoleran aktivitas


Intoleran aktivitas
Nyeri
NyeriAkut
Akut intertisial

Peningkatan reabsobsin Transudasi cairan ke


natrium dan klorida oleh alveoli
tubulus
Proses difusi dan
Odem ventilasi terganggu
Perubahan status
kesehatan

Kelebihan
Kelebihan volume Gangguan pertukaran
Gangguan
cairan
Volume Cairan Gas Ancaman kematian
Pertukaran Gas
Efektif
Kurang terpapar informasi

Sumber: Corwin 2015, Price, 2014 Kurang pengetahuan

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
11

6. Manifestasi Klinis
Menurut Price, Silvia dan Wilson, Lorraine (2014), manifestasi klinis IMA adalah:
a. Klinis
1) Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda,
biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan
gejala utama.
2) Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan
lagi.
3) Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu
dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
4) Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan
bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).
5) Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
6) Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening
atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
7) Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor
(menumpulkan pengalaman nyeri)
b. Laboratotium
Pemeriksaan Enzim jantung
CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam,
memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk kembali normal
AST/SGOT
Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24
jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
12

c. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan
simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST.Perubahan yang terjadi kemudian
ialah adanya gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium :
1) Hematologi : Hb, Ht, Leukosit
2) Elektrolit : K, Na, Cl, Mg
3) Enzim Jantung (CK-MB, Troponin, LDH)
4) Gangguan fungsi ginjal dan hati : BUN, Creatinin, Urine Lengkap, SGOT,
SGPT.
5) Gula darah
6) Kolesterol, trigliserida
7) Analisa Gas Darah
b. Elektrokardiografi, untuk melihat adanya :
1) Penyakit jantung koroner : iskemik, infark
2) Pembesaran jantung ( LVH : Left Ventricular Hypertrophy )
3) Aritmia
4) Perikarditis
c. Foto Rontgen Thoraks, untuk melihat adanya :
1) Edema alveolar
2) Edema interstitiels
3) Efusi pleura
4) Pelebaran vena pulmonalis
5) Pembesaran jantung
d. Echocardiogram
Menggambarkan ruang –ruang dan katup jantung
e. Radionuklir
1) Mengevaluasi fungsi ventrikel kiri
2) Mengidentifikasi kelainan fungsi miokard

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
13

f. Pemantauan Hemodinamika (Kateterisasi Arteri Pulmonal Multilumen) bertujuan


untuk :
1) Mengetahui tekanan dalam sirkulasi jantung dan paru
2) Mengetahui saturasi O2 di ruang-ruang jantung
3) Biopsi endomiokarditis pada kelainan otot jantung
4) Meneliti elektrofisiologis pada aritmia ventrikel berat recurrent
5) Mengetahui beratnya lesi katup jantung
6) Mengidentifikasi penyempitan arteri koroner
7) Angiografi ventrikel kiri (identifikasi hipokinetik, aneurisma ventrikel, fungsi
ventrikel kiri)
8) Arteriografi koroner (identifikasi lokasi stenosis arteri koroner)
8. Penatalaksanaan
a. Pencegahan
1) Diet rendah garam (pembatasan natrium)
2) Pembatasan cairan
3) Mengurangi berat badan
4) Menghindari alkohol
5) Manajemen stress
6) Pengaturan aktivitas fisik
b. Penatalaksanaan sesuai klasifikasi gagal jantung adalah sebagai berikut :
FC I : Non farmakologi
FC II & III : Diuretik, digitalis, ACE inhibitor, vasodilator, kombinasi diuretik,
digitalis.
FC IV : Kombinasi diuretik, digitalis, ACE inhibitor seumur hidup.
Terapi farmakologis meliputi :
1) Digitalis, untuk meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan memperlambat
frekuensi jantung. Misal : digoxin.
2) Diuretik, untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal serta
mengurangi edema paru. Misal : furosemide (lasix).
3) Vasodilator, untuk mengurangi impedansi (tekanan) terhadap penyemburan
darah oleh ventrikel. Misal : natrium nitropusida, nitrogliserin.

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
14

4) Angiotensin Converting Enzyme inhibitor ( ACE inhibitor) adalah agen yang


menghambat pembentukan angiotensin II sehingga menurunkan tekanan darah.
Obat ini juga menurunkan beban awal ( preload ) dan beban akhir ( afterload ).
Misal : captopril, quinapril, ramipril, enalapril, fosinopril,dll.
5) Inotropik ( Dopamin dan Dobutamin )
Dopamin digunakan untuk meningkatkan tekanan darah , curah jantung dan
produksi urine pada syok kardiogenik. Dobutamin menstimulasi adrenoreseptor
di jantung sehingga meningkatkan kontraktilitas dan juga menyebabkan
vasodilatasi sehingga mengakibatkan penurunan tekanan darah. Dopamin dan
dobutamin sering digunakan bersamaan.
c. Rehabilitasi
Program rahabilitasi jantung perlu dilakukan secara berkala dengan cara melakukan
aktivitas bertahap dan selalu dilakukan pemantaun
9. Komplikasi
a. Edema paru akut
Terjadi peningkatan akhir diastole ventrikel kiri dan peningkatan tekanan vena
pulmonal sehingga meningkatkan tekanan hydrostatic yang mengakibatkan cairan
merembes keluar.
b. Gagal jantung
Karena ada kelainan otot jantung menyebabkan menurunnya kontraktilitas,
sehingga jantung tidak mampu memompa darah dengan adekuat untuk memenuhi
kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi.
c. Syok kardiogenik
Karena adanya kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah jantung,
sehingga menurunkan tekanan darah arteri ke organ-organ vital. Adapun tand-
tandanya tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, hypoxia, kulit dingin dan
lembab.
d. Tromboemboli
Murangnya mobilitas pasien dengan sakit jantung dan adanya gangguan sirkulasi
yang menyertai kelainan ini berleran dalam pembentukan thrombus intracardial dan
intravesikular

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
15

e. Disritmia
Gangguan irama jantung akibat penurunan oksigen ke jantung.
f. Rupture miokardium
Dapat terjadi bila terdapat infark miokardium, proses infeksi dan disfungsi
miokadium lain yang menyebabkan otot jantung melemah
g. Efusi pericardial / tamponade jantung
Masuknya cairan kedalam kantung perikardium karena adanya perikarditis dan
gagal jantung.

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
16

B. Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian Primer
 Airways
a. Sumbatan atau penumpukan sekret
b. Wheezing atau krekles
 Breathing
a. Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
b. RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
c. Ronchi, krekles
d. Ekspansi dada tidak penuh
e. Penggunaan otot bantu nafas
 Circulation
a. Nadi lemah , tidak teratur
b. Takikardi
c. TD meningkat / menurun
d. Edema
e. Gelisah
f. Akral dingin
g. Kulit pucat, sianosis
h. Output urine menurun
Pengkajian Sekunder :
 Riwayat Keperawatan
1. Keluhan
a. Dada terasa berat (seperti memakai baju ketat).
b. Palpitasi atau berdebar-debar.
c. Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) atau orthopnea, sesak nafas saat
beraktivitas, batuk (hemoptoe), tidur harus pakai bantal lebih dari dua buah.
d. Tidak nafsu makan, mual, dan muntah.
e. Letargi (kelesuan) atau fatigue (kelelahan
f. Insomnia
g. Kaki bengkak dan berat badan bertambah

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
17

h. Jumlah urine menurun


i. Serangan timbul mendadak/ sering kambuh.
2. Riwayat penyakit: hipertensi renal, angina, infark miokard kronis, diabetes
melitus, bedah jantung, dan disritmia.
3. Riwayat diet: intake gula, garam, lemak, kafein, cairan, alkohol.
4. Riwayat pengobatan: toleransi obat, obat-obat penekan fungsi jantung, steroid,
jumlah cairan per-IV, alergi terhadap obat tertentu.
5. Pola eliminasi orine: oliguria, nokturia.
6. Merokok: perokok, cara/ jumlah batang per hari, jangka waktu
7. Postur, kegelisahan, kecemasan
8. Faktor predisposisi dan presipitasi: obesitas, asma, atau COPD yang merupakan
faktor pencetus peningkatan kerja jantung dan mempercepat perkembangan
CHF.
 Pemeriksaan Fisik
1. Evaluasi status jantung: berat badan, tinggi badan, kelemahan, toleransi
aktivitas, nadi perifer, displace lateral PMI/ iktus kordis, tekanan darah, mean
arterial presure, bunyi jantung, denyut jantung, pulsus alternans, Gallop’s,
murmur.
2. Respirasi: dispnea, orthopnea, suara nafas tambahan (ronkhi, rales, wheezing)
3. Tampak pulsasi vena jugularis, JVP > 3 cmH2O, hepatojugular refluks
4. Evaluasi faktor stress: menilai insomnia, gugup atau rasa cemas/ takut yang
kronis
5. Palpasi abdomen: hepatomegali, splenomegali, asites
6. Konjungtiva pucat, sklera ikterik
7. Capilary Refill Time (CRT) > 2 detik, suhu akral dingin, diaforesis, warna kulit
pucat, dan pitting edema.

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
18

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidak seimbangan perfusi
ventilasi
c. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontralitias miokard
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen/kebutuhan, kelemahan.
e. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
19

3. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


1 Nyeri akut berhubungan NOC : NIC NIC Label: Pain Management
dengan: a. Pain Level, Label : Pain Management 1. Untuk mengetahui tingkat nyeri
Agen injuri (biologi, kimia, b. pain control, 1. Kaji secara komprehensip pasien
fisik, psikologis), kerusakan c. comfort level terhadap nyeri termasuk lokasi, 2. Untuk mengetahui tingkat
jaringan Setelah dilakukan tinfakan karakteristik, durasi, frekuensi, ketidaknyamanan dirasakan
keperawatan selama …. Pasien kualitas, intensitas nyeri dan oleh pasien
DS: tidak mengalami nyeri, dengan faktor presipitasi 3. Untuk mengalihkan perhatian
- Laporan secara verbal kriteria hasil: 2. Observasi reaksi pasien dari rasa nyeri
DO: 1. Mampu mengontrol nyeri ketidaknyaman secara 4. Untuk mengetahui apakah nyeri
1. Posisi untuk menahan (tahu penyebab nyeri, nonverbal yang dirasakan klien
nyeri mampu menggunakan tehnik 3. Gunakan strategi komunikasi berpengaruh terhadap yang
2. Tingkah laku berhati-hati nonfarmakologi untuk terapeutik untuk lainnya
3. Gangguan tidur (mata mengurangi nyeri, mencari mengungkapkan pengalaman 5. Untuk mengurangi factor yang
sayu, tampak capek, sulit bantuan) nyeri dan penerimaan klien dapat memperburuk nyeri yang
atau gerakan kacau, 2. Melaporkan bahwa nyeri terhadap respon nyeri dirasakan klien
menyeringai) berkurang dengan 4. Tentukan pengaruh 6. untuk mengetahui apakah
4. Terfokus pada diri menggunakan manajemen pengalaman nyeri terhadap terjadi pengurangan rasa nyeri
sendiri nyeri kualitas hidup( napsu makan, atau nyeri yang dirasakan klien
5. Fokus menyempit 3. Mampu mengenali nyeri tidur, aktivitas,mood, hubungan bertambah.
(penurunan persepsi (skala, intensitas, frekuensi sosial) 7. Pemberian “health education”
waktu, kerusakan proses dan tanda nyeri) 5. Tentukan faktor yang dapat dapat mengurangi tingkat
berpikir, penurunan 4. Menyatakan rasa nyaman memperburuk nyeriLakukan kecemasan dan membantu klien
interaksi dengan orang setelah nyeri berkurang evaluasi dengan klien dan tim dalam membentuk mekanisme
dan lingkungan) 5. Tanda vital dalam rentang kesehatan lain tentang ukuran koping terhadap rasa nyer
6. Tingkah laku distraksi, normal pengontrolan nyeri yang telah 8. Untuk mengurangi tingkat
contoh : jalan-jalan, 6. Tidak mengalami gangguan dilakukan ketidaknyamanan yang
menemui orang lain tidur 6. Berikan informasi tentang nyeri dirasakan klien.
dan/atau aktivitas, termasuk penyebab nyeri, 9. Agar nyeri yang dirasakan klien
aktivitas berulang-ulang) berapa lama nyeri akan hilang, tidak bertambah.
7. Respon autonom (seperti antisipasi terhadap 10. Agar klien mampu

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
20

diaphoresis, perubahan ketidaknyamanan dari prosedur menggunakan teknik


tekanan darah, 7. Control lingkungan yang dapat nonfarmakologi dalam
perubahan nafas, nadi mempengaruhi respon memanagement nyeri yang
dan dilatasi pupil) ketidaknyamanan klien (suhu dirasakan.
8. Perubahan autonomic ruangan, cahaya dan suara) 11. Pemberian analgetik dapat
dalam tonus otot 8. Hilangkan faktor presipitasi mengurangi rasa nyeri pasien
(mungkin dalam rentang yang dapat meningkatkan
dari lemah ke kaku) pengalaman nyeri klien
9. Tingkah laku ekspresif (ketakutan, kurang
(contoh : gelisah, pengetahuan)
merintih, menangis, 9. Ajarkan cara penggunaan terapi
waspada, iritabel, nafas non farmakologi (distraksi,
panjang/berkeluh kesah) guide imagery,relaksasi)
10. Perubahan dalam nafsu 10.Kolaborasi pemberian
makan dan minum analgesic

2 Gangguan Pertukaran gas NOC: NIC : 1. Posisi semi fowler membantu


Berhubungan dengan :  Respiratory Status : Gas 1. Posisikan pasien untuk ekspansi paru dengan
a. ketidakseimbangan perfusi exchange memaksimalkan ventilasi maksimal
ventilasi  Keseimbangan asam Basa, 2. Lakukan fisioterapi dada jika 2. Fisioterapi
b. perubahan membran Elektrolit perlu dada mempermudah
kapiler-alveolar  Respiratory Status : 3. Keluarkan sekret dengan batuk pengeluaran secret
DS: ventilation atau suction 3. Suction membantu
a. sakit kepala ketika bangun  Vital Sign Status 4. Auskultasi suara nafas, catat mengeluarkan sekret sehingga
b. Dyspnoe Setelah dilakukan tindakan adanya suara tambahan jalan nafas menjadi bersih
c. Gangguan penglihatan keperawatan selama …. 5. Berikan bronkodilator ; 4. Berguna dalam mendefinisikan
DO: Gangguan pertukaran pasien 6. Atur intake untuk cairan derajat masalah dan intervensi
1. Penurunan CO2 teratasi dengan kriteria hasi: mengoptimalkan keseimbangan. 5. Bronkodilator membantu
2. Takikardi 1. Mendemonstrasikan 7. Monitor respirasi dan status O2 melonggarkan pernapasan dan
3. Hiperkapnia peningkatan ventilasi dan 8. Catat pergerakan dada,amati mengencerkan dahak
4. Keletihan oksigenasi yang adekuat kesimetrisan, penggunaan otot 6. Pengetahuan yang adekuat
5. Iritabilitas 2. Memelihara kebersihan paru tambahan, retraksi otot dapat membantu tindakan
6. Hypoxia paru dan bebas dari tanda supraclavicular dan intercostal keperawatan pada pasien
7. kebingungan tanda distress pernafasan 9. Monitor TTV, AGD, elektrolit 7. Intake yang berlebihan dapat

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
21

8. sianosis 3. Mendemonstrasikan batuk dan ststus mental memperparah odem paru


9. warna kulit abnormal efektif dan suara nafas yang 10. Observasi sianosis khususnya 8. Pergerakan daadda yang tidak
(pucat, kehitaman) bersih, tidak ada sianosis dan membran mukosa makasimal dan tidak seirama
10. Hipoksemia dyspneu (mampu dapat menjadi indikator
11. hiperkarbia mengeluarkan sputum, kemampuan paru dalam
12. AGD abnormal mampu bernafas dengan menjalankan fungsinya tidak
13. pH arteri abnormal mudah, tidak ada pursed lips) maksimal
14. frekuensi dan 4. Tanda tanda vital dalam 9. Memamntau perkembangan
kedalaman nafas rentang normal pasien
abnormal 5. AGD dalam batas normal 10. Sianosis sebagai indikator
6. Status neurologis dalam batas menurunnya oksigen didalam
normal jaringan
3 Penurunan curah jantung NOC : NIC :
b/d gangguan irama jantung, a. Cardiac Pump effectiveness 1. Auskultasi nadi apikal, kaji 1. Rasional : biasanya terjadi
stroke volume, pre load dan b. Circulation Status frekuensi dan irama jantung takikardi (meskipun pada saat
afterload, kontraktilitas c. Vital Sign Status 2. Catat bunyi jantung istirahat) untuk
jantung. d. Tissue perfusion: perifer 3. Palpasi nadi perifer mengkompensasi penurunan
Setelah dilakukan asuhan 4. Pantau TD kontraktilitas ventrikel.
DO/DS: selama………penurunan 5. Kaji kulit terhadap pucat dan 2. Rasional : S1 dan S2 mungkin
1. Aritmia, takikardia, kardiak output klien teratasi sianosis lemah karena menurunnya
bradikardia dengan kriteria hasil: 6. Berikan obat sesuai indikasi kerja pompa. Irama Gallop
2. Palpitasi, oedem 1. Tanda Vital dalam rentang 7. Pantau EKG dan perubahan umum (S3 dan S4) dihasilkan
3. Kelelahan normal (Tekanan darah, foto dada sebagai aliran darah ke serambi
4. Peningkatan/penurunan Nadi, respirasi) 8. Pantau pemeriksaan lab BUN, yang distensi. Murmur dapat
JVP 2. Dapat mentoleransi aktivitas, kreatinin menunjukkan inkompetensi/
5. Distensi vena jugularis tidak ada kelelahan stenosis katup.
6. Kulit dingin dan lembab 3. Tidak ada edema paru, 3. Rasional : penurunan curah
7. Penurunan denyut nadi perifer, dan tidak ada asites jantung dapat menunjukkan
perifer 4. Tidak ada penurunan menurunnya nadi radial,
8. Oliguria, kaplari refill kesadaran popliteal, dorsalis, pedis dan
lambat 5. AGD dalam batas normal posttibial. Nadi mungkin cepat
9. Nafas pendek/ sesak 6. Tidak ada distensi vena leher hilang atau tidak teratur untuk
nafas 7. Warna kulit normal dipalpasi dan pulsus alternan.
10. Perubahan warna kulit 4. Rasional : pada GJK dini,

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
22

11. Batuk, bunyi jantung sedang atau kronis tekanan


S3/S4 darah dapat meningkat. Pada
12. Kecemasan HCF lanjut tubuh tidak mampu
lagi mengkompensasi dan
hipotensi tidak dapat normal
lagi.
5. Rasional : pucat menunjukkan
menurunnya perfusi perifer
sekunder terhadap tidak
adekuatnya curah jantung,
vasokontriksi dan anemia.
Sianosis dapat terjadi sebagai
refraktori GJK. Area yang sakit
sering berwarna biru atau
belang karena peningkatan
kongesti vena.
6. Rasional : tipe dan dosis
diuretik tergantung pada
derajat gagal jantung dan status
fungsi ginjal. Penurunan
preload paling banyak
digunakan dalam mengobati
pasien dengan curah jantung
relative normal ditambah
dengan gejala kongesti.
Diuretik mempengaruhi
reabsorpsi natrium dan air.
Vasodilator digunakan untuk
meningkatkan curah jantung,
menurunkan volume sirkulasi
dan tahanan vaskuler sistemik,
juga kerja ventrikel.
Antikoagulan digunakan untuk
mencegah pembentukan

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
23

thrombus/emboli pada adanya


faktor risiko seperti statis vena,
tirah baring, disritmia jantung.
7. Rasional : depresi segmen ST
dan datarnya gelombang T
dapat terjadi karena
peningkatan kebutuhan oksigen
miokard, meskipun tak ada
penyakit arteri koroner. Foto
dada dapat menunjukan
pembesaran jantung.
8. Rasional : peningkatan
BUN/kreatinin
hipoperfusi/gagal ginjal.

4 Intoleransi aktivitas NOC : Ativity Therapy Activity Therapy


Berhubungan dengan :  Self Care : ADLs 1. Kolaborasi dengan tim 1. Mengkaji setiap aspek klien
a. Tirah Baring atau  Toleransi aktivitas kesehatan lain untuk terhadap terapi latihan yang
imobilisasi  Konservasi eneergi merencanakan , monitoring dierencanakan.
b. Kelemahan menyeluruh Setelah dilakukan tindakan program aktivitasi klien. 2. Aktivitas yang teralau berat
c. Ketidakseimbangan keperawatan selama …. Pasien 2. Bantu klien memilih aktivitas dan tidak sesuai dengan
antara suplei oksigen bertoleransi terhadap aktivitas yang sesuai dengan kondisi. kondisi klian dapat
dengan kebutuhan dengan Kriteria Hasil : 3. Bantu klien untuk melakukan memperburuk toleransi
Gaya hidup yang  Berpartisipasi dalam aktivitas/latihan fisik secara terhadap latihan.
dipertahankan. aktivitas fisik tanpa disertai teratur. 3. Melatih kekuatan dan irama
DS: peningkatan tekanan darah, 4. Monitor status emosional, fisik jantung selama aktivitas.
1. Melaporkan secara nadi dan RR dan social serta spiritual klien 4. Mengetahui setiap
verbal adanya kelelahan  Mampu melakukan aktivitas terhadap latihan/aktivitas. perkembangan yang muncul
atau kelemahan. sehari hari (ADLs) secara 5. Monitor hasil pemeriksaan EKG segera setelah terapi aktivitas.
2. Adanya dyspneu atau mandiri klien saat istirahat dan aktivitas 5. EKG memberikan gambaran
ketidaknyamanan saat  Keseimbangan aktivitas dan (bila memungkinkan dengan tes yang akurat mengenai
beraktivitas. istirahat toleransi latihan). konduksi jantung selama
DO : 6. Kolaborasi pemberian obat istirahat maupun aktivitas.
antihipertensi, obat-obatan 6. Pemberian obat antihipertensi

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
24

1. Respon abnormal dari digitalis, diuretic dan digunakan untuk


tekanan darah atau nadi vasodilator. mengembalikan TD klien dbn,
terhadap aktifitas Energy Management obat digitalis untuk
2. Perubahan ECG : 1. Tentukan pembatasan aktivitas mengkoreksi kegagalan
aritmia, iskemia fisik pada klien kontraksi jantung pada
2. Tentukan persepsi klien dan gambaran EKG, diuretic dan
perawat mengenai kelelahan. vasodilator digunakan untuk
3. Tentukan penyebab kelelahan mengeluarkan kelebihan
(perawatan, nyeri, cairan.
pengobatan) Energy Management
4. Monitor efek dari pengobatan 1. Mencegah penggunaan energy
klien. yang berlebihan karena dapat
5. Monitor intake nutrisi yang menimbulkan kelelahan.
adekuat sebagai sumber 2. Memudahkan klien untuk
energy. mengenali kelelahan dan waktu
6. Anjurkan klien dan keluarga untuk istirahat.
untuk mengenali tanda dan 3. Mengetahui sumber asupan
gejala kelelahan saat aktivitas. energy klien.
7. Anjurkan klien untuk 4. Mengetahui etiologi kelelahan,
membatasi aktivitas yang apakah mungkin efek samping
cukup berat seperti berjalan obat atau tidak.
jauh, berlari, mengangkat 5. Mengidentifikasi pencetus
beban berat, dll. klelahan.
8. Monitor respon terapi oksigen 6. Menyamakan persepsi perawat-
klien. klien mengenai tanda-tanda
9. Batasi stimuli lingkungan kelelahan dan menentukan
untuk relaksasi klien. kapan aktivitas klien dihentikan.
10. Batasi jumlah pengunjung. 7. Mencegah timbulnya sesak
akibat aktivitas fisik yang terlalu
berat.
8. Mengetahui efektifitas terapi O2
terhadap keluhan sesak selama
aktivitas.
9. Menciptakan lingkungan yang

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
25

kondusif untuk klien


beristirahat.
10. Menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk klien
beristirahat.
11. Memfasilitasi waktu istirahat
klien untuk memperbaiki
kondisi klien.
5 Kelebihan Volume Cairan NOC : NIC : 1. Untuk mencegah kemungkinan
Berhubungan dengan : a. Electrolit and acid base terjadinya dehidrasi sel.
1. Pertahankan catatan intake dan
a. Mekanisme pengaturan balance 2. Untuk memudahkan memantau
output yang akurat
melemah b. Fluid balance haluaran urin
2. Pasang urin kateter jika
b. Asupan cairan berlebihan c. Hydration 3. Untuk mengidentifikasi status
diperlukan
DO/DS : Setelah dilakukan tindakan gangguan cairan dan elektrolit.
3. Monitor hasil lab yang sesuai
1. Berat badan meningkat keperawatan selama …. 4. Untuk memantau
dengan retensi cairan (BUN,
pada waktu yang singkat Kelebihan volume cairan perkembangan umumm pasien
Hmt , osmolalitas urin)
2. Asupan berlebihan teratasi dengan kriteria: 5. Untuk mengidentifikasikan
4. Monitor vital sign
dibanding output 1. Terbebas dari edema, efusi, 5. Monitor acumulasinya elektrolit
indikasi retensi/
3. Distensi vena jugularis anaskara 6. Peningkatan atau penurunan
kelebihan cairan (cracles,
4. Perubahan pada pola 2. Bunyi nafas bersih, tidak Kalium dihubungkan dengan
CVP, edema, distensi vena
nafas, dyspnoe/sesak ada dyspneu/ortopneu disthrithmia. Hipokalemia bisa
leher, asites)
nafas, orthopnoe, suara 3. Terbebas dari distensi vena 6. Monitor masukan makanan/ terjadi akibat pemberian
nafas abnormal (Rales jugularis, diuretic.
cairan
atau crakles), , pleural 4. Memelihara tekanan vena 7. Monitor status nutrisi 7. Untuk menentukkan diet yang
effusion sentral, tekanan kapiler 8. Berikan tepat bagi pasien
diuretik sesuai
5. Oliguria, azotemia paru, output jantung dan 8. Untuk menentukkan efek dari
interuksi
6. Perubahan status mental, vital sign DBN pengobatan dan observasi
kegelisahan, kecemasan 5. Terbebas dari kelelahan, tehadap efek samping yang
kecemasan atau bingung mungkin timbul seperti :
Hipokalemia dll.
6 Kurang Pengetahuan NOC: NIC 1. Mempermudah dalam
Berhubungan dengan : a. Kowlwdge : disease process 1. Kaji pengetahuan klien tentang memberikan penjelasan pada
keterbatasan kognitif, b. Kowledge : health Behavior penyakitnya klien
interpretasi terhadap Setelah dilakukan tindakan 2. Jelaskan tentang proses 2. Meningkatan pengetahuan dan

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
26

informasi yang salah, keperawatan selama …. pasien penyakit (tanda dan gejala), mengurangi cemas
kurangnya keinginan untuk menunjukkan pengetahuan identifikasi kemungkinan 3. Mempermudah intervensi
mencari informasi, tidak tentang proses penyakit dengan penyebab. Jelaskan kondisi 4. Mencegah keparahan penyakit
mengetahui sumber-sumber kriteria hasil: tentangklien 5. Memberi gambaran tentang
informasi. a. Pasien dan keluarga 3. Jelaskan tentang program pilihan terapi yang bisa
menyatakan pemahaman pengobatan dan alternatif digunakan
tentang penyakit, kondisi, pengobantan 6. Kemampuan yang dimiliki
DS: Menyatakan secara prognosis dan program 4. Diskusikan perubahan gaya menjadi motivasi dalam proses
verbal adanya masalah pengobatan hidup yang mungkin digunakan kemampuan psikologis
DO: ketidakakuratan b. Pasien dan keluarga mampu untuk mencegah komplikasi 7. Kunjungan yang teratur dapat
mengikuti instruksi, melaksanakan prosedur 5. Diskusikan tentang terapi dan membantu pemahaman klien
perilaku tidak sesuai yang dijelaskan secara pilihannya dalam proses terapi
benar 6. Eksplorasi kemungkinan 8. Mereviw kemampuan
c. Pasien dan keluarga mampu sumber yang bisa digunakan/ pasien/keluarga
menjelaskan kembali apa mendukung
yang dijelaskan 7. instruksikan kapan harus ke
perawat/tim kesehatan pelayanan
lainnya 8. Tanyakan kembali
pengetahuan klien tentang
penyakit, prosedur perawatan
dan pengobatan

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep
27

DAFTAR PUSTAKA

Baughman, Diane, 2014, Keperawatan Medikal Bedah: Buku Saku Untuk Brunerner dan
Suddart, EGC, Jakarta

Corwin, Alizabeth, 2014, Buku Saku Patifiologi, EGC, Jakarta

Heather, Herdman, 2015, Nanda Internasional Inc, Diagnosis Keperawatan: definisi &
Klasifikasi2015-2017, EGC, Jakarta

Gray dkk, 2013, Lecture Notes Kardiologi, Erlangga, Jakarta

Johnson, M.,et all. 2014. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River

Mansjoer, A dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius

Marya, 2015. Buku Ajar Patofisiologi Mekanisme Terjadinya Penyakit, Binarupa Aksara,
Tanggerang

Mc Closkey, C.J., Iet all. 2015. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Price, Silvia dan Wilson, Lorraine, 2014, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, EGC, Jakarta

Ruhyanudin, 2015, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan gangguan Sistem


kardiovaskuler, UPT. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

Udjianti, Wajan J. 2013. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba medika

Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 2019


Dzulhijah, S.Kep

Anda mungkin juga menyukai