6 Sistem Nilai Sanusi
6 Sistem Nilai Sanusi
Secara filosofis, gerakan literasi baca-tulis dalam GLS mengacu pada nilai-nilai Pancasila.
Secara filosofis, gerakan literasi bertumpu pada usaha penguatan pendidikan budi pekerti
(karakter). Hal ini lahir dari adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
berseliwerannya informasi, atau dalam pandangan Sanusi (2016:4) masyarakat yang kini disebut
sebagai hidup di dunia yang sesak-media (media saturated world).
Dengan keadaan tersebut, menurut Sanusi (2016:102) maka tingkat sosial masyarakat baik
organisasi maupun pribadi, sesungguhnya sedang mengalami macam-macam kerumitan
(complexities), sewaktu-waktu mengalami kesemrawutan (chaos), disusul dengan kerusakan dan
mati (death). Namun di sisi lain, kadangkala melahirkan dorongan baru (new diving forces), siasat
bayu biru (blue ocean strategy) atau strategi lain, yang kemungkinan melahirkan sistem kehidupan
baru (second curve). Menghadapi kedaan tersebut, tentu segala tindakan atau konsep dalam
pendidikan perlu merujuk pada sistem nilai.
Menurut Sanusi (2015:14) persoalan nilai biasanya terkait dengan kahlak, moral, atau
karakter. Tujuannya jelas agar ilmu pengetahuan bisa membawa pada pengetahuan yang benar dan
obyektif tidak boleh terlepas dari ikatan nilai-nilai (value-free). Alasannya, lanjut Sanusi (2016:57)
bahwa keberhasilan hidup bukan hanya berarti hasanah di dunia, tapi juga hasanah di ahirat kelak.
Menurut Sanusi (2016:93; 2015:35) sistem nilai mengandung panduan dari enam nilai,
yaitu nilai teologis, nilai fisik-fisiologis, nilai etik hukukm, nilai estetik, nilai logis, dan nilai
teleologis sebagaimana pada tabel berikut.