Makalah Boiler Riska
Makalah Boiler Riska
BOILER
” Fluidized Bed Combtion (FBC)”
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
Boiler/ketel uap adalah suatu suatu bejana tertutup yang terbuat dari baja
digunakan untuk menghasilkan uap. Atau unit pesawat yang dapat dipakai untuk
merubah energi panas dari bahan bakar diberikan kepada air melalui bagian pendidih
sehingga terbentuk uap. Untuk menghasilkan uap bertekanan pada boiler diperlukan
panas/kalor, panas ini berasal dari proses pembakaran bahan bakar yang terjadi pada
ruang bakar. Uap yang dihasilkan oleh ketel uap, dipergunakan sebagai fluida kerja
atau sebagai media pemanas untuk berbagai macam keperluan, dari keperluan rumah
tangga atau sampai dengan keperluan industri.
Proses ketel uap secara sederhana dapat digambarkan seperti proses memasak
air, dimana dalam pemanasan air dibutuhkan sumber energi panas guna memasaknya.
Pemanasan diperoleh dari bahan bakar padat, cair, gas ataupun dari tenaga listrik dan
tenaga-tenaga lainnya. Proses ketel uap adalah suatu kombinasi dari peralatan-
peralatan yang bekerja untuk memproduksi panas dengan media fluida yang diuapkan
dengan kapasitas dan tekann serta temperature tertentu, pada umumnya uap tersebut
dipergunakan diluar ketel uap.
Proses pemanasan pada ketel uap dilaksanakan dengan tiga tahap, yaitu
sebagai berikut:
2. Proses pemanasan sehingga air jenuh menjadi uap jenuh ( saturated steam )
3. Proses pemanasan sehingga uap jenuh menjadi uap panas lanjut ( superheated
steam).
Proses uap panas pada aplikasinya kadang memerlukan pengerjaan lanjut
sehingga diperoleh uap panas kering untuk pemanasan tersebut. Selain itu air isian
juga perlu penanganan khusus agar dalam proses pembentukan uap tidak menimbulkan
efek-efek yang dapat merugikan pada ketel. Keseluruhan proses itu harus dikontrol
sehingga pelaksanaan produksi uap terkondisi dan tidak membahayakan bagi operator
dan lingkungan sekitarnya.
Fungsi boiler yaitu sebagai penghasil uap panas, sedang didunia perminyakan
Syarat-syarat Boiler yang baik harus memenuhi persyaratan yang ditinjau dari
segi teknis, ekonomis, maupun keselamatan kerja. Persyaratan umum yang harus
dipenuhi adalah:
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna
dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai
menjadi steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga
yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan
peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar.
Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan.
Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam
dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan
steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem
bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar
untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem
bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem. Air yang
disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam disebut air umpan. Dua sumber air
umpan adalah:
1. Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan
2. Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang
boiler dan plant proses.
2.2 Prinsip Kerja Boiler
Boiler atau ketel uap merupakan sebuah alat untuk menghasilkan uap, dimana
terdiri dari dua bagian yang penting : dapur pemanasan, yaitu untuk menghasilkan
panas yang didapat dari pembakaran bahan bakar dan boiler proper, yaitu sebuah alat
yang mengubah air menjadi uap. Fluida panas (uap) kemudian disirkulasikan dari ketel
untuk berbagai proses dalam aplikasi industri, seperti untuk penggerak, pemanas, dan
lain-lain. Energikalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan,
temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan digunakan.
Hal-hal yang mempengaruhi effisiensi boiler adalah bahan bakar dan kualitas air
umpan boiler. Parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas air umpan boiler
antara lain :
1. Oksigen terlarut : Dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan korosi pada
peralatan boiler.
3. pH : Bila tidak sesuai dengan standart kualitas air umpan boiler dapat menyebabkan
korosi pada peralatan.
Klasifikasi ketel uap ada beberapa macam, untuk memilih ketel uap harus
mengetahui klasifikasinya terlebih dahulu, sehingga dapat memilih dengan benar dan
sesuai dengan kegunaannya di industri. Karena jika salah dalam pemilihan ketel uap
akan menyababkan penggunaan tidak akan maksimal dan dapat menyebabkan masalah
dikemudian harinya.
b. Berdasarkan pemakaiannya
1) Ketel stasioner ( stasionary boiler ) atau ketel tetap
Ketel uap stasioner adalah ketel-ketel yang didudukan pada suatu pondasi
yang tetap, seperti ketel untuk pembangkitan tenaga, untuk industri dll
2.) ketel dengan pipa miring datar dan miring tegak ( horizontal, inclined
or vertical tubeler heating surface )
a. Furnace
b. Steam Drum
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim melalui
main steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin uap atau menjalankan proses
industri. Pemanas lanjut atau superheater (super = lebih, heater = pemanas) ialah alat
untuk memanaskan uap basah dari boiler menjadi uap yang dipanaskan lanjut. Uap
yang dipanaskan lanjut bila digunakan untuk melakukan kerja dengan jalan ekspansi
di dalam turbin tidak akan segera mengembun, sehingga mengurangi kemungkinan
timbulnya bahaya yang disebabkan terjadinya pukulan balik atau back stroke yang
diakibatkan mengembunnya uap sebelum pada waktunya sehingga menimbulkan
vakum di tempat yang tidak semestinya pada daerah ekspansi.
d. Air Heater
f. Burner
Yaitu perangkat dari ketel uap yang berfungsi menyemprot bahan bakar ke dalam
ruang pembakaran sehingga pembakaran mudah terjadi.
g. Cerobong Asap
Yaitu perangkat dari ketel uap yang berfungsi meneruskan atau membuang asap
sisa reaksi pembakaran yang terjadi di dalam boiler dengan tujuan menyalurkan gas
asap bekas supaya tidak mengotori atau mengganggu lingkungan sekitar. Di dalam
cerobong asap ini terdapat water spray yang fungsinya untuk menyemprotkan air di
dalam cerobong supaya abu dari sisa pembakaran jatuh ke bawah dan mengalir ke bak
sedimen.
h. Economizer
a. Gelas Penduga
Gelas penduga adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui ketinggian
permukaan air dalam pesawat ketel uap.
Kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak atau dapat
dihindarkan. Tujuan dari Produksi Bersih dan/atau pengkajian energi harus
mengurangi kehilangan yang dapat dihindari, dengan meningkatkan efisiensi
energi. Kehilangan berikut dapat dihindari atau dikurangi:
Kehilangan gas cerobong:
Udara berlebih (diturunkan hingga ke nilai minimum yang tergantung
dari teknologi burner, operasi (kontrol), dan pemeliharaan).
Suhu gas cerobong (diturunkan dengan mengoptimalkan perawatan
(pembersihan), beban; burner yang lebih baik dan teknologi boiler).
Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong dan
abu (mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi burner yang
lebih baik).
Kehilangan dari blowdown (pengolahan air umpan segar, daur ulang
kondensat)
Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat)
Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler yang
lebih baik)
2.6.1 Definisi
Kemudian limestone di dalam bed terurai menjadi lime (CaO) dan CO2,
berdasarkan persamaan reaksi berikut ini : CaCO3 + heat CaO + CO2 Dan
lime (CaO) di dalam bed bereaksi dengan SO2 dan HCl untuk menangkap
senyawa gas asam berdasarkan reaksi berikut : CaO + SO2 + 0.5O2 CaSO4
+ heat Dan CaO + 2HCl CaCl2 + H2O + heat. Dalam pembakaran dengan
system fluidized bed ini tidak diperukan system untuk mengikat gas asam di
akhir rangkaian proses pembakaran. Filter fabric dan baghouse sudah cukup
untuk keperluan APCS.
Dalam system fuidized bed, variasi pada kecepatan superficial dan
variasi tekanan pada operasi fluidized bed menjadi variabel membedakan jenis
fluidized bed. Jenis bubbling bed berusaha menjaga agar seluruh material padat
berada pada fase yang rapat di dalam bed, sehingga kecepatan superficial dijaga
pada rentag 3.5 – 7.5 ft/sec, sementara circulating fluidized bed berusaha
menghilangkan fase partikel solid. Reaktor penyirkulasi fluida bed meniup
media bed dan bahan bakar padat, dan kemundian menagkapnya kembali pada
bagian cyclone. Jenis circulating bed ini memiliki kecepatan superficial antara
15 – 30 ft/sec (4.6 – 9.23 m/sec). Pressurized fluidized bed bekerja pada rentang
kecepatan gas yang hampir sama dengan bubbling bed, tetapi tekanannya lebih
besar yaitu sekitar 174 psia (12 atm). Secara singkat perbedaan anatara masing-
masing jenis tersebut dapat dilihat pada table berikut ini :
Perbedaan pada masing-masing jenis fluidized bed ini membawa pada
perbedaan pengaplikasian teknologi yang digunakan. Untuk dapat
digunakan masing-masing jenis teknologi tersebut, akan dipertimbangkan
hal-hal, yaitu prinsip dasar pembakaran, manipulasi proses pembakaran,
dan kemudahan untuk penggunaan secara komersial.
3 Penggunaan
1. Fly Ash / Bottom Ash
Fly ash/bottom ash yang dihasilkan oleh fluidized bed system berukuran
100-200 mesh (1 mesh = 1 lubang/inch2). Ukuran ini relative kecil dan
ringan, sedangkan bottom ash berukuran 20-50 mesh. Secara umum
ukuran fly ash/bottom ash dapat langsung dimanfaatkan di pabrik semen
sebagai substitusi batuan trass dengan memasukkannya pada cement
mill menggunakan udara tekan (pneumatic system). Disamping
dimanfaatkan di industri semen, fly/bottom ash dapat juga
dimanfaatkan menjadi campuran asphalt (ready mix), campuran beton
(concerete) dan dicetak menjadi paving block/batako. Dari suatu
penelitian empiric untuk campuran batako, komposisi yang baik adalah
sebagai berikut :
Kapur : 40%
Fly ash : 10%
Pasir : 40%
Semen : 10%
Fly ash/bottom ash yang berasal dari sistem pembakaran fluidized bed
dapat digunakan untuk :
1. Campuran semen tahan asam
2. Campuran asphalt (ready mix) dan beton
3. Campuran paving block/batako
pelelehan abu dan permasalahan yang terkait didalamnya dapat dihindari. Suhu
pembakaran yang lebih rendah tercapai disebabkan tingginya koefisien
perpindahanpanas sebagai akibat pencampuran cepat dalam fluidized bed dan ekstraksi
panas yang efektif dari bed melalui perpindahan panas pada pipa dan dinding bed.
Kecepatan gas dicapai diantara kecepatan fluidisasi minimum dan kecepatan masuk
partikel. Hal ini menjamin operasi bed yang stabil dan menghindari terbawanya
partikel dalam jalur gas.
Tingkat turbulensi ini juga dipengaruhi kecepatan masuk fluidizing air.
Turbulensi dari fluidized bed akan mempengaruhi pencampuran udara dengan bahan
bakar (batu bara), semakin turbulen bed dari FBC, maka pencampuran bahan bakar
dengan udara akan semakin baik, tetapi ada saatnya di mana kecepatan udara akan
memperburuk pola pengembangan fluidized bed, yaitu ketika kecepatan masuk
fluidizing air terlalu besar. Jika hal ini terjadi, maka fluidized bed akan terlalu
mengembang, akibatnya fluidized bed akan ikut mengalir ke atas. Hal ini tentu tidak
diinginkan sebab fluidized bed akan terlalu kacau dan tidak dapat dikontrol. Oleh
karena itu, saya akan mencoba menganalisa kontur energi kinetik turbulen pembakaran
dan kontur pengembangan fluidized bed.
6.500 kcal/kg.
Dari pembahasa fluidized bed system ini dapat diambil kesimpulan adalah
penggunaan fluidized bed system :
1. Merupakan sistem pembakaran batu bara yang efisien dan efektif
2. Salah satu sistem yang berteknologi tinggi yang mampu mengurangi polusi
udara
3. Sistem pembakaran yang banyak dipakai di industri-industri saat ini
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/178330796/Makalah-Fluidized-Bed-Combustion
https://docplayer.info/55735957-Dedi-hariyanto-boiler-katel-uap-d-3-teknik-
kimia-polban-boiler-0.html
https://www.academia.edu/26527311/JENIS-JENIS_BOILER