Anda di halaman 1dari 3

TEMA: BEKAL MEMASUKI TAHUN BARU

Ayat Pokok

1 Samuel 7:12
"Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia
menamainya Eben-Haezer, katanya sampai disini TUHAN menolong kita."

Pendahuluan

TEKAD TAHUN BARU ORANG KRISTEN


Di tahun yang baru, banyak yang akan membuat tekad tahun baru. Ada yang bertekad untuk
menguruskan badan, lebih banyak berolahraga, berhenti merokok dan mengamalkan gaya hidup yang
lebih sehat. Banyak orang Kristen yang bertekad untuk lebih banyak berdoa, untuk membaca Alkitab
setiap hari, dan untuk lebih teratur ke gereja.
Tetapi seringkali, kita gagal untuk menepati apa yang telah menjadi tekad kita di awal tahun.
Mengapa? Alasan satu-satunya adalah karena kita tidak ada kekuatan untuk menggenapinya.
Bertekad untuk memulai suatu kebiasaan yang baik atau menghentikan kebiasaan yang buruk tidak
akan berhasil melainkan kita mempunyai motivasi yang pantas. Contohnya, jika Anda mau setiap hari
membaca Alkitab. Apakah itu untuk memuliakan Allah dan untuk bertumbuh secara spiritual, atau
karena Anda mendengar bahwa itu hal yang baik untuk dilakukan? Mengapa Anda mau menguruskan
badan, apakah untuk memuliakan Allah lewat tubuh Anda, atau untuk kecantikan, untuk memuliakan
diri Anda?
Di Yohanes 15.5 berkata, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal
di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.” Ayat di Filipi 4.13 memberitahu kita, “Segala dapat aku lakukan lewat Dia yang memberi
kekuatan kepadaku.”
Tekad Anda bisa berhasil hanya jika Allah menjadi fokusnya dan Anda berkomitmen total untuk
melakukannya. Karena jika memang kehendak Allah untuk sesuatu digenapi, Ia akan membantu Anda
untuk menggenapinya. Sekiranya tekad kita itu tidak sesuai dengan firman Tuhan dan tidak
memuliakan Tuhan, kita tidak akan pernah menerima pertolongan Tuhan di dalam melakukannya.
Jadi, sebagai orang Kristen, tekad tahun baru apa yang harus kita buat?
Di sini adalah beberapa saran.
1. Berdoalah kepada Tuhan untuk hikmat (Yak.1.5) untuk melihat apakah ada yang Allah mau
Anda lakukan di tahun yang baru.
2. Berdoalah untuk hikmat agar Anda mengetahui bagaimana menggenapi gol yang telah Allah
berikan.
3. Mengandalkan pada kekuatan Allah untuk membantu Anda.
4. Carilah teman di mana Anda bisa mensharingkan gol Anda dan yang akan menolong dan
mendorong Anda.
5. Jangan putus asa dengan kegagalan sewaktu-waktu, melainkan biarlah kegagalan itu menjadi
motivasi untuk Anda melangkah lebih jauh.
6. Janganlah menjadi sombong atau bermegah diri, tapi berikanlah kemuliaan bagi Allah.
Serahkanlah hidupmu kepada Yahweh dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia
akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.
Tidak kira apakah pengalaman kita di tahun lalu itu baik atau buruk, lupakanlah semuanya. Karena
semuanya sudah lewat. Kegagalan di masa lampau tidak mestinya mempengaruhi kita. Kemarin sudah
berlalu, yang ada hanya hari ini dan kita belum tentu ada hari esok. Karena itu, apa pun yang kamu
perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kol.3.23).

1
Yang penting adalah, “melupakan apa yang telah ada di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa
yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi
dari Allah dalam Kristus Yesus. (Fil.3.13-14). Inilah rahasia mengapa Paulus meninggalkan suatu jejak
yang begitu besar di dunia ini, ia tidak memandang ke belakang, dan terus memandang ke depan terus.
Ia tidak pernah dibelenggu oleh masa lampaunya.
Di tahun yang baru, berdoalah kepada Allah, “Saya mau memuliakan Engkau di tahun yang baru ini.
Nyatakanlah apa yang Engkau mau aku lakukan buat kemuliaan-Mu. Biarlah hidup aku di tahun yang
baru ini menyenangkan Allah dan membuat Tuhan tersenyum. Aku menyerahkan hidupku ke dalam
tangan-Mu, berilah aku hikmat dan kekuatan untuk menjalani hidupku sesuai rencana Engkau.”
Banyak orang bersukacita menyambut datangnya tahun yang baru. Mereka melakuukan berbagai
kegiatan untuk menyambut datang tahun baru itu. Ada yang mengisi tahun baru dengan berkumpul
bersama keluarga sambil menikmati hidangan sekedarnya. Ada yang mengisinya dengan doa bersama.
Orang-orang Kristen biasanya melakukan ibadah syukur di gereja untuk menutup tahun yang lama.
Selanjutnya pada tanggal 1 Januari, gereja-gereja juga kembali mengadakan ibadah dalam Ibadah
Awal Tahun. Beberapa gereja, selain mengadakan ibadh bersama, juga disertai dengan perjamuan
kasih.

Mengapa kita perlu bersyukur?


Ucapan syukur yang kita persembahkan kepada Tuhan adalah bentuk pengakuan kita bahwa hanya
oleh anugerah Tuhan saja maka kita boleh menjalani hidup kita di tahun-tahun yang lalu dengan segala
suka dan duka. Sebagaimana Samuel menyadari bahwa hanya oleh pertolongan Tuhan sajalah, maka
bangsa Israel bisa sampai ke Mizpa, demikian juga setiap kita menyadari bahwa hanya oleh anugerah
Allah sajalah maka kita boleh sampai di tahun yang baru. Perjalanan kehidupan bangsa Israel juga
seringkali menjadi cermin perjalanan kehidupan kita. Banyak masalah yang mesti harus mereka hadapi
sebelum sampai ke Mizpa. Tapi disinilah pertolongan Tuhan dinyatakan. Mizpa artinya menara jaga.
Dan penjagaan Tuhanlah yang telah membuat bangsa Israel sampai ke Mizpa.Demikian juga kita, kalau
kita boleh sampai di awal tahun baru ini, semata-mata hanya oleh anugerah Allah.

Eben-Haezer sebagai moment dan momentum


Mengapa Samuel merasa perlu untuk mendirikan sebuah tugu batu dan menamainya Eben-Haezer?
Batu yang didirikan oleh Samuel ini diberi nama Eben-Haezer. Kata Eben-Haezer berasal dari dua kata
yaitu Eben yang artinya batu, dan Haezer yang berasal dari kata ezer yang artinya penolong. Jadi kata
Eben-Haezer artinya batu pertolongan. Tantu bukan berarti batu ini yang telah menolong mereka
sampai ke Mizpa, tapi inilah bentuk pengakuan Samuel dan bangsa Israel bahwa Tuhanlah yang sudah
menolong mereka dan batu ini sebagai bentuk peringatan akan pertolongan Tuhan yang sudah
mereka terima. Juga ketika Samuel berkata" sampai disini TUHAN menolong kita", itu tidak berarti
bahwa pertolongan Tuhan hanya mereka alami sampai di Mizpa saja, namun ini bentuk pengakuan
bahwa kalau mereka sampai di tempat itu, semata-mata hanyalah oleh campur tangan Tuhan yang
sudah menolong mereka sampai sekarang ini. Pertolongan Tuhan tetap akan dinyatakan. Sehingga
secara lengkap Samuel hendak berkata," sampai disini TUHAN menolong kita, dan akan terus
menolong kita".

Peletakan batu Eben-Haezer ini adalah sebuah moment (saat/waktu) untuk mengingat pertolongan
Tuhan dan sebagai wujud ucapan syukur serta pengakuan bahwa Allah saja yang telah membuat
mereka menjadi pemenang. Yang kedua Samuel menginginkan bahwa peletakan batu Eben-Haezer ini
juga dapat sebagai momentum (dorongan/kemampuan untuk bergerak maju). Artinya Samuel ingin
mendorong bangsa Israel untuk terus mengingat kebaikan Tuhan yang sudah mereka alami, sehingga

2
hal ini akan mendorong bangsa Israel untuk semakin mempercayai Allah dan mendorong mereka
untuk semakin setia kepada Tuhan.

Mari kita juga mau jadikan tahun baru ini dapat menjadi moment dimana kita ingat kembali
pengalaman-pengalaman indah bersama-sama dengan Allah dan bagaimana Tuhan menolong kita
dengan sangat luar biasa. Tahun baru ini juga biarlah menjadi momentum kita untuk semakin dekat
dan setia kepada Tuhan serta mengandalkan Tuhan dengan sepenuh hati. Percayakan hidup kita
sepenuh dan sungguh-sungguh kepada Allah, tidak dengan setengah-setengah. Artinya kalau kita
percaya Tuhan, jangan juga percaya kepada kuasa kegelapan. Jangan meminta pertolongan Tuhan,
tetapi juga lari kepada dukun dan setan. Bertobatlah segera sebagaimana bangsa Israel cepat berbalik
sehingga Tuhan benar-benar menyatakan diri sebagai penjaga bagi mereka. Sebagai mana arti Mizpa
yang adalah menara jaga, di Mizpa inilah mereka menikmati bagaimana Tuhan sudah menjaga
mereka.
Hidup Adalah Kesempatan Untuk Melayani Tuhan.
Sebagaimana Samuel begitu meyakini bahwa karena pertolongan Tuhan sajalah dapat mengalami
kemenangan, Paulus juga pernah menyampaikan pengakuan serupa ketika ia berkata" Tetapi karena
kasih karunia Allah, aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang anugerahkan-
Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaiknya aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi
bukannya aku melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku ( 1 Korintus 15:10)

Paulus menyadari benar bahwa hanya anugerah Tuhan saja yang membuat ia kuat sekalipun harus
mengalami penderitaan, tantangan bahkan penganiayaan. Ia sungguh-sungguh menyadari bahwa
tanpa Tuhan, ia sama sekali tidak memiliki kekuatan. Hanya kasih Allah yang membuat ia kuat
menghadapi segala permasalahan.

Ada satu hal yang kita perlu belajar dari tokoh Paulus ini. Ketika ia menyadari begitu besarnya kasih
Tuhan kepadanya, maka ia berkata".. dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-
sia". Artinya Paulus mau menjadikan setiap hari dalam hidupnya sebagai kesempatan untuk melayani
Tuhan dengan sebaik-baiknya. Ia tidak mau menyia-nyiakan waktu yang Tuhan berikan. Ia benar-benar
menyadari bahwa hidup adalah kesempatan untuk melayani Tuhan.
Ada syair lagu rohani yang syairnya tertulis demikian
Hidup ini adalah kesempatan
Hidup ini untuk melayani Tuhan
Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan b'ri
Hidup ini harus jadi berkat.
Reff
Oh, Tuhan pakailah hidupku
Selagi aku masih kuat
Bila saat nati, ku tak berdaya lagi
Hidup ini sudah jadi berkat.
Lagu ini mengingatkan kita agar terus berusaha menggunakan waktu yang masih Tuhan berikan untuk
melayani Tuhan. Paulus bahkan bertekad untuk semakin giat dalam pelayanan. Paulus sangatlah
menyadari bahwa waktu itu tidak akan kembali. Itulah sebabnya ia tidak mau menyia-nyiakan waktu
yang Tuhan berikan.
Bagaimana dengan kita?
Mari kita senantiasa menyadari hal ini, bahwa karena Tuhan sajalah kita ada sebagaimana kita ada.
Itulah sebabnya kita mau mempergunakan waktu yang Tuhan berikan dengan bijaksana sebagaimana
nasehat Paulus kepada jemaat Tuhan di Efesus dalam Efesus 5:16

Anda mungkin juga menyukai