Ayat Pokok
1 Samuel 7:12
"Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia
menamainya Eben-Haezer, katanya sampai disini TUHAN menolong kita."
Pendahuluan
1
Yang penting adalah, “melupakan apa yang telah ada di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa
yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi
dari Allah dalam Kristus Yesus. (Fil.3.13-14). Inilah rahasia mengapa Paulus meninggalkan suatu jejak
yang begitu besar di dunia ini, ia tidak memandang ke belakang, dan terus memandang ke depan terus.
Ia tidak pernah dibelenggu oleh masa lampaunya.
Di tahun yang baru, berdoalah kepada Allah, “Saya mau memuliakan Engkau di tahun yang baru ini.
Nyatakanlah apa yang Engkau mau aku lakukan buat kemuliaan-Mu. Biarlah hidup aku di tahun yang
baru ini menyenangkan Allah dan membuat Tuhan tersenyum. Aku menyerahkan hidupku ke dalam
tangan-Mu, berilah aku hikmat dan kekuatan untuk menjalani hidupku sesuai rencana Engkau.”
Banyak orang bersukacita menyambut datangnya tahun yang baru. Mereka melakuukan berbagai
kegiatan untuk menyambut datang tahun baru itu. Ada yang mengisi tahun baru dengan berkumpul
bersama keluarga sambil menikmati hidangan sekedarnya. Ada yang mengisinya dengan doa bersama.
Orang-orang Kristen biasanya melakukan ibadah syukur di gereja untuk menutup tahun yang lama.
Selanjutnya pada tanggal 1 Januari, gereja-gereja juga kembali mengadakan ibadah dalam Ibadah
Awal Tahun. Beberapa gereja, selain mengadakan ibadh bersama, juga disertai dengan perjamuan
kasih.
Peletakan batu Eben-Haezer ini adalah sebuah moment (saat/waktu) untuk mengingat pertolongan
Tuhan dan sebagai wujud ucapan syukur serta pengakuan bahwa Allah saja yang telah membuat
mereka menjadi pemenang. Yang kedua Samuel menginginkan bahwa peletakan batu Eben-Haezer ini
juga dapat sebagai momentum (dorongan/kemampuan untuk bergerak maju). Artinya Samuel ingin
mendorong bangsa Israel untuk terus mengingat kebaikan Tuhan yang sudah mereka alami, sehingga
2
hal ini akan mendorong bangsa Israel untuk semakin mempercayai Allah dan mendorong mereka
untuk semakin setia kepada Tuhan.
Mari kita juga mau jadikan tahun baru ini dapat menjadi moment dimana kita ingat kembali
pengalaman-pengalaman indah bersama-sama dengan Allah dan bagaimana Tuhan menolong kita
dengan sangat luar biasa. Tahun baru ini juga biarlah menjadi momentum kita untuk semakin dekat
dan setia kepada Tuhan serta mengandalkan Tuhan dengan sepenuh hati. Percayakan hidup kita
sepenuh dan sungguh-sungguh kepada Allah, tidak dengan setengah-setengah. Artinya kalau kita
percaya Tuhan, jangan juga percaya kepada kuasa kegelapan. Jangan meminta pertolongan Tuhan,
tetapi juga lari kepada dukun dan setan. Bertobatlah segera sebagaimana bangsa Israel cepat berbalik
sehingga Tuhan benar-benar menyatakan diri sebagai penjaga bagi mereka. Sebagai mana arti Mizpa
yang adalah menara jaga, di Mizpa inilah mereka menikmati bagaimana Tuhan sudah menjaga
mereka.
Hidup Adalah Kesempatan Untuk Melayani Tuhan.
Sebagaimana Samuel begitu meyakini bahwa karena pertolongan Tuhan sajalah dapat mengalami
kemenangan, Paulus juga pernah menyampaikan pengakuan serupa ketika ia berkata" Tetapi karena
kasih karunia Allah, aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang anugerahkan-
Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaiknya aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi
bukannya aku melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku ( 1 Korintus 15:10)
Paulus menyadari benar bahwa hanya anugerah Tuhan saja yang membuat ia kuat sekalipun harus
mengalami penderitaan, tantangan bahkan penganiayaan. Ia sungguh-sungguh menyadari bahwa
tanpa Tuhan, ia sama sekali tidak memiliki kekuatan. Hanya kasih Allah yang membuat ia kuat
menghadapi segala permasalahan.
Ada satu hal yang kita perlu belajar dari tokoh Paulus ini. Ketika ia menyadari begitu besarnya kasih
Tuhan kepadanya, maka ia berkata".. dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-
sia". Artinya Paulus mau menjadikan setiap hari dalam hidupnya sebagai kesempatan untuk melayani
Tuhan dengan sebaik-baiknya. Ia tidak mau menyia-nyiakan waktu yang Tuhan berikan. Ia benar-benar
menyadari bahwa hidup adalah kesempatan untuk melayani Tuhan.
Ada syair lagu rohani yang syairnya tertulis demikian
Hidup ini adalah kesempatan
Hidup ini untuk melayani Tuhan
Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan b'ri
Hidup ini harus jadi berkat.
Reff
Oh, Tuhan pakailah hidupku
Selagi aku masih kuat
Bila saat nati, ku tak berdaya lagi
Hidup ini sudah jadi berkat.
Lagu ini mengingatkan kita agar terus berusaha menggunakan waktu yang masih Tuhan berikan untuk
melayani Tuhan. Paulus bahkan bertekad untuk semakin giat dalam pelayanan. Paulus sangatlah
menyadari bahwa waktu itu tidak akan kembali. Itulah sebabnya ia tidak mau menyia-nyiakan waktu
yang Tuhan berikan.
Bagaimana dengan kita?
Mari kita senantiasa menyadari hal ini, bahwa karena Tuhan sajalah kita ada sebagaimana kita ada.
Itulah sebabnya kita mau mempergunakan waktu yang Tuhan berikan dengan bijaksana sebagaimana
nasehat Paulus kepada jemaat Tuhan di Efesus dalam Efesus 5:16