Anda di halaman 1dari 6

PENGENALAN BUDAYA, ETIKA, DAN SEJARAH

WIRARAJA
MAKALAH

OLEH :
JAZILATUL HIKMAH FARIZA
719.6.2.1278

UNIVERSITAS WIRARAJA
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kiranya pantaslah kami
memanjatkan puji syukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepada penulis,
baik kesempatan maupun kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah ini dengan baik.
Makalah yang telah kami buat berjudul “PENGENALAN BUDAYA
ETIKA DAN SEJARAH WIRARAJA”. Makalah ini dapat hadir seperti
sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu sudah sepantasnyalah
kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besar buat mereka yang telah
berjasa membantu penulis selama proses pembuatan makalah ini dari awal hingga
akhir.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum
sempurna dan luput dari perhatian penulis. Baik itu dari bahasa yang digunakan
maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan
kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
sekalian demi perbaikan makalah ini kedepannya.
Sumenep, 2 SEPTEMBER 2019
Penulis
A. SEJARAH
Universitas Wiraraja didirikan oleh Soegondo (Bupati Sumenep 1985-
1995), Drs. H. A. Said Hidayat,M.Si (Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Sumenep), Wasoel Djakfar, BBA (Kepala Sanggar
Kegiatan Belajar), dan Syafrawi (Karyawan BNI Sumenep) pada tanggal 25 Juli
1986 berdasarkan SK Yayasan Nomor : 01/SK/Ya/UNIJA/VII/1986 yang
selanjutnya mendapatkan status terdaftar berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 0618/0/1989. Universitas Wiraraja dalam
melaksanakan tugasnya sebagai Perguruan Tinggi, berorientasi kepada Pola
Ilmiah Pokok (PIP) dan keunikan yang diunggulkan yaitu pengembangan lahan
kering, pesisir, kelautan dan kepariwisataan.

Arya Wiraraja atau dikenal dengan nama Banyak Widi merupakan ahli
strategi politik yang berhasil meneguhkan berdirinya kerajaan Kediri dan
mendirikan kerajaan Majapahit. Cerita di atas menegaskan bagaimana kecerdasan
dan keahlian Arya Wiraraja yang dimasa kepemimpinannya sehinga dikenal
sebagai ahli strategi dan ahli diplomasi kecerdasan inilah yang kemudian
diletakkan sebagai ruh dalam pendirian sebuah Universitas pertama di Kabupaten
Sumenep. Melalui nama Arya Wiraraja, para pendiri berharap bahwa Sumenep,
sekalipun berada di wilayah Timur Pulau Madura, juga sanggup menghadirkan
kader-kader muda secerdas Arya Wiraraja maka Kabupaten ini akan menjadi
kunci pembangunan peradaban,sebagaimana dulu Wiraraja berhasil menjadi
penentu jatuh bangunnya tiga kerajaan besar (Singasari, Kediri, dan Majapahit).

Semangat filosofi nama Universitas Wiraraja yang diletakkan The


Founding Fatherst terasa begitu pas. Yakni semangat mencerdaskan, semangat
dalam satu kesadaran, bahwa kemajuan pembangunan hanya dapat dicapai dengan
tingkat pendidikan yang tinggi. Terutama bagi generasi mudanya.

Tulisan “UWR” dengan warna merah menyala di atas logo Universitas yang
melambangkan buku terbuka menegaskan pentingnya ilmu pendidikan. Konon
tulisan warna merah itu merupakan pendekatan dari kalimat “universal, write,
riset” yang berarti hasil riset dan tulisantulisan civitas akademika Universitas
Wiraraja bersifat universal dan bermanfaat bagi khalayak umum.

Pada peraturan Yayasan Arya Wiraraja tentang statuta Universitas Wiraraja


nomor 36/YAW/XII/2012 pasal 16-18 disebutkan bahwa lambang universitas juga
diwujudkan pada lambang bendera dan tongkat pedel:
a. Pada bendera berbentuk empat persegi panjang dengan berwarna
kuning dengan lambang Universitas di tengahnya berwarna biru;
b. Sementara tongkat pedel ditempatkan dibagian ujung dan bersisi dua.

B. ETIKA
KBRN, Sumenep : Salah seorang dosen Fakultas Hukum Universitas
Wiraraja Sumenep, Ach. Novel diberhentikan secara tidak hormat, karena
dianggap telah melanggar kode etik Universitas. Hal tersebut setelah dilakukan
sidang sebanyak 6 kali oleh dewan Kehormatan Universitas.

Anggota Dewan Kehormatan Universitas Wiraraja Sumenep Sjaifurrahman


menjelaskan, putusan pemberhentian sudah dikeluarkan oleh pihak Unija dengan
nomor: M.01/DK-PKE/VI/2016, keputusan ini dikeluarkan atas laporan pimpinan
fakultas hukum karena dosen atas Nama Ach. Novel melakukan pelanggaran kode
etik. “Berdasarkan hasil pemeriksaan, akhirnya diputuskan bahwa yang
bersangkutan dianggap melanggar kode etik, bahkan yang bersangkutan mengakui
jika dengan sengaja tanpa intimidasi pihak lain, sebagai aktor intelektual dalam
pelaporan Universitas Wiraraja tentang pemalsuan akta yayasan serta dugaan
penggelapan aset,” paparnya, Kamis (30/6/2016).

Berdasar surat putusan tersebut, maka dosen Fakultas hukum atas nama
Ach. Novel secara otomatis dinonaktifkan sementara, sebelum proses pemecatan
resmi dilakukan. Sjaifurrahman menambahkan, eksekutor dari putusan tersebut
adalah yayasan yang didasarkan pada perimbangan dari Dewan Kehormatan.
“Kami juga mengusulkan sanksi disiplin kode etik yakni pemecatan dengan tidak
hormat ke Rektor, namun sebagai eksekutor tetap Yayasan. Seharusnya jika ada
permasalahan sebelum dienduskan keluar, dibahas secara internal terlebih dulu,
melalui fakultas dan senat. Itu sudah prosedurnya,” imbuh Sjaifur.

Putusan tersebut bersifat final, sehingga tidak ada kesempatan untuk yang
bersangkutan melakukan upaya hukum atau sebagainya. "Mungkin surat
pemecatan akan turun sehari – dua hari lagi, kita tunggu saja,” pungkasnya.
Sementara itu, Ach Novel saat dikonfirmasi mengapresiasi putusan yang diambil
pihak Yayasan Arya Wiraraja Sumenep. Menurutnya hal tersebut meruapakan
langkah tepat yang diambil pihak Universitas, karena pihaknya juga tidak ingin
makan gaji buta tanpa bekerja. Sebab dirinya sudah tidak memegang mata kuliah
di Kampus yang dijuluki kampus cemara itu. "Ya Alhamdulillah mas, saya juga
sadar diri kok, dan Ini merupakan konsekueksi dari perjuangan. Saya juga sangat
bersyukur karena akan dijauhkan dari orang – orang yang tidak benar di
lingkungan Unija,” tegasnya. Namun dirinya, tandas Novel tetap akan berjuang
untuk mengungkap kebenaran di Unija, terutama tentang legalitas dari ijazah
lulusan sejak tahun 2006. (IM/DS)

C. PRESTASI TERUS DIRAIH SANGGAR CEMARA


UKM Sanggar Cemara Universitas Wiraraja kembali menorehkan
prestasinya pada Ajang Brawijaya Festival 2017 Celebration yang diadakan oleh
mahasiswa Universitas Brawijaya bertempat di Gedung Nasional Indonesia
(GNI), Sabtu, tanggal 28 Januari 2017 Sanggar Cemara mampu meraih Juara II di
Festival Tari Tradisional dengan tema "Bergerak Pasti Tanpa Ragu Menjunjung
Tinggi Budaya Sendiri".

Tari Berloberen adalah tari yang dipentaskan oleh UKM Sanggar Cemara,
Tarian ini merupakan tarian yang mengangkat tradisi lokal masyarakat Sumenep,
tepatnya masyarakat desa Saronggi yang dikenal dengan tradisi "NYADER" pada
usai acara ada proses upacara adat yang bernama "BERLOBEREN" sebagai rasa
syukur. "kami ingin memperkenalkan budaya di sumenep" kata Dhia pendamping
lomba.
Alhamdulillah, kita bersyukur atas apa yang telah kita raih, juara II bukan
hal yang mudah bagi kita, mengingat peserta lomba tari memang dari kalangan
yang sudah berpengalaman dan dari sanggar-sanggar ternama, jelasnya. Dhia juga
menegaskan, "kita hidup untuk berkarya bukan mencari hidup dari sebuah karya".
"Saya bangga dengan UKM Sanggar cemara yang sudah memberikan yang
terbaik untuk Universitas wiraraja" kata Nenny Purworini Pembina UKM Sanggar
Cemara, Ia sempat merasa pesimis melihat kostum peserta lain jauh lebih bagus
namun hal tersebut tidak mematahkan semangat mereka untuk bisa menampilkan
yang terbaik, dengan hanya mengenakan kostum sederhana yang mengusung
kebudayaan Madura ini mampu meraih Juara 2 mengalahkan peserta lain terutama
Universitas Negeri di Jawa Timur yaitu UNESA. "Bangga Wiraraja!!!" tegasnya.

Anda mungkin juga menyukai