Anda di halaman 1dari 6

Visi

Pada tahun 2025 menghasilkan ahli madya keperawatan


yang unggul dalam penguasaan asuhan keperawatan
dengan masalah kesehatan neurosains melalui ilmu
pendekatan dan teknologi keperawatan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Program Studi : D III Keperawatan


Kelas : 3 Reg D
Nama : Syafira Berliana Yustika
NIM : P3.73.20.1.17.153

DIII KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN AKADEMIK 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP) TENTANG PENYAKIT

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Kurangnya pengetahuan tentang penyakit b.d kurang paparan


sumber informasi

Topik : Penyakit Bartter Syndrome

Waktu : 20 Menit

Tempat : Lantai 1 gedung A RSCM

Sasaran : Keluarga An. D dengan barter syndrome

A. Latar Belakang
Pengetahuan tentang penyakit pada anak sangat perlu dipahami oleh keluarga,
karena keluarga adalah individu yang paling dekat dengan anak terutama dalam proses
penyembuhan penyakit. Keluarga perlu mengetahui dan memahami penyakit yang diderita
pada anak mereka, agar proses penyembuhan dapat dilakukan dengan baik dan benar, serta
keluarga bisa merawat anak mereka saat pulang ke rumah.

B. Tujuan Instruksional
a. Tujuan Umum :
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, keluarga klien mampu memahami
tentang penyakit bartter syndrome yang diderita An. D
b. Tujuan Khusus :
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 x 20 menit keluarga klien akan
mampu :
1) Menjelaskan tentang pengertian penyakit bartter syndrome
2) Menyebutkan tanda dan gejala penyakit bartter syndrome
3) Menjelaskan penyebab penyakit bartter syndrome
4) Menyebutkan cara pengobatan dan pencegahan penyakit bartter syndrome
C. Metode
Diskusi

D. Media
Leaflet

E. Materi Terlampir
1. Pengertian penyakit bartter syndrome
2. Tanda dan gejala penyakit bartter syndrome
3. Penyebab penyakit bartter syndrome
4. Pengobatan dan pencegahan penyakit bartter syndrome

F. Proses Pelaksanaan
No. Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan Peserta
1. 2 menit Pembukaan: a. Menjawab salam
a. Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan dari c. Memperhatikan
penyuluhan d. Memperhatikan
d. Menyebutkan materi yang akan
diberikan
2. 13 menit
Pelaksanaan: a. Memperhatikan
a. Menjelaskan tentang pengertian b. Memperhatikan
penyakit barter syndrome
b. Menyebutkan tanda dan gejala c. Bertanya dan
penyakit bartter syndrome menjawab
c. Memberi kesempatan kepada pertanyaan yang
keluarga untuk bertanya diajkukan
d. Memperhatikan
d. Menjelaskan penyebab penyakit e. Memperhatikan
bartter syndrome
e. Menjelaskan pengobatan dan f. Bertanya dan
pencegahan penyakit barter menjawab
syndrome pertanyaan yang
f. Memberi kesempatan kepada diajukan
keluarga untuk bertanya

3. 6 menit Penutup: a. Menjawab


a. Menanyakan kepada keluarga pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
kepada orang tua yang dapat b. Mendengarkan
menjawab pertanyaan
b. Mengucapkan terima kasih atas c. Menjawab salam
peran serta keluarga
c. Mengucapkan salam penutup

f. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi proses
a. Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada keluarga yang meninggalkan tempat penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
2. Evaluasi hasil
a. Orangtua mengetahui tentang penyakit barter syndrome
PENYAKIT BARTTER SYNDROME

A. Pengertian
Hipokalemia adalah keadaan di mana kadar kalium dalam tubuh sangat rendah, di bawah
3,5 mEq/L. Kalium atau potasium adalah mineral dalam tubuh.
Kalium penting untuk menjaga beberapa fungsi tubuh, seperti :
a. Mengoptimalkan fungsi saraf dan otot tubuh
b. Menjaga detak jantung tetap teratur
c. Menjaga tekanan darah
d. Merawat fungsi otak
e. Meminimalisir risiko penyakit batu ginjal
f. Menghambat pengikisan massa tulang
g. Menyalurkan nutrisi ke dalam sel-sel tubuh
Ginjal adalah organ utama yang mengontrol keseimbangan kalium dengan membuang
kalium yang berlebih ke dalam urine. Bila kadar kalium rendah (hipokalemia), pasien
bisa merasa lemah karena proses seluler terganggu.

B. Tanda dan Gejala


Biasanya tanda dan gejala kalium rendah bersifat ringan. Terkadang efek kalium rendah
bisa tidak dikenali karena hampir tidak tampak. Mungkin ada lebih dari satu gejala yang
melibatkan saluran gastrointestinal. Tanda dan gejala yang dapat timbul pada penyakit
barter syndrome adalah :
a. Kelemahan, kelelahan, atau kram pada otot lengan atau kaki, terkadang cukup parah
sehingga menyebabkan ketidakmampuan menggerakkan lengan atau kaki karena
kelemahan (mirip kelumpuhan)
b. Kesemutan atau mati rasa
c. Mual atau muntah
d. Kram perut dan kembung
e. Sembelit
f. Palpitasi (merasa jantung Anda berdetak tidak teratur)
g. Sering buang air kecil atau merasa haus hampir sepanjang waktu
h. Pingsan karena tekanan darah rendah
i. Perilaku psikologis abnormal: depresi, psikosis, delirium, kebingungan, atau
halusinasi.

C. Penyebab
Kalium rendah bisa terjadi karena berbagai alasan. Penggunaan diuretic, diare, dan
penggunaan obat pencahar secara kronis adalah penyebab paling umum kadar kalium
rendah. Penyebab hipokalemia lainnya meliputi:
a. Kerusakan ginjal
Seperti asidosis tubulus ginjal, misalnya gagal ginjal kronis dan akut
b. Diare
c. Muntah secara terus menerus
d. Keadaan metabolik tertentu (seperti alkalosis)
e. Kurangnya asupan makanan atau kekurangan gizi

D. Pengobatan dan Pencegahan


Bagi pasien yang kalium nya sangat rendah, pasien harus di rawat inap karena
membutuhkan kalium lewat infus dan kalium yang diminum. Biasanya dokter
merekomendasikan dosis tertentu untuk suplementasi kalium.
Untuk mencegah kadar kalium rendah pada pasien, hindari aktivitas fisik yang panjang
dan berat karena kehilangan kalium terjadi dengan berkeringat. Beberapa makanan yang
dapat dikonsumsi dengan kadar kalium tinggi adalah :
1. Pisang
2. Semangka
3. Tomat
4. Kentang
5. Kacang merah
6. Air kelapa
7. Susu low fat

Anda mungkin juga menyukai