(ADDITIONAL REFERENCES)
Environmental accounting is the practice of using traditional accounting and finance principles to
calculate the costs that business decisions will have on the environment.
Environmental accounting dapat diterapkan oleh bisnis dari semua ukuran. Manajemen puncak
berperan penting dalam menetapkan sikap positif serta mengkomunikasikan manfaat praktik
akuntansi lingkungan kepada karyawan. Seluruh bagian yang ada diperusahaan harus memastikan
bahwa semua kebijakan dan prosedur akuntansi lingkungan dikomunikasikan dan dipatuhi.
• Environmental Costing
Merupakan biaya yang terkait dengan kerusakan aktual atau potensial dari aset alam akibat
kegiatan ekonomi.
Biaya yang termasuk dalam environmental costing yaitu,
- Membersihkan atau memulihkan wilayah yang terkontaminasi
- Denda kerusakan lingkungan
- Biaya pembelian teknologi pencegah polusi (ex: Filtrasi Cerobong Pabrik)
- Biaya pengolahan limbah
Kategori pada Environmental cost
NNS – MNJ’16
• Carbon Intensive/Tax
Carbon tax merupakan pungutan yang diterapkan pada bahan bakar fosil berdasarkan berapa
banyak karbon dioksida yang dilepaskan ketika dibakar. Pajak penghasilan dan penjualan ada
untuk mengumpulkan uang untuk layanan pemerintah seperti perawatan kesehatan dan
pendidikan. Pajak lingkungan atau carbon tax tujuannya adalah untuk menciptakan insentif harga
bagi konsumen untuk menghemat energi atau beralih ke bahan bakar yang kurang intensif karbon.
(missal: Ketika harga bensin naik, orang lebih cenderung menggabungkan perjalanan, naik bus,
atau membeli kendaraan yang lebih hemat bahan bakar.)
Carbon Tax atau Pajak berdasarkan emisi dihitung dari berapa gram emisi karbon yang
dikeluarkan kendaraan dalam satu kilometer, atau gram per kilometer (g/km CO2).
Life Cycle Perspektif adalah pendekatan sistematis untuk pengelolaan lingkungan yang dapat
bermanfaat sebagai informasi bagi manajemen puncak dalam untuk sukses dalam kinerja
lingkungan jangka panjang (SUSTAINIBILITY) dan membuat pilihan untuk berkontribusi
terhadap pembangunan berkelanjutan dengan mengontrol atau mempengaruhi cara produk dan
jasa organisasi dirancang, diproduksi, didistribusikan, dikonsumsi dan dibuang oleh pengguna
produk atau jasa.
Sehingga perusahaan perlu mencari tahu rantai pasokan bahan baku untuk memahami dampak
lingkungan yang disebabkan oleh para pemasok mereka dan bagaimana cara pemasok melakukan
proses penyediaan barang kepada kita. Dengan demikian, perusahaan dapat mengidentifikasi
dampak lingkungan yang mereka sebelumnya tidak menyadari. Dari informasi baru ini Persahaan
NNS – MNJ’16
dapat mempertimbangkan apa pengendalian atau pengaruh yang mereka miliki atas dampak
lingkungan yang terjadi di rantai pasokan tersebut.
Salah satunya yaitu dengan adanya penerapan ISO 14001 yang memberikan aturan-aturan
serta kebijakan kepada perusahaan terkait kegiatan operasional perusahaan yang berhubungan
dengan internal organisasi serta eksternal.
NNS – MNJ’16