Anda di halaman 1dari 13

36

MODEL PENYELESAIAN SENGKETA PERTANAHAN MELALUI MEDIASI


DALAM MEWUJUDKAN PENYELESAIAN YANG EFISIENSI DAN
BERKEPASTIAN HUKUM

Sri Hajati, Agus Sekarmadji, dan Sri Winarsi


Fakultas Hukum Universitas Airlangga
E-mail: sri.hajati.unair@gmail.com

Abstract

Dispute settlement of land cases through the court contains many drawbacks such as bureaucratic
barrier and time-consuming effort and cost. Although the principles of dispute resolution in the
court claim that it takes short time and low costs, it remains difficult to implement. One of alter-
native ways on dispute resolution land cases can be conducted through suitable mediation. Thus, the
management, assessment and case management of land performed the National Land Agency along
with the whole component of society in guaranteeing land cases can be quickly resolved.

Key words: dispute settlement, mediation, legal certainty.

Abstrak

Penyelesaian kasus pertanahan melalui jalur peradilan banyak sekali kekurangannya diantaranya
sangat birokratis, memakan waktu tenaga dan biaya yang cukup banyak. Walaupun prinsip pe-
nyelesaian sengketa di pengadilan adalah diselesaikan dengan waktu cepat dan biaya murah namun
kenyataannya hal itu sulit dilaksanakan. Salah satu cara penyelesaian secara alternatif kasus per-
tanahan dapat dilakukan melalui mediasi yang tepat maka pengelolaan, pengkajian dan penanganan
kasus pertanahan yang merupakan tugas dari seluruh lapisan masyarakat dalam membantu tugas
Badan Pertanahan Nasional dalam menyelesaiakan kasus-kasus pertanahan dapat terselesaikan
dengan cepat.

Kata kunci: penyelesaian sengketa, mediasi, kepastian hukum

Pendahuluan tifikat. Untuk menghindari adanya wanprestasi


Berdasarkan hasil penelitian Sri Winarsi, oleh salah satu pihak maka atas hasil kesepa-
et.al (2004), telah ditemukan bahwa untuk me- katan yang telah dicapai para pihak dapat me-
nyelesaikan kasus pertanahan yang efektif, efi- ngajukan kesepakatan perdamaian ke pengadil-
sien dan berkepastian hukum dapat diselesai- an yang berwenang untuk memperoleh akta
kan melalui mediasi. Untuk mengurangi kele- perdamaian dengan cara mengajukan gugatan
mahan yang ada pada penyelesaian sengketa (Pasal 23 ayat 1 Perma Nomor 1 Tahun 2008).
melalui mediasi yakni bahwa pelaksanaannya Dengan cara demikian maka kesepakatan para
tergantung dari itikad baik para pihak, maka pihak tersebut dapat dikuatkan dalam bentuk
mediasi dapat dilakukan dengan cara yang di- akta perdamaian (acta van dading). Dengan ak-
tentukan dalam Perma Nomor 1 tahun 2008 ya- ta perdamaian tersebut maka apabila salah sa-
itu pelaksanaan mediasi pertanahan yang di- tu pihak wanprestasi maka dapat dimohonkan
lakukan dengan bantuan mediator yang berser- eksekusinya ke pengadilan.
Selain mediasi ditentukan oleh kemam-

Artikel ini merupakan artikel hasil penelitian dengan puan mediator, maka keberhasilannya sangat
skim Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi dengan sum-
ber biaya BOPTN Unversitas Airlangga TA 2013, dilaksa- ditentukan oleh para pihak, sehingga para pi-
nakan berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas hak selain paham mengenai substansi yang me-
Airlangga Nomor 8714/UN3/KR/2013 tanggal 25 Juni
2013 reka permasalahkan, diharapkan pula paham
Model Penyelesaian Sengketa Pertanahan melalui Mediasi… 37

mengenai mediasi sebagai salah satu alternatif pemahaman masyarakat terhadap penyelesa-
penyelesaian kasus pertanahan.1 Pemahaman ian sengketa pertanahan. Data itu berkeduduk-
pengetahuan mediasi oleh para pihak akan le- an sebagai data penunjang dalam penelitian.
bih mendorong keberhasilan penyelesaian kasus Penelitian ini, dalam konteks hukum mengguna-
pertanahan. Secara teoritik, mediasi banyak se- kan pendekatan penelitian hukum non doktri-
kali model menurut peraturan perundang-unda- nal, dimana menempatkan posisi hukum seba-
ngan, akan tetapi dirasa tidak semua model gai proses yang terbentuk diranah pengalaman
mediasi sangat cocok untuk menyelesaikan ka- sosial, politik dan ekonomi, bukan pada ranah
sus pertanahan, oleh karena itu sangat dibutuh- normatif semata.
kan penelitian secara mendalam untuk mema- Ada beberapa tahap yang dilalui melalui
hami model mediasi yang sangat cocok dalam pendekatan ini. Pertama, proses pencarian
menyelesaikan sengketa pertanahan yang efek- konseptual dilakukan dengan meletakkan empi-
tif, efisien dan berkepastian hukum. risme sosial sebagai alat analisis dan selalu me-
ngecek norma-norma yang kebenarannya bersi-
Permasalahan fat formal. Kedua, menggunakan silogisme in-
Berdasarkan latar belakang yang telah duksi dan memperoleh simpulan-simpulan yang
dipaparkan di atas, ada dua permasalahan yang dari suatu proses induksi. Kesimpulan yang di-
dibahas pada artikel ini. Pertama, bagaimana peroleh sebagai konklusi dan dari dalam silogis-
tingkat pemahaman masyarakat terhadap me- me induksi, berupa deskripsi atau eksplanasi
diasi sebagai salah satu alternatif penyelesaian tentang ada tidaknya hubungan antara berbagai
kasus pertanahan yang efektif, efisien dan ber- variable sosial hukum. Kerangka demikian maka
kepastian hukum?; dan kedua, bagaimana mo- studi-studi hukum sebagaimana pendekatan so-
del penyelesaian kasus pertanahan melalui me- ciology of law dikembangkan dan dimanfaatkan
diasi agar penyelesaiannya lebih efektif, efi- untuk menganalisis dan memberikan jawaban
sien, dan berkepastian hukum?. tentang masalah keefektifan bekerjanya selu-
ruh struktur institusional hukum.
Metode Penelitian Analisis dilakukan secara kualitatif, baik
Penelitian ini merupakan penelitian hu- dengan mengedepankan prinsip-prinsip hukum
kum yang memerlukan dukungan data empirik. (seperti prinsip-prinsip hukum peraturan perun-
Dalam penelitian ini pengkajian bahan hukum dang-undangan) dan syarat proseduralnya (me-
dilakukan secara mendalam baik terhadap per- kanisme) hukum maupun menganalisis berbagai
aturan perundangan yang berkaitan dengan ta- faktor-faktor sosial, ekonomi dan politik dalam
nah, norma hukum, konsep hukum serta teori proses mempengaruhi prosedural dan subtansif
hukum yang ada relevansinya dengan peradilan. penyelesaian kasus agraria.2 Dengan demikian,
Penelitian hukum dilakukan untuk mencari pe- keterlibatan disiplin ilmu (dalam hal ini ilmu
mecahan atas isu hukum yang timbul. Hasil sosial-politik) diperlukan untuk memotret rea-
yang dicapai bukanlah menerima atau menela- litas pembentukan alternatif penyelesaian ka-
ah hipotesis tetapi memberikan preskripsi ten- sus pertanahan atau biasa disebut pendekatan
tang apa yang seyogyanya atas isu yang diaju- studi hukum kritis. Pendekatan studi hukum
kan. kritis yang demikian sesungguhnya memperte-
Langkah-langkah statute approach ada- mukan dengan pendekatan ilmu sosial yang ber-
lah inventarisasi dan kategorisasi dimuat dalam basis pada pendekatan teori sosial kritis (criti-
satu daftar aturan hukum yang berkaitan de- cal sosial theory) yakni pendekatan dengan me-
ngan restrukturisasi penyelesaian sengketa ag- todologi riset yang berusaha melampaui pende-
raria. Di samping itu penelitian ini juga memer-
lukan dukungan data empirik berupa tingkat 2
Lihat Elita Rahmi, “Eksistensi Hak Pengelolaan Atas
Tanah (HPL) dan Realitas Pembangunan Indonesia”,
1
Sofia Rachman, “Alternatif Penyelesaian Sengketa Per- Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 10, No. 3, September
tanahan”, Jurnal Cita Hukum, Vol. 2 No. 1, 2010. 2010, hlm. 353.
38 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 14 No. 1 Januari 2014

katan main-stream positivistik dalam studi ilmu del penyelesaian kasus pertanahan melalui me-
sosial, yang sangat terkait dengan masalah- diasi yang dan untuk memahami tingkat pema-
masalah sosial apa yang menjadi alasan sampai haman masyarakat terhadap mediasi sebagai
timbulnya kasus pertanahan di masyarakat. salah satu alternatif penyelesaian sengketa
Pengambilan data primer diperoleh dari yang efektif efisien dan berkepastian hukum.
sejumlah rangkaian wawancara yakni menggu-
nakan panduan pertanyaan namun terbuka pe- Hasil Penelitian dan Pembahasan
luang untuk memperluas dan mengembangkan Tingkat Pemahaman Masyarakat terhadap Me-
pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi la- diasi sebagai Salah Satu Alternatif Penyelesai-
pangan. Untuk melengkapi wawancara, disetiap an Sengketa Pertanahan yang Efektif, Efisien
wilayah penelitian (Kota Banjarmasin, Kota Su- dan Berkepastian Hukum.
rabaya) di-laksanakan Focus Group Discussion Peraturan Kepala BPN No. 3 Tahun 2011
(FGD) yang berguna untuk mengecek silang ke- tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penangan-
benaran-kebenaran korespodensi tersebut. Se- an Kasus Pertanahan merumuskan bahwa yang
dangkan analisis kebenaran koherensi terhadap dimaksud dengan sengketa pertanahan menurut
prinsip-prinsip hukum, akan dikumpulkan se- Pasal 1 angka 2 Perka BPN No. 3 Tahun 2011
jumlah peraturan perundang-undang-an produk yang selanjutnya disingkat sengketa adalah per-
dibidang pertanahan sebagai data primernya, selisihan pertanahan antara orang perseorang-
sedangkan data sekunder diperoleh melalui do- an, badan hukum, atau lembaga yang tidak ber-
kumen-dokumen penunjang, laporan hasil pe- dampak luas secara sosio-politis, sedangkan
nyelesaian melalui mediasi, catatan prosiding konflik pertanahan menurut Pasal 1 angka 3
dan sejumlah literatur yang terkait. Perka BPN No. 3 Tahun 2011 adalah perselisih-
Sample diambil secara purposive sample, an pertanahan antara orang perseorangan, ke-
yakni berfokus atas sasaran dalam pemilihan lompok, golongan, organisasi, badan hukum,
sample.3 Sample yang demikian merupakan ke- atau lembaga yang mempunyai kecenderungan
khususan dalam menentukan wilayah, narasum- atau sudah berdampak luas secara sosio-politis.
ber, aktivitas yang diseleksi secara ketat dalam Artinya, BPN berwenang4 menyelesaikan perse-
rangka melengkapi informasi yang tidak didapat lisihan pertanahan, baik dalam bentuk sengketa
dari sumber atau pilihan lainnya. Proses seleksi maupun konflik pertanahan. Pengertian seng-
yang demikian sangatlah penting untuk mem- keta tanah juga dapat dilihat dalam Peraturan
pertimbangkan dalam keputusan kualitatif yang Menteri Negara Agraria/KBPN No. 1 Tahun 1999
hendak dianalisis. tentang Tata Cara Penanganan Sengketa Per-
Lokasi penelitian adalah di Surabaya dan tanahan.
Banjarmasin. Pilihan lokasi tersebut didasarkan Berdasarkan berbagai pandangan di atas,
karakteristik wilayah yang berbeda dari sisi so- dapat disimpulkan bahwa baik sengketa mau-
sial dan permasalahan kasus pertanahannya. pun konflik pertanahan secara substansi terjadi
Dipilih lokasi tersebut, karena berdasarkan data perbedaan atau perselisihan antara dua pihak
penelitian awal, daerah-daerah tersebut tema- atau lebih terhadap sumber daya tanah. Berda-
suk tinggi tingkat terjadinya kasus pertanahan sarkan dimensi dampak, konflik memiliki dam-
dan sering dilakukan upaya–upaya hukum dalam pak yang lebih luas bila dibandingkan dengan
penyelesaian kasus pertanahan. Artinya di dua istilah sengketa. Konflik pertanahan yang sudah
lokasi penelitian tersebut memiliki potensi yang dan sedang berlangsung dan mungkin tetap
sangat menarik dan sangat tepat menjadi labo-
ratorium kajian hukum untuk menemukan mo- 4
Mengenai wewenang dinyatakan oleh Sumardji, yaitu
wewenang dideskripsikan sebagai kekuasaan hukum
(rechtsmacht). Jadi dalam konsep hukum publik, wewe-
3
Keith F. Punch, 2005, Introduction to Social Research: nang berkaitan dengan kekuasaan. Lihat Sumardji. “Da-
Quantitative and Qualitative Approaches. 2nd Edition, sar dan Ruang Lingkup Wewenang Dalam Hak Penge-
London: Sage, hlm. 187-188. lolaan”, Majalah Yuridika, Vol. 21, No. 3, Mei 2006,
hlm. 246.
Model Penyelesaian Sengketa Pertanahan melalui Mediasi… 39

akan berlangsung bila tidak dicarikan jalan ke- pabrik dan sebagainya; kelima, sengketa tanah
luarnya yang obyektif, maka akan selalu men- akibat penggusuran dan pengambilalihan tanah-
jadi topik yang menarik untuk dibahas dan di- tanah rakyat untuk pembangunan sarana yang
selesaikan dalam konteks penyelenggaraan ke dinyatakan sebagai kepentingan umum maupun
depan.5 kepentingan keamanan; dan keenam, sengketa
Menurut Mudjiono, ada beberapa faktor akibat pencabutan hak rakyat atas tanah kare-
yang menyebabkan timbulnya sengketa tanah. na pembangunan taman nasional atau hutan
Pertama, peraturan yang belum lengkap; ke- lindung dan sebagainya yang mengatasnamakan
dua, ketidaksesuaian peraturan; ketiga, peja- kelestarian lingkungan.7
bat pertanahan yang kurang tanggap terhadap Sengketa merupakan kelanjutan dari ada-
kebutuhan dan jumlah tanah yang tersedia; ke- nya masalah. Sebuah masalah akan berubah
empat, data yang kurang akurat dan kurang menjadi sengketa bila masalah tersebut tidak
lengkap; kelima, data tanah yang keliru; ke- dapat diselesaikan. Sepanjang para pihak dapat
enam, keterbatasan sumber daya manusia yang menyelesaikan masalahnya dengan baik maka
bertugas menyelesaikan sengketa tanah; ketu- sengketa tidak akan terjadi. Namun bila terjadi
juh, transaksi tanah yang keliru; dan kedela- sebaliknya, para pihak tidak dapat men-capai
pan, adanya penyelesaian dari instansi lain, kesepakatan mengenai solusi pemecahan masa-
sehingga terjadi tumpang tindih kewenangan.6 lahnya, maka akan timbul sengketa. Penyele-
Menurut KPA tipologi sengketa agraria saian sengketa dapat dilakukan melalui bebe-
ruang lingkupnya lebih luas di mana terdapat 6 rapa cara8.
(enam) corak sengketa tanah yang terjadi di Pada dasarnya keberadaan cara penyele-
Indonesia yang semuanya berhubungan dengan saian sengketa telah ada sejak adanya manusia
model pembangunan. Pertama, sengketa tanah itu sendiri. Dengan segala kelebihan dan ke-
karena penetapan fungsi tanah dan kandungan kurangan yang diberikan Tuhan kepada manu-
hasil bumi, serta beragam tanaman dan hasil di sia, membawa manusia itu kedalam berbagai
atasnya sebagai sumber-sumber yang akan di- konflik, baik dengan manusia lain dalam lingku-
eksploitasi secara massif; kedua, sengketa ta- ngan bah-kan dengan dirinya sendiri9.
nah sebagai akibat program swasembada beras Namun karena kodrat manusia, maka ma-
yang dalam praktiknya mengakibatkan pengua- nusia selalu berusaha mencari cara penyelesai-
saan tanah terkonsentrasi disatu tangan dan an konflik dalam rangka untuk selalu mencari
membengkaknya petani tak bertanah, serta posisi keseimbangan dan agar tetap dapat ber-
konflik-konflik yang bersumber pada keharusan tahan hidup. Sejarah menunjukkan bahwa per-
petani untuk menggunakan bibit unggul dan adaban manusia berkembang sesuai dengan
masukan-masukan non organik seperti pestisi- alam lingkungannya, kebutuhannya serta nilai-
da, pupuk urea dan sebagainya; ketiga, sengke- nilai baru yang berkembang kemudian. Konflik
ta tanah diareal perkebunan, baik karena peng- dan cara penyelesaiannyapun berkembang se-
alihan dan penerbitan hak guna usaha maupun jajar dengan perkembangan peradaban ma-
pembangunan perkebunan inti rakyat dan pro- nusia itu sendiri.10 Pada saat kepentingan ma-
gram sejenisnya, misalnya tebu rakyat intense-
fikasi; keempat, sengketa akibat penggusuran
tanah untuk industri pariwisata, real estate, 7
Fifik Wiryani dan Mokh. Najih, “The Yuridic of Regulate
kawasan industri, pergudangan, pembangunan People’s Land Taking for the Construction on the Public
Utility”, Jurnal Legality, Malang: Univ. Muhammadiyah,
tersedia di website http:/ejournal.umm.ac.id/index.
php/legality/article/view/314, diakses tanggal 07 Juli
5
Husen Alting, “Konflik Penguasaan Tanah di Maluku Uta- 2013
8
ra: Rakyat Versus Penguasa dan Pengusaha”, Jurnal Di- Rachmadi Usman, 2003, Pilihan Penyelesaian Sengketa
namika Hukum, Vol. 13, No. 2, Mei 2013, hlm. 269. Di Luar Pengadilan, Bandung: Citra Aditya Bakti, hlm.
6
Mudjiono, “Alternatif Penyelesaian Sengketa Pertanah- 2.
9
an Di Indonesia melalui Revitalisasi Fungsi Badan Per- Ibid.
10
adilan”, Jurnal Hukum, Vol. 14 No. 3, 14 Juli 2007, Yog- Lihat Ahmad Hasan, “Penyelesaian Sengketa Melalui
yakarta: FH UII, hlm. 464. Upaya (Non Litigasi) Menurut Peraturan Perundang-un-
40 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 14 No. 1 Januari 2014

nusia masih bertumpu pada kekuasaan atau ke- lau salah satu pihak menggunakan semua upaya
kuatan fisik, nilai yang ingin dicapai dengan pe- hukum yang ada. Suatu hal yang wajar setiap
nyelesaian itu hanyalah menang atau kalah, orang yang dikalahkan akan selalu mengguna-
jaya atau hancur, tanpa kompromi. Setelah ke- kan upaya hukum yang ada demi mendapatkan
kuasaan atau kekuatan itu ditransformasikan ke putusan pengadilan yang sesuai dengan yang di-
dalam hukum maka nilai menang atau kalah itu harapkan. Sering kali upaya hukum yang demi-
masih juga melekat pada tujuan menyelesaikan kian itu memang sengaja dimanfaatkan bagi
konflik tersebut, meskipun cara penyelesaian- seseorang yang walaupun mereka menyadari
nya tidak lagi mengandalkan pada kekuatan bahwa mereka adalah pihak yang dalam posisi
atau kekuasaan fisik, tetapi dengan mengadu lemah, namun upaya hukum itu ditempuh guna
pembuktian di depan hukum.11 dapat menunda pelaksanaan pembayaran yang
Penyelesaian sengketa melalui jalur per- diwajibkan kepadanya. Dengan adanya rentang
adilan banyak sekali kekurangannya diantara- waktu upaya hukum tersebut maka pihak yang
nya sangat birokratis, memakan waktu tenaga kalah tadi minimal ada waktu untuk memenuhi
dan biaya yang cukup banyak.12 Walaupun prin- kewajibannya tersebut.
sip penyelesaian sengketa di pengadilan adalah Ada enam jenis penyelesaian sengketa
diselesaikan dengan waktu cepat dan biaya mu- yang dilakukan di luar pengadilan berdasar Un-
rah namun kenyataannya hal itu sulit dilaksana- dang-undang Nomor 30 Tahun 1999, yaitu kon-
kan.13 Penyelesaian sengketa yang lambat dan sultasi, negosiasi, mediasi, pemberian penda-
rumit merugikan para pencari keadilan dalam pat hukum, dan arbitrase. Pengaturan menge-
segala aspek, terlebih apabila hal ini menyang- nai mediasi dapat ditemukan dalam ketentuan
kut dunia bisnis, maka akan mengakibatkan Pasal 6 Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999.
ekonomi biaya tinggi, serta dapat menguras Menurut rumusan dari Pasal 6 ayat (3) Un-dang-
potensi serta sumber daya perusahaan. Pada Undang Nomor 30 Tahun 1999 tersebut juga
gilirannya, hal ini berpengaruh pada jalinan hu- dikatakan bahwa atas kesepakatan tertulis para
bungan yang tidak harmonis pada sesama kole- pihak sengketa atau beda pendapat diselesai-
ga bisnis. Sementara dalam dunia bisnis sangat kan melalui bantuan seseorang atau lebih pe-
diperlukan penyelesaian sengketa cepat, biaya nasehat ahli maupun melalui bantuan seorang
murah serta informal prosedur.14 Hal ini dise- mediator. Undang-Undang tidak memberikan
babkan penyelesaian perkara di pengadilan, rumusan definisi atau pengertian yang jelas da-
pihak yang kalah dalam suatu sengketa sering ri mediasi atau mediator. Dalam literature hu-
menggunakan upaya hukum baik banding mau kum misalnya dalam Black’s Law Dictionary di-
pun kasasi dan bahkan kalau ditemukan bukti katakan bahwa mediasi dan mediator adalah
baru maka akan menggunakan upaya peninjau- mediation is private, informal dispute resoluti-
an kembali. Dalam suatu sengketa seseorang on process ini which a neutral third person, the
ingin masalahnya segera selesai namun kenya- mediator, helps disputing parties to reach an
taan seperti itu mungkin sulit dapat terujut ka- agreement. The mediator has no power to im-
prose a decision on the parties.15
dangan”. Jurnal Al-Banjar. Vol. 5 No. 9. Januari-Juni Cara mediasi yang tepat maka penge-
2007. Banjarmasin: PPS IAIN Antasari Banjarmasin. lolaan, pengkajian dan penanganan kasus per-
11
Ibid. h.3
12
Lihat Sunarno, “Praktek ADR (Penyelesaian Sengketa di tanahan yang merupakan tugas dari seluruh la-
Luar Pengadilan) dalam Menyelesaikan Sengketa Ta- pisan masyarakat dalam membantu tugas Badan
nah”, Jurnal Media Hukum, Vol. 13, No. 1 2006. Yogya-
karta: FH UMY. Pertanahan Nasional dalam menyelesaikan
13
M. Faiz Mufidi, “Alternatif Penyelesaian Sengketa Me- kasus-kasus pertanahan agar dapat terselesai-
nurut Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbi-
trase Dan Alternatif Penyelsaian Sengketa”, Jurnal Ilmu
Hukum Syiar Hukum, Vol. 8, No. 3, November 2005.
14
Rochani Urip Salami dan Rahadi Wasi Bintoro, “Alterna-
tif Penyelesaian Sengketa Dalam Sengketa Transaksi
15
Elektronik (E-Commerce)”, Jurnal Dinamika Hukum, Gunawan Wijaya, 2001, Alternatif Penyelesaian Sengke-
Vol. 13, Januari, 2013, hlm. 126. ta, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hlm. 90-91.
Model Penyelesaian Sengketa Pertanahan melalui Mediasi… 41

kan dengan cepat. Hal tersebut merupakan sa- Hal ini juga tergambarkan dalam contoh
lah satu keuntungan dari mediasi.16 kasus pertanahan yang ada di Kota Banjarmasin
Berdasarkan data yang ada, penyelesaian tahun 2011 sebagai berikut:
kasus pertanahan di kota Surabaya penyelesai-
an pertanahan lebih cenderung diselesaikan di No Jenis Kasus Pertanahan Jumlah
Pengadilan (baik di Pengadilan Negeri maupun 1 Sengketa Pertanahan 4
Pengadilan Tata Usaha Negara). Penyelesaiaan 2 Konflik Pertanahan -
3 Perkara Pertanahan 14 (10 PN,
dengan cara mediasi dianggap kurang efektif
4 PTUN)
karena tidak menggunakan model mediasi yang
bisa diterima oleh para pihak. Padahal secara Sedangkan pada tahun 2012 diperoleh data
faktual seharusnya kasus tersebut dapat di- sebagai berikut:
lakukan melalui mediasi secara efektif daripada
dibawa ke Pengadilan baik ke Pengadilan Nege- No Jenis Kasus Pertanahan Jumlah
ri maupun ke Pengadilan Tata Usaha Negara. 1 Sengketa Pertanahan 4
Berdasarkan wawancara dengan Pejabat Kantor 2 Konflik Pertanahan -
Pertanahan Kota Surabaya I, tidak berhasilnya 3 Perkara Pertanahan 14 (10 PN, 4
PTUN)
penyelesaian kasus–kasus yang menjadi kewe-
nangannya dengan cara mediasi disebabkan
Berdasarkan data dari Kantor Pertanahan
oleh beberapa hal. Pertama, para pihak kurang
Kota Banjarmasin diperoleh data sebagai veri-
paham fungsi mediasi; kedua, para pihak cen-
kut. Pertama, pada tahun 2011 dan 2012 dari
derung berorientasi pada kalah menang; ketiga,
jumlah 9 sengketa yang ditangani Kantor Perta-
para pihak lebih cenderung memaksakan ke-
nahan Kota Banjarmasin semuanya merupakan
hendak masing-masing; dan keempat, penyele-
sengketa penguasaan dan pemilikan tanah;
saian mediasi selalu menggunakan aparat pe-
kedua, pada tahun 2011 dan 2012 tidak ada
merintah daerah (terutama dalam konflik per-
konflik yang terjadi pada Kantor Pertanahan
tanahan) dan pada prakteknya biaya yang dike-
Kota Banjarmasin; dan ketiga, dari 14 perkara
luarkan lebih banyak lagi dan membutuhkan
pertanahan yang ditangani Kantor Pertanahan
waktu yang lama berkaitan dengan koordinasi.
Kota Banjarmasin pada tahun 2011 dan 2012, 4
Beberapa contoh kasus yang mediasinya
Perkara merupakan perkara tata usaha negara,
tidak berhasil dan sekarang dalam proses pe-
dan 10 Perkara merupakan perkara Perdata pa-
nyelesaian di pengadilan (baik di Pengadilan
da Pengadilan Negeri Banjarmasin dan dari ke-
Negeri maupun di Pengadilan Tata Usaha Ne-
seluruhan perkara yang ditangani semuanya
gara) adalah sebagai berikut. Pertama, pema-
merupakan sengketa penguasaan dan pemilikan
sangan pagar oleh PT DMP yang Mengakibatkan
tanah.
Terkurungnya Bidang Tanah Milik Hj. Mus CS;17
kedua, permohonan pemblokiran izin pemakai-
Model-Model Penyelesaian Sengketa Perta-
an tanah posisi kasus; ketiga, sengketa rumah
nahan Melalui Mediasi
Jl Wonorejo I/91 Surabaya; dan keempat, pe-
Ada beberapa model penyelesaian
ngadaan tanah untuk pengembangan Kampus
sengketa pertanahan. Berikut dijelaskan model
ISAP. (5) Sengketa Tanah Jl. BSR Nomor 119-
penyelesain sengketa berdasar UU No. 30 Tahun
121 Surabaya.
1999. Penyelesaian sengketa berdasarkan Un-
dang-undang ini didahului oleh adanya perte-
muan langsung oleh para pihak dalam waktu
paling lama 14 hari dan dalam hal terjadi kese-
16
Lihat Sugiatminingsih, “Mediasi Sebagai Alternatif Pe-
nyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan”, Jurnal Salam, pakatan maka dituangkan dalam suatu kesepa-
Vol. 12, No. 2, Juli - Desember 2009, hlm. 132. katan tertulis.
17
Nama-nama yang ada dalam kasus penelitian ini kita
gunakan inisial, karena belum ada putusan pengadilan
yang mempunyai kekuatan hukum mengikat.
42 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 14 No. 1 Januari 2014

Apabila para pihak tidak dapat mencapai Selain itu dalam Undang-Undang Nomor
kesepakatan dalam waktu 14 hari maka atas ke- 30 Tahun 1999 menyebutkan bahwa hasil akhir
sepakatan tertulis para pihak sengketa atau be- mediasi tersebut adalah kesepakatan. Hanya
da pendapat tersebut diselesaikan melalui ban- saja ada pemba-tasan pelaksanaan mediasinya
tuan mediator. Apabila mediator yang ditunjuk yaitu 30 hari. Akan tetapi tidak memberikan
ternyata juga tidak mampu membantu menye- penjelasan bagaimana jika 30 hari tersebut be-
lesaikan sengketa atau mediator tidak berhasil lum selesai dan para pihak masih ingin melan-
mempertemukan kedua belah pihak, maka para jutkan mediasinya, sebab pada prinsipnya para
pihak dapat menghubungi sebuah lembaga ar- pihak diberikan keleluasaan untuk mengatur
bitrase atau lembaga alternatif penyelesaian waktu kapan mediasi tersebut akan diakhiri.
sengketa untuk menunjuk seorang mediator. Apabila terjadi kesepakatan maka para
Setelah penunjukan mediator oleh lem- pihak menandatangani kesepakatan tersebut
baga arbitrase atau lembaga alternatif penyele- dan wajib didaftarkan ke Pengadilan Negeri da-
saian sengketa, dalam jangka waktu 7 hari ma- lam waktu paling lama 30 hari sejak penandata-
ka usaha mediasi harus sudah dapat dimulai. nganan. Kesepakatan tersebut berdasarkan Pa-
Berdasarkan Pasal 6 ayat (6) Undang-undang sal 6 ayat (7) Undang-undang Nomor 30 Tahun
Nomor 30 Tahun 1999 upaya penyelesaian seng- 1999 mempunyai sifat final dan mengikat. Akan
keta melalui mediator yang ditunjuk oleh lem- tetapi sifat final dan mengikat tersebut pelak-
baga arbitrase atau lembaga alternatif penyele- sanannya didasarkan pada itikat baik para pi-
saian sengketa itu harus dapat menyelesaikan hak. Namun jika salah satu pihak ternyata di-
dalam waktu paling lama 30 hari dan mengha- kemudian hari tidak mau melaksanakan isi ke-
silkan kesepakatan tertulis yang ditandatangani sepakatan maka kesepakatan yang mereka buat
oleh semua pihak yang terkait. Kesepakatan walaupun di daftarkan di Pengadilan Negeri te-
penyelesaian sengketa atau beda pendapat tap saja tidak mempunyai kekuatan eksekuto-
secara tertulis tersebut adalah final dan meng- rial.
ikat para pihak untuk dilaksanakan dengan iti- Oleh karena itu model mediasi yang ter-
kad baik serta wajib didaftarkan di Pengadilan dapat dalam UU Nomor 30 Tahun 1999 tersebut
Negeri paling lama 30 hari sejak penandata- secara garis besar adalah sebagai berikut. Per-
nganan. Kesepakatan penyelesaian sengketa tama, pelaksanannya didahului adanya proses
atau beda pendapat tersebut wajib dilaksana- negosiasi; kedua, mediator yang ditunjuk pada
kan dalam waktu paling lama 30 hari sejak pen- prinsipnya adalah siapa saja boleh asalkan dise-
daftaran. Apa-bila usaha perdamaian tidak da- pakati para pihak; ketiga, mediator membantu
pat dicapai maka para pihak berdasarkan kese- para pihak untuk menyelesaikan sengketa me-
pakatan secara tertulis dapat mengajukan usa- reka; keempat, hasil akhir dari proses mediasi
ha penyelesaiannya melalui lembaga arbitrase tersebut adalah kesepakatan yang tidak mem-
atau arbitrase ad-hoc. punyai kekuatan eksekutorial; dan kelima, pe-
Berdasarkan uraian di atas, maka model laksanannya kesepakatan tersebut dasarnya
penyelesaian sengketa melalui mediasi berda- adalah itikad baik
sarkan Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Model mediasi yang kedua adalah model
adalah bahwa para pihak harus menempuh ter- mediasi berdasarkan Keputusan Kepala BPN No-
lebih dahulu upaya negosiasi. Selanjutnya apa- mor 34 Tahun 2007. Pelaksanaan model ini dila-
bila negosiasi mengalami kegagalan maka para kukan oleh pejabat/pegawai yang ditunjuk de-
pihak dapat menunjuk seorang mediator. Dalam ngan surat tugas/surat perintah dari Kepala
Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 pada Kantor Pertanahan, Kepala Kanwil BPN, Kepala
prinsipnya memberi keleluasaan para pihak un- BPN. Jadi mediator yang menangani perkara
tuk menentukan siapa mediatornya atas dasar tidak didasarkan pada kesepakatan para pihak,
kesepakatan mereka. tetapi didasarkan pada surat tugas. Mediator
yang ditunjuk termasuk tipe Authoritative Me-
Model Penyelesaian Sengketa Pertanahan melalui Mediasi… 43

diator dalam arti bahwa mediator tersebut pihak untuk menyelesaikan sengketa melalui
mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi mediasi dan oleh mediator Badan Pertanahan
hasil akhir dari sebuah proses mediasi, sedang- Nasional Republik Indonesia; dan (e) dalam hal-
kan para pihaknya harus mempunyai kepenting- hal tertentu berdasarkan kewenangannya (au-
an langsung terhadap masalah yang dimediasi. thoritative mediator dapat melakukan intervén-
Terdapat beberapa tahapan dalam me- si/campur tangan dalam proses mencari kese-
diasi ini. Pertama, persiapan untuk memperte- pakatan dari persoalan yang disengketakan (bu-
mukan kedua belah pihak. Dalam kaitannya de- kan memihak), untuk menempatkan kesepakat-
ngan persiapan tersebut maka seorang media- an yang hendak dicapai sesuai dengan hukum
tor harus mengetahui pokok masalah dan duduk pertanahan. Hal ini perlu dipahami oleh para
masalah. Menganalisis apakah masalah tersebut pihak agar tidak menimbulkan dugaan a priori.
dapat diselesaikan melalui mediasi atau tidak. Selanjutnya dilakukan klarifikasi para pi-
Selanjutnya dibentuk tim penanganan sengketa hak. Dengan klarifikasi ini para pihak menge-
tentatif, karena ada kalanya pejabat struktural tahui kedudukan masing-masing. Mediator akan
yang berwenang dapat langsung menyeleng- mengkondisikan agar tidak ada rasa a priori pa-
garakan mediasi. Selanjutnya menyiapkan ba- da salah satu pihak/kedua belah pihak dengan
han-bahan yang diperlukan untuk melakukan objektif serta kedudukan, hak, dan kewajiban
mediasi terhadap pokok sengketa, selanjutnya yang sama. Masing-masing berhak memberikan
dibuat resume telaah agar mediator sudah me- dan memperoleh informasi/data yang disampai-
nguasai substansi masalah, meluruskan persoal- kan lawan. Para pihak dapat membantah atau
an, saran bahkan peringatan jika kesepakatan minta klarifikasi dari lawan dan wajib menghor-
yang diupayakan akan cenderung melanggar pe- mati pihak lainnya. Pengaturan pelaksanaan
raturan di bidang pertanahan, misalnya me- mediasi dalam arti bahwa sejak awal mediasi
langgar kepentingan pemegang hak tanggung- telah disampaikan aturan-aturan mediasi yang
an, kepentingan ahli waris lain, melanggar ha- harus dipatuhi oleh semua pihak yang terlibat
kekat pemberian haknya. Dalam tahap ini di- dalam mediasi tersebut. Aturan tersebut me-
akhiri dengan penentuan waktu dan tempat rupakan inisiatif dari mediator atau dapat pula
mediasi disusun berdasarkan kesepakatan para pihak.
Kedua, undangan. Undangan ini disam- Dalam hal terjadi penyimpangan terhadap atu-
paikan kepada para pihak yang berkepentingan, ran tersebut dapat dilakukan asal dengan per-
instansi terkait (apabila dipandang perlu) un- setujuan para pihak. Aturan-aturan tersebut
tuk mengadakan musyawarah penyelesaian antara lain menentukan: (a) apa yang boleh
sengketa dimaksud dan diminta untuk mem- dan tidak boleh dilakukan mediator; (b) aturan
bawa serta data/informasi yang diperlukan. tata tertib diskusi dan negosiasi; (c) pemanfa-
Struktur pertemuan disusun dengan posisi tem- atan dari kaukus; dan (d) pemberian waktu ber-
pat duduk ”U seat” atau lingkaran. fikir, dan sebagainya. Perumusan aturan terse-
Ketiga, kegiatan mediasi. Kegiatan ini di but mungkin akan mengundang perdebatan
awali dengan upaya mengatasi hambatan hubu- yang panjang, namun bagi mediator yang sudah
ngan antar pihak (hubungan personel antar pi- terbiasa melakukan tugasnya tidak sulit meng-
hak). Agar suasana di antara kedua belah pihak atasinya.
yang bersengketa lebih cair, akrab dan tidak Keempat, menyamakan pemahaman dan
kaku. Pada tahap awal inilah mediator perlu menetapkan agenda musyawarah. Para pihak
memberikan penjelasan antara lain: (a) sebagai diminta untuk menyampaikan permasalahann-
pihak ketiga yang tidak memihak (kedudukan nya serta opsi-opsi alternatif penyelesaian yang
Netral); (b) kehendak para pihak tidak dibatasi; ditawarkan, sehingga ditarik benang merah per-
(c) kedudukan para pihak dan kedudukan me- masalahannya agar proses negosiasi selau selalu
diator sendiri harus netral; (d) kunci dari sesi terfokus pada persoalan (isu) tersebut. Di sini
ini adalah penegasan mengenai kesediaan para dapat terjadi kesalahpahaman baik mengenai
44 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 14 No. 1 Januari 2014

permasalahannya, pengetian yang terkait de- lah usulan yang akan dijadikan sebagai alternaif
ngan sengketanya atau hal yang terkait dengan penyelesaian sengketa dalam suatu proses me-
pengertian status tanah negara dan hak indivi- diasi. Para pihak dapat mengajukan opsi-opsi
dual. Perlu upaya/kesepakatan untuk menya- penyelesaian yang diinginkan. Dalam mediasi
makan pemahaman mengenai berbagai hal. authoritatif mediator juga dapat menyampai-
Mediator/BPN harus memberi koreksi jika pe- kan opsi atau alternatif yang lain. Sebagai con-
ngertian-pengertian persoalan yang disepakati toh generalisasi opsi yang dipilih misalnya: ba-
tidak sesuai dengan peraturan perundang-unda- tas tanah tetap dibiarkan, tanah tetap dikuasai
ngan, agar tidak terjadi kesesatan. secara nyata, pihak yang seharusnya berhak
Selanjutnya menetapkan agenda musya- meminta ganti rugi.Tawar menawar opsi dapat
warah. Setelah persoalan yang dapat menim- berlangsung alot dan tertutup dan bahkan besar
bulkan misinterpretasi diatasi, kemudian diten- kemungkinan dapat deadlock. Di sini mediator
tukan agenda yang perlu dibahas (setelah di- harus menggunakan sesi pribadi atau kaukus.
ketahui persoalan yang melingkupi sengketa). Cara tawar menawar terhadap opsi-opsi yang
Agenda musyawarah dimaksudkan agar proses telah ditetapkan dapat menimbulkan kondisi
musyawarah, diskusi, negosiasi dapat terarah yang tidak diinginkan. Mediator harus meng-
dan tidak melebar/keluar dari fokus persoalan, ingatkan maksud dan tujuan serta fokus per-
mediator harus menjaga momen pembicaraan masalahan yang dihadapi. Dalam hal mediator
sehingga tidak terpancing atau terbawa/larut melihat adanya kepentingan yang tersembunyi
oleh pembicaraan para pihak. Mediator me- maka dapat dilakukan kaukus atau sesi pribadi.
nyusun acara/agenda diskusi yang mencakup Sesi pribadi dengan salah satu pihak harus se-
substansi permasalahan, alokasi waktu, jadwal pengetahuan dan persetujuan pihak lawan. Pi-
pertemuan berikutnya yang perlu memperoleh hak lawan harus diberikan kesempatan menggu-
persetujuan para pihak. nakan sesi pribadi yang sama. Proses ini sering
Kelima, identifikasi kepentingan. Identi- kali harus dilakukan secara berulang-ulang da-
fikasi ini dilakukan untuk menentukan pokok lam waktu yang berbeda. Hasil dari tahap ini
masalah sebenarnya, serta apakah ada relevan- adalah serangkaian daftar opsi yang dapat dija-
si sebagai bahan untuk dinegosiasi. Pokok ma- dikan alternatif penyelesaian sengketa yang
salah harus fokus dalam proses mediasi selan- bersangkutan.
jutnya. Jika terdapat penyimpangan mediator Ketujuh, penentuan opsi yang dipilih.
harus mengingatkan untuk kembali pada fokus Ada daftar opsi yang dipilih selanjutnya dilaku-
permasalahan. Kepentingan yang menjadi fokus kan pengkajian opsi-opsi tersebut oleh masing-
mediasi dapat menentukan kesepakatan penye- masing pihak. Para pihak diberi kesempatan un-
lesaiannya. Kepentingan di sini tidak harus di- tuk menentukan menerima atau menolak opsi
lihat dari aspek hukum saja, dapat dilihat dari tersebut, serta menghitung untung rugi bagi
aspek lain sepanjang memungkinkan dilakukan masing-masing pihak. Para pihak dapat konsul-
negosiasi dan hasilnya tidak melanggar hukum. tasi pada pihak lain misalnya pengacara, para
Keenam, generalisasi opsi-opsi para pi- ahli mengenai opsi-opsi tersebut. Mediator ha-
hak. Dalam tahap ini dilakukan pengumpulan rus mampu mempengaruhi para pihak untuk
opsi-opsi se-bagai alternatif yang diminta, ke- tidak menggunakan kesempatan guna menekan
mudian dilakukan generalisasi alternatif terse- pihak lawan. Disini diperlukan perhitungan de-
but sehingga terdapat hubungan antara alterna- ngan pertimbangan logis, rasional dan objektif
tif dengan permasalahannya. Dengan generali- untuk merealisasikan kesepakatan terha-dap
sasi opsi yang tidak membedakan dari siapa op- opsi yang dipilih tersebut. Di sinilah kemampu-
si itu muncul dan berfokus terhadap upaya an mediator akan diuji. Hasil dari kegiatan ini
pembahasan opsi yang mungkin akan jadi solu- berupa penentuan opsi mana yang diterima ke-
si, maka proses mediasi akan lebih mudah. Se- dua belah pihak, namun belum final, harus di-
bagaimana diketahui bahwa opsi adalah sejum- bicarakan lebih lanjut.
Model Penyelesaian Sengketa Pertanahan melalui Mediasi… 45

Kedelapan, negosiasi akhir. Para pihak dalam arti bahwa setiap sengketa perdata yang
melakukan negosiasi final yaitu klarifikasi kete- masuk ke pengadilan maka harus telebih dahulu
gasan mengenai opsi-opsi yang telah disepakati ditempuh proses mediasi. Tidak menempuh
bagi penyelesaian sengketa dimaksud. Hasil da- prosedur mediasi merupakan pelanggaran ter-
ri tahap ini adalah keputusan penyelesaian hadap Pasal 130 HIR dan atau Pasal 154 Rbg
sengketa yang merupakan kesepakatan para pi- yang mengakibatkan putusan batal demi hu-
hak yang bersengketa. Kesepakatan tersebut kum. Hakim dalam pertimbangan putusan per-
pada pokoknya berisi opsi yang diterima, serta kara wajib menyebutkan bahwa perkara yang
hak dan kewajiban para pihak. Selanjutnya di- bersangkutan telah diupayakan perdamaian me-
lakukan klarifikasi kesepakatan kepada para pi- lalui mediasi dengan menyebutkan nama me-
hak. Klarifikasi ini diperlukan agar para pihak diator untuk perkara yang bersangkutan. Sifat
tidak ragu-ragu lagi akan pilihannya untuk mediasi ini adalah tertutup, namun dalam hal
menyelesaikan sengketa tersebut dan sukarela tertentu jika para pihak menghendaki, maka
melaksanakannya. pelaksanaan mediasi dapat dilakukan dengan
Kesembilan, formalisasi kesepakatan pe- cara terbuka. Tidak menempuh prosedur me-
nyelesaian sengketa. Dirumuskan dalam bentuk diasi merupakan pelanggaran terhadap Pasal
kesepakatan atau perjanjian. Dengan kesepa- 130 HIR dan atau Pasal 154 Rbg yang meng-
katan tersebut secara substansial mediasi telah akibatkan putusan batal demi hukum. Hakim
selesai. Setiap kegiatan mediasi dituangkan da- dalam pertim-bangan putusan perkara wajib
lam Berita Acara Mediasi sebagai bahan laporan menyebutkan bahwa perkara yang bersangkut-
kepada pejabat yang berwenang untuk ditin- an telah diupayakan perdamaian melalui me-
daklanjuti sesuai dengan peraturan yang ber- diasi dengan menyebutkan nama mediator un-
laku. Agar mempunyai kekuatan mengikat beri- tuk perkara yang bersangkutan.
ta acara tersebut ditandatangani oleh para pi- Para pihak dapat memilih mediator te-
hak dan mediator. tapi mediator yang ditunjuk harus mediator
Berdasarkan uraian tersebut, maka mo- yang telah mempunyai sertifikat yang dikeluar-
del mediasi yang terdapat dalam Keputusan kan oleh lembaga yang terakreditasi oleh Mah-
Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 34 kamah Agung. Para pihak berhak memilih med-
Tahun 2007 tersebut secara garis besar adalah: ator diantara pilihan-pilihan berikut. Pertama,
pelaksanannya didahului adanya proses nego- hakim bukan pemeriksa perkara pada pengadil-
siasi; mediatornya adalah pegawai atau pejabat an yang bersangkutan; kedua, advokat atau
Badan Pertanahan Nasional yang mendapat tu- akademisi; ketiga, profesi bukan hukum yang
gas untuk itu; mediator membantu para pihak dianggap para pihak menguasai atau berpenga-
untuk menyelesaikan sengketa mereka dan ber- laman dalam pokok perkara; keempat, hakim
tipe authoritative mediator; hasil akhir dari majelis pemeriksa perkara; kelima, gabungan
proses mediasi tersebut adalah kesepakatan antara mediator yang disebutkan pertama sam-
dan dibuatkan berita acara pelaksanaan; dan, pai keempat, atau gabungan kedua dan ke-
kesepakatan tersebut tidak mempunyai kekuat- empat atau gabungan ketiga dan keempat.
an eksekutorial dan pelaksanannya kesepakatan Jika dalam sebuah proses mediasi terda-
ter-sebut dasarnya adalah etikat baik pat lebih dari satu orang mediator, pembagian
tugasnya ditentukan dan disepakati oleh media-
Model Mediasi Berdasarkan Peraturan Mahka- tor sendiri. Penggunaan jasa mediator hakim
mah Agung Nomor 1 Tahun 2008 tidak dipungut biaya. Uang jasa mediator bukan
Mediasi yang didasarkan pada Peraturan hakim ditanggung bersama oleh para pihak atau
Mahkamah Agung (Perma) Nomor 1 Tahun 2008 berdasarkan kesepakatan para pihak.
tersebut pada dasarnya adalah proses mediasi Hari sidang pertama, hakim mewajibkan
yang terkait dengan penyelesaian sengketa di para pihak pada hari itu juga atau paling lama
Pengadilan. Dalam mediasi ini sifatnya wajib 2 hari kerja berikutnya untuk berunding guna
46 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 14 No. 1 Januari 2014

memilih mediator termasuk biaya yang mungkin kap. Jika menghasilkan kesepakatan, para pi-
timbul akibat pilihan penggunaan mediator bu- hak dengan bantuan mediator wajib merumus-
kan hakim. Para pihak segera menyampaikan kan secara tertulis kesepakatan yang dicapai
mediator pilihan mereka kepada ketua majelis dan ditandatangani oleh para pihak dan me-
hakim. Ketua majelis hakim segera memberita- diator.
hu mediator terpilih melakukan tugas. Para pi- Jika dalam proses mediasi para pihak di-
hak wajib menempuh mediasi dengan itikad wakili oleh kuasa hukum, para pihak wajib me-
baik. Salah satu pihak dapat menyatakan mun- nyatakan secara tertulis persetujuan atas kese-
dur dari proses mediasi jika pihak lawan me- pakatan yang dicapai. Sebelum ditandatangani
nempuh mediasi tidak dengan itikad baik. mediator memeriksa materi kesepakatan per-
Berdasarkan Perma ini maka dalam se- damaian untuk menghindari ada kesepakatan
tiap tahapan dibatasi oleh waktu. Dalam waktu yang bertentangan dengan hukum atau yang ti-
paling lama 5 hari kerja setelah para pihak me- dak dapat dilaksanakan atau yang memuat iti-
nunjuk mediator yang disepakati, masing-ma- kad tidak baik.
sing pihak dapat menyerahkan resume perkara Para pihak menghadap kembali kepada
kepada satu sama lain dan kepada mediator hakim pada hari sidang yang telah ditentukan
(Pasal 13 ayat 1) Dalam waktu paling lama 5 untuk memberitahukan kesepakatan perdamai-
hari kerja setelah para pihak gagal menunjuk an. Para pihak dapat mengajukan kesepakatan
mediator, masing-masing pihak dapat menye- perdamaian kepada hakim untuk dikuatkan da-
rahkan resume perkara kepada hakim mediator lam bentuk akta perdamaian. Jika para pihak
yang ditinjuk (Pasal 13 ayat (2)). Proses mediasi tidak menghendaki perdamaian dikuatkan da-
paling lama berlangsung 40 hari sejak mediator lam bentuk akta perdamaian, kesepakatan per-
dipilih oleh para pihak atau ditunjuk oleh Ketua damaian harus memuat klausula pencabutan
Majelis hakim. Atas kesepakatan para pihak gugatan dan atau klausula yang menyatakan
jangka waktu mediasi dapat diperpanjang pa- perkara telah selesai.
ling lama 14 hari sejak berakhirnya masa 40 ha- Jika dalam batas waktu yang telah diten-
ri. Atas dasar kesepakatan para pihak, mediasi tukan tidak berhasil mencapai kesepakatan,
dapat dilakukan secara jarak jauh dengan mediator wajib menyatakan secara tertulis
menggunakan alat komunikasi. bahwa proses mediasi telah gagal dan mem-
Mediator berkewajiban menyatakan me- beritahukan kegagalan kepada hakim. Hakim
diasi telah gagal jika salah satu pihak atau para segera melanjutkan pemeriksaan perkara sesuai
pihak atau kuasa hukumnya telah dua kali ber- ketentuan hukum acara yang berlaku. Pada tiap
turut-turut tidak menghadiri pertemuan media- tahapan pemeriksaan perkara, hakim pemeriksa
si sesuai jadwal pertemuan mediasi yang telah perkara tetap berwenang untuk mendorong
disepakati atau telah dua kali berturut-turut atau mengusahakan perdamaian hingga sebe-
tidak menghadiri pertemuan mediasi tanpa ala- lum mengucapkan putusan. Upaya perdamaian
san setelah dipanggil secara patut. Jika setelah tersebut berlangsung selama 14 hari kerja sejak
proses mediasi berjalan mediator memahami para pihak menyampaikan keinginan berdamai
bahwa dalam sengketa yang sedang dimedasi kepada hakim pemeriksa perkara. Jika para pi-
melibatkan aset atau harta kekayaan atau ke- hak gagal mencapai kesepakatan, pernyata-an
pentingan yang nyata-nyata berkait dengan pi- dan pengakuan para pihak dalam proses me-
hak lain yang tidak disebutkan dalam surat gu- diasi tidak dapat digunakan sebagai alat bukti
gatan sehingga pihak lain yang berkepentingan dalam proses persidangan perkara yang ber-
tidak dapat menjadi salah satu pihak dalam sangkutan atau perkara lain. Catatan mediator
proses mediasi, mediator dapat menyampaikan juga wajib dimusnahkan. Mediator tidak boleh
kepada para pihak dan hakim pemeriksa bahwa diminta menjadi saksi dalam proses persidang-
perkara yang bersangkutan tidak layak untuk an perkara yang bersangkutan. Mediator tidak
dimediasi dengan alasan para pihak tidak leng- dapat dikenai pertanggungjawaban pidana mau
Model Penyelesaian Sengketa Pertanahan melalui Mediasi… 47

pun perdata atas isi kesepakatan perdamaian dengan obyek sengketa. Hakim di hadapan para
hasil proses mediasi. pihak hanya akan menguatkan kesepakatan per-
Tempat pelaksanaan mediasi dapat di- damaian dalam bentuk akta perdamaian apa-
selenggarakan disalah satu ruangan pengadilan bila kesepakatan perdamaian tersebut meme-
tingkat pertama atau di tempat lain yang di- nuhi beberapa syarat: pertama, sesuai kehen-
sepakati oleh para pihak. Mediator hakim tidak dak para pihak; kedua, tidak bertentangan de-
boleh menyelenggarakan mediasi di luar peng- ngan hukum; ketiga, tidak merugikan pihak ke-
adilan. Jika dilakukan di salah satu ruangan pe- tiga; keempat, dapat dieksekusi; dan kelima,
ngadilan tidak dikenakan biaya. Jika ditempat dengan itikad baik.
lain pembiayaan dibebankan kepada para pihak Dari uraian tersebut maka model mediasi
berdasarkan kesepakatan yang terdapat dalam Perma Nomor 1 Tahun
Para pihak, atas dasar kesepakatan me- 2008 tersebut secara garis besar adalah sebagai
reka, dapat menempuh upaya perdamaian ter- berikut. Pertama, pelaksananya didahului ada-
hadap perkara yang sedang dalam proses/di- nya proses negosiasi; kedua, mediatornya harus
periksa pada tingkat banding, kasasi, dan pe- mempunyai sertifikat mediator yang diterbit-
ninjauan kembali. Kesepakatan para pihak un- kan oleh lembaga yang terakreditasi oleh Mah-
tuk menempuh perdamaian wajib disampaikan kamah Agung; ketiga, mediator membantu para
secara tertulis kepada Ketua Pengadilan Ting- pihak untuk menyelesaikan sengketa mereka
kat Pertama yang mengadili. Ketua Pengadilan dan bertipe independen mediator; keempat,
tingkat pertama yang mengadili segera mem- hasil akhir dari proses mediasi tersebut adalah
beritahukan kepada ketua Pengadilan Tingkat kesepakatan yang dapat dimintakan ke peng-
Banding yang berwenang atau Ketua Mahkamah adilan untuk memperoleh akta perdamaian de-
Agung tentang kehendak para pihak untuk me- ngan cara mengajukan gugatan; dan kelima,
nempuh perdamaian. Pemeriksaan perkara wa- kesepakatan yang telah memperoleh akta per-
jib ditunda selama 14 hari kerja sejak meneri- damaian tersebut mempunyai kekuatan ekse-
ma pemberitahuan tentang kehendak para pi- kutorial.
hak menempuh perdamaian. Apabila berkas
atau memori banding, kasasi, peninjauan kem- Penutup
bali belum dikirim, maka Ketua Pengadilan Simpulan
Tingkat Pertama wajib menunda pengiriman, Ada beberapa simpulan yang dapat di-
untuk memberi kesempatan para pihak meng- berikan berdasarkan pada pembahasan di atas.
upayakan perdamaian. Pertama, tingkat pemahaman masyarakat ter-
Perma Nomor 1 Ta-hun 2008 mengatur hadap mediasi sebagai salah satu alternatif pe-
pula mengenai kesepakatan yang terjadi diluar nyelesaian sengketa pertanahan yang efektif,
pengadilan. Para pihak yang bersengketa dan efisien dan berkepastian hukum masih rendah
sengketa tersebut belum didaftarkan ke peng- karena dibuktikan di masyarakat belum adanya
adilan maka dapat minta bantuan mediator persepsi yang sama dalam menyelesaikan kasus
bersertifikat untuk membantu menyelesaikan pertanahan secara mediasi. Hal ini dibuktikan
sengketa mereka dengan data yang berasal dari Kantor Pertanah-
Apabila berhasil menyelesaikan sengketa an Kota Banjarmasin, Kantor Pertanahan Kota
di luar pengadilan dengan kesepakatan perda- Surabaya, dalam menyelesaikan kasus secara
maian dapat mengajukan kesepakatan perda- mediasi tidak bisa tuntas. Secara teoritik pe-
maian tersebut ke pengadilan yang berwenang nyelesaian secara mediasi dapat dilakukan pada
untuk memperoleh akta perdamaian dengan semua kasus tanah baik itu konflik tanah, seng-
cara mengajukan gugatan. Pengajuan gugatan keta tanah18 maupun perkara tanah tetapi da-
harus disertai atau dilampiri dengan kesepakat-
an perdamaian dan dokumun-dokumen yang 18
Konflik menurut definisi Coser adalah ”conflicts involve
membuktikan ada hubungan hukum para pihak struggles between two or more people over values, or
competition for status, power, or scarce resources, se-
48 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 14 No. 1 Januari 2014

lam prakteknya untuk konflik tanah dan perka- Mufidi, M. Faiz. “Alternatif Penyelesaian Seng-
ra tanah sulit dilakukan dengan cara mediasi. keta menurut Undang-Undang No. 30 Ta-
Kedua, penyelesaian mediasi terdapat hun 1999 Tentang Arbitrase dan Alterna-
tif Penyelsaian Sengketa”. Jurnal Ilmu
beberapa model yaitu model mediasi berdasar- Hukum Syiar Hukum, Vol. 8 No. 3 No-
kan Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999, mo- vember 2005;
del mediasi berdasarkan keputusan Kepala BPN Punch, Keith F. 2005. Introduction to Social
Nomor 34 Tahun 2007, dan model mediasi ber- Research: Quantitative and Qualitative
dasarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Approaches. 2nd Edition. London: Sage;
Tahun 2008. Secara faktual mediasi yang di- Rachman, Sofia. “Alternatif Penyelesaian Seng-
lakukan di masyarakat belum menggunakan me- keta Pertanahan”. Jurnal Cita Hukum,
kanisme seperti yang ada dalam peraturan per- Vol. 2 No. 1, 2010;
undang-undangan yang berlaku, sehingga mo- Rahmi, Elita. “Eksistensi Hak Pengelolaan Atas
del-model penyelesaian secara mediasi belum Tanah (HPL) Dan Realitas Pembangunan
Indonesia”. Jurnal Dinamika Hukum, Vol.
tergambarkan dapat menyelesaikan kasus per- 10, No. 3, September 2010;
tanahan secara efektif, efisien dan berkepasti-
-------. “Tarik Menarik antara Desentralisasi dan
an hukum. Sentralisasi Kewenangan Pemerintah Dae-
rah dalam Urusan Pertanahan”. Jurnal
Saran Hukum, Vol. 16, Edisi Khusus, Oktober
Diperlukan adanya sosialisasi tentang ke- 2009. Yogyakarta: FH.UII;
beradaan mediasi dalam penyelesaian kasus Salami, Rochani Urip dan Rahadi Wasi Bintoro.
pertanahan untuk mengurangi beban peradilan “Alternatif Penyelesaian Sengketa Dalam
Sengketa Transaksi Elektronik (E-Com-
umum dan peradilan tata usaha negara dalam
merce)”. Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 13
menangani perkara. Januari 2013. Purwokerto: FH UNSOED;
Sugiatminingsih. “Mediasi sebagai Alternatif
Daftar Pustaka Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadil-
an”. Jurnal Salam, Vol. 12 No. 2 Juli- De-
Alting, Husen. “Konflik Penguasaan Tanah di
Maluku Utara: Rakyat versus Penguasa sember 2009. Malang : STIH Sunan Giri;
dan Pengusaha”. Jurnal Dinamika Hukum, Sumardji. “Dasar dan Ruang Lingkup Wewenang
Vol. 13, No. 2, Mei 2013. Purwokerto: FH dalam Hak Pengelolaan”. Majalah Yuridi-
UNSOED; ka, Vol. 21 No. 3 Mei 2006. Surabaya: FH
UNAIR;
Hasan, Ahmad. “Penyelesaian Sengketa melalui
Upaya (Non Litigasi) menurut Peraturan Sunarno. “Praktek ADR (Penyelesaian Sengketa
Perundang-undangan”. Jurnal Al-Banjar, di Luar Pengadilan) dalam Menyelesaikan
Vol. 5, No. 9, Januari-Juni 2007. Banjar- Sengketa Tanah”. Jurnal Media Hukum,
masin: PPS IAIN Antasari; Vol. 13 No. 1 2006. Yogyakarta: FH UMY;
Mudjiono. “Alternatif Penyelesaian Sengketa Usman, Rachmadi. 2003. Pilihan Penyelesaian
Pertanahan di Indonesia melalui Revitali- Sengketa Di Luar Pengadilan. Bandung:
sasi Fungsi Badan Peradilan”. Jurnal Hu- PT Citra Aditya Bakti;
kum, Vol. 14, No. 3, 14 Juli 2007. Yogya- Wijaya, Gunawan. 2001. Alternatif Penyelesai-
karta: FH UII; an Sengketa. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada;
dangkan sengketa adalah suatu fenomena yang selalu Wiryani, Fifik dan Mokh. Najih. “The Yuridic of
kita jumpai pada setiap masyarakat di dunia, baik pada Regulate People’s Land Taking for the
masyarakat yang masih bercorak tradisional, masyara- Construction on the Public Utility”. Jur-
kat modern bahkan masyarakat pasca modern, yang nal Legality, Malang: Univ. Muhamma-
mempunyai kaitannya dengan hukum yang berlaku da-
lam masyarakat yang bersangkutan atau lebih tepatnya diyah, tersedia di website http:/ejournal.
dengan fungsi hukum sebagaimana banyak mendapat umm.ac.id/index.php/legality/article/vi
perhatian dari para pengkaji hukum dan masyarakat. Li- ew/314, diakses tanggal 07 Juli 2013.
hat Elita Rahmi, “Tarik Menarik antara Desentralisasi
dan Sentralisasi Kewenangan Pemerintah Daerah dalam
Urusan Pertanahan”, Jurnal Hukum, Vol. 16, Edisi Khu-
sus, Oktober 2009, hlm. 140.

Anda mungkin juga menyukai