Anda di halaman 1dari 22

MEWUJUDKAN KUALITAS PENANGANAN KASUS

PNR.TANAHAN SECARA. TEGAS, TUNTAS, DAN TERUKUR


ME{,ALUI HARMONISASI REGULASI, DIGITALISASI DATA
I}AN PEI{INGKATAN KUALITAS SDM

Dr" Dr. H. R. Zulki Zultriltri hloor., S.T., S.H., M.[I., M.Kn., M.M"

"tlarmonisasi regulasi internal di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata


Ruang/Badan Pertanahan Nasional baik Peraturan Pemerintah, Peraturan
fttlenteri, Petunjuk Teknis serta Regulasi lainnya"

Penyelesaiiur kasus senl4keta tanah diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan
T'ata RuanglKepala Badan Fertanahan Nasional Nomor 21 Taliun 2020 tentang
Fenanganan dan Penyelesaian Kasus Per"tanahan" Dalam UU tersebut dijelaskan kasus
peitanahan adalah sengketa, konflik, atau perkara tanah yang disampaikan kepada
Kemonteriatr Agraria dan Tata Ruang /Badan Pefianahan Nasional, Kantor Wilayah
iiadan Pertanahan Nasional, kantor pertanahan sesuai lcewenangannya untuh
irrunclapatkan penarlganan dan pe;ryelesaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kasus pertanahan itu sendiri dibedakan menjadi tiga bagian sebagai berikut:
3.. SengketaPertanahan
Sengketa Pertanahan, yaitu perselisihan tanah antara orang perseorangan, badan
hukum, atau lembaga yang tidak berdampak luas. Konflik pertanahan, yaitu
perselisihan tanah ar;tara orang perseorangan, kelompok, golongan, organisasi,
badan hukum, atau lembaga yanB mempunyai kecenderungan atau sudah
berdarnpak luas.
2. Perkara Pertanahan
Perkara pertarrahan yrritu perselisihan tanah yang penanganan dan
penyelesaiannya melalui lembaga peradilan. Lalu, sengketa tanah sendiri dibagi
dalam tiga klasifikasi yaitu:
. Kasus Berat
Melibatkan banyak pihak, mempunyai dimensi hukum yang kompleks,
clan/atau berpotensi menirnbulkan gejolak sosial, ekonomi. poiitik clan
keamanan.
* Kersus Setlang
Kasus sedang rneliputi antar pihak yang dimensi hukum dan/atau
administrasinya oukup jelas yang jika ditetapkan penyelesaiannya melalui

1
a

pendekatan hukum dan administrasi tidak menimbulkan gejolak sosial.


ekouomi, politik dan kearnanan.
c Kasus Ringan
Yakni pengaduan atau permohona:r petunjuk yang sifatnya teklis
administratif dan penyelesaiamrya cukup dengan surat petunjuk
penyelesaian ke pengadu atau pemohon.

Kualitas penanganan perselisihan mengacu pada tingkat efektivitas dan keadilan dimana
perselisihan atau konflik dikelola dan diselesaikan. Ini dapat berlaku untuk berbagai
konteks, termasuk layanan masyarakat, sengketa pertanahan, konflik pertanahan. Kilalitas
penanganan perselisihan mengacr pada efektivitas dan. efisiensi penyelesaian atau
pengelolaan perselisihan atau ktrntlik. Ini actralah ukuran seberapa baik individu"
organisasi, atau sistem menangani perselisihan, ketruhan, atau konflik untuk tnencapai
penyelesaian yang memuaskan bagi semua pihak yang terlibat. Berikut adalah beberapa
fbktor kuinei yang berkontribusi terhadap kualitas penanganan sengketa:
I. Komunitr<asi: Komunikasi yang efektif sangat penting dalam penyelesaian sengketa.
Jalur komunikasi yang-ielas dan terbuka membantu untuk memahami keprihatinan
dan kepentingan semua pihai< yang terlibat, yang mengarah ke penyelesaian yang
lebiii konstruktil dan saling menguntungkan.
2. &{endengar}*an secara aktili Froses penanganan perselisihan yang berkualitas tinggi
melibatkan mendengarkan seoara aktif" di rnaila semua pihak merasa didengarkan clan
dipahami. Mendengarkan secara aktif membantu mengidentifikasi masalah dan
kekhawatirar mendasar, memungkinkan pengembangan solusi yang tepat.
3. lsetralitas dan ketidakber6rihnknn: Penangan sengketa harus menjaga netralitas dan
ketidakberpihakan untuk memastikan proses yang adil. Mereka tidak boleh memihak
atau menunjukkan favoritisme, melainkan fbkus pada pemahaman perspektif senlua
pihak dan memfasilitasi peuyelesaian yang seimbang.
.$. Keten;rmpilan pernecah*m masakh: Penanganan perselisihan yang efektif"
rnem!:utuhkan keterarnpilan pemece*ran masalah yang kuat. Penangan perseiisihan
harus rnampr fiienganalisis situasi yang kompleks, mengidentilikasi akar penyebab
perselisihan, dan mengusulkax solusi yang kreatif dan praktis.
$" Transparansi: Proses penansanan sengketa yang transparan membangun
kepercayaan dan keyakinan di antara para pihak yang terlibat. Ini melibatkan berbagi
inforrraasi yarrg relevan, menjelaskan proses pengambilan keputusan, dan memberikan
pembaruan rutin kepad$ sernua pemangku kepentingan.
6. Ketepatan waktu: Menyelesaikan perselisihan seoara tepat waktu sangat penting
uniuk mencegah eskalasi dan meminirnalkan dampak negatif. Waktu respons yarlg
cepat dan penanganan sengketa yang efisien menunjukkan komitmen untuk
menyelesaikan masalah dengan ssgera.
3

7. Kepatuhan terhadap aturan dan regulasi: Kualitas penanganan sengketa juga


mencakup kepatuhan terhadap undang-undang, regulasi, dan kebijakan organisasi
yang berlaku. Memastikan bahwa proses penyelesaiannya sah secara hukum dan
sejalan dengan pedoman yang ditetapkan berkontribusi pada kualitas penanganan
sengketa sec&ra keseluruhan.
8. Peningkatan berkelanjutan: Organisasi dan individu yang berkornitmen untuk
penanganan sengketa berkualitas tinggi $ecara teratur mengevaluasi dan
meningkatkan proses mereka. Dengan meflgumpulkan umpan balik, menganalisis
hasi'I, dan menerapkan pelajaran yang didapat, mereka dapat meningkatkan
kemampuan mereka untuk rnenangani perselisihan di masa mendatang secaf,a efektif,

Harmonisasi regulasi internal di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata


RuanglBadan P*rtanahan Nasional baik Peraturan Pemerintah, Peratrran Menteri,
Fetunjuk Teknis serta Regulasi iainnya diperlukan mengingat ktnlitas penanganan
sengketa, konflik. dan perkar:a tidak berdiri sendiri mengingat adanya peraturan iain yang
mengatur seperti:
1. Pasal 13 Permen I\TR/IIPN Nomor 13 Tahun ?017 tentang Tata Cara
Femblokiran dimana iangka wal<tu 30 hari dapat diperpanjang adanya
penetapan atau putusan pengadilan, tetapi pada pasal 14 sarnpai dengan
penyidikan atau penuntutan atau sampai dihapusnya pernblokiran sehingga
tidak memiliki kepastian hukum
2. Permen ATR/BPN Nomor 6 Tahun 2018 tentang PTSL, dimana pelaksanaan
pendaftaran tanah dilalmkan secara sistematis dan cepat, namun disisi lain
pelaksanaan pembatalan jika terjadi permasalah pertanahan dilaksanakan
sesuai dengan Permen AT'R/BPh1 NOMOR 21 TAHLN 2020 tentang
Penanganan Dan Fenyelesaian Kasus Pertanahan yang detaii dan memakan
waktu sehingga terirrdikasi akan menimbulkan pennasalahan internal
3. Pelaksanaanpasal 126, 126 A,dan 126 B PermenATR/BPN Nomor i6 Tahun
2421 tentang Perubahan ke 3 Permen Nomor 3 TAHUN 1997 tentang
Ketentuan Pelakszurrran Feraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran T'anah perlu adanya lampiran dan petunjuk teknisnya sehingga
d-pat clilaksanakan secala sempuffit{i

'+. Pelaksanaan perbuatat trmkum pada obyek yang sedang terdapat hak
tanggungan rnasih dapat di terima dan didaftarkan perlu adanya penyesuaian
yimg tegas dan terukur sehingga dapat dilaksanakan

Penting untuk diperhatikan bahwa kualitas penanganan sengketa dapat bervariasi


tergantung pada konteksnya, seperti sifut ser-rgketa, keahlizur penallgan, darr surnber daya
yang tersedia. Organisasi dan indii,'idu yang berheda mungkin memiliki pendekatan yang
Lrerbeda untuk menyelesaikan perselisihan, tetapi prinsip utama komunikasi yang efbktif,
keadilan, pemecahan masalah, transparansi, dan perbaikan terus-menerus tetap mendasar.
4

Ketegasan hukum mengacu pada kekuatan, soliditas, atau kekakuan dari suatu posisi atau
keputusan hukum. Ini mencerminkan sejauh mana argumen atau posisi hukum didutrrung
cleh undang-undang. peraturarr, preseden hukum, dan sumber otoritatif lainnya yang
retrevan. Kedudukan hukurn ),ang dianggap tegas berarti didasarkan pada asas-asas hukum
yang kokoh ilan mempunyai kemungkinan kuat untuk ditegakkan oleh pengadilan atau
badan hukum lainnya. Bsrikut adalah beberapa faktor yang berkontribusi terhadap
ketegasan hukum:
1. Fenelitian dan analisis hukum: Penelitian dan analisis menyeluruh terhadap
undang-undang, undang-undang, peratruan, dan preseden hukum yang berlaku
sangat penting untuk membangun posisi hukum yang kuat" Ini melihatkan
pemeriksaan huktmr kasus yang relevan, ketentuan undang-undang, dan doktrin
lrukum untuk memaharni prinsip-prinsip hukum dan penerapannya pada situasi
tefientu.
2. Preseden dan kewenangan hukum: Ketegasan hukum seringkali bersandar pada
pr*seden hukum yang telah ditetapkan, yaitu putusan pengadilan sebelumnya
yang telah rnenetapkan standar atau prinsip hukum. Mengutip preseden relevan
yang mendukurrg posisi hukun memperkuat argumen dan menambah bobot
posisi.
3. Ktlnsistensi dengan asas irukum: Kedudukan hukum yang kokoh adalah yang
sejalan dengan asas hukunt yurg telah ditetapkan. seperti asas keadilan, keadilan,
proses hukum, dan hak konstitusional. Mernastikan koherensi dengarr prinsip-
prinsip ini meningkatkan ketegasan argumen hukum.
4. Penalaran hukum y&ng kuat: Membangun posisi hukum yang tegas
merrbutuhkan penalaran hukum yang logis dan persuasif. Ini rnelibatkan
niembangun argumen yang jelas dan koheren yang menghubungkan fakta yang
relevan, prinsip hukum" dan otoritas hukum dengan cara yang mendukung hasil
hukurn yang diinginkan.
5" Argumen dan sanggaltan: Mengantisipasi dan menangani potensi argumen
tandingan atau sudutr pandang yang berlawanan adalah penting untuk
rnerxpertahankan ketegitsan hukum. Dengan mengatasi interyrretasi alternatif atau
kelemahan potensial dalam argumen, posisi dapat diperkuat dan kredibilitasnya
ditingkatkan.
5. Keahlian dan pengalanran: Keahlian dan pengalaman para profesional hukum
yang terlibat dalarn mengembangkan dan menyajikan posisi hukum dapat
berkontritrusi pada ketegasannya. Pengacara berpengalaman yang berspesialisasi
dalam bidang hukum yang relevan mernbawa pengetahuan dan wawasan mereka,
mernperkuat kekrmtan argumen hukum.
7" Standar hukum yang b*rlaku: Pemenuhan standar hukum yang berlaku, seperti
beban pernbuktian atau Llri.sur*unsur tuntutan hukum tertentu, menambah
ketegasan suatu kedudukan hukum. Mendernonstrasikan bahwa posisi tersebut
5

inerrenuhi kriteria hukum yang disyaratkan meningkatkan peluang


keberhasilannya.

Ketegasan hukum tidak menjamin hasil tertentu, karena keputusan akhir dapat
l:ergantung pada berbagai taktor, termasuk interpretasi hakim, penyajian bukti, dan
keadaan khusus dari kasus tersebut. Narnun, posisi hukum yang tegas meningkatkan
kernungkinan hasil yang menguntungkan dan memperkuat argumen hukum secara
keseluruhan. Ketegasan hukum rnengacu pada kekuatan dan kekokohan asas,
*rgumentasi" dan putusan hukurn. Ini mencerrninkan tingkat kepastian dan stabilitas yang
diberikan oleh sistem hukum dan kemampuarulya untuk menegakkan dan menegakkan
hukum secara efbktif Berikut adalah beberapa aspek kunci yang terkait dengan ketegasan
trrrl<um:
1. Prinsip dan Preseden Hukum: Ketegasan hukum berakar pada prinsip dan
preseelen hukum yarlg niapan yang memandu interpretasi dan penerapan hukum"
Prinsip dan preseden ini memberikan honsistensi dan prediktabilitas dalam hasii
hukum, nlemastikan bahwa kasus serlrpe diperlakukan safiia.
2. Kejelasan dan Ketepatan Hukum: Kejelasan dan ketepatan hukum sangat penting
untuk ketegasan hukum. Hukurn harus ditulis dengan cara yang mudah tlipaharni
clail ditafsirkan, menyisakan sedikit ruang untuk arnbiguitas atau kebingungan.
l{ukum yang jelas memt.ingkinkan individu dan entitas untuk memahami hak dan
kewaiiban mereka.
i" Kepatuhan terhadap Proses I'Iukum: Ketegasan hukum memerlukan komitmen
terhadap ploses hurkum" yau6i memastikan bahwa proses hukun: adil dan adil.
Proses hukum memerLukan pemberian kesempatan kepada semua pihak untuk
mengajukan kasus mereka, akses ke perwakilan hukum, dan pembuat keputusan
yang netral" Mematuhi proses hukr"un melindungi integritas hasil hukurn,

Ferryelesaian sengketa hukum mengacu pada penyelesaian konflik atau perbedaan


pondapat antara pihak-pihak yaug terlibat elalam suatu masala.li hukum tanpa memerlukan
sidarrg atau putusan pengadilan fbnnal. Ini adalah kesepakatan sukarela yang dicapai oleh
pihak-pihak yang terlibat, biasanya dengan bantuan pengacara meleka atau pihak ketiga
yang netral. Penyelesaian dapat terjadi pada setiap tahap proses hukum, termasuk
sebelurn gugatan diajukan, selama negosiasi pta-sidang, atau bahkan selama persidangan
Itu sendiri. Prosesnya melibatkan iregosiasi dan diskusi yang bertujuan untuk menemukan
resolusi yang dapat diterirna bersama yang memuaskan kepentingan dan perhatian semua
pilmk yang terlibat"
Maniaat -Peny elesaian:
1. Kontrol atas hasil
Para pihak memiliki kontrol lebih besar atas penyelesaian perselisihar mereka
dalan: suatu penyelesaian. Mereka dapat menegosiasikan persyaratan yang lebih
6

disesuaikan dengan kebutuhan dan perhatian khusus mereka daripada


mengandalkan hakim atau juri untuk membuat keputusan.
2. Penghematan waktu dan biaya:
Menyelesaikan sengketa huliurn dapat menghemat waktu rJan uang secara
signitrrkan dibandingkan dengan proses persidangan yang panjang dan rnahal.
3. Privasi dan kerahasiaan:
Penyelesaian seringkali bersitat rahasia, artinya rincian perjanjian tidak
dipublikasikan. Ini dapat bermanfaat bagi individu atau bisnis yang ingin
merahasiakan informasi sensitif.
,1. Feiestarianhubungan:
Dalam beberapa kasus" menyelesaikan perselisihan dapat nrembantn menjaga
hubungan antar pihak. {ni dapat menjadi sangat penting dalam situasi di mana
interaksi yang sedang berlangsung atau transaksi bisnis di masa depan
diantisipasi.
5. Mengurangi stres emosiouai:
Sengketa hukum dapat nlenguras emosi semuapihak yang terlibat. Menyelesaikan
kclnflik melalui penyeles;aian dapat mernbantu meringankan beberapa tekanan dan
beban emosional yang terkait dengan litigasi.

Ilros*s f]*nyeiesaian:

1" Negosiasi:
Fara pihak atau pengacal'a mereka terlitrat dalarn negosiasi untuk membahras posisi
mereka masing-masing dan ketentuan penyelesaian yang potensial. Ini mungkin
rnelibatkan pertukaran pena\Araran dar penawaran balasan sampai kesepakatan
tercapai.
2. Mediasi atan arbitrase:
Dalam beberapa kasus, pihak ketiga yang netral, seperti mediator atau arbiter,
dapat dilitratkan untuk memfasilitasi pembahasan penyelesaian. Orzurg-eirang ini
membantu para pihak nrenemukan titik temu dan mengeksplorasi kemungkinan
solusi.
3. Menyusun perjanjian penyelesaian:
Setelah para pihak mencapai kesepak.atan, persyaratan tersebut diformalkan
daiam perjanjian penyelesaian. l)okumen ini menguraikan persyaratan yang
clisepakati dan berfungsi sebagai kontrak yang rnengikat secara hukum.
4. Ilksekusi dan penegakari:
Setelah perjanjian penyeiesaian ditandatangani, para pihak pada umumn-va terikat
oleh ketentuannya. Jika saiah satu pihak gagal memenuhi kewajibannya
berdasarkan perjanjian, pihak lain dapat meminta penegakan hukum melalui
pengadilan.
7

Dalan"l beberapa kasus, para pihak mungkin tidak dapat mencapai penyelesaian, dan
perselisihan tersebut dapat dilanjutkan ke pengadilan untuk diselesaikan oleh hakim atau
juri. Kolaborasi clengan lnstansi Lain; Lembaga penegak hukum seringkali bekerja sama
clerrgan lembaga Iain, sepefii karrtor kejaksaan, pengadilan, dan lembaga pemasyarakatan,
untuk memastikan aliran keadilan yang lancar dari penyelidikan ke penuntutan dan
irukuman"

lndikator Kualitas Pelayanan N{enurut Kotler dan Keller (2016 : 284), mengernukakan
terdapat lima indikator kualitas pelayanan antara lain:
i. Keandalan (Reliability) Keandalan adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan
peiayanan sesuai yang dijanjikan, terpercaya, akurat serta konsisten.
2. Ketariggapan (Respt;nsiveness) Ketanggapan adalah suatu kemampuan nntuk
ntemi;erikan pelayanan ke pelanggan dengan cepat serta meudengar dan rnengatasi
keiuhan p*langgan"
l. Jaminan (Assurance) Jaminan adalah mengukur kemampuan dan kesopanan karyawan
serta sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki karyarvan.
:1. Empati (Hmpathy) Ernpati adalah rnemberikan perhatian yang tulus dan bersifat
irrelivicXual alau pribadi yang diberikan kepada para konsumen dengan berupaya
inemahauri keinginan konsumen.
5. Eerrvujud ('fangibtes) Berwt"rjuil adaiali penampilan fasilitas fisik, peralatan yang tiaik
yang digunakan untuk memberikan pelayanan kepada lconsumen.

rf, ASI}. PENE T,ITIAN I}AN I'EMRAHASAN


t, {onfirmotory Factor Anxlysis (CFA) Mor}el Keseluruha,n (Fwll Modefi
Analisis model pengukuran pada seliap konstruk menghasilkan model
{tsnlirmatory F'ailar Analysis icfAi dengzur u"}i kesesuaian (GOF), validitas clan
r"eliabilitas yanLi baik pada setiap konstruk. Tahap berikutnya adalah
tnenggab-ungkan kelirna konstruk rnodel CFH untuk menghasilkan rnodel hybrid
1{tu/l SEM), Rerdasarkan hasil analisirl data dengan menggunakan Lisrel 8,80, maka
diclapatkm ukuran kesesuaian keseiunrhan model hybrid sebagai berikut.
T*bel l.Ukur*n Kesesuaian trIodel Keseluruhan (Hybrid Model) SEM
Indikator Ukuran yang
Hasil Estimasi Kesirnpulan
G0r Diharapkan
Ukuran Absolute Fit
GFI ciFI > 0,90 0,87 Marginal Fit
RMSEA RMSEA < O,O8 0,081 Fit
Ukuran dncrQmenlal Fit
N}.{F'I NNFI ),0,90 0,96 Good Fit
8

Indikator Ukuran yang


flasil Estimasi Kesimpulan
GOF' Diharapkan
NFI NFI > O,9O 0,96 Good Fit
AGF'I AGFI >'0,90 0,81 Marginal Fit
RF'I R]rI > 0,90 0,95 Good Fit
IFI iFI > t),90 0,97 Good Fit
CFI CFI > O,9O 0,97 Good Fit
Catatan : Marginal Fit adaiah kondisi kesesuaian model pengukuran bawah kriteria
ukuran ctbsoltfie fit, maupun incrementul ./i/, namun rnasih dapat diteruskan pada
analisis lebih lanjut, karena dekat dengan kriteria ukaran gtodfit (I'{air et, al, 2010
:o-:J ).

Sumbel tlarit Pengolahan dengan LISRIIL 8.80

Berdasarkan Tabel 1 cli atas, lirna ukuran kesesuaian yang diperoleh


;nemiliki indeks kesesuaian moelel pengukuran yang good.fit,yaiatNNFi, NFI, Ih'I,
&.h'l dan CIrI. Sementara tiga ukurar: kesesuaian lainnya memiliki indeks kesesuaian
n:cdel pengukuran ntargtnal.fit, yaitu GFI" RL/ISEA, dan AGFI.
Modei l{ybrid (F'ull SEM) dengan menggunakan Lisrel 8.80 adalah seperti
tcrtrihat pada Gambar I dan Gsurtbar 2.

r-**-1ls,-L-
M ]'1
--
,;1

"l I
f. a1 rr *6 .- I I - ,-
--^
Yt
-sl tt Iq...-Y

,,.Jl-l*-
"-" |--__]
u.db
0"8? 1ts
tr,

0 ff" i" Irr '. 2;


"?3
$" 6fl
fia U "(JB

{:
u-5t
l.'
-J 1r

fi trU
r-.J

'i,-:q.->q:=l-' i: i--=:* :-,':i..s= :l:trF:.=l _F

Gnmbar I frfottel Hybrid (Falt SEM) Srandardized


I

.4 Yl
q dq
E+
l*e
// :-.I
$"fi? :-l .:6 '- -*1I Y2
c'l I
i'1
1g .;6 l*"
1T 9:
E.;
u' *l*-u, l-:', , !2
ll
{ a Et

n{
,,-.*[.3.]-,.,.,*
?5.0: 1f, t?
. 1;
"*1**,;-l* --'"
; . -r.-'
L_:__l
Itr
c :1
fi"69 i; .36
-t,,rl C.BJ
!.9!
Chi-Sqerar*-Sd0,3S, d:*B{, P-vske=8"*0$|,fi, RI{3EAE.0"S*1

Gambar 2. tu{odel Hybrtul ({wll SEM) t-value

Bordasalkan Garnbar 1 c'{an Gambar 2" diatas, selanjutnya adalah melakukan


analisis nrodel pengukuran hybrid (/ull rnodel) dari setiap variabel, seperti
pada Tabel 2 di barvala ini.
'Xituniukhan

Tabel2.
Analisis Pengukurrn Model Hybrid (Full Madel)
Model Pengukuran STD. Construk Ertract
NiIai
SLF Ewor Reliabiligt Variaruce
Vreriatletr Latexl Vnr. Manifes lhauns
(ss) (CR) firE)
Akurasi data (Xl ) 0.84 0.048 1'/.56
Kernutlahan prograrn aplikasi
tr.6() a,{J47 18.06
i"iigitaiisasi data (x2)
0.981 0.916
r f'li\ lnfi'astruktur digital (X3) 0.87 0.047 18.35
TalentaDigital (X4) 0.53 0.055 9.58
Uptodate technologs \X5) 0.51 0.056 9.04
]eningkatan Pengetahuan (Xd) 0.82 0.049 16.93
kuatritas SDM Pengalaman (X7) 0.86 0.048 17.96 0.977 u.y_1r+
(Clv{) Pendidikan (XB) 0.80 0.049 t6.22
Kemih'aan (Yl) 0.81 0,048 16.93
i-larfironisasi
Kejujuran (Y2) 0.90 0.0s0 17 "9r 4.977 0.934
itegulasi (KN4)
Integritas (Y3) 0.80 0.051 t5.62
Tegas {Y4) 0.66 0.040 16.58 4.974 0.902
10

&{sdel Pengukuran STD. Construk Exlract


Nilai
SLT Error Reliabiltty Vsrianee
Variabei tr aten Var. Manifes tnuans
(CR) (vE)
(sE)
Kualitas Tuntas (Y5) 0.73 0.068 10.73
p*nanganail Terstruktur (Y6) 0.80 0.069 1 1.56

lt*sus pertanahan
0.82 0.069 1 1.81
il-hr) Terukur (Y7)
Sumber ; !lasil pengolahan LISREI- 8.80
t-latatan : Kriteria CR dan VE adalah (Hair, A-ndersen, f'atham, dan Black, 2010 :636):
'A. Ct>mprs,site Reiiability MeasureatauConstruk Reliabiliry Mettsttre (CR), atau sering disebut sebagai
reliabilitas, dengan peryaratan nilai CR harus >: 0,7.
b. l:st"isnce Extract Measure (VE) atau ekstrak varian, dengan persyaratan hllrus memiliki nilai VE )
0'-1'

Berdasarkan1label 2 di atas diketahui semua indikator dalam pembenhrliatr


variabel laten eksogen digitalisasi data dan peningkatan kr.ralitas SDlvl maupun
variatrel laten endogen l{armonisasi Regulasi dan kualitas penanganan kasus
pertanahan rnemiliki valiclitas yeng baik, hai ini ditunjukkan dengan semua
inriikator memiliki Standardired Loatling Factnr (S[,F) ] 0,5 atau nilai tnitunfrl,96
ipada u : 0.05) (Hair, at.all., 2010), Demikian.juga baik variabel laten eksogen
r3latlpun tsndogen memiliki reliabilitns model yang baik, hal dituniukkan dengan
sernrla variabel memiliki nilai t:onstruct reliahiltty yang lebih besar clari 0,70 (CR
>" il,70.)dan nilai varian<:e extrctct yang lebih besar dari 0,50 (VE > 0,50).

Validitas indikator infrcrsttuktur digitol (X3 ) me.rupakan indikatr:r dengan


standardized ktading.factor terbesar dengan nilai standardized loading.factor 0,87
dalam membenttd< variabel digitalisasi data- Sedangkan uptodate technology (X5)
rnerupakan indikator dengan standard.ired. loading .factor terkecil yaitu 0,51"
t)*nstruct reliability dan extract vtn"iance variabel digitalisasi data adalah sebesar
{i,981 dan 0,916. FIal ini rnenunjtrkkan bahwa indikator-indikator signifikan dalam
membentuk variabel laten digitalisasi data dengan indikator infrastruktur digital
(X3) rnerupakan indikator yiurg dominan dalam membentuk variabel laten
Cigitalisasi dnta.
Kemudian validitas indikator dalam pembentukan variabel laten
peningkatan kualitas SDM, pengalaman (X7) merupakan indikator dengan validitas
terbesar dengan nilai standardized laading.faclor sebesar 0,86 dalarn membentuk
variabel peningkatan kualitas SDkl. Sedangkan indikator pendidikart (X8)
rncrupai<*n irrdikator dengan validitils terkecil dengan nilai s'tandardized loading
reli$bility dan €xlrilct variance variabel peningkatan
.fitc:tar sebesar A,8A. Construk
hualitas SDM adalah sebesar 0,977 dan 0,934. I{al ini menunjukkan bahwa
indikator-indikator signifikan dalaln membentuk variabel laten peningkatan
t1

kualitas SD}l{ dengan indikator pengalaman (X7) nierupakan indikator yang


dominan dalam membentuk variabel laten peningkatan kualitas SDM.
Validitas indikator dalam pembentukan variabel laten Harmonisasi
Regulasi, ke.jujuran (\2) merupakan indikator dengan validitas terbesar dengan
nilai standctrdized loading Jitt:tor sebesar 0,90 dalam membentuk variabel
I{annonisasi Regulasi. Sedangkan integritas (Y3) merupakal indikator yang
nrenjadi indikator dengan validitas terkecil dengan nilai standardized loading.factor
sebesar 0,80. Canstruk relialtility dan extract variance variabel harmonisasi
regulasi adalah sebesar A,977 dan 0,934. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-
indikator signifikan dalam membentuk variabel laten Harmonisasi Regulasi dengan
inclikator kejujuran (Y2) merui:akan indlkator yang dominan dalarn membentuk
variabel laten t{armonisasi Regulasi.
Demikian juga dengan validitas indikator dalam pembentukan variabel laten
kuatritas penallganan kasus pedanahan, menunjukkan terukur (Y7) merupakan
indikator dengan validitas terbesar dengan trlai standurdized loodingfactor sebesar
0,82 dalam membentuk variabel Kualitas penangallan kasus pertanahan. Sedangkan
tegas (Y4) merupakan indikator yang menjadi indikator dengan validitas terkecil
dengan nilai standardized loacling fttctor setresar 0"66. Construct reliahility dal:
exfl"tlct vtu,iunce variabel Kualitas penanganan kasus perlanahan adalah sebesar
0,974 dan 0,902. Hal ini menunjuki<an bahwa indikator-indikator: signifikan dalam
rnembentuk variabel laten Kualitas penanganan kasus pefianahan clengan indikator
terukur (Y7) merupakan indikator yarg dorninan dalam membentuk variabel laten
Kualitas penang&nan kasus pertanahan

3. Analisis Model Struktux"al


Analisis model struktural dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji hubungan
antar variabetr laten (Latent Variubel *au Ll| yang ada di dalam rnadel penelitian.
Ilengkajian ini sekaligus rnenguii berbagai hipotesis yang diajukan. Ada dua bentuk
pengujian yang dilakukan dalam emalisis model struktural yaitu uji kecocokan
keseiuruhan model (GOF) cian uji kesesuaikan modei struktural.
Pada uji kecocokan keselurutian modei, rnemiliki ttrhapan yarlg sama dengan
uji kesesuaian rnodel pengukuran. Flasil uji kesesuaian ini berupa nilai Goodness
bit aJ Stotisfico'(GOlt. Sedangkan uji kesesuaian model strtrktural dilakukan
rneialul pemeriksaan terhadap signifikansi koeflrsien yang diestimasi. Apabila nilai
|tlr t,96, maka hal tersebut menunjukkan bahwa koefisien signifikan. Uii
kesesuaian kecocokan rnodel struktural sama halnya dengan uji kesesuaian pada
/ull model seperti ditunjukkan pada T"abel 3 . Kemudian berciasarkan hasil analisis
dengan Lisre{ 8.80 didapatkan model persamaan struktural secara kesehuuhan yang
terlihat pada Gambar 3 dan Garnbar 4. berikut.
t2

ilB
l-'^
-{:
,i,
'i "
!-.i " 5u
.1 Afr ', tF
*"4*
*"r":

UU

r'.- i :"a r-+= ri i.'- "i: -i-'=a -:-, ---.-= 1 r:=', ',i:',,-. -, ttfq=n -,i1
-:. - ) t r- f - =,-.

Gambar 3. Mcldel Struktural (Starudardirerg

nn

l. hr

tr
" .,E,

',;:,

li-i--al;rr+=:i+,1 .:i, :i:=l=, '-;al-'.-.:=.1 .l'l,l:;, FI.ISE;-=:,"-i:.

Gambar 4. Medel Struktural (t-value)

Berdaszu'kan Garnbar"4 dapat diketahui adanya hubungan antara variabel


hebas dengan variabel terikat, Hasil dari pengujial signifikansi dari hubungall antar
variaLrel laten, atau lintasan antara duu variahrel laten, dapat dilihat pada I'abel 5"22
tji bawah. Pada T'abei 3 diperlihatkan niiai koefisien yang dihasilkan beserta nilai
J,",rue.Apabila liritasan struittural merniliki nilai troru, > 1,96, maka hoeflsien dari
lintasan tersebut dinyatakan signifikan, dan apabila t,,atued 1,96. maka disirnpulkan
{:a}rrrya kriefisien dari lintasan tidak signilikan.
1l
TJ

Tabel 3. Signifikansi AntarYariabel


Koef,
Ncl Lintasan Struktural tvclue tkriteria Ilasil IJji
Jalur
Digitalisasi data) I-Iarmonisasi
I 0,38 3,80 1,96 Signiflkan
Regulasi
Peningkatan kualitas SDM+
2 0,40 4,36 1,96 SignifikBn
Harmonisasi Regulasi
Digitalisasi data* Kualitasr
,) 0,30 2,61 1,95 Signiflkau
penaflganan kasus pertanahan
Peningkatan kualitas SDM+ I(ualitas
4 0,20 2,19 1,96 Signifikan
penangarlan kasus pertanahan
i{armonisasi Regulasi } Kualitas
5 0,46 6,21 1,96 Signifikan
penaugaran kasus pedanahan
Sumber : Hasil pengolahan data,2018 (LISREL)

Setelah melakukan analisis pengukuran dan analisis struktural, maka


langkah selanjutnya melakukan sebagai berikut:
s. Pengaruh digitalisasi data dan peningkatan kualitns SDM terhadap
Ilarmoniscsi Regulasi

Pengujian ini dilakukan untrlk rnenguji hipotesis 1"2, dan 3. Hipotesis kesatu
(I{1) rnenyatakan bahwa digitalisasi data berpengaruh terhadap Harmonisasi
trtegulasi; Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa peningkatan kualitas SDM
berpengaruli terhadap Htnmonisasi i(egulasi; Hipotesis ketiga (H3) menyatakan
ciigitalisasi clata dan peningkatan kr.ialitas SDM secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Hamronisasi Regulasi. Berdasarkan outpul yang diperoleh dengan
ueeriggrinakan program l,isrel,3.80 untuk rnodel strr"tktural 7 {standardized t- davl,.
yahte mr;clel) dan persamaan struktural 5, sesuai dengan keempat hipotesis yang
ctriaiukan di atas dapat dilihat seperti di bawah ini.
14

iJ ..JT

fI fifr

fi3ft

*-i
...:.i -..sr:='r',
-c -,is.:!=--*-r-*,
ffi
"' 1 i-:=.1-l l-r:=1..a=-,
-
.Bi6l !'i.'.-."
.v.;,r.2-- :l_fr;':-=", -:!

Gambar 5 .Model Struktural | {Snndardize)

i3.. tc
.1'} . !t'

. ji*

l:'-:-- i:'i$r:=i:1. :.f. i===... l--;a i'..'.*=l .,-'l.i -:', F.l.i:!"-;= - . iii:

Garnbar 6"Model Struktural I (t-value)

Persamaan Struktural I :

KM * 0.38't'KP + 0.4{l*CM, Errorvnr.= 0.43,It'?= 0.57


({}.10) (0.0e2) (0.s67) {0.003}
3"80 ,&.36 6.4$ 193.54
(Surnber : Lampiran VII, output Lisrel 8.80. 2019)

Ilubungzur kausalitas variabel digitalisasi data dan peningkatan kualitas


SDM terhadap I-iarmonisasi Regulasi dapat diuraikan sebagai berikut:
15

l" Pengaruh digitalisasi dat* terhadap }larmonisasi Regulasi

Hipotesis kesatu (I{1) rnerryataka:r bahwa digitaiisasi data berpengaruh


terhadap Harmonisasi Regulasi.
Ilerdasarkan Gambar 5 dan Gambar 6 atau persamairn struktural atas,
terlihat besamya koefisien jalur variabel digitalisasi data terhadap Harmonisasi
Regirlasi adalah sebesar 0,38 dengan nilat. tt,turssebesar 3,80> 1,96, sehingga dapat
dikatakan signifikan" Besarnya koefisien jalur tersebut menunjukkan bahwa
besarnya kontribusi pengaruh digitalisasi data terhadap Harnronisasi Regulasi
sebesar 0,38. Dengan demikian maka digitalisasi data terbukti berpenganrh positif
dan signiiikan terhadap Flarmonisasi Regulasi atau dengan kata lain bahwa
Hipotesis I {H1} diterima.

3. Fengaruh Pcningkatan kualitas SIIM terhadap Harmonisasi Regulasi.

Ftripotesis kedua (ii2) rnenyatakan bahwa peningkatan kualitas SDM


berpengaruh terhadap Harrnonisasi Regulasi.
ilerdasarkan Gambar 5 dan Gambar 6 atau persamaarl struktural 1 di atas.
tedihat besamya koefisien jalur variabel peningkatan kualitas SDM terhadap
Harmonisasi Regulasi adalah sebesar 0,40 dengan nilai /&,rrurgsebesar 4,36> 1,96,
sehingga dapat dikatakan signifikan. Besarnya koefisien "lalur tersebut
nrenunjukkar bahwa besarnya pengaruh peningkatan kualitas SDM terhadap
i{armonisasi Regulasi sebesar 0,40. Dengan demikitrn maka peningkatan kualitas
SDM terbukti berpengaruh positil'dan signifrkan terhadap flarmonisasi Regulasi
atau dengan kata lain bahwa Hipotesis2 (H2) diterirna.

3. llenguruh Digitalisasi data ilan Feningkatan kualitas SDM sec$ra


.llersnmn-sama terhadap ${arrmonisasi Regulasi"

trlipotesis ketiga (H3) nrenyatakan bahwa digitalisasi data dan peningkatan


kuaiitas SDM secara trersama*sama berpenganrh terhadap l{armonisasi
Regulasi
Berdasarkan Gambar 5 dan Gambar 6 ata',,t persamaan struktural 1 di atas,
terlihat besarnya koefisien cteterminasi (1t') variabel digitalisasi data dan
peningkatlur kualitas SDM secara bersarna-sama terhadap l{armonisasi Itegulasi
aclalah setresar 0,57 dengan nilai Fhiuns sebesar 193.54 > 3,84, sehingga dapat
ciikatakan signifikan. Besarnya koefisien determinasi (fl') tersebut rnenunjukkan
bahwa besarnya kontribusi pengaruh digitalisasi data dan peningkatan kualitas
SDM secara trersama-sama terhadap }{armonisasi Regulasi sebesar 57olo, sementara
sebesar 430lo merupakan besar pengaruh diiuar variabel yang diteliti (digitalisasi
data dan peningkatan kualitas SDM). Adapun variabel yang paling dominan
16

berpengaruh terhadap Harmonisasi R"egulasi adalah variabel peningkatan kualitas


SDM. Dengan demikian maka digttalisasi data dan peningkatan kualitas SDM
secara bersarna-sama terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Harmonisasi Regulasi dengan kata lain bahwa Hipotesis 3 (II3) diteriua.

b. Pengujian Pengaruh digitalisnsi data, Peningkatan kualitas SDM, dnn


Harmonisasi Regulari terhadap Kualitas pen*ngatran kasus pertanahan

ini akan dilalcukan pengujian hipotesis kelima sampai dengan


Pada bagian
hipotesis kesembilan (II4, II5,H6, dan H7). Hipotesis empat (H4), yaitu
menyatakan bahwa digitalisasi data berpengaruh terhldap Kualitas penanganan
kasus pertanahan; Hipotesis lima (H5), yaitu menyatakan bahwa peningkatan
kualitas SDM berpengaruh terhadap Kualitas penanganan kasus pertanahan;
Hipotesis enarn (H6), yaitu menyatakan bahwa Harmonisasi Regulasi berpengaruh
terhadap Kualitas penanganan kasus pertanahan; Hipotesis k€tujuh (H7), yaitu
menyatakan bahwa digitalisasi data, peningkatan kualitas SDM, dan Harmonisasi
Regulasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kualitas pena&ganar kasus
pertanahan.
Berdasarkan output yang diperoleh dengan menggunakan program Lisrel
8.80 untuk model struktural 2 {standardized dan t-value model) dan persamaan
stnrktural 2, sesuai dengan kelima hipotesis yang diajukan di atas dapat dilihat
sepertr dr bawah rru.

nil

ji
"S6

$. ?1 ,i) .iil'

*.st u. !b

*s

.-::I*.:j-di=-::r',--r,G!-t=-!.L.Jv-'.Jr s..-..:.r--J.JC-

Gambar ? .Model ltstruktural} (Standardize]


17

D"l
ffi n " l:j_
At, i!-7

a{t,----,fffi\
13. !'9 TLNJ
\J .#
a .,JL

te. ld

lll

l:-"r-:-i::ar*=i::.lx, i:=ii, ?--;e"J-.:e='1 ..i1,.1.-:,, fu,ISE;-=1.l;"_


Gamtrnr I Nlodel Struktural 2(t*value)

Persamaan Struktual2:
LM = 0.46*KM + 0.30*KP + 0.20*CM, Errorvar.= 0.21' R, = 0.79
(0.u) (0"0e1) (0.03e) (0.002)
(0.074)
6.21 2.61 2.1,9 5.32 370.73
(Sumber: Lampiran VII, output LISREL 8.80,2018)

Hubungan kausalitas variatrel digitalisasi data, peningkatan kualitas SDM,


ilnn Flarnlonisasi Regulasi terh*dap Kualitas penanganan kasus pertanahan dapat
c{iuraikau sebagai berikut:
{. Pengaruh digitalisasi data terhadap Kualitas penangnnan kasus
per"tanahan

l lipotesis keempat (F{4) menyatakan bahwa digitalisasi data berpengaruh


terhadap Kualitas penanganan kasus pertanahan
Berdasarkan Gambar 7 d;in Gambar 8 atau persamaan struktural 2 di atas,
terlihat besarnya koefisien jaiur variabel digitalisasi data terhaclap Kualitas
penanganan kasus pertanahan adalah sebesar 0,30 dengan nilai flxrrg sebesar 2,61>
1,96, sehingga dapat dikatakan sigrrifikan. Ilesamya koefisien jalur tersebut
menunjukkan bahwa besarnya pengaruh digitalisasi data terhadap Kualitas
penanganan kasus pertanahan seLresar 0,30. Dengan demikian maka digitalisasi data
i*rlrukti berpengaruh positif dan signilikan terhadap Kualitas penanganan kasus
p*fianahan atau dengan kata lai:r bahrva fdipotesis 4 (H4) ditcrima.
i8

l Pengaruh Peningkatan kualitas SDM terhadap Kualitas penanganan


kasus pertanahan

Hipotesis kelima (H5) menyatakan bahwa peningkatan kualitas SDM


berpengaruh terhadap Kualitas penanganan kasus pertanahan
I
Berdasarkan Gambar 7 dan Gambar atau persamaan strukfural 2 di atas,
torlihat besarnya koefisien jalur variabel peningkatan kralitas SDM terhadap
Kualitas penanganan kasus pertanahan adalah sebesar 0,20 dengan nilai tnituns
sebesar 2,lg> 1,96, sehingga dapat dikatakan signifrkan. Besarnya koefisien jalur
tersebut menunjukkanbahwa besarnya pengaruh peningkataa kualitas SDM secara
langsung terhadap Kualitas penanganan kasus pertanahan sebesar 0,20. Dengan
demikian maka peningkatan kualitas SDM terbukti berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kualitas penanganan kasus pertanahan atau dengan kata lain
bahwa Hipotesis 5 (H5) diterima.
3. Fengaruh Harmonisasi Regulasi terhadap Kualitas penangenfln kasus
pertanahan

iiipotesis ke eflam (ft6) rnenyatakan bahwa Harmonisasi Regulasi


berpengaruh terhadap Kualitas penanganan kasus pertanalian.
Bei'dasarkan Gambar 7 dan Garnbar 8 a{ar.r persamaan struktural 2 di atas,
t*rliirat besarnya koetlsien jalur variabel I{armonisasi Regulasi terhadap Kualitas
penanganarl kasus pertanahan adalah sebesar 0,46 dengan nilai [6urs sebesar 6,2I>
i,96, sehingga dapat dikatakan signifikan. Besarnya koefisien jalur tersebut
rirenunjukkan bahwa besarnya pengaruh Harmonisasi Regulasi terhadap Kualitas
peflanganan kasus pertanahan sebesar 0,46. Dengan demikian maka Harmonisasi
Regulasi terbukti berpengaruh positif dan signilikan terhadap Kualitas penanganarl
kasus pertanahan atau dengan kata lain bahwa Hipotesis 6 (H6) diterirnn.

4. Femgaruh digitalisasi datn, Peningkatan kualitas SDM, dan H*rmonisasi


Reguiasi secara Bersamn-snrma terhndap Kualitas penangnnsn kasus
perfanahan
llipotesis ketujuh (H7) rneny*takan trahwa digitalisasi data, peningkatan
kualitas SDM, dan Harmonisasi Regirlasisecara bersama-sama terhadap
Kualitas penangarlan kasus pertanahan.
Ilerdasarkan Gambar 7 dan Gambar I atau persamaan struktural 2 di atas,
teriihat besarnya koefisien determinasi (ft:) variabel digitalisasi data, peningkatan
kuaiitas SDM. dan }{arrnonisasi Regulasi secara bersama-sama terhadap Kualitas
Ilenangan&n lmsus pertanahan adalah sebesar 0,79 dengan nilai ?'r,it,u,s sebesar
37$,73> 3,84, sehingga dapat dikatakan signifikan. Besarnya koefisien determinasi
(ft7) tersebut menunjukkan bahwa besarnya kontribusi penganrh digitalisasi data,
peningkatan kualitas SDM, cian Flarmonisasi Regulasi secara bersama-sama
t9

terhadap Kualitas penanganan kasus pertanahan sebesar 7970, sementara sebesar


21% merupakan besar pengaruh diluar variabel digitalisasi data, peningkatan
lcualitas SDM, dan Harmonisasi Regulasi. Adapun variabel yang paling dominan
berpengaruh terhadap Kualitas penanganan kasus pertanahao adalah variabel
Harmonisasi Regulasi. Dengan demikian maka digitalisasi data, peningkatan
kualitas SDM, dan Harmonisasi Regulasi secara bersama-sama terbukti
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas penanganan kasus pertanahan
atau dengan kata lain bahwa Hipotesis? fiI7) diterima.
Hasil analisis pengujian baik secara parsial maupun bersama-sama variabel
digitalisasi data, peningkatan kualitas SDM, dan Harmonisasi Regulasi terhadap
Kualitas penanganan kasus pertanahan secara keseluruhan dapat dilihat seperti pada
Tabel4 berikut ini.
Tabel4 Hasil Uji Hipotesis
Koef, tvau/ t*rit rt/ Kesimpulan
E{ipotesis Deskripsi Hipotesis
,Ialur/R2 Fvatue F*rbrri* Statistik
cligitalisasi
Hoditolak dan Ho
datatidakberpengaruh
H6:|rr:0 diterima.
terhadap l{armonisasi
digitalisasi
Ltl Regulasi
0,38 3,80 1,96 databerpengaruh
cligitalisasi
terhadap
databerpengaruh
Il.:yrrF (l Harrnonisasi
terhadap Hannonisasi
Regulasi
Regulasi
Feningkatan kualitas
SPM IIo ttitolak dan [I,,
i{rr i^/r.: [,1 tidak berpengaruh eliteriflla
terhadap Harmonisasi Peningkatan kr,ralitas
Fl) I{,egulasi 0,40 4,46 1,96 SDMberpenganrh
Peningkatan kualitas terhadap
SDM berpengaruir Harmonisasi
Yl,:ynt 0
terhadap Harmonisasi Regulasi
Regillasi
digitalisasi data dan Hnditolak dan Hu
penir:gkatan kualitas diterima
HotYtr=Yrz= SI)M secara belslrma- digitalisasi data dan
{] sama tidakberpengaruh peningkatan kualitas
terhadap Harmonisasi SDM secara
H] 0,57 193,54 3,84
Regulasi bersama-sama
digitalisasi data dan berpengaruh
l{r:yr t=yrz I peningkatan kualitas terhadap
{) SllM secara bersruna- Harmonisasi
sama berpengaruh Regulasi
20

Koet, haal tw*rtt/ Kesimpulan


t{ipotesis Deskripsi Hipotesis
Jalur/R2 Fvahe Fk itnrto Statistik
terhadap I-larmonisasi
Regulasi
digitalisasi data tidak
: berpengaruh terhadap Iloditolak dan
tr{o :vrr LJ
Kualitas penanganan Huditerima
kasus pertanahan digitalisasi
IiI4. digitalisasi 0,30 2,61 1,96 databerpengaruh
databerpengaruh terhadap Kualitas
lf,".v.'* 0 terhadap Kualitas penanganan kasus
penanganan kasus pertanahan
pertanahan
Feningkatan kualitas
SDM tidak berpengaruh
IIo ditolak dan
Ho :V-r* {/ terhadap Kualitas
H*diterimn
penanganan kasus
Peningkatan kualitas
pefianahan
H5 0,20 2,19 1,96 SDMberpengnruh
Peningkatan kualitas
terhadap Kualitas
SDMberpengaruh
penangenan kasus
Huyt,.*.4 terhadap Kualitas
pertanahan
penanganali kasus
pertanahan
I larmon isasi Regrrlasi
tidak berpengarult
IIo ditotrak dam
I{o:f3zr: 0 terhadap kualitas
H,diterima
penauganan kasus
[{annouisasi
i"t6 pertanalian 0,46 6,21 1,96
Regulasiberpengaruh
l-larmonisasi Regulasi
terhadapmuzakiloyalt
berpengaruh terhadap I
l:1,:$:rl0 v
Kualitas perlanganan
kasus pertanahan
digitalisasi data,
Ho ditof,ak dan
peningkatan kualitas
fluditerima
SDM, dan }{armonisasi
digitalisasi data,
Ho:F:r: Regulasi secara
peningkatan kualitas
\rti."f n= 0 bersama-sarna tit{ak
SDM, xxxdan
117 trerpengaruh terhadap a,7q 370,73 J 84
Harmonisasi
KLralitas penangairan
Regulasiseoara
kasus pertanahan
bersama-sarna
digitalisasi data,
Hn:F:r: berpengaruh
peningkatan kualitas
\zt: fzt,l 0 SIfM, dan Harmonisasi
terlradapKualitas
21

Koef. trAa/ t*rueri/ Kesimpulan


Flipotesis Deskripsi Hipotesis
lalur/N Fvatue {krilrrio Statistik
Regulasi secara penanganan kasus
bersama-sama pertanahan
berperrgaruh terhadap
Kualitas penangar)an
kasus pertanahan
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019

Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Digitalisasi data dan Feningkatan


kualitas SDM terhadap Kualitas penonganan. kasus pertanahan
melalui }larmonisasi Regulasi

Berdasarkan model hybrid dan hasil pengujian hipotesis di atas, maka besar
pengaruh langsung dan tidak langsung variabel digitalisasi data dan poningkatan
kualitas SDM terhadap Kualitas penanganan kasus pertanahan melaiui
Harmonisasi Regulasi adalah sebagai berikut:
Tatrel S. Besar Pengaruh Langsung dan Tidak Laugsung Terhadap Kualitas
penangsnan kasus pertanahan
Tidsk Langsung (TL)
Penganuh Langsung (L) Melalui Harmonisasi Kesirnpulan
Regulasi
digital isasi data*Kualitas
pe{ranganan kasus (0,30)2 =. 0,0900 (0,38x0,46)=0,1748 x. < T1.
pertanahnn
Peningkatan kualitas
SDM*Kualitas penanganan (0,20)r: 0,0400 (0,40x0,46)=0,1840 "l- < TI,
kasus pertanahan
Sumber : I{asil Pengolahan Data, 201 9

1) Fengaruh langsung dan titlak langsung Digitalisasi data terhadap Kualitas


penanganan kasus pertannhan melalui flarmonisasi Regulasi

Pengaruli langsung digitalisasi data terhadap Kualitas penanganan kasus


pertanahan adalah sebesar (0,30)2: 0,0900, sedangkan pengaruh tidak langsung
digitalisasi data terhadap kualitas penenganan kasus pertanahan melalui
Harmonisasi Regulasi adalah sebesar (0,38 x 0,46):0,1748. Hal ini
menunjukkan bahwa digitalisasi data dapat meningkatkan Kualitas penanganan
kasus pertanahanbaik secara langsung maupun tidak langsung melalui
Harmonisasi Regulasi, namun pengaruh tidak langsung lebih dominan.
ii

Sehmgga Kuaiitas penanganan kasus pertanahan akan iebih meningkat


apabila digitalisasi data mampu meningkatkan Harmonisasi Regulasi.
Sehingga pada pengaruh digitalisasi data terhadap Kualitas penanganan kasus
pertanahan, variabei iiarmonisasi Reguiasi merupakan variabei ruediating.
2) Pengaruh langsung dan tidak langsung Peningkatan kualitas SDM
terhadap Kualitas pensnganan kasus pertanahan melalui Harmonisasi
Regulasi

Fengaruh langsung peningkatan kualitas SDM terhadap Kualitas penanganan


kasus pefianahan adalah sebesar (0,20)2: 0,0400, sedangkan pengaruh tirlak
langsung peningkatan kualitas SDM terhadap Kualitas penanganan kasus
pettarrahan melalui Harmonisasi Regulasi adalah sebesar (04 x 0,46) : 0,1840.
Hal ini menunjukkan bahw"a peningkatan kualitas SDM dapat meningkatkan
Kualitas penanganan kasus pertanahanbaik secara langsung maupun ticlak
langsung melalui Harmonisasi }tegulasi, namun pengaruh tidatq langsung
ieb,itrr dominan. Sehingga K-ualitas penanganan kasus perlanahan akan lebih
rmenimgknt .rpabila peningkatara kualitas sDM yang dimiliki mampu
meningkatkan harmonisasi regulasi. Sehingga pada pengaruh peningkatan
kualiras SDM terhadap kuatritas penanganan kasus pertanahat, variatrel
i larmonisasi Regulasi merupakan variabel mediating.
Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel Harrnonisasi Regulasi
pada penelitian ini merupakan variabel;ftcll mediating pada pengarulr digitalisasi
daia dan pcrringkatan kualitas SDhd terhadap kualitas penanganan kasus
p*rtanahan.
Sehingga berdasarkan hasil pengujian hipotesis-hipotesis di atas, maka
temuan dari penelitian ini adalah tmt.uk meningkatkan kualitas penanganan kasus
pertanahan yang direfleksikan pada dimensi terukur (Y7) adalah dengan
rneningkatkan Harrnonisasi R.egulasi terutama yang direfleksikan pada kejujuran
(Y2), dirnana Harmonisasi Regulasi akan meningkat apabila mampu
meningkatkan peningkatan l<urlitas SDM yang dimiliki terutama direfleksikan
pacta dinrensi pengalaman (X7) dan didukung dengan meningkatkan digitalis&si
eXata yang diberikan terutama yang direfleksikan dengan peningkatan dimensi
irtfr tr,v frukt t tr di gi t al (X3).

Anda mungkin juga menyukai