Dr" Dr. H. R. Zulki Zultriltri hloor., S.T., S.H., M.[I., M.Kn., M.M"
Penyelesaiiur kasus senl4keta tanah diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan
T'ata RuanglKepala Badan Fertanahan Nasional Nomor 21 Taliun 2020 tentang
Fenanganan dan Penyelesaian Kasus Per"tanahan" Dalam UU tersebut dijelaskan kasus
peitanahan adalah sengketa, konflik, atau perkara tanah yang disampaikan kepada
Kemonteriatr Agraria dan Tata Ruang /Badan Pefianahan Nasional, Kantor Wilayah
iiadan Pertanahan Nasional, kantor pertanahan sesuai lcewenangannya untuh
irrunclapatkan penarlganan dan pe;ryelesaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kasus pertanahan itu sendiri dibedakan menjadi tiga bagian sebagai berikut:
3.. SengketaPertanahan
Sengketa Pertanahan, yaitu perselisihan tanah antara orang perseorangan, badan
hukum, atau lembaga yang tidak berdampak luas. Konflik pertanahan, yaitu
perselisihan tanah ar;tara orang perseorangan, kelompok, golongan, organisasi,
badan hukum, atau lembaga yanB mempunyai kecenderungan atau sudah
berdarnpak luas.
2. Perkara Pertanahan
Perkara pertarrahan yrritu perselisihan tanah yang penanganan dan
penyelesaiannya melalui lembaga peradilan. Lalu, sengketa tanah sendiri dibagi
dalam tiga klasifikasi yaitu:
. Kasus Berat
Melibatkan banyak pihak, mempunyai dimensi hukum yang kompleks,
clan/atau berpotensi menirnbulkan gejolak sosial, ekonomi. poiitik clan
keamanan.
* Kersus Setlang
Kasus sedang rneliputi antar pihak yang dimensi hukum dan/atau
administrasinya oukup jelas yang jika ditetapkan penyelesaiannya melalui
1
a
Kualitas penanganan perselisihan mengacu pada tingkat efektivitas dan keadilan dimana
perselisihan atau konflik dikelola dan diselesaikan. Ini dapat berlaku untuk berbagai
konteks, termasuk layanan masyarakat, sengketa pertanahan, konflik pertanahan. Kilalitas
penanganan perselisihan mengacr pada efektivitas dan. efisiensi penyelesaian atau
pengelolaan perselisihan atau ktrntlik. Ini actralah ukuran seberapa baik individu"
organisasi, atau sistem menangani perselisihan, ketruhan, atau konflik untuk tnencapai
penyelesaian yang memuaskan bagi semua pihak yang terlibat. Berikut adalah beberapa
fbktor kuinei yang berkontribusi terhadap kualitas penanganan sengketa:
I. Komunitr<asi: Komunikasi yang efektif sangat penting dalam penyelesaian sengketa.
Jalur komunikasi yang-ielas dan terbuka membantu untuk memahami keprihatinan
dan kepentingan semua pihai< yang terlibat, yang mengarah ke penyelesaian yang
lebiii konstruktil dan saling menguntungkan.
2. &{endengar}*an secara aktili Froses penanganan perselisihan yang berkualitas tinggi
melibatkan mendengarkan seoara aktif" di rnaila semua pihak merasa didengarkan clan
dipahami. Mendengarkan secara aktif membantu mengidentifikasi masalah dan
kekhawatirar mendasar, memungkinkan pengembangan solusi yang tepat.
3. lsetralitas dan ketidakber6rihnknn: Penangan sengketa harus menjaga netralitas dan
ketidakberpihakan untuk memastikan proses yang adil. Mereka tidak boleh memihak
atau menunjukkan favoritisme, melainkan fbkus pada pemahaman perspektif senlua
pihak dan memfasilitasi peuyelesaian yang seimbang.
.$. Keten;rmpilan pernecah*m masakh: Penanganan perselisihan yang efektif"
rnem!:utuhkan keterarnpilan pemece*ran masalah yang kuat. Penangan perseiisihan
harus rnampr fiienganalisis situasi yang kompleks, mengidentilikasi akar penyebab
perselisihan, dan mengusulkax solusi yang kreatif dan praktis.
$" Transparansi: Proses penansanan sengketa yang transparan membangun
kepercayaan dan keyakinan di antara para pihak yang terlibat. Ini melibatkan berbagi
inforrraasi yarrg relevan, menjelaskan proses pengambilan keputusan, dan memberikan
pembaruan rutin kepad$ sernua pemangku kepentingan.
6. Ketepatan waktu: Menyelesaikan perselisihan seoara tepat waktu sangat penting
uniuk mencegah eskalasi dan meminirnalkan dampak negatif. Waktu respons yarlg
cepat dan penanganan sengketa yang efisien menunjukkan komitmen untuk
menyelesaikan masalah dengan ssgera.
3
'+. Pelaksanaan perbuatat trmkum pada obyek yang sedang terdapat hak
tanggungan rnasih dapat di terima dan didaftarkan perlu adanya penyesuaian
yimg tegas dan terukur sehingga dapat dilaksanakan
Ketegasan hukum mengacu pada kekuatan, soliditas, atau kekakuan dari suatu posisi atau
keputusan hukum. Ini mencerminkan sejauh mana argumen atau posisi hukum didutrrung
cleh undang-undang. peraturarr, preseden hukum, dan sumber otoritatif lainnya yang
retrevan. Kedudukan hukurn ),ang dianggap tegas berarti didasarkan pada asas-asas hukum
yang kokoh ilan mempunyai kemungkinan kuat untuk ditegakkan oleh pengadilan atau
badan hukum lainnya. Bsrikut adalah beberapa faktor yang berkontribusi terhadap
ketegasan hukum:
1. Fenelitian dan analisis hukum: Penelitian dan analisis menyeluruh terhadap
undang-undang, undang-undang, peratruan, dan preseden hukum yang berlaku
sangat penting untuk membangun posisi hukum yang kuat" Ini melihatkan
pemeriksaan huktmr kasus yang relevan, ketentuan undang-undang, dan doktrin
lrukum untuk memaharni prinsip-prinsip hukum dan penerapannya pada situasi
tefientu.
2. Preseden dan kewenangan hukum: Ketegasan hukum seringkali bersandar pada
pr*seden hukum yang telah ditetapkan, yaitu putusan pengadilan sebelumnya
yang telah rnenetapkan standar atau prinsip hukum. Mengutip preseden relevan
yang mendukurrg posisi hukun memperkuat argumen dan menambah bobot
posisi.
3. Ktlnsistensi dengan asas irukum: Kedudukan hukum yang kokoh adalah yang
sejalan dengan asas hukunt yurg telah ditetapkan. seperti asas keadilan, keadilan,
proses hukum, dan hak konstitusional. Mernastikan koherensi dengarr prinsip-
prinsip ini meningkatkan ketegasan argumen hukum.
4. Penalaran hukum y&ng kuat: Membangun posisi hukum yang tegas
merrbutuhkan penalaran hukum yang logis dan persuasif. Ini rnelibatkan
niembangun argumen yang jelas dan koheren yang menghubungkan fakta yang
relevan, prinsip hukum" dan otoritas hukum dengan cara yang mendukung hasil
hukurn yang diinginkan.
5" Argumen dan sanggaltan: Mengantisipasi dan menangani potensi argumen
tandingan atau sudutr pandang yang berlawanan adalah penting untuk
rnerxpertahankan ketegitsan hukum. Dengan mengatasi interyrretasi alternatif atau
kelemahan potensial dalam argumen, posisi dapat diperkuat dan kredibilitasnya
ditingkatkan.
5. Keahlian dan pengalanran: Keahlian dan pengalaman para profesional hukum
yang terlibat dalarn mengembangkan dan menyajikan posisi hukum dapat
berkontritrusi pada ketegasannya. Pengacara berpengalaman yang berspesialisasi
dalam bidang hukum yang relevan mernbawa pengetahuan dan wawasan mereka,
mernperkuat kekrmtan argumen hukum.
7" Standar hukum yang b*rlaku: Pemenuhan standar hukum yang berlaku, seperti
beban pernbuktian atau Llri.sur*unsur tuntutan hukum tertentu, menambah
ketegasan suatu kedudukan hukum. Mendernonstrasikan bahwa posisi tersebut
5
Ketegasan hukum tidak menjamin hasil tertentu, karena keputusan akhir dapat
l:ergantung pada berbagai taktor, termasuk interpretasi hakim, penyajian bukti, dan
keadaan khusus dari kasus tersebut. Narnun, posisi hukum yang tegas meningkatkan
kernungkinan hasil yang menguntungkan dan memperkuat argumen hukum secara
keseluruhan. Ketegasan hukum rnengacu pada kekuatan dan kekokohan asas,
*rgumentasi" dan putusan hukurn. Ini mencerrninkan tingkat kepastian dan stabilitas yang
diberikan oleh sistem hukum dan kemampuarulya untuk menegakkan dan menegakkan
hukum secara efbktif Berikut adalah beberapa aspek kunci yang terkait dengan ketegasan
trrrl<um:
1. Prinsip dan Preseden Hukum: Ketegasan hukum berakar pada prinsip dan
preseelen hukum yarlg niapan yang memandu interpretasi dan penerapan hukum"
Prinsip dan preseden ini memberikan honsistensi dan prediktabilitas dalam hasii
hukum, nlemastikan bahwa kasus serlrpe diperlakukan safiia.
2. Kejelasan dan Ketepatan Hukum: Kejelasan dan ketepatan hukum sangat penting
untuk ketegasan hukum. Hukurn harus ditulis dengan cara yang mudah tlipaharni
clail ditafsirkan, menyisakan sedikit ruang untuk arnbiguitas atau kebingungan.
l{ukum yang jelas memt.ingkinkan individu dan entitas untuk memahami hak dan
kewaiiban mereka.
i" Kepatuhan terhadap Proses I'Iukum: Ketegasan hukum memerlukan komitmen
terhadap ploses hurkum" yau6i memastikan bahwa proses hukun: adil dan adil.
Proses hukum memerLukan pemberian kesempatan kepada semua pihak untuk
mengajukan kasus mereka, akses ke perwakilan hukum, dan pembuat keputusan
yang netral" Mematuhi proses hukr"un melindungi integritas hasil hukurn,
Ilros*s f]*nyeiesaian:
1" Negosiasi:
Fara pihak atau pengacal'a mereka terlitrat dalarn negosiasi untuk membahras posisi
mereka masing-masing dan ketentuan penyelesaian yang potensial. Ini mungkin
rnelibatkan pertukaran pena\Araran dar penawaran balasan sampai kesepakatan
tercapai.
2. Mediasi atan arbitrase:
Dalam beberapa kasus, pihak ketiga yang netral, seperti mediator atau arbiter,
dapat dilitratkan untuk memfasilitasi pembahasan penyelesaian. Orzurg-eirang ini
membantu para pihak nrenemukan titik temu dan mengeksplorasi kemungkinan
solusi.
3. Menyusun perjanjian penyelesaian:
Setelah para pihak mencapai kesepak.atan, persyaratan tersebut diformalkan
daiam perjanjian penyelesaian. l)okumen ini menguraikan persyaratan yang
clisepakati dan berfungsi sebagai kontrak yang rnengikat secara hukum.
4. Ilksekusi dan penegakari:
Setelah perjanjian penyeiesaian ditandatangani, para pihak pada umumn-va terikat
oleh ketentuannya. Jika saiah satu pihak gagal memenuhi kewajibannya
berdasarkan perjanjian, pihak lain dapat meminta penegakan hukum melalui
pengadilan.
7
Dalan"l beberapa kasus, para pihak mungkin tidak dapat mencapai penyelesaian, dan
perselisihan tersebut dapat dilanjutkan ke pengadilan untuk diselesaikan oleh hakim atau
juri. Kolaborasi clengan lnstansi Lain; Lembaga penegak hukum seringkali bekerja sama
clerrgan lembaga Iain, sepefii karrtor kejaksaan, pengadilan, dan lembaga pemasyarakatan,
untuk memastikan aliran keadilan yang lancar dari penyelidikan ke penuntutan dan
irukuman"
lndikator Kualitas Pelayanan N{enurut Kotler dan Keller (2016 : 284), mengernukakan
terdapat lima indikator kualitas pelayanan antara lain:
i. Keandalan (Reliability) Keandalan adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan
peiayanan sesuai yang dijanjikan, terpercaya, akurat serta konsisten.
2. Ketariggapan (Respt;nsiveness) Ketanggapan adalah suatu kemampuan nntuk
ntemi;erikan pelayanan ke pelanggan dengan cepat serta meudengar dan rnengatasi
keiuhan p*langgan"
l. Jaminan (Assurance) Jaminan adalah mengukur kemampuan dan kesopanan karyawan
serta sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki karyarvan.
:1. Empati (Hmpathy) Ernpati adalah rnemberikan perhatian yang tulus dan bersifat
irrelivicXual alau pribadi yang diberikan kepada para konsumen dengan berupaya
inemahauri keinginan konsumen.
5. Eerrvujud ('fangibtes) Berwt"rjuil adaiali penampilan fasilitas fisik, peralatan yang tiaik
yang digunakan untuk memberikan pelayanan kepada lconsumen.
r-**-1ls,-L-
M ]'1
--
,;1
"l I
f. a1 rr *6 .- I I - ,-
--^
Yt
-sl tt Iq...-Y
,,.Jl-l*-
"-" |--__]
u.db
0"8? 1ts
tr,
{:
u-5t
l.'
-J 1r
fi trU
r-.J
.4 Yl
q dq
E+
l*e
// :-.I
$"fi? :-l .:6 '- -*1I Y2
c'l I
i'1
1g .;6 l*"
1T 9:
E.;
u' *l*-u, l-:', , !2
ll
{ a Et
n{
,,-.*[.3.]-,.,.,*
?5.0: 1f, t?
. 1;
"*1**,;-l* --'"
; . -r.-'
L_:__l
Itr
c :1
fi"69 i; .36
-t,,rl C.BJ
!.9!
Chi-Sqerar*-Sd0,3S, d:*B{, P-vske=8"*0$|,fi, RI{3EAE.0"S*1
Tabel2.
Analisis Pengukurrn Model Hybrid (Full Madel)
Model Pengukuran STD. Construk Ertract
NiIai
SLF Ewor Reliabiligt Variaruce
Vreriatletr Latexl Vnr. Manifes lhauns
(ss) (CR) firE)
Akurasi data (Xl ) 0.84 0.048 1'/.56
Kernutlahan prograrn aplikasi
tr.6() a,{J47 18.06
i"iigitaiisasi data (x2)
0.981 0.916
r f'li\ lnfi'astruktur digital (X3) 0.87 0.047 18.35
TalentaDigital (X4) 0.53 0.055 9.58
Uptodate technologs \X5) 0.51 0.056 9.04
]eningkatan Pengetahuan (Xd) 0.82 0.049 16.93
kuatritas SDM Pengalaman (X7) 0.86 0.048 17.96 0.977 u.y_1r+
(Clv{) Pendidikan (XB) 0.80 0.049 t6.22
Kemih'aan (Yl) 0.81 0,048 16.93
i-larfironisasi
Kejujuran (Y2) 0.90 0.0s0 17 "9r 4.977 0.934
itegulasi (KN4)
Integritas (Y3) 0.80 0.051 t5.62
Tegas {Y4) 0.66 0.040 16.58 4.974 0.902
10
lt*sus pertanahan
0.82 0.069 1 1.81
il-hr) Terukur (Y7)
Sumber ; !lasil pengolahan LISREI- 8.80
t-latatan : Kriteria CR dan VE adalah (Hair, A-ndersen, f'atham, dan Black, 2010 :636):
'A. Ct>mprs,site Reiiability MeasureatauConstruk Reliabiliry Mettsttre (CR), atau sering disebut sebagai
reliabilitas, dengan peryaratan nilai CR harus >: 0,7.
b. l:st"isnce Extract Measure (VE) atau ekstrak varian, dengan persyaratan hllrus memiliki nilai VE )
0'-1'
ilB
l-'^
-{:
,i,
'i "
!-.i " 5u
.1 Afr ', tF
*"4*
*"r":
UU
r'.- i :"a r-+= ri i.'- "i: -i-'=a -:-, ---.-= 1 r:=', ',i:',,-. -, ttfq=n -,i1
-:. - ) t r- f - =,-.
nn
l. hr
tr
" .,E,
',;:,
Pengujian ini dilakukan untrlk rnenguji hipotesis 1"2, dan 3. Hipotesis kesatu
(I{1) rnenyatakan bahwa digitalisasi data berpengaruh terhadap Harmonisasi
trtegulasi; Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa peningkatan kualitas SDM
berpengaruli terhadap Htnmonisasi i(egulasi; Hipotesis ketiga (H3) menyatakan
ciigitalisasi clata dan peningkatan kr.ialitas SDM secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Hamronisasi Regulasi. Berdasarkan outpul yang diperoleh dengan
ueeriggrinakan program l,isrel,3.80 untuk rnodel strr"tktural 7 {standardized t- davl,.
yahte mr;clel) dan persamaan struktural 5, sesuai dengan keempat hipotesis yang
ctriaiukan di atas dapat dilihat seperti di bawah ini.
14
iJ ..JT
fI fifr
fi3ft
*-i
...:.i -..sr:='r',
-c -,is.:!=--*-r-*,
ffi
"' 1 i-:=.1-l l-r:=1..a=-,
-
.Bi6l !'i.'.-."
.v.;,r.2-- :l_fr;':-=", -:!
i3.. tc
.1'} . !t'
. ji*
l:'-:-- i:'i$r:=i:1. :.f. i===... l--;a i'..'.*=l .,-'l.i -:', F.l.i:!"-;= - . iii:
Persamaan Struktural I :
nil
ji
"S6
$. ?1 ,i) .iil'
*.st u. !b
*s
.-::I*.:j-di=-::r',--r,G!-t=-!.L.Jv-'.Jr s..-..:.r--J.JC-
D"l
ffi n " l:j_
At, i!-7
a{t,----,fffi\
13. !'9 TLNJ
\J .#
a .,JL
te. ld
lll
Persamaan Struktual2:
LM = 0.46*KM + 0.30*KP + 0.20*CM, Errorvar.= 0.21' R, = 0.79
(0.u) (0"0e1) (0.03e) (0.002)
(0.074)
6.21 2.61 2.1,9 5.32 370.73
(Sumber: Lampiran VII, output LISREL 8.80,2018)
Berdasarkan model hybrid dan hasil pengujian hipotesis di atas, maka besar
pengaruh langsung dan tidak langsung variabel digitalisasi data dan poningkatan
kualitas SDM terhadap Kualitas penanganan kasus pertanahan melaiui
Harmonisasi Regulasi adalah sebagai berikut:
Tatrel S. Besar Pengaruh Langsung dan Tidak Laugsung Terhadap Kualitas
penangsnan kasus pertanahan
Tidsk Langsung (TL)
Penganuh Langsung (L) Melalui Harmonisasi Kesirnpulan
Regulasi
digital isasi data*Kualitas
pe{ranganan kasus (0,30)2 =. 0,0900 (0,38x0,46)=0,1748 x. < T1.
pertanahnn
Peningkatan kualitas
SDM*Kualitas penanganan (0,20)r: 0,0400 (0,40x0,46)=0,1840 "l- < TI,
kasus pertanahan
Sumber : I{asil Pengolahan Data, 201 9