Anda di halaman 1dari 3

Magister Hukum

Universitas Indonesia

TUGAS KELOMPOK 6

Anggota:

1. ARTHUR DANIEL P SITORUS - 1706125481


2. CORNELIA KRISTI DESWARDHANI - 1706125544

REVIEW BAB 6 : PLURALISME HUKUM DALAM PERSPEKTIF GLOBAL

Bagaimana hukum dipersepsikan?

Hukum di presepsikan sebagai produk yang dibuat dari Kebiasaan dalam


masyarakat dan sebagai produk Negara yang menitikberatkan kepada
keanekaragaman hukum antar Negara karena adanya globalisasi. Yang sudah ada
sejak jaman dulu berdasarkan sejarah yang ditandai dengan fenomena globalisasi
melalui ekspansi yang hegemonik, penyebaran agama dan perdagangan, sehingga
seiring berjalannya waktu oleh karena globaliasi tersebut hukum dari berbagai aras
dan penjuru dunia bergerak memasuki wilayah-wilayah yang tanpa batas dan terjadi
persentuhan, interaksi, kontestasi, dan saling adopsi yang kuat di antara hukum
internasional, nasional, dan lokal terciptalah hukum transnational dan
transnationalized law.

Bagaimana konsekuensi metodologinya?

Metodologi yang digunakan adalah pendekatan pluralisme hukum perspektif global


yang menunjukkan hubungan antara peristiwa pada skala yang lebih luas (makro)
dengan peristiwa pada tingkat lokal (mikro), hubungan antara negara dengan
individu yaitu bagaimanakah peristiwa sosial, politik dan hukum pada tingkat makro
(nasional), termasuk yang dituangkan melalui kebijakan negara, berdampak pada
masyarakat lokal.

Metode ini memberi sumbangan yang sangat berharga karena masyarakat tidak lagi
harus dipelajari dalam ruang geografi dan teritori yang terbatas. Masyarakat harus
dilihat dalam arena yang multi-sited, karena terhubung oleh relasi bisnis, politik,
sosial, dan dihubungkan oleh penemuan teknologi komunikasi yang sangat
menakjubkan.

Hukum dari wilayah tertentu dapat menembus ke wilayah-wilayah lain yang tanpa
batas. Hukum internasional dan transnasional dapat menembus ke wilayah negara-
negara mana pun, bahkan wilayah lokal. Atau sebaliknya, bukan hal yang mustahil
bila hukum dan prinsip-prinsip lokal diadopsi sebagian atau seluruhnya menjadi
hukum berskala internasional

Seperti pada contoh pengembangan Alternative Dispute Resolution (ADR) yaitu


Penyelesaian sengketa bertujuan untuk mencapai win-win solution dimana
mekanisme penyelesaian sengketa di masyarakat lokal tertentu ‘dipinjam’ oleh
masyarakat lokal yang lain (borrowing modes of dispute resolution)

Konsekuensi metodologi ini adalah perlunya memberi perhatian kepada proses


sejarah yang muncul beberapa dekade yang terkait dengan penelitian arsip.
Penelitian lapangan, Penelitian kasus-kasus yang berkaitan dengan konflik yang

1
Magister Hukum
Universitas Indonesia

pernah terjadi pada masa sebelumnya khususnya putusan pengadilan kemudian


menghubungkannya dengan kasus-kasus konflik yang terjadi pada masa sekarang.
Dari rangkaian kasus-kasus tersebut, dapat dilihat bagaimana perkembangan
kedudukan hukum yang mengatur.

Apa saja teknik teknik pengumpulan datanya?

Sebagaimana disampaikan diatas, dalam melakukan metode pendekatan pluralisme


hukum perspektif global dapat dilakukan dengan memberi perhatian kepada proses
sejarah yang muncul beberapa dekade yang terkait dengan penelitian arsip.
Penelitian lapangan, Penelitian kasus-kasus yang berkaitan dengan konflik yang
pernah terjadi pada masa sebelumnya khususnya putusan pengadilan kemudian
menghubungkannya dengan kasus-kasus konflik yang terjadi pada masa sekarang.
Dari rangkaian kasus-kasus tersebut, dapat dilihat bagaimana perkembangan
kedudukan hukum yang mengatur.

Apa saja teori baru atau konsep baru yang menarik?

1. Hukum adalah proposisi yang mengandung konsepsi normatif dan konsepsi


kognitif (Benda-Beckmann 1986). Sebagai contoh, dalam konsepsi normatif,
tindakan korupsi, perdagangan manusia, pelanggaran hak asasi manusia,
dilarang oleh semua sistem hukum, baik negara, agama, adat maupun kebiasaan
lain. Namun, kognisi tentang apa yang disebut sebagai ‘korupsi’ atau
‘perdagangan orang’ atau ‘hak asasi manusia’ bisa sangat berbeda di antara
berbagai sistem hukum tersebut.
2. Aktor yang menyebabkan hukum bergerak adalah para (buruh) migran yang
‘membawa’ hukumnya sendiri ke negara tujuan, orang-orang yang sering berada
di berbagai negara (pedagang, ekspatriat), pegawai negeri (yang bertugas
mewakili negara/para diplomat?), NGO internasional, multi-national corporation,
dan mereka yang dapat berhubungan dengan dunia luar karena fasilitas alat
komunikasi (internet).

TUGAS KELOMPOK INDIVIDUAL

A. Arthur Daniel P. Sitorus NPM : 1706125481

Permasalahan Hukum dalam Proposal:

1. Bagaimana Praktek pemberian BIaya Akuisisi di Industri Asuransi Umum?


2. Apakah Praktik Pemberian Biaya Akuisisi Berlebih (Engineering Fee) termasuk
dalam kegiatan yang dapat menyebabkan persaingan usaha tidak sehat
berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat?

Dalam pemaparan berbagai referensi yang telah disampaikan sebelumnya,


konsekuensi dari permasalahan hukum diatas dan teknik pengumpulan data yang
dapat digunakan diantaranya termasuk dengan meneliti sejarah dalam artian
historical pengaturan pemberian biaya akuisisi pada periode sebelumnya dan
kemudian melakukan perbandingan dengan pengaturan pemberian biaya akusisi
terbaru untuk melihat kelebihan dan kekurangan masing-masing pengaturan

2
Magister Hukum
Universitas Indonesia

tersebut sehingga dapat dilakukan penyempurnaan. Serta melakukan penelitian atas


kemungkinan adanya kasus-kasus yang telah terjadi atas pemberian biaya akusisi
yang berlebihan sehingga menyebabkan adanya persaingan usaha tidak sehat di
Industri Perasuransian dan kemudian meneliti apa kasus-kasus tersebut memiliki
kaitan yang erat atas permasalahan hukum diatas dan dapat dijadikan bahan untuk
memberikan jawaban atas permasalahan diatas.

B. Cornelia Kristi Deswardhani NPM : 1706125544

Permasalahan Hukum dalam Proposal:

1. Bagaimana perlindungan hukum bagi pemegang saham minoritas atas


pelanggaran transaksi material pada PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk sesuai
prinsip Good Corporate Governance dan Peraturan Pasar Modal?
2. Bagaimana peranan dan fungsi Otoritas Jasa Keuangan dalam melindungi
pemegang saham minoritas PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk terkait adanya
transaksi material?

Konsekuensi dari permasalahan hukum yang diangkat di atas peranan yang


dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam menghadapi permasalahan yang
terjadi pada suatu PT Tbk dimana PT Tbk berada dalam pengawasan Bursa Efek
Indonesia. Adanya masalah yang diangkat di atas, dapat menggunakan metode
perbandingan hukum dengan nagara yang seimbang dengan Indonesia. Perlu pula
dilakukan penelitian adanya kasus tersebut agar pemegang saham minoritas tetap
mendapatkan hak hukumnya meskipun saham yang dimiliki pada PT Tbk hanya
sedikit. Dalam hal ini perlu adanya peranan kebijakan negara melalui instansi terkait
dengan pasar modal. Adanya kasus pada PT Tbk tersebut, ternyata memiliki kaitanb
yang erat untuk dapat membahas masalah pada topik di atas.

Anda mungkin juga menyukai