NEGARA
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Administrasi Negara kelas B
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani, S.H., M.M.
Disusun Oleh:
Muhammad Azhar Bagus Aryasatya (E0022307)
Alhamdulillahirabbil’alamin
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan hidayah-Nya karena
makalah yang berjudul “Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan Tata Usaha Negara” telah selesai
Fenomena gugat-menggugat adalah suatu hal yang kerap terjadi di negara kita sendiri terutama
dalam ruang lingkup administrasi negara. Keputusan Tata Usaha Negara adalah sebuah penetapan yang
tertulis dan dikeluarkan oleh pihak yang berwenang, dalam konteks ini adalah Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara yang berisikan tindakan hukum Tata Usaha Negara yang harus berdasarkan pada
peraturan perundang-undangan yang sedang berlaku, bersifat konkret, individual, dan final.
Sengketa Tata Usaha Negara adalah sebuah sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara
antara orang atau individu, badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik
dalam cakupan pusat maupun tingkat daerah.
Makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya suatu dukungan dari berbagai referensi. Saya
ucapkan terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu untuk mendapatkan wawasan dan
informasi lebih lanjut guna untuk memenuhi kebutuhan dalam makalah ini.
Dengan makalah ini besar harapan dari saya sendiri supaya adanya kritik, saran, usulan supaya
makalah ini dapat menjadi sempurna dan bermanfaat baik bagi para pembaca maupun saya pribadi.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengadilan Tata Usaha Negara didirikan untuk memberikan sebuah perlindungan hukum kepada
warga negara, organisasi, dan berbagai pihak lain yang terkena dampak dari suatu keputusan atau
tindakan administratif yang mungkin keputusan tersebut tidak sesuai dan berakhir melanggar hak-hak
mereka.
Setiap suatu negara membutuhkan peraturan dan mekanisme hukum yang jelas untuk mengatur
hubungan antara pemerintah dan masyarakat, dan harus memastikan bahwa suatu keputusan atau
tindakan yang diambil harus didasarkan pada aturan hukum yang berlaku.
PTUN sendiri didirikan dengan tujuan utama yaitu untuk melindungi hak-hak dari individu,
organisasi, dan berbagai pihak yang lainnya dari pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah atau
badan hukum publik. Dengan hadirnya PTUN, mereka yang merasa dirugikan oleh suatu keputusan
atau tindakan administratif mendapat sebuah kesempatan untuk mengajukan sebuah gugatan untuk
mendapatkan suatu keadilan.
PTUN memiliki peran utama yaitu membantu untuk menyelesaikan sengketa administrasi yang
dimana pertentangan tersebut seringkali melibatkan antara individu, organisasi, dan perusahaan dengan
pemerintah atau badan publik. Dalam berbagai kasus, sengketa administrasi melibatkan suatu keputusan
yang berdampak pada hak dan kewajiban pihak yang terlibat. PTUN akan memberikan mekanisme
penyelesaian suatu konflik dan dapat memastikan bahwa suatu keputusan yang diambil bersifat adil,
independent dan bedasarkan pada aturan hukum yang berlaku.
B. Rumusan Masalah
1. Apa wewenang dari PTUN?
2. Apa objek sengketa dari PTUN?
3. Bagimana penyelesaian masalah sengketa dalam tata usaha negara?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tugas, ruang lingkup dari Pengadilan Tata Usaha Negara.
2. Memberikan penjelasan dan mengkaji proses-proses penyelesaian sengketa tata usaha
negara.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) memiliki suatu wewenang yang luas dalam
sebuah penyelesaian sengketa administrasi. PTUN bertindak sebagai lembaga peradilan
yang dikhususkan untuk menangani suatu sengketa yang melibatkan pemerintah atau badan
hukum publik. Wewenang dari PTUN meliputi pengujian keputusan dan tindakan
administratif terhadap suatu hukum yang berlaku.
Dalam menjalankan suatu fungsi tugasnya, PTUN memiliki suatu otoritas untuk
memeriksa dan memastikan apakah keputusan atau tindakan yang telah diambil oleh
mereka telah sesuai dengan peraturan undang-undang yang berlaku. Jika suatu keputusan
mengandung pelanggaran hukum dan keputusan yang bersifat diskriminatif, mereka
memiliki wewenang untuk membatalkan keputusan tersebut.
Selain dari yang dijelaskan tersebut PTUN juga memiliki wewenang untuk memberikan
suatu putusan terkait gugatan yang diajukan oleh suatu individu, organisasi, maupun
perusahaan yang merasa dirugikan oleh keputusan atau tindakan administratif yang telah
diatuhkan kepada mereka. PTUN akan memeriksa argument dari masing-masing belah
pihak yang terlibat dalam persengketaan, dan harus berdasarkan pertimbangan hukum dan
memberikan putusan yang bersifat adil dan independen
PTUN juga memiliki wewenang untuk dapat memerintahkan baik pemerintah maupun
badan hukum publik untuk melakukan tindakan tertentu kepada mereka atau memberikan
kompensasi terhadap pihak yang diragukan jika dalam gugatan tersebut terdapat
pelanggaran hukum. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa pemerintah juga
harus bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan administratif yang mereka lakukan,
dan memberikan sebuah perlindungan hukum kepada warga negara dan pihak lain yang
terkait.
Secara umum wewenang PTUN berfungsi untuk membantu menciptakan tata kelola
pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan tentunya menghormati prinsip-prinsip dari
negara hukum.
Berikut adalah beberapa poin tentang wewenang dari PTUN lebih lanjut;
1. Penyelesaian Sengketa Administrasi, PTUN memiliki wewenang untuk
menyelesaikan suatu persengketaan yang muncul akibat putusan atau tindakan
administratif yang diambil oleh pemerintah atau badan hukum publik lainnya.
2. Menguji Kepatuhan terhadap hukum, PTUN memiliki wewenang untuk menguji
kepatuhan keputusan atau tindakan administratif terhadap suatu hukum yang
berlaku. PTUN akan memeriksa apakah dari keputusan atau tindakan tersebut
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang relevan.
3. Meninjau Terhadap Keputusan Administrasi, peninjauan tersebut dilakukan untuk
memastikan bahwa suatu keputusan tersebut tidak melanggar prinsip-prinsip dari
hukum administrasi. PTUN berhak dan dapat membatalkan, mengubah, dan
bahkan mengoreksi keputusan administratif yang dianggap tidak sesuai dengan
hukum yang berlaku.
4. Kewenangan untuk Banding dan Kasasi, keputusan dari PTUN dapat diajukan
banding ke Pengadilan Tingkat Banding Tata Usaha Negara (PTPBN) atau
diajukan kasasi ke Mahkamah Agung. PTPBN memiliki sebuah wewenang untuk
mengadili suatu banding terhadap putusan PTUN yang telah memiliki kekuatan
hukum yang tetap. Hal ini menunjukan jika PTUN mengeluarkan suatu putusan
dan dianggap kurang dapat diperiksa kembali oleh lembaga peradilan yang lebih
tinggi lagi.
5. Mediasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, PTUN selain berfungsi sebagai
lembaga peradilan dapat juga berfungsi sebagai pemberi fasilitas untuk melakukan
mediasi dan alternatif penyelesaian sengketa antara pihak yang terlibat dalam
persengketaan administrasi. Dengan adanya hal tersebut bertujuan untuk
menyelesaikan suatu persengketaan dapat dilakuka tanpa perlu melalui peradilan
formal.
Objek sengketa dalam PTUN adalah sebuah keputusan atau tindakan administrative
yang dilakukan oleh pemerintah atau badan hukum publik. Sengketa yang diajukan kepada
PTUN berkaitan dengan tindakan yang mempengaruhi hak, kewajiban, dan kepentingan
dari individu, organisasi, hingga perusahaan.
Sengketa yang diajukan kepada PTUN harus memiliki kaitan langsung dengan sebuah
keputusan atau tindakan administrative dari pemerintah. PTUN sama sekali tidak
berwenang untuk memutuskan sengketa yang tidak ada kaitannya dengan administrasi
publik, seperti halnya perkara pidana, perdata yang sama sekali tidak berkaitan dengan
keputusan atau tindakan administratif.
PTUN memiliki suatu peran penting dalam menyelesaikan sebuah persengketaan terkait
keputusan atau tindakan administratif dari pemerintah. Dalam prosesnya PTUN bertugas
untuk memeriksa legalitas, proporsionalitas, dan keadilan dari keputusan administratif
yang menjadi objek perselisihan tersebut. Berikut adalah poin penjabaran dari penjelesan
objek sengketa tersebut;
1. Tindakan Administratif.
PTUN berhak memeriksa sengketa yang melibatkan tindakan administratif.
Tindakan tersebut mencakup tindakan konkret yang diambil oleh pemerintah,
sebagai contoh adalah penghentian proyek konstruksi, perubahan sebuah regulasi,
pemutusan kontrak, dan sebagainya. Baik sebagai individu maupun organisasi
berhak dan dapat mengajukan sengketa jika memang merasa dirugikan oleh
tindakan tersebut.
2. Keputusan Administratif.
PTUN dapat melakukan peninjauan dan memutuskan sebuah sengketa terkait
dengan keputusan administratif. Hal ini mencakup keputusan pemerintah dalam
bentuk izin, penetapan, persetujuan, penolakan, hingga pemberhentian. Sebagai
contoh adalah seorang atau organisasi ingin mendirikan suatu usaha atau proyek
tertentu dan terhalang oleh keputusan pemerintah yang menyebabkan tidak
mendapatkan izin untuk memulai atau membangun. Dengan hal itu individu atau
organisasi tersebut dapat dan berhak untuk mengajukan sengketa terhadap
keputusan pemerintah tersebut.
3. Pelanggaran Hak-Hak.
PTUN berhak dan memiliki wewenang untuk menyelesaikan sebuah
persengketaan yang melibatkan pelanggaran dari hak-hak individu atau kelompok.
Sebagai contoh adalah jika pemerintah melanggar hak atas tanah seseorang tanpa
adanya suatu proses yang adil dan sebagai individu tidak diberikan hak untuk
memberikan pendapat, maka sebagai individu berhak dan dapat menggugatnya dan
PTUN memiliki wewenang untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Dengan demikian, objek sengketa dalam PTUN meliputi hal tersebut yaitu keputusan
dan tindakan administratif, dan pelanggaran atas hak-hak. PTUN memiliki peran penting
dalam menjaga sebuah keadilan dan kepatuhan terhadap hukum administrasi, dan
memberikan sebuah perlindungan hukum yang adil baik bagi individu, organisasi, bahkan
perusahaan yang terkena dampak dari keputusan atau tindakan dari pemerintah yang
merugikan mereka.
Mengambil contoh dari kasus tersebut membuktikan bahwa sebagai hakim PTUN
akan bersifat independen dan akan tetap memutuskan suatu perkara sesuai dengan
fakta yang diberikan pada saat persidangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) memiliki suatu wewenang yang luas
dalam sebuah penyelesaian sengketa administrasi. PTUN bertindak sebagai
lembaga peradilan yang dikhususkan untuk menangani suatu sengketa yang
melibatkan pemerintah atau badan hukum publik. Wewenang dari PTUN meliputi
pengujian keputusan dan tindakan administratif terhadap suatu hukum yang
berlaku. Dalam menjalankan suatu fungsi tugasnya, PTUN memiliki suatu otoritas
untuk memeriksa dan memastikan apakah keputusan atau tindakan yang telah
diambil oleh mereka telah sesuai dengan peraturan undang-undang yang berlaku.
Objek sengketa dalam PTUN meliputi hal tersebut yaitu keputusan dan
tindakan administratif, dan pelanggaran atas hak-hak. PTUN memiliki peran
penting dalam menjaga sebuah keadilan dan kepatuhan terhadap hukum
administrasi, dan memberikan sebuah perlindungan hukum yang adil baik bagi
individu, organisasi, bahkan perusahaan yang terkena dampak dari keputusan atau
tindakan dari pemerintah yang merugikan mereka.
Keputusan dari PTUN dapat bervariasi dan tergantung pada kasus yang sedang
dipertimbangkan. PTUN berhak untuk memutuskan dan membatalkan keputusan
dan tindakan administratif yang menjadi sebuah objek sengketa jika dalam
prosesnya terdapat suatu pelanggaran hukum. PTUN juga berhak untuk
memerintahkan badan pemerintah dan publik untuk melakukan tindakan tertentu
atau memberikan kompensasi terhadap pihak yang dirugikan
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara. (n.d.).
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986. (n.d.).
Utrecht, E. (1986). Pengantar Hukum Administrasi Negra Indonesia. Surabaya: Pustaka Tinta Mas.