Anda di halaman 1dari 8

Nama : Tegar Renaldo Sianipar

NPM : 208400201

UTS Legal Drafting

Jawaban

1) 1. Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945):

UUD 1945 adalah konstitusi atau undang-undang dasar tertinggi di Indonesia. Itu menetapkan
dasar-dasar negara, sistem pemerintahan, hak asasi manusia, dan prinsip-prinsip dasar lainnya.

2. Undang-Undang:

Undang-undang (UU) adalah peraturan hukum tertinggi yang dikeluarkan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) atau Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). UU ini harus sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945.

3. Peraturan Pemerintah:

Peraturan Pemerintah (PP) dikeluarkan oleh Presiden sebagai pelaksanaan dari UU. PP
mengatur rincian dan prosedur pelaksanaan UU.

4. Peraturan Presiden:

Peraturan Presiden (Perpres) dikeluarkan oleh Presiden dan memiliki kekuatan hukum yang
lebih rendah daripada PP. Perpres mengatur tentang kebijakan, struktur, dan tata cara
pelaksanaan UU.

5. Peraturan Menteri:

Peraturan Menteri (Permen) dikeluarkan oleh menteri terkait untuk melaksanakan ketentuan-
ketentuan dalam UU, PP, atau Perpres. Permen ini seringkali berkaitan dengan bidang-bidang
spesifik, seperti kesehatan, pendidikan, atau ketenagakerjaan.
6. Peraturan Daerah:

Peraturan Daerah (Perda) dikeluarkan oleh pemerintah daerah seperti provinsi atau
kabupaten/kota. Perda mengatur masalah-masalah yang berkaitan dengan otonomi daerah
sesuai dengan UU dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

1) 2

1. Mengatur Ketertiban dan Keadilan:

Peraturan perundang-undangan bertujuan untuk menciptakan ketertiban dan keadilan dalam


masyarakat. Mereka menetapkan aturan-aturan yang mengatur perilaku individu, hubungan
antarindividu, dan hubungan antara individu dan negara. Dengan demikian, peraturan perundang
-undangan berperan dalam menjaga stabilitas dan harmoni sosial.

2. Melindungi Hak dan Kebebasan:

Peraturan perundang-undangan digunakan untuk melindungi hak asasi manusia, kebebasan


individu, dan kepentingan publik. Mereka menetapkan batasan-batasan yang diperlukan untuk
mencegah penyalahgunaan kekuasaan, melindungi warga negara dari tindakan diskriminatif,
dan memastikan keadilan dalam sistem hukum.

3. Mengatur Pelaksanaan Kebijakan Negara:

Peraturan perundang-undangan diimplementasikan untuk mengatur pelaksanaan kebijakan


negara. Mereka memberikan kerangka hukum yang diperlukan untuk menerapkan kebijakan
pemerintah dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, pendidikan, lingkungan, kesehatan,
pertahanan, dan lain-lain.

4. Menjamin Kestabilan dan Keberlanjutan Hukum:

Peraturan perundang-undangan memberikan kepastian hukum dan memastikan stabilitas


dalam sistem hukum. Mereka menciptakan kerangka kerja yang jelas dan terstruktur untuk
penegakan hukum dan menetapkan prosedur yang harus diikuti dalam berbagai proses hukum,
seperti penegakan, pengadilan, dan penyelesaian sengketa.

5. Mengatur Hubungan Antarlembaga Pemerintah:

Peraturan perundang-undangan juga mengatur hubungan antarlembaga pemerintah dalam


sistem politik dan administrasi negara. Mereka menetapkan kewenangan, tugas, dan tanggung
jawab dari masing-masing lembaga pemerintah, serta prosedur untuk koordinasi dan kerjasama
antarlembaga.

6. Mengatur Hubungan dengan Pihak Eksternal:

Peraturan perundang-undangan juga digunakan untuk mengatur hubungan dengan pihak


eksternal, seperti hubungan diplomatik, perdagangan internasional, keamanan nasional, dan
kerjasama internasional. Mereka menetapkan kerangka hukum yang mengatur hubungan
Indonesia dengan negara-negara lain, organisasi internasional, dan subjek hukum internasional
lainnya.

2) 1

a. Kejelasan tujuan:

Kejelasan tujuan mengacu pada pemahaman yang jelas mengenai apa yang ingin dicapai
dengan suatu kegiatan atau program. Tujuan harus dirumuskan dengan jelas dan spesifik,
sehingga dapat memberikan panduan yang jelas tentang apa yang ingin dicapai. Tujuan yang
jelas membantu dalam perencanaan yang efektif, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi
kegiatan.

b. Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat:

Kelembagaan atau pejabat pembentuk merujuk pada entitas atau individu yang bertanggung
jawab dalam membentuk dan melaksanakan kegiatan atau program. Mereka dapat berupa
pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, badan usaha, atau organisasi lainnya yang memiliki
otoritas dan kapabilitas untuk melaksanakan tugas tersebut. Penting untuk memastikan bahwa
lembaga atau pejabat yang dipilih memiliki kewenangan dan sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
c. Kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan:

Kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan merujuk pada konsistensi dan keterkaitan
antara elemen-elemen yang ada dalam kegiatan atau program. Jenis kegiatan atau program
harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan harus diorganisasikan secara hierarkis,
dengan tahapan dan langkah-langkah yang terkoordinasi dengan baik. Materi muatan atau isi
dari kegiatan atau program harus relevan dan mendukung pencapaian tujuan yang diinginkan.

d. Dapat dilaksanakan:

Suatu kegiatan atau program harus dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan


ketersediaan sumber daya, waktu, dan kapabilitas yang ada. Rencana dan strategi yang
dirumuskan harus memperhitungkan faktor-faktor ini sehingga kegiatan atau program dapat
diimplementasikan secara efektif. Faktor-faktor seperti anggaran, tenaga kerja, infrastruktur,
dan peraturan perlu dipertimbangkan agar dapat memastikan bahwa kegiatan atau program
dapat dilaksanakan dengan baik.

e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan:

Kedayagunaan dan kehasilgunaan merujuk pada dampak positif yang dihasilkan dari kegiatan
atau program tersebut. Kedayagunaan berkaitan dengan manfaat yang diperoleh dari kegiatan
atau program, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kehasilgunaan mengacu pada
sejauh mana tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah hasilnya memenuhi harapan dan
kebutuhan yang diinginkan.

f. Kejelasan rumusan:

Kejelasan rumusan mengacu pada kejelasan dan kesempurnaan dalam merumuskan tujuan,
rencana, strategi, dan langkah-langkah yang terkait dengan kegiatan atau program. Rumusan
yang jelas dan terperinci membantu dalam pemahaman yang lebih baik, koordinasi yang efektif,
dan evaluasi yang tepat terhadap kegiatan atau program tersebut.

g. Keterbukaan:

Keterbukaan merujuk pada transparansi


2)2

a. Pengayoman:

Pengayoman mengacu pada tindakan memberikan perlindungan, pemeliharaan, dan kepedulian


terhadap warga negara. Prinsip pengayoman menekankan pentingnya pemerintah atau lembaga
negara untuk melindungi hak asasi, kebebasan, dan kesejahteraan masyarakat serta
memberikan perlakuan yang adil dan setara kepada semua individu.

b. Kemanusiaan:

Kemanusiaan berfokus pada pengakuan terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar.


Prinsip ini menegaskan pentingnya menghormati dan melindungi martabat setiap individu serta
memberikan bantuan dan kepedulian kepada mereka yang membutuhkan, termasuk korban
bencana alam, konflik, dan kemiskinan.

c. Kebangsaan:

Kebangsaan menekankan pada pentingnya rasa cinta dan kesetiaan terhadap negara, serta
pengakuan terhadap identitas dan keberagaman budaya, suku, agama, dan bahasa dalam suatu
bangsa. Prinsip kebangsaan mempromosikan persatuan, solidaritas, dan kebersamaan dalam
menjaga keutuhan dan kepentingan bersama negara.

d. Kekeluargaan:

Kekeluargaan mengacu pada hubungan yang harmonis dan saling mendukung antarwarga
negara, mirip dengan hubungan dalam keluarga. Prinsip ini mendorong masyarakat untuk saling
membantu, peduli, dan memelihara kebersamaan serta menumbuhkan rasa kebersamaan,
kepedulian, dan tanggung jawab terhadap sesama.

e. Kenusantaraan:

Kenusantaraan mengandung arti kearifan lokal dan keragaman budaya di Indonesia. Prinsip
kenusantaraan menekankan pentingnya menghormati dan memelihara keberagaman suku,
budaya, dan adat istiadat yang ada di seluruh Nusantara. Hal ini berkontribusi pada
pemeliharaan keharmonisan dan keutuhan bangsa.
f. Bhinneka Tunggal Ika:

Bhinneka Tunggal Ika adalah motto nasional Indonesia yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap
satu". Prinsip ini menggarisbawahi pentingnya menghormati perbedaan dalam agama, suku,
budaya, dan pandangan politik, sambil menjunjung tinggi persatuan, kesatuan, dan kerjasama
sebagai bangsa yang satu.

g. Keadilan:

Keadilan menekankan pentingnya perlakuan yang adil, setara, dan tidak diskriminatif terhadap
semua individu. Prinsip keadilan mengharuskan penegakan hukum yang objektif, pemerataan
akses terhadap sumber daya, dan perlindungan terhadap hak-hak individu dalam lingkungan
yang adil dan seimbang.

h. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan:

Prinsip ini menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di hadapan
hukum dan pemerintah. Tidak ada

2)3

Contoh evaluasi pada Asas Kejelasan Rumusan Setiap peraturan perundang-undangan harus
disusun sesuai dengan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan, dengan
memperhatikan sistematika, pilihan kata atau istilah, teknik penulisan, dengan menggunakan
bahasa peraturan perundang-undangan yang bercirikan: lugas dan pasti, hemat kata, objektif
dan menekan rasa subjektif, konsisten dan cermat.

Pada UU nomor 11 tahun 2012 tentang SPPA kata tertentu pada pasal 60 ayat 2 Memiliki
makna multitafsir, tidak jelas dan sulit dipahami.

Dan pada UU kekuasaan Kehakiman dab UU peradilan Umum pada ketentuan umumnya tidak
ada definisi panitera, padahal itu brrupakan subjek penting dalam uu
3)1

Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

Memuat latar belakang identifikasi masalah atau perumusan masalah, tujuan dan kegunaan,
serta metode penyusunan

BAB II Kajian Teoritis dan Empiris

Memuat kajian teori, asas/prinsip, praktik empiris, permasalahan yang dihadapi, implikasi
penerapan sistem baru yang akan diatur dalam UU terhadap aspek kehidupan masyarakat dan
dampaknya terhadap Aspek beban keuangan negara

BAB III Evaluasi Dan Analisis Peraturan Perundang Undangan Terkait

Memuat Evaluasi dan analisis peraturan perundang undangan terkait merupakan bagian yang
akan menentukan argumentasu yurudis pembentukan suatu UU.

BAB IV Landasan Filosofis, Sosiologis dan Yuridis

-Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa UU


yang dibentuk mempertimbangkan oandangan hidup, kesadarab dan cita hujum yang meliputi
suasana kebatinan falsafah bangsa indonesia

-Landasan sosiologis Merupakan pertimbangan Atau alasan Yang Menggambarkan Bahwa UU


yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek

-Landasan Yuridis

Merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bagwa oeraturan yang dibentuk
untuk mengatasi permasalahan hukum
BAB V Jangkauan, Arah Pengaturan, dan Ruangan Lingkup Materi Undang Undang

BAB VI Penutup

Teridiri dari atas subbab simpulan dan saran

3)2

1 ) Mengatahui kondisi hukum atau peraturan perundangan-undangan yang mengatur mengenai


substansi atau materi yang akan diatur

2) Guna mengetahui posisi dari perundangan-undangan atau peraturan daerah yang baru akan
di bentuk

3) Memberikan hasil berupa gambaran tingkat sinkronisasi dan harmonisasi perundangan

4) Untuk mengindari terjadinya tumpang tindih peraturan

3.3

UU No.3 Tahun 2023 Tentang Pariwisata Perubahan atas UU Nomor 5 Tahun 2019 tentang
pariwisata UU No 5 Tahun 2023 Perubahan kedua atas UU No.5 Tahun 2019 tentang pariwisata

Anda mungkin juga menyukai