Definisi hukum administrasi negara menurut Matthews Groves dan HP Lee
dalam bukunya tahun 2007 "Hukum administrasi" merujuk pada "hukum yang terkait dengan pengendalian kekuasaan pemerintahan". Pendekatan kedua menyatakan bahwa "hukum administrasi" adalah "seperangkat prinsip umum yang mengatur pelaksanaan kekuasaan dan kebijakan oleh otoritas publik". Dengan demikian, "hukum administrasi" berfungsi sebagai kerangka hukum yang mengatur bagaimana pemerintah atau otoritas publik melaksanakan kekuasaan mereka, termasuk bagaimana mereka membuat keputusan, menggunakan diskresi, dan menjalankan tugas-tugas administratif mereka. Tujuannya adalah untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan perlindungan hak-hak individu dalam hubungan mereka dengan pemerintah atau otoritas publik. 2. Pengertian konstitusi menurut Thomas Paine dan Hilaire Barnett Thomas Paine adalah seorang filsuf politik dan salah satu tokoh penting dalam gerakan revolusioner Amerika. Menurut Thomas Paine, konstitusi adalah suatu sistem hukum dan prinsip-prinsip yang mengatur hubungan antara pemerintah dan rakyat. Ia percaya bahwa konstitusi harus didasarkan pada kebebasan, keadilan, dan hak-hak individu. Paine mengemukakan gagasan-gagasannya mengenai konstitusi dalam bukunya yang terkenal, "Rights of Man" (Hak Asasi Manusia). Hilaire Barnett, di sisi lain, adalah seorang sarjana hukum Inggris yang mengkhususkan diri dalam studi konstitusi. Menurut Hilaire Barnett, konstitusi adalah seperangkat norma hukum dan prinsip-prinsip yang mengatur struktur dan fungsi pemerintahan suatu negara. Ia menekankan pentingnya konstitusi dalam menentukan pembagian kekuasaan, perlindungan hak-hak asasi, dan menjaga keseimbangan antara pemerintah dan rakyat. Barnett menulis buku "Constitutional and Administrative Law" (Hukum Konstitusi dan Administratif) yang menjadi referensi penting dalam studi konstitusi di Inggris Meskipun pandangan mereka memiliki perbedaan dalam konteks historis dan pendekatan mereka, baik Thomas Paine maupun Hilaire Barnett mengakui pentingnya konstitusi sebagai landasan hukum yang mengatur pemerintahan dan melindungi hak- hak individu. 3. Apa yang dimaksud dengan stelsel minisme dan stelsel dualisme dalam konteks hubungan hukum administrasi negara dan hukum internasional Dalam konteks hubungan hukum administrasi negara dan hukum internasional, istilah "stelsel minisme" (monisme) dan "stelsel dualisme" (dualisme) mengacu pada pendekatan yang berbeda dalam menghubungkan hukum domestik dengan hukum internasional. a. Stelsel Minisme (Monisme): Dalam stelsel minisme, hukum internasional dianggap secara otomatis menjadi bagian dari hukum domestik negara. Menurut pendekatan ini, hukum internasional dan hukum domestik membentuk satu sistem hukum yang saling terkait. Artinya, peraturan hukum internasional langsung berlaku dan memiliki kekuatan hukum di dalam negara tanpa perlu adanya penyesuaian atau transformasi hukum domestik. Dalam konteks hubungan hukum administrasi negara dan hukum internasional, jika suatu negara menjadi pihak dalam perjanjian internasional, maka hukum administrasi negara harus berada dalam kesesuaian dengan kewajiban-kewajiban yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut. b. Stelsel Dualisme: Dalam stelsel dualisme, hukum internasional dan hukum domestik dianggap sebagai dua sistem hukum yang terpisah dan memiliki otonomi masing-masing. Hukum internasional dianggap sebagai peraturan hukum yang berlaku di antara negara-negara dan membutuhkan tindakan pengadopsian atau inkorporasi ke dalam hukum domestik agar memiliki kekuatan hukum di dalam negara. Dalam konteks hubungan hukum administrasi negara dan hukum internasional, hukum administrasi negara akan berlaku berdasarkan hukum domestik dan hanya akan mengakui kekuatan hukum hukum internasional setelah diadopsi atau diinkorporasi ke dalam hukum domestik dengan undang-undang atau tindakan legislatif lainnya. Dalam kedua pendekatan ini, hubungan antara hukum administrasi negara dan hukum internasional ditentukan oleh bagaimana suatu negara menganggap hubungan antara kedua sistem hukum tersebut. 4. Hubungan administrasi negara dengan budaya dan budaya hukum Hubungan antara administrasi negara dan budaya serta budaya hukum memiliki pengaruh yang saling mempengaruhi. Berikut adalah beberapa aspek hubungan tersebut: a. Pengaruh Budaya terhadap Administrasi Negara: Budaya suatu masyarakat dapat mempengaruhi praktik dan kebijakan administrasi negara. Nilai-nilai, norma, dan keyakinan yang terdapat dalam budaya masyarakat dapat memengaruhi cara pemerintah mengelola administrasi negara. Misalnya, budaya yang menekankan pada hierarki dan otoritas kuat mungkin mengarah pada pemerintahan yang sentralistik dan otoriter. Sebaliknya, budaya yang mendorong partisipasi dan keterbukaan mungkin mendorong pemerintahan yang inklusif dan transparan. Budaya juga dapat memengaruhi preferensi masyarakat terhadap pelayanan publik, etos kerja, dan sikap terhadap korupsi. b. Pengaruh Administrasi Negara terhadap Budaya: Praktik dan kebijakan administrasi negara juga dapat mempengaruhi perkembangan budaya. Cara pemerintah mengelola administrasi negara, seperti efektivitas penyelenggaraan layanan publik, penegakan hukum yang adil, atau partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan publik, dapat membentuk persepsi dan norma sosial dalam masyarakat. Administrasi negara yang berorientasi pada pelayanan publik yang baik dan penegakan hukum yang adil dapat membantu membangun budaya yang menghargai integritas, keadilan, dan tanggung jawab. c. Budaya Hukum: Budaya hukum merujuk pada norma, nilai, dan keyakinan yang berkaitan dengan sistem hukum dan penghormatan terhadap hukum dalam suatu masyarakat. Budaya hukum dapat mempengaruhi cara administrasi negara beroperasi dan dipercaya oleh masyarakat. Misalnya, dalam budaya hukum yang menghargai supremasi hukum, administrasi negara diharapkan bertindak sesuai dengan hukum, menghormati hak-hak individu, dan menegakkan keadilan. Sebaliknya, jika budaya hukum lemah, administrasi negara mungkin rentan terhadap korupsi, nepotisme, atau penyalahgunaan kekuasaan. Dengan demikian, hubungan antara administrasi negara dengan budaya dan budaya hukum adalah kompleks dan saling mempengaruhi. Administrasi negara dapat dipengaruhi oleh budaya masyarakat sekaligus berperan dalam membentuk dan memengaruhi budaya serta budaya hukum dalam suatu masyarakat. 5. Jelaskan ilustrasi model umum dan skema adminsitrasi negara dalam konteks administratif law and political system menurut Kenneth F Warren Teks tersebut menjelaskan bahwa hasil keluaran administrasi negara merupakan keputusan yang mencerminkan respons lembaga terhadap input dari lingkungan luar dan lingkungan dalam. Artinya, para administrator tidak dapat mengabaikan input yang berasal dari dalam lembaga itu sendiri. Stimulus internal lembaga biasanya terdiri dari kekuatan yang berpengaruh seperti peraturan dan regulasi internal lembaga, politik kantor, jaringan rantai komando, kendala anggaran, kompetensi staf, semangat dan sikap karyawan, dan sejenisnya. Perlu ditekankan bahwa model heuristik yang ditunjukkan hanya merupakan alat konseptual untuk membantu analis membayangkan lembaga administrasi secara lebih akurat dan canggih saat berinteraksi dalam jaringan sistem yang kompleks. Setiap kekuatan lingkungan, bahkan beberapa kekuatan yang tidak terwakili dalam model tersebut, dapat memainkan peran kunci dalam mempengaruhi keputusan lembaga, misalnya, insiden internasional yang besar. Meskipun demikian, masuk akal untuk mengatur parameter-parameter di sekitar variabel kausal hanya dengan memasukkan faktor-faktor yang literatur ilmu sosial dan hukum administrasi yang relevan menunjukkan sebagai faktor yang paling mungkin menggambarkan interaksi lembaga dalam keadaan normal. Daftar Pustaka Barnett, H. (2005). Constitutional and Administrative Law. Abingdon, UK: Routledge- Cavendish. Groves, M.,& Lee, HP. (2007). Australian administrative law. Cambridge
Paine, T. (1776). Common Sense. Philadelphia, PA: W. and T. Bradford.
Warren, Kenneth F. (2011). Administrative Law in The Political System – Law, Politics, and Regulatory Policy. Fifth edition. Routledge : New York.