Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Shofia Salsabila Permadi

NPM : 22201082122

Mata Kuliah : AHDE dan Lingkungan Bisnis

1. "The Concept of Law" karya H.L.A. Hart - Buku ini membahas perbedaan antara norma
dan hukum serta bagaimana hukum mengatur perilaku dalam masyarakat.

2. "The Norms of Answerability: Social Theory Between Bakhtin and Habermas" oleh
Michael Gardiner - Buku ini memperluas pemahaman tentang norma dalam konteks sosial
yang lebih luas dan bagaimana hukum memainkan peran dalam menjaga keteraturan sosial.

3. "Law, Legislation and Liberty" karya Friedrich Hayek - Buku ini mengulas peran
hukum dalam konteks sosial dan ekonomi, menyoroti betapa pentingnya hukum dalam
mengatur aktivitas ekonomi.

Masyarakat membutuhkan hukum karena meskipun norma atau kaidah sosial telah ada, hukum
memberikan landasan yang lebih konkret dan terukur untuk mengatur perilaku masyarakat.
Hukum menawarkan kerangka kerja yang jelas dan sanksi yang dapat diterapkan jika norma
dilanggar. Selain itu, hukum dapat memberikan perlindungan yang lebih kuat terhadap hak dan
kepentingan individu, serta menyelesaikan konflik secara adil dan terstruktur.

Dalam kegiatan ekonomi dan bisnis, hukum sangat penting karena memberikan kerangka kerja
yang memastikan transaksi, kontrak, dan praktik bisnis dilakukan dengan jujur, adil, dan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Hukum ekonomi membantu dalam menegakkan hak milik,
melindungi konsumen, mengatur persaingan usaha, dan mengatasi sengketa secara hukum jika
terjadi. Ini memberikan kepastian hukum bagi pelaku ekonomi, mendorong pertumbuhan
ekonomi yang stabil, dan memastikan keadilan dalam interaksi bisnis.

- Dalam hukum, konsep "subjek hukum" dan "objek hukum" sangat penting dalam mengatur
hubungan antara individu atau entitas. Subjek hukum adalah pihak yang memiliki hak dan
kewajiban di bawah hukum, sementara objek hukum adalah hal, keadaan, atau hal-hal yang
menjadi fokus atau objek dari hak dan kewajiban subjek hukum.
1. Subjek Hukum:

-Individu: Individu sebagai subjek hukum memiliki hak dan kewajiban yang diakui oleh
hukum, seperti hak atas properti, hak untuk membuat kontrak, hak untuk diproses secara adil
dalam sistem hukum.

- Entitas Hukum: Ini mencakup perusahaan, yayasan, lembaga keuangan, yang memiliki
keberadaan hukum terpisah dari individu-individu di dalamnya. Entitas hukum memiliki hak
untuk memiliki properti, menandatangani kontrak, dan bisa menjadi subjek dalam proses hukum.

2. Objek Hukum:

Properti: Hal-hal yang dapat dimiliki oleh subjek hukum, seperti tanah, barang, uang, dan aset
lainnya.

Kontrak: Objek dari hak dan kewajiban subjek hukum, di mana kesepakatan antara pihak-pihak
dapat menjadi objek hukum.

Hak Paten atau Kekayaan Intelektual Objek hukum yang bisa dimiliki dan diberikan hak oleh
subjek hukum.

Kaitannya dengan ekonomi, subjek hukum dalam hal ini bisa menjadi pelaku ekonomi seperti
perusahaan, bisnis, atau individu yang terlibat dalam transaksi ekonomi. Mereka memiliki hak
dan kewajiban dalam membuat kontrak, memiliki properti, berpartisipasi dalam pasar, dan
melindungi hak kekayaan intelektual mereka. Objek hukum dalam konteks ekonomi bisa berupa
properti yang diperdagangkan, kontrak bisnis, atau hak kekayaan intelektual yang bisa menjadi
landasan bagi nilai ekonomi.

Hukum memberikan kerangka kerja yang jelas bagi subjek hukum untuk berinteraksi dalam
kegiatan ekonomi dengan tetap mematuhi aturan yang mengatur kepemilikan, perdagangan, dan
perlindungan terhadap pelaku ekonomi. Ini membantu menciptakan kepastian hukum yang
penting bagi ekonomi yang sehat dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

- berikut tiga referensi yang dapat memberikan pemahaman tentang hukum perdata:

1. "Hukum Perdata Indonesia" oleh Prof. Subekti - Buku ini merupakan referensi klasik yang
membahas secara komprehensif mengenai hukum perdata di Indonesia, mencakup aspek-aspek
utama seperti subjek hukum, objek hukum, perikatan, dan tanggung jawab.
2. "Hukum Perdata: Buku I: Hukum Perikatan" oleh Prof. M. Yahya Harahap - Buku ini
mengulas hukum perikatan dalam konteks hukum perdata, membahas perjanjian, perikatan, dan
tanggung jawab secara rinci.

3. "Hukum Acara Perdata" oleh Prof. Dr. H. Ateng Syafrudin - Referensi ini fokus pada
hukum acara perdata yang mengatur prosedur peradilan dalam penyelesaian sengketa perdata di
Indonesia.

Pelaksanaan hukum perdata di Indonesia melibatkan proses hukum yang menyelesaikan sengketa
antara individu atau entitas swasta. Contoh umumnya adalah sengketa properti, seperti klaim atas
tanah atau bangunan.

Proses hukum perdata biasanya dimulai dengan pengajuan gugatan ke pengadilan. Setelah
gugatan diajukan, pengadilan akan memanggil pihak-pihak yang bersengketa untuk mediasi atau
persidangan. Di persidangan, bukti dan argumen dipresentasikan. Pengadilan akan memberikan
putusan yang menjadi dasar hukum untuk menyelesaikan sengketa.

Selain proses persidangan, penyelesaian sengketa di luar pengadilan sering terjadi, seperti
melalui mediasi atau arbitrase. Pendekatan ini memungkinkan pihak-pihak yang bersengketa
untuk mencapai kesepakatan tanpa harus melalui proses persidangan yang formal.

Proses hukum perdata di Indonesia didasarkan pada KUH Perdata (Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata) yang mengatur berbagai aspek kehidupan hukum sehari-hari, seperti perjanjian,
kepemilikan, warisan, dan tanggung jawab perdata antara individu atau entitas swasta.

Anda mungkin juga menyukai