TINJAUAN PUSTAKA
7
Barda Nawawi Arief, 2013, Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung : Citra Aditya , Hlm. 67
8
Soerjono Soekanto, 2008, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, Hlm. 8
9
Salim,H.S dan Erlis Septiana Nurbani, 2013 , Penerapan Teori Hukum Pada Tesis dan
Disertasi , Jakarta : Rajawali Press, Hlm .375
17
18
bahwa : 10
An effective legal sytem may be describe as one in which there exists a high
degree of congruence between legal rule and human conduct. Thus anda effective
kegal sytem will be characterized by minimal disparyti between the formal legal
system and the operative legal system is secured by
1. The intelligibility of it legal system.
2. High level public knowlege of the conten of the legal rules
3. Efficient and effective mobilization of legal rules:
a. A commited administration and.
b. Citizen involvement and participation in the mobilization process
4. Dispute sattelment mechanisms that are both easily accessible to the
public and effective in their resolution of disputes and.
5. A widely shere perception by individuals of the effectiveness of the
legal rules and institutions.
sebagai berikut, terdapat 5 (lima) syarat bagi effektif tidaknya satu sistem hukum
meliputi:11
10
Clerence J.Dias. Research on Legal Service And Poverty: its Relevance to the Design of
Legal Service Program in Developing Countries, Wash. U.L. Q 147 (1975). P. 150 dikutip dalam
jurnal Marcus Priyo Gunarto, 2011 , Kriminalisasi dan Penalisasi Dalam Rangka Fungsionalisasi
Perda dan Retribusi, Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang, Hlm 70
11
Marcus Priyo Gunarto, 2011 , Kriminalisasi dan Penalisasi Dalam Rangka Fungsionalisasi
Perda dan Retribusi, Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang, Hlm 71
19
Hukum akan mejadi efektif jika tujuan keberadaan dan penerapannya dapat
mencegah perbuatan-perbuatan yang tidak diinginkan dapat menghilangkan
kekacauan. Hukum yang efektif secara umum dapat membuat apa yang dirancang
dapat diwujudkan. Jika suatu kegelapan maka kemungkinan terjadi pembetulan
secara gampang jika terjadi keharusan untuk melaksanakan atau menerapkan
hukum dalam suasana baru yang berbeda, hukum akan sanggup menyelsaikan.
harus dapat mengukur sejauh mana aturan hukum itu dimengerti atau tidak
dimengerti dan ditaati atau tidak ditaati. Jika suatu aturan hukum dimengerti dan
ditaati oleh sebagian besar target yang menjadi sasaran ketaatannya maka akan
Kesadaran hukum dan ketaatan hukum merupakan dua hal yang sangat
itu meskipun sangat erat hubungannya, namun tidak persis sama. Kedua unsur itu
12
Salim H.S dan Erlis Septiana Nurbani, Op.cit, Hal 303
13
Damang, Efektifitas Hukum, http://www.negarahukum.com/hukum/efektivitas-hukum-2 di
akses pada tanggal 24 Februari 2017 pukul 16.00
14
Ibid.
20
yang menyatakan bahwa efektif atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5
hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan
hidup).
Pada faktor kedua yang menentukan efektif atau tidaknya kinerja hukum
tertulis adalah aparat penegak hukum. Dalam hubungan ini dikehendaki adanya
aparatur yang handal sehingga aparat tersebut dapat melakukan tugasnya dengan
15
Soerjono Soekanto, Op.cit. Hlm. 80
16
Ibid. hlm. 86
21
Pada faktor ketiga, tersedianya fasilitas yang berwujud sarana dan prasarana
bagi aparat pelaksana di dalam melakukan tugasnya. Sarana dan prasarana yang
dimaksud adalah prasarana atau fasilitas yang digunakan sebagai alat untuk
atau lokasi kerjanya. Adapun elemen-elemen tersebut adalah ada atau tidaknya
prasarana, cukup atau kurangnya prasarana, baik atau buruknya prasarana yang
telah ada.
Pada faktor yang keempat ada beberapa elemen pengukur efektivitas yang
aturan. Hal tersebut dapat di lihat ada atau tidaknya suatu perlakuan terhadap
aturan yang di jadikan kebiasaan oleh masyarakat baik kebiasaan baik atau yang
Kesadaran artinya keadaan ikhlas yang muncul dari hati nurani dalam
dalamnya. Kesadaran hukum artinya tindakan dan perasaan yang tumbuh dar hati
nurani dan jiwa yang terdalam dari manusia sebagai individu atau masyarakat
Masalah kesadaran hukum memang merupakan salah satu objek kajian yang
haruslah mengikuti kehendak dari masyarakat. Di samping itu, hukum yang baik
terhadap hukum sangat rendah, maka derajat kepatuhannya terhadap hukum juga
tidak tinggi.
yaitu: 19
17
Beni Ahmad Saebani, 2007, Sosiologi Hukum, Bandung : Pustaka Setia, hlm. 197.
18
Ibid.
19
Achmad Ali, 1998, Menjelajahi kajian Empiris Terhadap Hukum, Jakarta : PT. Yarsif
Watampone, hlm. 198.
23
ketentuan hukum, maka tingkat kesadaran hukumnya lebih rendah dari mereka
mudah luntur oleh perilaku atau suatu hal yang memungkinkan seseorang untuk
bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar baik materil maupun immateril
jika tidak patuh terhadap hukum. Dalam hal ini kepentingan seseorang tersebut
akan lebih banyak terakomodir dengan tidak patuh terhadap hukum meskipun
yang dihadapi. Hal ini akan memberikan kesempatan untuk dapat meresapkan
ketentuan-ketentuan hukum. 20
Jika suatu aturan hukum ditaati oleh sebagian besar target yang menjadi
yang ditaati itu efektif, tetapi kita masih dapat mempertanyakanya lebih jauh
derajat efektivitasnya. Seseorang menaati atau tidak menaati suatu aturan hukum,
Kelman,yaitu:21
20
Soerjono Soekanto dan Mustafa abdullah, 1987, Sosiologi Hukum Dalam Masyarakat,
Rajawali, Jakarta, hlm.220
21
Soerjono Soekanto, 1982, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, Jakarta : Rajawali
Pers, hlm. 49-50.
25
karena kepentingan yang bersifat Compliance atau hanya takut sanksi, maka
karena aturan hukum tersebut benar-benar cocok dengan nilai intrinsik yang
berwenang. 24
22
Achmad Ali, 2009, Menguak Teori Hukum( Legal Theory) dan teori peradilan, Jakarta :
Kencana Pranada Media Grup, hlm. 375.
23
Kamus Besar Bahasa Indonesia
24
Pengertian Ahli , Pengertian Hukuman/Sanksi, http://www.pengertianahli.com di akses pada
tanggal 24 Februari 2017 pukul 17.00
26
hukum yaitu sanksi hukum pidana, sanksi hukum perdata, dan sanksi
administrasi/administratif 25
Hukuman adalah suatu perasaan tidak enak (sengsara) yang dijatuhkan oleh
hakim dengan vonis kepada orang yang telah melanggar undang-undang hukum
pidana. 26
Dalam hukum perdata, putusan yang dijatuhkan oleh hakim dapat berupa:28
1. Putusan condemnatoir yakni putusan yang bersifat menghukum pihak
yang dikalahkan untuk memenuhi prestasi (kewajibannya). Contoh:
salah satu pihak dihukum untuk membayar kerugian, pihak yang kalah
dihukum untuk membayar biaya perkara
2. Putusan declaratoir yakni putusan yang amarnya menciptakan suatu
keadaan yang sah menurut hukum. Putusan ini hanya bersifat
menerangkan dan menegaskan suatu keadaan hukum semata-mata.
Contoh: putusan yang menyatakan bahwa penggugat sebagai pemilik
yang sah atas tanah sengketa
3. Putusan constitutif yakni putusan yang menghilangkan suatu keadaan
hukum dan menciptakan keadaan hukum baru. Contoh: putusan yang
memutuskan suatu ikatan perkawinan
25
Hukum Online, Sanksi Hukum , http://www.hukumonline.com di akses pada tanggal 24
Februari 2017 pukul 17.00
26
Ibid.
27
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) pasal 10
28
Hukum Online, Op.cit
27
bersifat administratif. 29
Kemudian, Dirjen atau Kepala Dinas itu merekomendasikan kepada pejabat yang
Adapun beberapa sanksi yang terdapat pada Peraturan Daerah No.4 Tahun
2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir yakni sanksi pidana hukuman pokok
yang meliputi hukuman kurungan dan hukuman denda serta hukuman tambahan
29
Ibid.
30
Ibid.
31
Ibid.
28
pasal 20 Peraturan Daerah No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir
Selain itu juga terdapat pada pasal 15 ayat (5) Peraturan Daerah No.4 Tahun
1. Pengertian Parkir
parkir di tengah jalan raya, namun parkir disisi jalan umumnya diperbolehkan . 32
32
Wikipedia , Parkir, https://id.wikipedia.org/wiki/Parkir di akses pada tanggal 24 Februari
2017 pukul 16.30
29
PP No.43 tahun 1993 pasal 1 ayat (8) juga menjelaskan definisi parkir
adalah suatu keadaan dimana kendaraan tidak bergerak dalam jangka waktu
2. Jenis-jenis Parkir
Malang No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir antara lain parkir
Tempat Parkir Umum adalah tempat yang berada di tepi jalan atau halaman
lintas dan tempat- tempat lain yang sejenis yang diperbolehkan untuk tempat
parkir umum dan dipergunakan untuk menaruh kendaraan bermotor dan/atau tidak
dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah atau orang atau badan yang
33
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998, Pedoman Perencanaan dan Pengoperesian
Fasilitas Parkir, Hlm. 1
34
Peraturan Daerah Kota Malang No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Tempat Parkir pasal
1 ayat (6)
30
diselenggarakan secara tidak tetap atau tidak permanen karena adanya suatu
3. Fasilitas Parkir
Fasilitas parkir untuk umum di luar badan jalan dapat berupa taman parkir
dan atau gedung parkir. Di luar badan jalan antara lain pada kawasan- kawasan
35
Ibid. pasal 1 ayat (7)
36
Ibid. pasal 1 ayat (8)
37
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Op.cit. Hlm. 2
31
Juru parkir yang disebut juga sebagai Jukir adalah orang yang membantu
mengatur kendaraan yang keluar masuk ke tempat parkir. Jukir juga berfungsi
parkir pada saat akan keluar dari ruang parkir. Tarif parkir pada lokasi yang
demikian biasanya tarif tetap, tidak tergantung waktu karena karcis tidak
parkir. 38
38
Wikipedia, Juru Parkir , https://id.wikipedia.org/wiki/Juru_parkir , di akses pada tanggal 24
Februari 2017 pada pukul 16.30
39
Ibid.
32
kantong sendiri. 40
Dalam Hal ini yang disebut sebagai Juru Parkir Liar adalah Juru Parkir yang
tidak memiliki ijin atau Kartu Tanda Anggota Juru Parkir yang di berikan oleh
oleh beberapa orang yang dikelola oleh seorang jagoan daerah yang bersangkutan.
Tidak jarang terjadi perselisihan antar juru parkir memperebutkan kawasan atau
daerah yang dikuasai sehingga hal inipun dapat menyadi salah satu penyebab
keresahan masyarakat. 41
Daerah Kota Malang di bidang Perhubungan yang dipimpin oleh Kepala Dinas
40
Ibid.
41
Ibid.
33
Uraian tugas pokok, fungsi, dan tata kerja Dinas Perhubungan Kota Malang
di atur dalam Peraturan Walikota Malang Nomor 55 Tahun 2008 tentang Uraian
Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Kota Malang.
masing seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang menjalankan tugas pokok dan
44
Ibid. Pasal 25
45
Ibid. Pasal 26
35
parkir di tepi jalan umum dan tempat khusus parkir kecuali areal parkir di
46
Ibid. Pasal 27
36
47
Ibid. Pasal 28
37
menegakkan Peraturan Daerah. Organisasi dan tata kerja Satuan Polisi Pamong
Daerah Kota Malang 8 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan
Polisi Pamong Praja hanya di jelaskan bahwasanya tugas pokok dari Satuan Polisi
48
Wikipedia, Polisi Pamong Praja, https://id.wikipedia.org/wiki/Polisi_Pamong_Praja di
akses pada tanggal 24 Februari 2017 pada pukul 17.00
49
Peraturan Daerah Kota Malang 8 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja pasal 1 ayat
(11)
50
Ibid. Pasal 3-4