Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH DIGESTIF

“Huknah”

Dosen Pembimbing:
Rodiyah, S. Kep, Ns, M. Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

1. Ahmad Sobha R. A (151001003)


2. Nur Aini (151001033)
3. Nuratri Harmiani (151001034)
4. Puji Rahayu Ningsih (151001036)
5. Tiflatul Amin Hidayah (151001040)
6. Vina Ismawati (151001044)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(STIKES) PEMKAB JOMBANG

2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan hidayah-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Huknah”. Tidak lupa penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusun dalam
menyelesaikan makalah ini.

Penyusun menyadari adanya banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.


Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik pembaca yang membangun demi
kesempurnaan dalam makalah ini.

Harapan penyusun agar makalah ini berguna dan dapat dimanfaatkan sebagaimana
mestinya, serta dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang perencanaan pembelajaran.

Jombang, 21Oktober 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 2

BAB II. TINJUAN TEORI


2.1 Pengertian Huknah ................................................................................................... 3
2.2 Klasifikasi Enema ..................................................................................................... 3
2.3 Tipe Enema ............................................................................................................... 6
2.4 Indikasi ..................................................................................................................... 6
2.5 Kontraindikasi .......................................................................................................... 6
2.6 Dampak Pemberian Huknah ..................................................................................... 7
2.7 Macam dan Tujuan Enema/ Huknah ........................................................................ 7
2.8 Penatalaksanaan pada Huknah Rendah dan Tinggi .................................................. 7
2.9 Persiapan Pemberian Tindakan Huknah ................................................................. 12
2.10 Prosedur Pelaksaan atau Cara Kerja Huknah ......................................................... 14

BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 16

3.2 Kritik dan Saran ................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Eliminasi fekal adalah proses pembuangann sisa metabolisme tubuh berupa bowel
(feses). Pengeluaran fases yang sering dalam jumlah besar dan karakteristiknya normal,
biasanya berbanding lurus dengan rendanya insiden kanker korekta (Robinion dan
Wiegly 1989).Defekasi adalah pengeluaan feses dari anus da rectum.Hal ini juga
disebut bowel movement.Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari
beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu.Banyaknya feses juga bervariasi
setiap orang.Ketika gelombang peristaltic mendorong fases kedalam olon sigmoid dan
rectum, saraf sensoris dalam rectum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap
kebutuhan untuk defekasi.Eliminasi yang teratur dari sisa – sisa produksi usus penting
untuk fungsi tubuh yang normal.
Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan masalah pada gastrointestinal dan
bagian tubuh yang lain, karena ungsi usus tergantung pada keseimbangan beberapa
faktor. Pola eliminasi dan kebiasaan masing – masing orang berbeda.Klien sering
meminta pertolongan dari perawat untuk memelihaa kebiasaan eliminasi yang
normal.Keeadaan sakit dapat menghindari mereka sesuai dengan program yang
teratur.Mereka menjadi tidak mempunyai kemampuan fisik untuk menggunakan
fasilitas toilet yang normal.Lingkungan rumah bila menghadirkan hambatan untuk
klien dengan perubahan mobilitas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian huknah atau enema gliserin?
2. Bagaimakah klasifikasi dari tindakan huknah?
3. Apa sajakah tipe-tipe dari tindakan huknah atau enema gliserin?
4. Apakah indikasi dan kontra indikasi pemberian tindakan huknah atau enema
gliserin pada pasien?
5. Apakah tujuan pemberian tindakan huknah atau enema gliserin pada pasien?
6. Bagaimanakah dampak pemberian tindakan huknah atau enema gliserin pada
pasien?

1
7. Bagaimanakah persiapan pemberian tindakan huknah atau enema gliserin pada
pasien?
8. Bagaimanakah prosedur penatalaksanaan atau cara kerja huknah atau enemagliserin
pada pasien?

1.3 Tujuan
a. Tujuan khusus
1. Mengetahui pengertian huknah atau enema gliserin?
2. Mengetahui klasifikasi dari tindakan huknah?
3. Mengetahui tipe-tipe dari tindakan huknah atau enema gliserin?
4. Mengetahi indikasi dan kontra indikasi pemberian tindakan huknah atau
enema gliserin pada pasien?
5. Mengetahui tujuan pemberian tindakan huknah atau enema
gliserinpadapasien?
6. Mengetahui dampak pemberian tindakan huknah atau enema gliserin pada
pasien?
7. Mengetahui persiapan pemberian tindakan huknah atau enema gliserin pada
pasien?
8. Mengetahui prosedur penatalaksanaan atau cara kerja huknah atau
enemagliserin pada pasien?
b. Tujuan Umum
1. Menjelaskan pengertian huknah atau enema gliserin
2. Menjelaskan persiapan alat
3. Dapat melaksanakan prosedur dari tindakan pemberian huknahgliserin

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Huknah


Enema / huknah adalah memasukkan cairan sabun yang banyak melalui anus
rectum sampai ke dalam kolon desenden dan asenden.Fungsinya adalah untuk
mengeluarkan feces dan flaktus. Huknah dapat diklasifikasikan ke dalam empat
golongan menurut cara kerjanya : cleansing (membersihkan), carminative (untuk
mengobati flatulence), retensi (menahan) dan mengembalikan aliran. Dua jenis dari
cleaning enema adalah high enema (huknah tinggi) dan low enema (huknah rendah).
High enema diberikan untuk membersihkan kolon sebanyak mungkin, sering
diberikan sekitar 1000 ml larutan orang dewasa dan posisi klien berubah dari posisi
lateral ke kiri ke posisi dorsal recunberg dan kemudian ke posisi lateral kanan. Selama
pemberian ini agar cairan dapat turun ke usus besar, cleaning enema paling sfektif jika
diberikan dalam waktu 5-10 menit. Low enema diberikan hanya untuk membersihkan
rectum dan kolon sigmoid. Sekitar 500 ml larutan diberikan pada orang dewasa dank
lien dipertahankan pada posisi ke kiri selama pemberian.

2.2 Klasifikasi Enema


Enema dapat diklasifikasikan ke dalam 4 golongan menurut cara kerjanya
diantaranya : cleansing (membersihkan), carminative (untuk mengobati flatulence) ,
retensi (menahan), dan mengembalikan aliran.
1. Cleansing Enema
Cleansing enema merangsang peristaltic dengan mengiritasi kolon dan
rectum dan atau dengan meregangkan intestinal dengan memasuki volume cairan,
ada 2 cleaning enema
a. Huknah Rendah
Huknah rendah adalah tindakan keperawatan dengan cara
memasukkan cairan hangat kedalam kolon desenden dengan menggunakan
kanula rektal melalui anus. Huknah rendah dilaksanakan sebelum operasi
(persiapan pembedahan) dan pasien yang mengalami obstipasi.Low enema
(huknah rendah) diberikan hanya untuk membersihkan rectum dan kolon

3
sigmoid.Sekitar 500 ml larutan diberikan pada orang dewasa. Klien
dipertahankan pada posis sims / miring ke kiri selama pemberian.
Tujuan huknah rendah diberikan adalah :
1) Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi ,
colonoscopy
2) Merangsang peristatik usus
3) Tindakan pengobatan / pemeriksaan diagnostic
b. Huknah Tinggi
Huknah tinggi adalah tindakan memasukkan cairan hangat kedalam
kolon asenden dengan menggunakan kanula usu (A.Aziz Alimul Hidayat
,2006). High enema (huknah tinggi) diberikan sekitar 750 -1000 ml larutan
untuk dewasa dan posisi lateral kanan.Selama pemberian ini cairan dapat
turun ke usus besar.Cairan diberikan pada tekanan yang tinggi daripada low
enema.Oleh karena itu, wadah dan larutan digantung lebih tinggi, cleansing
enema paling efektif jika diberikan dalam waktu 5-10 menit.
Tujuan huknah tinggi diberikan untuk :
1) Membantu mengeluarkan feces akibat konstipasi atau impaksi fekal
2) Membantu defekasi yang normal sebagai bagian dari program
latihan defekasi (bowel training program)
3) Tindakan pengobatan / pemeriksaan diagnostic

 Beberapa perbedaan dalam tindakan cleansing enema :


No Perbedaan Huknah Rendah Huknah Tinggi
1. Tindakan Tindakan memasukkan Tindakan memasukkan
cairan hangat dari cairan hangat dari
rectum ke dalam kolon rectum dimasukkan ke
desenden dalam kolon asenden
2. Tujuan Menggosongkan usus Membantu
sebagai persiapan mengeluarkan feces
tindakan operasi akibat konstipasi atau
colonoscopy impaksi fekal
3. Kanula Enema Kanula Recti Kanula Usus

4
4. Posisi Posisi sims miring ke Posisi sims miring ke
kiri kanan
5. Jumlah cairan 500 ml 750 – 1000 ml
hangat yang
diberikan
(dewasa)
6. Tinggi Irigasi Kurang lebih 30 cm Kurang lebih 30 -45
dari tempat tidur cm dari tempat tidur

 Jumlah larutan yang diberikan tergantung pada jenis enema berdasarkan usia
dan jumlah cairan yang bisa disimpan
No Usia Jumlah Larutan
1. Bayi 150 – 250 ml
2. Toddler atau preschool 250 -350 ml
3. Anak usia sekolah 300- 250 ml
4. Remaja 500 -750 ml
5. Dewasa 750-1000 ml

2. Carminative Enema
Diberikan untuk terutama diberikan untuk mengeluarkan flatus , larutan
dimasukkan ke dalam rectum untuk dimasukkan gas dimana ia merengangkan
rectum dan kolon , kemudian merangsang peristaltic , untuk dewasa dimasukkan
60- 180 ml.
3. Retention Enema
Dimasukkan air (pelumas) ke dalam rectum dan kolon sigmoid, pelumas
tersebut tertahan untuk suatu waktu yang lama (1-3 jam) , ia bekerja untuk
melumasi rectum dank anal anal yang akhirnya memudahkan jalannya feces.
4. Return Flow Enema / Harris Flush
a. Irigasi kolon untuk melepaskan flatus dengan memasukkan 100 – 200 ml
cairan
b. Merangsang peristaltic usus dan merangsang pengeluaran feces

5
2.3 Tipe-tipe Huknah atau Enema
1. Tap Water (hipotonik)
Diberikan perlahan untuk mencegah keracunan air dan kelebihan sirkulasi
2. Normal Salin
a. 9 ml NaCl dalam 1000 ml air
b. 1 sdt garam meja dalam 500 ml air
3. Cairan Hipertonik 60 – 180 ml
Untuk klien yang tidak toleran pada cairan yang banyak
4. Cairan Sabun
Komposisi tergantung pada kondisi klien dan frekuensi enema
a. 5 ml sabun (1 sdt) + 1000 ml air hangat atau normal salin
b. 20 ml sabun dalam 1000 ml air
5. Minyak
90 – 120 ml minyak ( preparat komersial)
6. Carminative
Misalnya : MGV solution ( 30 ml Magnesium. 60 ml Gliserin, dan 90 ml air)

2.4 IndikasiPemberian Tindakan Huknah atau Enema Gliserin Pada Pasien


1. Konstipasi
2. Kebiasaan buang air besar yang tidak teratur
3. Penggunaan laxative yang berlebihan
4. Peningkatan stress psikologis
5. Impaksi feces
6. Persiapan pra operasi
7. Untuk tindakan diagnostic. Misalnya pemeriksaan neurologi
8. Pasien dengan malena
9. Pada penderita obstipasi

2.5 Kontra IndikasiPemberian Tindakan Huknah atau Enema Gliserin Pada Pasien
1. Pasien dengan diverticulitis, ulcerative colitis
2. Post operasi
3. Abortus imminens
4. Kanker rectum.

6
5. Tipus abdominalis
6. Pasien dengan gangguan fungsi jantung atau gagal ginjal , hemoroid, tumor
rectum.

2.6 Tujuan Pemberian Tindakan Huknah / Enema Gliserin


1. Menyiapkan klien untuk menjalani prosedur pemeriksaan
2. Melunakkan fases
3. Merangsang peristaltik usus dan defekasi
4. Membersihkan kolon untuk persiapan operasi
5. Terapi :
a. Mengurangi kadar Kalium yang tinggi dengan Natrium
PolystyrenSulfonate/Kayexalate enema
b. Mengurangi bakteri dengan neomicyn
6. Persiapan kolon untuk pemeriksaan diagnostik

2.7 Dampak Pemberian Tindakan Huknah


1. Dampak Positif
a. Membersihkan kolon ke bagian bawah (desenden) menjelang tindakan
operasi
b. Sebagai jalan alternatif pemberian obat
c. Menghilangkan distensi usus
d. Memudahkan proses defekasi
e. Meningkatkan mekanika tubuh
2. Dampak Negatif
a. Jika menggunakan larutan terlalu hangat akan membakar mukosa usus dan
jika terlalu dingin yang diberikan akan menyebabkan kram abdomen.
b. Jika klien memiliki control sfingter yang buruk tidak akan mampu menahan
larutan enema (Perry-Peterson. Potter- 2005)

2.7 Penatalaksanaan pada Huknah Rendah dan Tinggi


Pemberian melalui slang rectal dengan wadah enema , pada enema rendah dan
tinggi.

7
1. Persiapan Alat
a. Wadah enema (huknah)
b. Volume larutan hangat
 Dewasa : 700- 1000 ml, dengan suhu 40,5-43 0C
 Bayi : 250 -350 ml
 Toddler : 300 -500 ml
 Remaja : 500 -700 ml
(Suhu cairan yang digunakan untuk anak – anak adalah 37,70C sedang untuk
dewasa dihangatkan 40,5-430C)
c. Slang rectal dengan ujung bulat
 Dewasa : No. 22 – 30 G French (fr)
 Anak – Anak : No. 12-18 fr
d. Slang menghubungkan slang rectal ke wadah (slang irigator)
e. Klem pengatur pada slang
f. Thermometer air untuk mengukur suhu larutan
g. Pelumas larutan dalam air
h. Perlak pengalas
i. Selimut mandi
j. Kertas toilet
k. Pispot
l. Baskom, waslap dan handuk serta sabun
m. Sarung tanagan sekali pakai
n. Tiang intravena
o. Cucing
p. Disinfektan
2. Persiapan Pasien
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan pada klien dan keluarga prosedur dan tujuan tindakan ang akan
dilaksanakan
d. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
e. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas , sistematis serta tidak
mengancam,

8
f. Klien atau keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
g. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan dan perhatian serta respek
selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
h. Pasien disiapkan dalam posisi yang sesuai
3. Persiapan Lingkungan
a. Ruangan tertutup
b. Pastikan semua jendela atau pintu dalam keadaan tertutup agar privasi
terjaga
c. Pasang sekat atau sampiran
d. Gunakan selimut untuk melindungi daerah privasi pasien
4. Prosedur Pelaksanaan
Penatalaksanaan cleansing enema yang terdiri dari low enema (huknah
rendah) dan high enema (huknah tinggi ), diantaranya :
1) Jelaskan prosedur kepada klien
Mengurangi ansietas klien dan meningkatkan kerja sama prosedur
2) Tutup ruangan / tirai
Membantu privasi klien
3) Bantu klien untuk pada posisi miring ke kiri (lateral kiri) untuk huknah
rendah dan miring ke kanan untuk huknah tinggi dengan lutut kanan fleksi.
Biasanya ditempatkan pada posisi recunberg dorsal, posisikan klien dengan
sedikit control sfingter pada pispot.
Memungkinkan larutan enema mengalir ke bawah dengan bantuan gravitasi
sepanjang lengkung natural kolon sigmoid rectum, sehingga memperbaiki
retensi larutan ( klien dengan control sfingter buruk tidak akan mampu
menahan larutan enema)
4) Letakkan perlak pengalas dibawah pantat klien
Agar linen tempat tidur tidak basah
5) Selimut butuh dan ekstremitas bawah klien dengan selimut mandi, biarkan
hanya anal yang kelihatan
Mencegah pemajanan bagian tubuh yang tidak perlu dan mengurangi rasa
malu klien
6) Susun wadah enema, hubungkan slang, klem, dan slang rectal

9
Slang rectal harus cukup kecil untuk diameter anus klien, tetapi cukup besar
untuk mencegah kebocoran disekitar slang
7) Tutup klem pengatur
Mencegah kehilangan larutan awal saat ditambah ke wadah
8) Tambahkan larutan hangat kedalam air. Letakkan wadah salin normal dalam
baskom air panas sebelum menuangkan salin normal dalam baskom
kdedalam wadah enema periksa suhu larutan dengan thermometer atau
dengan meneteskan sedikit diatas pergelangan tangan sebelah dalam
Air panas dapat membakar mukosa usus sedangkan air dingin dapat
menyebabkan kram abdomen dan sulit menahan air
9) Bilas wadah, isi dengan larutan, lepaskan klem, dan biarkan larutan keluar
sampai tidak ada udara. Tempatkan dekat dengan unit tempat tidur untuk
memenuhi slang klem kembali slang
Membuang dari dalam slang dan mencegah kehilangan cairan
10) Letakkan pispot dekat dengan tempat tidur
Agar mudah untuk diambil bila klien tidak mampu menahan enema
11) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
Mengurangi tranmisi mikro organisme
12) Beri pelumas 3-4 cm pada ujung slang rectal dengan pelumas jeli
Memungkinkan insersi halus slang tanpa resiko iritasi atau trauma ada
mukosa rectal
13) Alirkan sebagian kecil cairan keluar, sepanjang slang rectal untuk
mengeluarkan udara dalam slang. Kemudian tutup kembali klem.
14) Dengan perlahan, regangkan bokong dan cari letak anus. Instrusikan klien
untuk rileks dengan menghembuskan nafas pada perlahan melalui mulut.
Dengan menghembuskan napas, relaksasi sfingter anus eksternal akan
meningkat
15) Masukkan ujung slang rectal secara perlahan dengan mengarahkannya ke
umbilicus klien. Panjang insersi beragam : 7,4- 10 cm untuk orang dewasa, 5-
7,5 cm untuk anak – anak dan untuk bayi 2,5-3,25. Tarik slang dengan segera,
jika ditemukan obstruksi

10
Insersia hati – hati mencegah trauma pada mukosa rectal akibat penusukan
slang secara tidak sengaja pada dinding. Insersi yang melebihi batas dapat
menyebabkan perforasi usus
16) Terus pegang slang sampai pengisian cairan berakhir
Kontraksi dapat menyebabkan ekspultasi rectal
17) Buka klem pengatur dan biarkan larutan masuk dengan perlahan dengan
wadah pada setinggi pinggul klien
Penginfusan cepat merangsang evakuasi dini, sebelum volume yang cukup
dapat diinfuskan
18) Naikkan wadah secara perlahan sampai pada ketinggian diatas anus (30-45
cm untuk ketinggian enema tinggi, 30 cm untuk enema rendah, dan 7,5 cm
untuk bayi). Waktu pengaliran sesuai dengan pemberian volume larutan
(missal 1 liter dalam 10 menit)
Memungkinkan penginfusan perlahan terus – meneru, sebelum volume yang
cukup diinfuskan. Jika wadah dinaikkan terlalu tinggi ,tetsan infus akan
cepat dan memungkinkan akan nyeri akibat detensi kolon.
19) Rendahkan wadah atau klem selama 30 detik, kemudian alirkan kembali
secara lebih lambat jika klien mengeluhkan kram
Penghentian sementara penginfusan adalah untuk mencegah kram.Kram
dapat menghambat klien menahan semua cairan.
20) Klem slang setelah semua larutan dialirkan
Mencegah masuknya udara ke dalam rectum
21) Letakkan lapisan tisu toilet disekitar slang pada anus dengan perlahan tarik
slang
Memberikan kenyamanan pada klien dan kebersihan
22) Jelaskan pada klien bahwa prasaan distensi adalah normal. Minta klien untuk
menahan larutan selama mungkin saat berbaring ditempat tidur (untuk bayi
atau anak dengan perlahan pegang kedua sisi pantat selama beberapa menit).
Larutan akan mendesak usus. Lamanya retensi beragam dengan tipe enema
dan kemampuan klien untuk sfingter ani. Makin ditaha, perangsangan
peristaltic dan defekasi akan lebih efektif (bayi dan anak – anak mempunyai
control sfingter yang buruk)

11
23) Bereskan wadah enema dan slang pada tempat yang telah disediakan atau
cuci secara menyeluruh dengan air hangat dan sabun bila akan digunakan
ulang
Mengontrol transmisi mikro organisme
24) Lepaskan sarung tangan dengan cara menariknya hingga terbalik dan taruh ke
dalam wadah yang telah disediakan
Posisi jongkok normal meningkatkan defekasi
25) Bantu klien ke kamar mandi atau mengatur posisi pispot
Posisi jongkok normal meningkatkan defekasi
26) Observasi feces dan larutan (peringatkan klien agar jaringan menyiram toilet
sebelum perawat menginspeksi )
Jika enema diinstruksikan “sampai bersih” , penting untuk mengobservasi
isi larutan yang dikeluarkan
27) Bantu klien sesuai kebutuhan untuk mencuci area anal dengan air hangat dan
sabun.
Isi faces dapat mengiritasi kulit. Kebersihan meningkatkan kenyamanan
klien.
28) Cuci tangan anda catat hasil enema pada catatan perawat

2.8 Persiapan Pemberian Tindakan Huknah atau Enema Gliserin Pada Pasien
1. Persiapan Alat
a. Selimut Mandi

b. Perlak pengalas

12
c. Spuit Gliserin

d. Bengkok

e. Gliserin pada mangkuk yang direndam air panas


f. Sarung tangan dua buah

g. Mangkuk

h. Sampiran
i. Kertas tisu

j. Waslap dua buah

13
k. Baskom dua buah berisi air hangat

l. Handuk

m. Sabun

2.9 Prosedur Pelaksanaan atau Cara Kerja Huknah atau Enema Gliserin Pada
Pasien
1) Jelaskan tujuan pelaksanaan dan tindakan yang akan dilakukan pada pasien atau
klien
2) Letakkan peralatan dekat dengan pasien atau klien
3) Tutup jendela atau sampiran untuk menjaga privasi pasien atau klien
4) Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
5) Ganti selimut tidur pasien atau klien dengan selimut mandi
6) Bantu pasien atau klien melepaskan pakaian bagian bawah
7) Bantu pasien atau klien memperoleh posisi miring kiri dengan lutut kanan dan
fleksi untuk pasien atau klien dewasa dan dosal recunberg untuk anak – anak dan
bayi.
8) Pasang perlak pengalas dibawah pantat pasien atau klien
14
9) Kaji suhu gliserin dengan meneteskannya pada tangan punggung anda. Suhu
gliserin seharusnya sekitar 370C – 380C
10) Isi spuit dan gliserin sekitar 10 -20 cc dan keluarkan udara dari dalam spuit
11) Setelah pasien atau klien berada dalam posisi miring atau posisi dorsal
rekumben, buka pantat pasien atau klien menggunakan tangan non dominan
dan masukkan spuit secara perlahan mengikuti arah rectum sedalam 7-10 cm
untuk dewasa, 5-7,5 untuk anak – anak dan 2,5-3,75 cm untuk bayi.
12) Masukkan gliserin secara perlahan sambil mengajukan klien untu menarik nafas
panjang dan dalam
13) Tarik spuit setelah semua gliserin masuk kedalam kolon dan letakkan dalam
bengkok

14) Bantu klien BAB dengan membantunya ke toilet atau memasan pispot dibawah
bokong
15) Bersihkan areal pariental dengan kertas tisu
16) Bersihkan areal pariental dengan waslap dan sabun, kemudian bilas dengan air
bersih
17) Keringkan areal pariental dengan handuk
18) Angkat perlak pengalas bokong
19) Lepaskan sarung tangan
20) Bantu klien mengenakan pakaiannya kembali
21) Ganti selimut mandi klien dengan selimut tidur
22) Ganti lien tempat tidur jika kotor
23) Bantu klien memperoleh posisi yang nyaman
24) Buka sampiran atau jendela
25) Kembali kenakan sarung tangan dan bersihkan pispot
26) Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
27) Dokumentasikan warna, bau konsistensi feces dan adanya distensi abdomen

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Enema atau Huknah adalah memasukkan /airan sabun yang hangat melaui anus
rektumsampai kedalam kolon desenden dan asenden. Fungsinya adalah untuk
mengeluarkanfeses dan flatus. Huknah dapat diklasifikasikan ke dalam empat
golongan menurut cara kerjanya : cleansing (membersihkan), carminatie (untuk
mengobati flakulance), retensi (menahan) dan mengembalikan aliran. Dua jenis dari
cleaning anema adalahhigh enema ( huknah tinggi ) dan low enema ( huknah rendah ).
Indikasi huknah, yaitu :
1. Konstipasi
2. Kebiasaan buang air besar yang tidak teratur
3. Pengunanan laxative yang berlebihan
4. Impakasi feses
5. Kebiasaan buang air besar yang teratur
6. Persiapan pra-operasi
7. Untuk tindakan diagnostik, misalnya pemeriksaan neurologi
8. Pasien dengan malena

3.2 Kritik dan Saran


Dalam penulisan makalah ini, penulis sangat yakin masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Dleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saranagar makalah ini menjadi lebih baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Jannah. (2014). Makalah Huknah. [Online]. Tersedia di :


https://www.scribd.com/doc/248196978/Makalah-Huknah-Pat [10 Oktober 2016]
2. PSIK-FKp Unair. (2015). Enema/Huknah/Klisma.[Online]. Tersedia di :
https://www.scribd.com/doc/49941525/HUKNAH [10 Oktober 2016]
3. John. (2016). Huknah Tinggi dan Huknah Rendah. [Online]. Tersedia di :
https://www.scribd.com/doc/307916649/Huknah-Tinggi-Dan-Huknah-Rendah [10
Oktober 2016]
4. Rice, Lynette. (2016). Huknah Gliseri. [Online]. Tersedia di :
https://www.scribd.com/doc/243506744/HUKNAH-GLISERI-KHAIRUNNISA-
docx [10 Oktober 2016]

17

Anda mungkin juga menyukai