FARMER AREA (KRPL) IN PEKANBARU CITY, RIAU PROPVINCE
ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN PETANI KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI KOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU
Leo Amran1), Eliza2), Suardi Tarumun2)
Hp: 085271711409; E-mail: leoamran@rocketmail.com
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Riau
Jln. HR. Soebrantas KM 12,5, Kampus Bina Widya, Simpang Baru, Pekanbaru, Riau, 28293
ABSTRACT
Sustainable food home area (KRPL) is goverment program to increasing of
consume of society food with basis of farmer addition income. The porpose of this research is to analysis farming income of KRPL in Pekanbaru city and to analysis farming revenue contribution of KRPL yard to ward house hould income in Pekanbaru city. The metodh used to taking of the sample is proportional random sampling. Total of sample in this research area 17 sample of KRPL. The data analysis used in this research area farming analysis and farming revenue contribution analysis toward income house hould. Toal revenue of KRPL farming yard is Rp.2.568.000 per plant seasen or Rp.151.059 per farmer. Contribution average has given KRPL program to member of KRPL income in Pekanbaru city 2% or Rp.50.773 per farmer.
1. Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas pertanian
2. Dosen Pembimbing Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016 PENDAHULUAN ramah lingkungan dan dirancang Laju pertumbuhan penduduk untuk ketahanan serta kemandirian yang tinggi dan pembangunan yang pangan, (ii) diversifikasi pangan semakin pesat mengakibatkan berbasis sumberdaya lokal, (iii) banyak lahan pertanian produktif konservasi sumberdaya genetik beralih fungsi menjadi lahan pangan (tanaman, ternak, ikan), (iv) pemukiman dan industri yang menjaga kelestariannya melalui menyebabkan penggunaan lahan kebun bibit desa dan (v) peningkatan untuk usahatani semakin lama pendapatan serta kesejahteraan semakin kecil. Kebanyakan petani masyarakat (Kementrian Pertanian sekarang hanya memiliki lahan 2012). pertanian kurang dari satu hektar Tujuan dari penelitian ini yang sering disebut sebagai petani adalah menganalisis pendapatan kecil. Petani yang memiliki lahan usahatani pekarangan Kawasan kecil tersebut berupaya melakukan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di berbagai hal dalam usahatani agar Kota Pekanbaru dan menganalisis dapat menambah produksi sehingga kontribusi penerimaan usahatani diharapkan mampu meningkatkan terhadap pendapatan rumah tangga di pendapatan. Usaha peningkatan Kota Pekanbaru. pendapatan yang dilakukan oleh petani salah satunya adalah dengan METODE PENELITIAN usahatani pola diversifikasi. Tempat dan Waktu Penelitian Diversifikasi pertanian adalah Penelitian dilaksanakan di usaha penganekaragaman jenis usaha Kota Pekanbaru, terdapat lima atau tanaman pertanian untuk kelurahan yaitu: (i) Kelurahan Palas, menghindari ketergantungan pada (ii) Kelurahan Limbungan, (iii) salah satu hasil pertanian. Kelurahan Kulim, (iv) Kelurahan Diversifikasi pertanian dapat Tuah Karya dan (v) Kelurahan Sago dilakukan dengan memperbanyak Provinsi Riau. Alasan pemilihan jenis kegiatan pertanian, misalnya lokasi penelitian yaitu dengan pada suatu lahan selain ditanam mempertimbangkan kelima daerah jagung juga ditanam padi ladang tersebut telah menjalankan program (Kementrian Pertanian, 2012). Kawasan Rumah Pangan Lestari Pemerintah sangat berperan (KRPL) pada tahun 2013 hingga saat penting dalam meningkatkan ini. Penelitian terhitung dari bulan kesejahteraan masyarakat, yaitu November 2014 sampai dengan dengan membuat program-program bulan Juli 2015 yang meliputi yang berbasis mensejahterakan penyusunan proposal, pengumpulan masyarakat. Berbagai program yang data dan pengolahan data serta dicanangkan oleh pemerintah pusat penulisan skripsi. maupun pemerintah daerah dalam mensejahterakan masyarakat. Salah Metode Pengambilan Sampel dan satunya program pemerintah yang Data dibuat pada tahun 2012, yaitu Penelitian ini dilaksanakan program Kawasan Rumah Pangan dengan metode survei, pengambilan Lestari (KRPL). sampel dilakukan dengan cara Prinsip dasar KRPL adalah: proportional random sampling yaitu (i) pemanfaatan pekarangan yang pengumpulan data dalam penelitian
Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016
dilakukan secara acak dimana setiap Penyuluhan Pertanian di Kota unit penelitian dari populasi Pekanbaru dan instansi-instansi memiliki kesempatan untuk dipilih lainnya yang dapat membantu untuk sebagai sampel. Sampel pada ketersedian data. penelitian yaitu anggota kelompok yang mengikuti program Kawasan Analisis Data Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Metode analisis data yang Kota Pekanbaru. Jumlah populasi digunakan untuk mencapai tujuan kawasan rumah pangan lestari di penelitian antara lain, adalah: Kota Pekanbaru sebanyak lima kelompoktani dengan jumlah a. Analisis Biaya Total anggota sebanyak 162 orang. Analisis biaya total digunakan Pengambilan sampel dalam untuk menghitung biaya-biaya yang penelitian yaitu 10% dari setiap digunakan oleh petani dalam proses kelompoktani, karena data pada produksi (Soekartawi 1995). lokasi penelitian merupakan data homogen. Data homogen merupakan TC = TFC + TVC kesamaan data yang diperoleh dilapangan seperti: kesamaan jenis Keterangan: tanaman (tanaman sayuran), jumlah TC : Total cost (Rp/musim tanam) bantuan yang diberikan dan jumlah TFC : Total fixed cost (Rp/musim tanaman per polibag. Menurut Nazir tanam) dalam Heriyanto (2007), jika jumlah TVC : Total variabel cost sampel pada setiap kelompok sudah (Rp/musim tanam) relatif homogen pengambilan sampel sebesar 10% sudah dapat mewakili b. Analisis Biaya Penyusutan populasi. Jumlah sampel dalam Analisis biaya penyusutan penelitian ini adalah sebanyak 17 dihitung untuk melihat besarnya nilai sampel. penyusutan alat dan media tanam Pengambilan data dalam yang digunakan petani dalam penelitian ini menggunakan data usahatani. Rumus penyusutan primer dan data skunder. Data primer menurut Soekartawi, (1995) berikut: merupakan data yang diperoleh secara langsung dari narasumber Nb − Ns BP = dengan cara wawancara langsung BP N kepada petani Kawasan Rumah Keterangan: Pangan Lestari (KRPL) dengan Nb : Nilai pembelian (Rp) menggunakan kuesioner yang Ns : Nilai sisa (20%) diberikan. Data primer meliputi: N : Umur ekonomis (Tahun) identitas petani (umur, pendidikan, pengalaman berusahatani dan jenis c. Analisis Penerimaan Usahatani kelamin), faktor produksi dan Penerimaan usahatani pekarangan sumber pendapatan rumah tangga. KRPL dihitung dengan rumus Data sekunder merupakan data yang menurut Soekartawi, (1995) berikut. diperoleh dari literatur-literatur yang relevan dengan penelitian seperti TR = P x Q buku, majalah pertanian, internet, Dinas Badan Ketahanan Pangan dan
Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016
Keterangan: f. Analisis Pendapatan Kerja TR : Penerimaan (Rp/musim tanam) Keluarga. P : Harga (Rp) Analisis pendapatan kerja Q : Jumlah produksi (Kg dan ikat) keluarga digunakan untuk menghitung besarnya sumbangan d. Analisis Biaya Tenaga Kerja tenaga kerja terhadap kegiatan Analisis biaya tenaga kerja produksi usahatani. Rumus merupakan perhitungan upah tenaga pendapatan kerja keluarga menurut kerja pada usahatani pekarangan Soekartawi, (1995) berikut: Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Kota Pekanbaru dengan PKK = π + TKDK + FC satuan kerja HKW (hari kerja wanita). Rumus HKW diasumsikan Keterangan: sebagai berikut: PKK : Pendapatan kerja keluarga (Rp) ∑W Π : Pendapatan usahatani (Rp) HKW = x ∑TK x ∑n x U 8 TKDK : Tenaga kerja dalam keluarga Keterangan: FC : Fix cost (Rp) HKW: Hari kerja wanita. ∑W : Lamanya waktu bekerja g. Analisis Kontribusi Usahatani (jumlah jam kerja per hari) Pekarangan KRPL 8 : Standar jam kerja per hari Kontribusi penerimaan dari (jam) usahatani KRPL terhadap ∑n : Jumlah kegiatan tanaman pendapatan rumah tangga dapat (penanaman, pemupukan, diketahui dengan menggunakan panen dll) ∑TK : Jumlah volume tenaga kerja rumus menurut Suratiyah, (2003) U : Upah tenaga kerja (Rp/hari) berikut: 𝑃𝑑 e. Analisis Keuntungan 𝐾= 𝑥 100% Analisis keuntungan digunakan 𝑇𝑃𝑑 untuk melihat berapa besar Keterangan: keuntungan yang diperoleh dari K : Kontribusi penerimaan dari kegiatan usahatani pekarangan program (%) Kawasan Rumah Pangan Lestari Pd : Penerimaan usahatani (KRPL). Keuntungan yang diperoleh pekarangan Kawasan Rumah petani dihitung dengan rumus Pangan Lestari menurut Soekartawi (1995) berikut: (KRPL) program (Rp/bulan) TPd : Total pendapatan rumah 𝜋: 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶 tangga (Rp/bulan) Keterangan: π : Keuntungan (Rp) TR : Total keuntungan (Rp) TC : Total biaya (Rp)
Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016
HASIL DAN PEMBAHASAN dan biaya yang digunakan oleh Identitas Rumah Tangga Petani petani berdasarkan harga pasar di Sampel Kota Pekanbaru (biaya riil). Rincian Responden yang menjadi biaya produksi yang disubsidi objek penelitian adalah anggota maupun yang riil dapat dilihat pada kelompoktani Kawasan Rumah Tabel 1 berikut: Tabel 1. Rincian Biaya Usahatani Pekarangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dari Subsidi dan Riil di Kota Pekanbaru Selama Satu Kali Musim Tanam. Biaya Usahatani Subsidi Biaya Usahatani Riil (Rp/17 petani) (Rp/17 petani) 1. Biaya Variabel 5.314.957 1.892.500 a. Bibit 1.449.821 1.288.500 b. Pupuk 2.569.175 352.000 c. Pestisida 1.295.961 252.000 2. Biaya Tetap 517.164 504.760 a. Peny. Parang 28.333 28.333 b. Peny. Cangkul 56.667 56.667 c. Peny. Ember 68.000 68.000 d. Peny. Sprayer 51.000 51.000 e. Peny. Rak 259.960 259.960 f. Peny. Polibag 53.204 40.800 Jumlah 5.832.121 2 .397.260 Pangan Lestari (KRPL) pada tahun 2013, yang terdiri dari lima Tabel 1 menggambarkan kelompoktani yang tersebar di lima biaya usahatani perkarangan KRPL kelurahan yang ada di Kota di Kota Pekanbaru. Total biaya Pekanbaru. Identitas yang diamati usahatani berdasarkan biaya subsidi yaitu semua hal yang berkaitan sebesar Rp.5.832.121, terdiri dari dengan petani KRPL seperti: tingkat biaya tidak tetap sebesar umur, tingkat pendidikan, jumlah Rp.5.314.957 dan biaya tetap sebesar tanggungan, dan jenis kelamin serta Rp.517.164. Biaya usahatani lama menjadi anggota. berdasarkan biaya riil sebesar Rp.2.430.260, terdiri dari biaya tidak Analisis Biaya Usahatani KRPL tetap sebesar Rp.1.925.500 dan biaya Biaya produksi adalah biaya tetap sebesar Rp.504.760. yang digunakan dalam proses Biaya usahatani pekarangan produksi usahatani pekarangan KRPL yang disubsidi lebih besar KRPL di Kota Pekanbaru selama dibandingkan dengan biaya usahatani satu kali musim tanam. Biaya yang riil dikarenakan biaya subsidi produksi dapat dibagi menjadi dua merupakan biaya yang dianggarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak oleh pemerintah berdasarkan tetap. proyeksi harga proyek, sedangkan Sumber biaya pada penelitian biaya riil merupakan biaya yang dibagi menjadi dua yaitu biaya dari diproyeksikan berdasarkan harga bantuan pemerintah (biaya subsidi) pasar dilokasi penelitian.
Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016
Tanaman cabai rawit merupakan Analisis Biaya Riil Usahatani tanaman yang memiliki penerimaan KRPL panen tertinggi yaitu sebesar Total biaya usahatani yang Rp.1.259.500 per musim tanam. riil dalam kegiatan usahatani Tanaman yang memiliki penerimaan pekarangan Kawasan Rumah Pangan panen rendah adalah tanaman kacang Lestari (KRPL) di Kota Pekanbaru panjang yaitu sebesar Rp.17.500 per selama satu kali musim tanam adalah musim tanam. Tinggi rendahnya Rp.2.899.108. Rincian biaya penerimaan panen pada tanaman usahatani yang digunakan dapat tersebut dipengaruhi oleh harga dan Tabel 2. Rincian Biaya Riil Usahatani Pekarangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Kota Pekanbaru Selama Satu Kali Musim Tanam. Biaya Produksi Jumlah Biaya (Rp/17 petan) 1. Biaya Variabel 2.361.348 a. Biaya Bibit 1.288.500 b. Biaya Pupuk 352.000 c. Biaya Pestisida 252.000 d. Biaya Tenaga Kerja 468.848 2. Biaya Tetap 504.760 a. Polibag 40.800 b. Cangkul 56.667 c. Parang 28.333 d. Ember 68.000 e. Sprayer 51.000 f. Rak Tanaman 259.960 Total 2.866.108 dilihat pada Tabel 2 berikut: jenis tanaman, tanaman cabai rawit Berdasarkan Tabel 2 dapat dan cabai merah memiliki harga jual diketahui bahwa total biaya yang yang tinggi yaitu Rp.55.000/Kg dan dikeluarkan selama satu kali musim Rp.75.000/Kg. tanam untuk biaya tidak tetap sebesar Rp.2.361.348 dan total biaya yang Pendapatan Usahatani KRPL dikeluarkan untuk biaya tetap Pendapatan usahatani KRPL sebesar Rp.2.866.108. Biaya adalah pendapatan kerja keluarga usahatani tersebut berbeda dengan dimana pendapatan tersebut dihitung biaya usahatani pada tabel 1 karena dengan menjumlahkan nilai biaya usahatani yang riil tidak keuntungan ditambah dengan biaya memasukkan biaya tenaga kerja tenaga kerja dan biaya penyusutan. dalam keluarga. Rincian pendapatan usahatani pekarangan KRPL selama satu kali Penerimaan Usahatani KRPL musim tanam dapat dilihat pada Penerimaan dari usahatani Tabel 3 berikut. pekarangan Kawasan Rumah Pangan Lestari merupakan penerimaan yang diperoleh dari hasil produksi panen yang dikalikan dengan harga jual.
Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016
Tabel 3. Rincian Pendapatan Usahatani Pekarangan KRPL di Kota Pekanbaru Selama Satu Kali Musim Tanam. Pendapatan Usahatani KRPL Keterangan Biaya Subsidi Biaya Riil (Rp/17 petani) (Rp/petani) (Rp/17 petani) (Rp/petani) Biaya Usahatani 5.832.121 343.066 2.397.260 141.015 Penerimaan Usahatani 2.568.000 151.059 2.568.000 151.059 Keuntungan Usahatani (3.264.121) (192.007) 170.740 10.044 Pendapatan Kerja Keluarga (2.278.109) (134.006) 1.144.348 67.315 Tabel 3 menunjukkan bahwa pendapatan usahatani pekarangan Pendapatan Rumah Tangga KRPL selama satu kali musim tanam Pendapatan yang dimaksud yang diperoleh dari biaya subsidi dalam penelitian adalah setiap lebih rendah dibandingkan dengan aktifitas usaha maupun bukan usaha pendapatan yang diperoleh dari biaya yang memberikan penerimaan riil, perbedaan tersebut disebabkan keuangan bagi rumah tangga oleh biaya produksi. Biaya produksi umumnya memiliki dua hingga yang subsidi lebih besar dari biaya empat sumber pendapatan. Sumber produksi yang riil, besarnya biaya pendapatan tersebut dapat berupa subsidi dikarenakan biaya tersebut pendapatan dari usahatani dianggarkan oleh pemerintah yang pekarangan KRPL dan pendapatan diproyeksikan dengan harga proyek dari luar usahatani seperti sedangkan biaya riil diproyeksikan pendapatan suami, pendapatan istri dengan harga pasar. dan pendapatan lainya (kiriman anak, Berdasarkan dari perbedaan kebun, pedagang, kontrakan dan lain proyeksi harga tersebut biaya lain). usahatani dari subsidi sebesar Menurut Fazri (2012) sumber Rp.343.066 per petani, keuntungan pendapatan rumah tangga sangat sebesar (Rp.192.007) per petani bervariasi, variasi tersebut tidak sehingga diperoleh pendapatan kerja hanya disebabkan oleh faktor potensi keluarga sebesar (Rp.134.006) per daerah saja, melainkan karakteristik petani, sedangkan biaya usahatani rumah tangga. Aksebilitas ke daerah yang riil sebesar Rp.142.956 per perkotaan yang merupakan pusat petani, keuntungan Rp.8.102 per kegiatan ekonomi sering kali petani dan pendapatan kerja keluarga menjadi faktor dominan terhadap sebesar Rp.65.373 per petani. variasi struktur pendapatan suatu Artinya kegiatan usahatani dengan rumah tangga. Data mengenai menggunakan biaya dari subsidi sumber pendapatan rumah tangga mengalami kerugian sebesar dari usahatani maupun dari luar (Rp.192.007) per petani, sedangkan usahatani dapat dilihat pada Tabel 4 biaya usahatani yang riil sebesar berikut. Rp.142.956 per petani, keuntungan Rp.8.102 per petani dan pendapatan kerja keluarga sebesar Rp.65.373 per petani. Artinya kegiatan usahatani dengan menggunakan biaya subsidi mengalami kerugian sebesar (Rp.192.007) per petani.
Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016
Tabel 4. Distribusi Sumber Pendapatan Rumah Tangga dari Usahatani dan Luar Usahatani Pekarangan KRPL di Kota Pekanbaru Selama Satu Bulan. Sumber Pendapatan RT Pendapatan RT No Pendapatan (Rp/Bulan) (Rp/petani/bulan) 1 Suami 37.450.000 2.202.941 2 Istri 10.500.000 617.647 3 Penerimaan Usahatani KRPL 863.133 50.733 4 Pendapatan Lainnya 4.960.000 291.765 Jumlah 55.478.000 3.263.412 Berdasarkan Tabel 4 dapat menurut Suratiyah (2003) seperi diketahui bahwa Pendapatan suami berikut. merupakan kontribusi pendapatan yang tertinggi terhadap pendapatan Pd Kontribusi (%) = TPd x 100% rumah tangga yaitu sebesar 863.133 Rp.37.450.000 per bulan atau Kontribusi (%) = 55.478.000 x 100% Rp.2.202.941 per petani dan yang Kontribusi (%) = 2% terendah adalah pendapatan pekarangan KRPL yaitu sebesar Rata-rata kontribusi yang Rp.863.133 per bulan atau Rp.50.733 diberikan oleh program KRPL per petani. Kontribusi yang rendah terhadap pendapatan rumah tangga membuktikan bahwa usahatani selama satu bulan yaitu sebesar 2% pekaragan KRPL merupakan sumber atau Rp.50.773 per petani. pendapatan sampingan, meskipun Kontribusi usahatani pekarangan rendah pendapatan dari usahatani tersebut tergolang rendah, kriteria ini tersebut mampu mengurangi diambil menurut petty (2010), pengeluaran konsumsi sayur-sayuran dimana jika kontribusi pendapatan rumah tangga. usahatani <25%, pendapatan rumah tangga petani dikategorikan sangan Kontribusi Penerimaan Usahatani rerndah KRPL Tanaman cabai rawit dan Implementasi KRPL di Kota cabai merah mempunyai kontribusi Pekanbaru telah mampu memberikan yang tinggi terhadap pendapatan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga yaitu sebesar rumah tangga, meskipun kontribusi Rp.251.900 per musim tanam atau tersebut tidak besar namun secara Rp.14.818 per petani dan tanaman keseluruhan program Kawasan cabai merah sebesar Rp.78.000 per Rumah Pangan Lestari (KRPL) telah musim tanam atau Rp.4.588 per mampu mengurangi pengeluaran petani. Besarnya kontribusi usahatani biaya konsumsi terutama terhadap pekarangan tersebut adalah pengeluaran konsumsi sayur-sayuran kontribusi pendapatan dari hasil tingkat rumah tangga. Besarnya produksi usahatani pekarangan kontribusi pendapatan yang KRPL yang dikalikan dengan harga diberikan dari usahatani pekarangan jual. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) terhadap penambahan pendapatan rumah tangga dapat dihitung menggunakan rumus
Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016
KESIMPULAN DAN SARAN Saran Kesimpulan Saran yang dapat diberikan Berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut: petani didapat kesimpulan sebagai berikut: pekarangan Kawasan Rumah Pangan 1. Total penerimaan usahatani Lestari (KRPL) sebaiknya lebih pekarangan KRPL adalah mengoptimalkan lahan perkarangan Rp.2.568.000 per musim tanam rumah dengan cara melakukan atau Rp.151.059 per petani. penambahan jumlah rak tanaman dan Tanaman cabai rawit dan cabai jumlah polibag tanaman agar merah memiliki pendapatan produksi dari usahatani pekarangan yang tertinggi yaitu sebesar KRPL dapat ditingkatkan. Rp.1.259.500 per musim tanam dan Rp.390.000 per musim DAFTAR PUSTAKA tanam. Biaya usahatani Fazri, S. 2012. Struktur dan pekarangan Kawasan Rumah Distribusu Pendapatan pada Pangan Lestari yang disubsidi Keluarga Miskin di Desa lebih besar dibandingkan dengan Bunga Raya Kecamatan biaya usahatani yang riil, biaya Bunga Raya Kabupaten Siak. usahatani subsidi sebesar Skripsi Fakultas Pertanian Rp.5.832.121 per musim tanam Universitas Riau. Pekanbaru. atau Rp.343.066 per petani, Heriyanto. 2007. Distribusi sedangkan biaya usahatani yang Pendapatan dan Pola riil sebesar Rp.2.397.260 per Pengeluaran Rumah Tangga musim tanam atau Rp.111.324 Masyarakat Nelayan Desa per petani. Pendapatan kerja Penaga Kecamatan Teluk keluarga usahatani pekarangan Bintan Kabupaten Bintan KRPL berdasarkan biaya subsidi Provinsi Kepulauan Riau. sebesar (Rp.134.006) per petani Pekanbaru. Jurusan dan berdasarkan biaya riil Agribisnis Universitas Riau. sebesar Rp.67.315 per petani. Petty, Z. 2010. Kontribusi Komoditi 2. Rata-rata kontribusi yang Kopra Terhadap Pendapatan diberikan program KRPL Rumah Tangga Tani DI terhadap pendapatan anggota Kabupaten Halmahera kelompok KRPL di Kota Utara. Politeknik Pertanian Pekanbaru adalah sebesar 2% Halmahera Utara. Tobelo. atau Rp.50.773 per petani. Soekartawi, 1995. Analisis Kontribusi tersebut berupa Usahatani. Universitas penghematan konsumsi sayuran Indonesia (UI-Press). Jakarta. rumah tangga. Kontribusi Suratiyah, K. 2003. Usaha Tani. sumber pendapatan rumah tangga adalah pendapatan suami, Diktat. Diterbitkan untuk pendapatan istri, pendapatan Kalangan Sendiri. Program usahatani pekarangan KRPL dan Studi Agribisnis. Skripsi pendapatan lainnya (kiriman Jurusan Sosial Ekonomi anak, kebun, pedagang, Pertanian Fakultas Pertanian kontrakan dan kantin sekolah). UGM. Yogyakarta.