Kimia- Halogen
Fluorin, Klorin, Bromin, Iodin, dan Astatin
Ahda Azalia - Lidya Lina – Rossimylen Sutoyo – Vanny Andriani - Veronita
Tahun Ajaran
2012/2013
XII IPA 7
HALOGEN
2. Klorin (Cl)
Klorin pertama kali ditemukan oleh Scheele pada tahun 1774 dan
selanjutnya pada tahun 1810, nama klorin diberikan oleh Davy. Keberadaan
klorin berupa fase gas, berwarna kuning kehijauan, dapat larut dalam air, dan
mudah bereaksi dengan unsur lain. Di alam, senyawa klorin sering ditemukan
dalam bentuk NaCl, KCl, MgCl2, dan CaCl2.
Sama seperti Nama Nomor
fluorin, klorin di Konfigurasi Elektron
Unsur Atom
dapat dengan cara
Klorin (Cl) 17 [Ne] 3s2 3p5
elektrolisis. Sumber
utama yang digunakan untuk mendapatkan klorin yaitu NaCl dalam bentuk air
laut dan garam batu. Reaksi pengelektrolisisan klorin dapat dituliskan sebagai
berikut
2NaCl(aq) + 2H2O(l) → H2(g) + Cl2(g) + 2NaOH-(aq)
Klorin yang di dapat dari pengelektrolisisan selanjutnya akan
dimanfaatkan bagi aktivitas manusia. Klorin dapat dijadikan bahan baku
pembuatan plastik PVC (CH2CHCL), klorin dalam bentuk NaOCl dapat
dijadikan pemutih pakaian, antiseptik, dan sterilisasi botol bayi, dan klorin
dapat dijadikan pembunuh bakteri dalam bentuk HCl dan HOCl. Berikut reaksi
klorin sebagai pembunuh bakteri
Cl2(aq) + H2O(l) ↔ HCl(aq) + HOCl(aq)
Namun perlu diperhatikan bahwa klorin
dapat menggangu pernafasan, merusak
selaput lendir, dan apabila dalam wujud
cahaya dapat membakar kulit.
3. Bromin (Br)
Penemu bromin adalah Balard pada
tahun 1826. Bromin ditemukan dalam
wujud cait berwarna coklat kemerahan, agak mudah menguap, uapnya
berwarna merah, berbau tidak enak, dan dapat mengiritasi mata dan
kerongkongan. Selain itu, bromin juga mudah larut dalam air dan CS2
membentuk larutan kemerahan dengan sifat lebih aktif daripada iodium.
Keberadaan
Nama Nomor
bromin di alam Konfigurasi Elektron
Unsur Atom
sering ditemukan
Bromin (Br) 35 [Ar] 3d10 4s2 4p5
dalam bentuk
senyawa logam bromida yang berada pada air laut, endapan garam, dan air
mineral. Untuk mendapatkannya, digunakan cara elektrolisis dengan
memanfaatkan air laut sebagai sumber utama dan klorin untuk mengoksidasi
Br- menjadi Br2. Berikut persamaan reaksinya
2Br-(aq) + Cl2(g) 2Cl-(aq) + Br2(g)
Untuk pengaplikasiannya, bromin
seringkali dimanfaatkan sebagai alat bantu
kesehatan dan campuran bensin. Bromin
dalam bentuk AgBr akan sangat sensitif
terhadap cahaya, sehingga bromin akan
dimanfaatkan dalam film fotografi dan sinar
X. Di samping itu, senyawa bromin dapat
diaplikasikan pada pestisida, obat-obatan,
dan pembuatan plastik. Bromin juga dapat dimanfaatkan sebagai pengikat
timbale (Pb) dalam bensin agar tidak melekat pada mesin dalam bentuk
C2H4Br2 (etilenbromida).
4. Iodin (I)
Iodin pertama kali ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Iodin
merupakan senyawa non-logam dengan fase padatan berwarna hitam kebiruan.
Sifat iodine sendiri antara lain dapat menguap dalam temperatur biasa dan
membentuk gas keunguan berbau tidak enak.
Di alam, Nama Nomor
iodin dapat Konfigurasi Elektron
Unsur Atom
ditemukan dalam 53 [Kr] 4d10 5s2 5p5
Iodin (I)
senyawa natrium
iodat (NaIO3) dan air laut. Untuk mendapatkan iodin, juga dapat dilakukan
dengan cara elektrolisis dengan sumber utama NaIO3 dibantu klorin untuk
mengoksidasi ion I- menjadi I2. Berikut persamaan reaksinya
2I-(aq) + Cl2(g) → 2Cl-(aq) + I2(g)
Dalam pengaplikasiannya, iodin sering kita
temukan sebagai obat-obatan, bumbu dapur, dan
teknologi kesehatan. Iodin dalam konsentrasi yang
tidak terlalu banyak dapat dijadikan antiseptik pada
luka, dijadikan garam dapur pencegah penyakit
gondok dan keterbelakangan mental dalam bentuk
NaI, NaIO3, KI, dan KIO3, dan dijadikan filter
cahaya pada kacamata hitam. Namun perlu
diperhatikan, iodin dalam fase kristal dapat melukai
kulit dan uapnya dapat melukai mata dan selaput
lendir.
5. Astatin (At)
Astatin merupakan unsur non-logam radioaktif pertama yang dibuat oleh
Dale R. Corson, Kenneth Ross Mackenzie, dan Emillio Segre pada tahun 1940.
Sifat senyawa astatin dapat membentuk senyawa antar halogen seperti AtI,
AtBr, dan AtCl. Selain itu, astatin juga memiliki waktu hidup tersendiri di
dunia karena dapat meluruh dalam hitungan menit dan di antara unsur halogen
lainnya, astatinlah yang paling tidak reaktif.
Astatin pada Nama Nomor
alam dapat Konfigurasi Elektron
Unsur Atom
ditemukan di kerak Astatin (At) 85 [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p5
bumi dengan
jumlah yang sangat sedikit, sekitar 30 gram. Untuk mendapatkannya, isotop
Bismuth (Bi) akan ditembak dengan partikel alfa atau helium sehingga
terbentuklah astatin. Cara ini disebut dengan cara radiasi, astatin yang
dihasilkan dari proses ini akan bersifat radioaktif dan memiliki waktu hidup
yang terbilang pendek. Sehingga
setelah didapatkan, sebaiknya astatin
digunakan secepatnya. Untuk
pengaplikasiannya, astatin tidak
dapat dimanfaatkan secara komersil.
Hal ini dikarenakan sifatnya yang
radiokatif dan berwaktu hidup
pendek.
Dari kelima unsur halogen di atas, masing-masing memiliki sifat yang berbeda-
beda namun beberapa saling berhubungan. Sifat yang pertama adalah sifat fisis
halogen. Sifat fisis halogen akan dipengaruhi oleh sifat atomik halogen dan struktur
unsur halogennya. Berikut penjabarannya Unsur Jari-jari
1. Sifat atomik halogen atom (pm)
Sifat atomik halogen meliputi jari- Fluorin 133 makin
jari atom, energi ionisasi, nilai Klorin 180 besar
keelektronegatifan, dan afinitas Bromin 195
elektron. Nilai jari-jari atom pada Iodin 215
unsur halogen dari unsur fluorin ke Astatin -
astatin akan bertambah. Hal ini dikarenakan makin kebawah unsur pada
golongan, maka makin besar nomor atomnya. Nomor atom yang bertambah ini
akan membuat unsur makin banyak kulit elektronnya. Adanya pertambahan
kulit elektron akan mempengaruhi jarak antara inti atom dan kulit terluar atom
tersebut. Jarak antara inti atom dan kulit terluar inilah yang disebut dengan jari-
jari.
Adanya pertambahan jari-jari Unsur Energi
atom dari fluorin ke astatin akan ionisasi
mengimbas pada energi ionisasi unsur (kJ/mol)
Sifat ketiga unsur halogen adalah sifat karakteristiknya yang meliputi daya
oksidasi halogen dan daya reduksi ion halida. Daya oksidasi merupakan kemampuan
atom untuk menyerap atau mengoksidasi elektron dari atom lain. Sedangkan daya
reduksi ion merupakan kemampuan atom untuk melepas atau tereduksi elektronnya.
Untuk mengetahui kedua daya tersebut, dibutuhkan peninjauan potensial reduksi
standar atau Eo. Makin positif nilai Eo, maka makin besar daya oksidasi dan makin
kecil daya reduksi elektronnya. Adanya nilai Eo yang positif juga mengindikasikan
adanya reaksi oksidasi dan reduksi berlangsung spontan, dan sebaliknya.
Reaksi ini akan berlangsung hebat karena air akan terbakar dalam fluorin.
Selain itu, juga ada reaksi halogen dengan air melalui reaksi disproporsionasi
yang akan membentuk senyawa oksahalogen dan asam halida. Berikut
reaksinya
dengan X sebagai pengganti dari klorida,
bromin, dan iodin
4. Reaksi halogen dengan basa
Reaksi ini akan membentuk senyawa halida yang mengalami
disproporsionasi sehingga membentuk senyawa oksihalogen. Contoh dari
reaksi ini adalah
fluorin bereaksi dengan
basa membentuk oksigen
difluorida dan ion florida.
dengan X berupa klorin,
bromin, dan iodin yang
membentuk ion hipohalit
dan ion halida.
Ion hipohalit yang telah terbentuk dalam reaksi di atas akan mengalami
disproporsionasi sehingga membentuk ion halat dan ion halida.
Selain itu, reaksi dengan perumusan lain juga dapat terjadi pada unsur halogen
pada klorin, bromin, iodin, dan astatin. Berikut persamaannya